KAJIAN PUSTAKA 1. LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik)
a. Pengertian LKPD
LKPD adalah Sumber belajar dan media pembelajaran yang dapat membantu siswa maupun guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, yang termasuk media cetak hasil pengembangan teknologi cetak.17 LKPD merupakan suatu bahan ajar cetak berupa lembaran berisi tugas yang di dalamnya berisi petunjuk dan langkah- langkah untuk menyelesaikan tugas.18
b. Tujuan dan Fungsi LKPD Berikut adalah tujuan LKPD:
1) Tujuan latihan, peserta didik diberi serangkaian tugas/aktivitas latihan.
2) Menerangkan penerapan (aplikasi), peserta didik dibimbing untuk menuju suatu metode penyelesaian soal dengan kerangka penyelesaian dari serangkaian soal-soal tertentu.
3) Kegiatan penelitian, mengikutsertakan sejumlah siswa dalam penelitian dalam suatu bidang tertentu, peserta didik ditugaskan untuk mengumpulkan data tertentu, kemudian menganalisis data tersebut.
4) Penemuan, dalam lembaran kerja ini peserta didik dibimbing untuk menyelidiki suatu keadaan tertentu, agar menemukan pola dari
17 Sri Latifah, Eka Setiawati, and Abdul Basith, “Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berorientasi Nilai-Nilai Agama Islam Melalui Pendekatan Inkuiri Terbimbing Pada Materi Suhu Dan Kalor”, Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika ‘Al-BiRuNi, Vol.5, Nomor 1, 2016.
hlm. 43–52.
18 Ardian Asyhari and others, “Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik IPA Terpadu Berbasis Inkuiri Terbimbing Terintegrasi Pendidikan Karakter Melalui Four Steps Teaching Material Development”, Prosiding Seminar Nasional Pendidikan (Lampung, 2016), hlm. 37–58.
situasi itu dan kemudian menggunakan bentuk umum untuk membuat suatu perkiraan.19
Adapun beberapa fungsi LKPD antara lain:
1) Membantu peserta didik untuk menemukan suatu konsep dengan mengetengahkan terlebih dahulu suatu fenomena yang bersifat konkrit, sederhana, dan berkaitan dengan konsep yang akan dipelajari, memuat apa yang (harus) dilakukan peserta didik meliputi melakukan, mengamati, dan menganalisis.
2) Membantu peserta didik menerapkan dan mengintegrasikan berbagai konsep yang telah ditemukan.
3) Sebagai penuntun belajar, penguatan, dan juga berfungsi sebagai petunjuk praktikum.20
c. Standar LKPD yang Baik
LKPD dikatakan berkualitas baik bila memenuhi sebagai berikut : 1) Syarat-Syarat Didaktik
LKPD sebagai salah satu bentuk sarana berlangsungnya KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) haruslah memenuhi persyaratan didaktik, artinya LKPD harus mengikuti asas-asas belajar-mengajar yang efektif, yaitu :
a) Memperhatikan adanya perbedaan individual.
b) Tekanan pada proses untuk menemukan konsep-konsep.
c) Memiliki variasi stimulus melalui berbagai media dan kegiatan siswa.
d) Dapat mengembangkan kemampuan komunikasi sosial, emosional, moral, dan estetika pada diri siswa. Pengalaman
19 Sri Oktari, Nengah Maharta dan Chandra Ertikanto, “Pengembangan LKS Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada Materi Suhu Dan Kalor”. Jurnal Pembelajaran Fisika Univesitas Lampung, 52 (2015), 47–57.
20 Ardian Asyhari and others, “Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik IPA Terpadu Berbasis Inkuiri Terbimbing Terintegrasi Pendidikan Karakter Melalui Four Steps Teaching Material Development”, in Prosiding Seminar Nasional Pendidikan (Lampung, 2016), 39-40.
belajarnya ditentukan oleh tujuan pengembangan pribadi siswa dan bukan ditentukan oleh materi bahan pelajaran.
2) Syarat-Syarat Konstruksi
Syarat konstruksi ialah syarat-syarat yang berkenaan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosa-kata, tingkat kesukaran, dan kejelasan yang pada hakikatnya haruslah tepat guna dalam arti dapat dimengerti oleh pengguna yaitu siswa.
a) Menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat kedewasaan siswa.
b) Menggunakan struktur kalimat yang jelas.
c) Memiliki tata urutan pelajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.
d) Hindarkan pertanyaan yang terlalu terbuka.
e) Tidak mengacu pada buku sumber yang di luar kemampuan keterbacaan siswa.
f) Menyediakan ruangan yang cukup untuk memberi keleluasaan pada siswa untuk menuliskan jawaban atau menggambar pada LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik).
g) Menggunakan kalimat yang sederhana dan pendek.
h) Menggunakan lebih banyak ilustrasi daripada kata-kata.
i) Dapat digunakan untuk semua siswa, baik yang lamban maupun yang cepat.
j) Memiliki tujuan belajar yang jelas serta bermanfaat sebagai sumber motivasi.
k) Mempunyai identitas untuk memudahkan administrasinya.
3) Syarat-Syarat Teknis
a) Menggunakan huruf cetak dan tidak menggunakan huruf Latin atau Romawi.
b) Gunakan huruf tebal yang agak besar untuk topik, bukan huruf biasa yang diberi garis bawah.
c) Gunakan tidak lebih dari 10 kata dalam satu baris.
d) Gunakan bingkai untuk membedakan kalimat perintah dengan jawaban siswa.
e) Usahakan perbandingan besarnya huruf dengan besarnya gambar serasi.21
d. Langkah Pengembangan LKPD
Pengembangan LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) dapat dilakukan dengan mengadaptasi langkah-langkah pengembangan modul atau paket belajar. Berdasakan langkah-langkah pengembangan Modul dan Paket Belajar tersebut, maka LKPD dapat dikembangkan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
1) Menetapkan judul dan materi yang akan dimuat dalam LKPD.
2) Menetapkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai sesuai dengan Standar Kompetensi.
3) Menyiapkan rangkuman materi beserta soal-soal pemahaman yang akan dimasukkan dalam LKPD.
4) Menