• Tidak ada hasil yang ditemukan

يِذَّلا )

B. Penyajian dan Analisis Data

2) Jilid II

Sebagaimana tercantum dalam buku jilid 2102, petunjuk mengajar buku ini disebut bahwa:

a) Buku jilid dua ini dilengkapi dengan pelajaran makhraj, ilmu tajwid dan mengulang pelajaran tambahan angka Arab dan huruf-huruf awal surat. Peserta didik akan dapat membedakan makhraj dengan baik jika dibimbing oleh guru yang baik.

b) Peserta didik akan hafal dengan sendirinya jika guru tidak pernah lupa menenyakan nama-nama ilmu tajwid yang telah diajarkan.

Pertanyaan dilakukan setiap proses pembelajaran.

c) Pelajaran huruf-huruf awal surat dibaca apa adanya (tidak dibaca mad). Pelajaran ini hanya sekedar pengenalan saja. Adapun bacaan sempurna akandipelajari di buku jilid III.

d) Mengajarkan angka Arab dan membaca huruf seperti mengajarkan jilid I.

e) Setiap hari satu halaman, melainkan jika peserta didik mampu menguasai dengan baik boleh lebih dari satu halaman surat.

Berikut ini merupakan tabel materi pelajaran dan cara mengajar buku qiraati jilid 2:

102 Dahlan Salim Zarkasy, Qiraati untuk usia sekolah menengah dan dewasa, kaidah praktis membaca Al-Qur’an jilid 2 (Selangor: Muhammad Masruh Ahmad, 2011), i.

Tabel 4.8

Materi Pelajaran Buku Jilid 2

Materi Pelajaran Cara Mengajar

Bacaan mad thabi’i 1. Cara mengajar jilid 2 ini tidak berbeda dengan mengajar qiraati jilid 1, perbedaannya hanya jika pada jilid 1 menekankan bacaan pendek, sedangkan pada jilid 2 peserta didik harus dapat membedakan mana yang harus dibaca panjang dan mana yang harus dibaca pendek.

2. Pada bacaan panjang ini sebaiknya guru berusaha dengan memberi contoh bacaan dengan irama/tartil.

Bacaan huruf berharakat sukun seperti

ل، لا

qomariyah,

س، م، ر

perbedaan pelafalan عdengan ء

Dalam mengajarkan bacaan huruf- huruf bartanda sukun kita harus menjelaskan pada peserta didik bahwa huruf-huruf sukun harus dibaca jelas dan ditakan membacanya.

Seperti:

1.

لا

: lam dibaca jelas, “AL” bukan

“ALLE”.

2.

دِج سَم

: sin sukun dibaca jelas,

“MASJIDUN”bukan

“MASEJIDUN”atau

“MASSJIDUN”.

3

. ُرُك مَي:

mim sukun dibaca jelas

“YAMKURU” bukan

‘YAMEKURU” atau

“YAMMKURU”

Cara membaca huruf ع dengan makhraj yang benar

1. Untuk mengajarkan perbedaan suara

ع

dan

ء

, guru supaya memberikan contoh yang benar beruang-ulang, serta melatih dan mengingatkan para peserta didik secara intensif dengan bacaan yang tepat.

2. Untuk mengajarkan makhraj

ع

kiranya guru perlu

menunjukkan tempat keluarnya huruf tersebut. Dalam hal ini peserta didik perlu banyak latihan.

Bacaan huruf lin

وَا

dan

يَا

Dalam menerangkan dan memberi contoh bacaan huruf lin

وَا

dan يَا, guru harus hati-hati. Misalnya:

1.

َل وَل

: dibaca “LAULA” (bibir mecucu) bukan “LAOLA” dan dibaca cepat bukan “LAUULA”

Sumber: Dokumentasi Daftar isi buku Panduan Qiraati jilid 2 3) Jilid III

Sebagaimana tercantum dalam buku jilid 3103, petunjuk mengajar buku ini disebutkan bahwa:

a) Cara mengajar jilid tiga ini sama dengan mengajar jilid tiga sebelumnya:

(1) Guru cukup menjelaskan inti pelajaran (2) Memberikan conth bacaan

(3) Selalu menanyakan nama-nama hukum tajwid yang telah diajarkan

(4) Guru berusaha agar setiap peserta didik dapat membaca sendiri dengan benar

103 Dahlan Salim Zarkasy, Qiraati untuk usia sekolah menengah dan dewasa, kaidah praktis membaca Al-Qur’an jilid 3 (Selangor: Muhammad Masruh Ahmad, 2011), i.

b) Buku qiraati untuk sekolah menengah dan dewasa ini sebaiknya diajarkan setiap hari atau setidak-tidaknya dua kali dalam seminggu.

c) Jika mengajar peserta didik yang jumlahnya banyak, maka dapat digunakan sistem tadarus (baca bersama-sama kemudian individual/perseorangan yang lain menyimak).

Berikut ini merupakan tabel materi pelajaran dan cara mengajar buku qiraati jilid 3:

Tabel 4.9

Materi Pelajaran Buku Jilid 3 Materi Pelajaran Cara Mengajar

Bacaan ikhfa’ hakiki Halaman 1-3, setiap huruf nun sukun dibaca dengung (ikhfa’).

Guru agar berusaha memberikan contoh dengungnya bacaan ikhfa’ dengan benar untuk setiap hurufnya.

Bacaan ghunnah Dalam mengajarkan bacaan ghunnah (

َم

dan

َن

), guru harus menerangkan bahwa harus dibaca dengung yang lama.

Bacaan huruf-huruf bertasydid

Sedangkan semua huruf-huruf bertasydid selain kedua huruf diatas harus dibaca keras dan ditekan dalam membacanya.

Bacaan

لا

syamsiyah Untuk mengajarkan

لا

syamsiyah, guru terangkan kepada peserta didik bahwa

لا

tidak terbaca.

Bacaan idzhar syafawi dan idghom mitsli

Dalam mengajarkan bacaan idghom mimi dan idzhar syafawi kepada peserta didik, guru terangkan bahwa setiap

م

dibaca

jelas (tidak berdengung), kecuali bertemu dengan

م

maka harus dibaca dengung.

Bacaan idghom bighunnah dan bilaghunnah

1. Dalam mengajarkan idghom bighunnah (

م

dan

ن

) dibaca

bibir rapat dengan dengung yang lama.

2. Mengajarkan bacaan idghom bila ghunnah (لdan

ر

):

a. Nun sukun/tanwin bertemu dengan dengan

ل

dibaca

ل

dengan bacaan yang keras dan cepat, jangan ditahan suaranya.

b. Nun sukun/tanwin bertemu dengan

ر

dibaca

ر

dengan bacaan yang keras dan cepat, jangan ditahan suaranya.

3. Untuk mengajarkan bacaan idghom bi ghunnah (

و

dan ي):

a. Nun sukun/tanwin bertemu dengan huruf

و

dibaca “bibir mecucu”

dengung yang lama.

b. Nun sukun/tanwin bertemu dengan huruf

ي

dibaca “bibir meringis”, dengung yang lama.

Tarqiq dan tafkhim pada lafadz jalalah (

الله

)

Dalam mengajarkan lafadz Allah, guru perlu memberikan contoh bacaan secara berulang- ulang dan menjelaskan:

1. Jika lafadz Allah didahului tarqiq/tipis “ALLAH”

2. Jika lafadz Allah didahului harakat fathah/dhommah, maka dibaca tafkhim/tebal

“ALLOOH”.

Bacaan mad ’aridhlissukun, mad ‘iwadh

Dalam mengajarkan waqaf, guru memberikan contoh bacaan mad dengan huruf akhir disukun (mad’aridhlissukun).

Dan jika huruf terakhir berharakat fathatain maka mewaqofkannya dengan dibaca panjang 1 alif (mad iwadh).

Bacaan iqlab Untuk mengajarkan bacaan iqlab, guru cukup menerangkan nun sukun/tanwin bertemu huruf

ب

, dibaca bibir rapat dengan dengung yang lama.

Bacaan qolqoloh Dalam mengajar qolqolah guru perlu untuk memberikan contoh secara berulang-ulang dengan benar.

Ta’ Marbutoh Dalam mengjarkan waqaf “ta

marbutoh”, guru cukup menerangkan jika huruf

ة

diwaqafkan maka dibaca

اه

dan memberi contoh bacaan.

Belajar membaca huruf fawatihussuwar

Peserta didik membaca al- Qur’an yang sesungguhnya yaitu sebagian dari Q.S Shad dan Yasin.

Sumber: Dokumentasi Daftar isi buku Panduan Qiraati jilid 3 4) Buku Gharib dan Musykilat

Materi buku pamduan gharib dan musykilat yang berjudul Panduan membaca al-Qur’an al-Karim Mushaf Rasm Usmani”

yang digunaan di sekolah ini terbagi menjadi 3 bagian materi pelajaran, yaitu:

Tabel 4.10

Materi Pelajaran Buku Gharib

Bagian pertama Sejarah pengumpulan Al-Qur’an:

1. Pengumpulan al-Qur’an pada zaman Nabi Muhammad SAW

2. Abu Bakar ash-Shiddiq 3. Utsman bin Affan 4. Kelebihan Rsm Utsmani

Bagian Kedua Tanda bacaan dalam muushaf Rasm Utsmani:

1. Tanda bulat kecil pada huruf ....

2. Tanda bulat bujur meninggi 3. Tanda hamzah washal 4. Hamzah washal pada isim

5. Hamzah washal pada fi’il dibaca dengan kasrah

6. Hamzah washal pada fi’il di baca dengan dhommah

7. Hamzah washal didahului dengan hamzah istifham

8. Hamzah washal didahului dengan nun tanwin (nun’iwadh)

9. Tanda-tanda sukun diatas huruf 10. Tanwin idzhar dan bukan idzhar 11. Tanda bacaan imalah

12. Tanda bacaan isymam atau rum 13. Tanda bacaan saktah

14. Tanda bacaan tashil 15. Bacaan mad badal 16. Bacaan bi an-naql

17. Tanda bacaan

س

diatas

ص

18. Tanda alamat waqof 19. Tanda sujud tilawah.

Bagian ketiga Bagian hati-hatian dalam al-Qur’an:

1. Ghunnah setelah mad lazim kimi mutsaqqal

2. Bacaan hati baris dan mad 3. Mad iwadh pada hamzah

4. Mad dan qhunnah dalam huruf pembukaan surat

Sumber: Dokumentasi Daftar isi buku panduan membaca Al- Qur’an al-Karim Mushaf Rasm Utsmani

Dari pemaparan materi diatas, dapat disimpulkan bahwa materi pokok qiraati di Ma’had Al-Markazul Islami tercakup dalam buku jilid 1-3 dan gharib, yang mana kesemuanya telah mencakup kemampuan membaca al-Qur’an berdasarkan kaidah ilmu tajwid, makhraj dan gharib/musykiat.

Sedangkan mengenai materi penunjang (tambahan) qiraati di sekolah ini, sebagaimana tercantum dalam buku penilaian qiraati dijelaskan bahwa peserta didik selain mampu membaca al-

Qur’an dengan lancar dan benar juga diwajibkan untuk menghafalkan:

1) Asmaul Husna

Adapun Ustadzah Cikni’yoh Mustapa mengatakan bahwa pemberian materi asmaul husna sangatah penting.

Meskipun hal ini tidak diwajibkan akan tetapi sekolah tetap mencantumkannya sebagai materi tambahan.104

2) Surat-surat Pendek dalam Juz 29 dan 30.

Sebagaimana yang diutarakan oleh Ustaszah Cikni’yoh Mustapa:

Pelajar disini wajib hafal surah yang ada di juz 29 dan 30 tergantung jilid/tingkatan. Syarat untuk tashih”.105

Ustadz Syafi’i, yang juga menjabat sebagai guru mengajar qiraati bahwa:

“Selain itu, bagi yang tinggal di pondok wajib mengikuti kegiatan pndok yaitu hafal surah. Misal surah al-Mulk ayat setiap minggu dan setor hafal ke saya”.106

3) Bacaan Wirid setelah Sholat Fardhu Adapun Ustadz Syafi’i mengatakan:

104 Cikni’yoh Mustapa, Wawancara, Pattani, 05 September 2017.

105 Cikni’yoh Mustapa, Wawancara, Pattani, 05 September 2017.

106 Syafi’i Ahmad, Wawancara, Pattani, 05 September 2017.

“Hafal bacaan wirid lepas sembahyang dianjurkan, karena sekolah ini setiap kali sembahyang berjamaah di atas masjid. Tahun lepas pelajar wajib hafal bacaan sembahyang, tapi tahun ini wirid lepas sembahyang”.

“Menghafal bacaan wirid setelah sholat ini sangat diutamakan karena di sekolah ini kebiasaan baik sholat berjamaah di masjid mengharuskan pelajar menghafalkan bacaan wirid setelah sholat ini. Awalnya pelajar juga diharuskan hafalan bacaan sholat, akan tetapi pada tahun ajaran ini mereka diwajibkan untuk hafal bacaan wiridnya”.

Berdasar hasil wawancara diatas, materi tambahan/penunjang adalah materi seperti asmaul husna, surat- surat pendek dalam juz 29 dan 30,dan bacaan wirid seteah sholat fardhu (5waktu).

2. Evaluasi Metode Qiraati dalam meningkatkan kemampuan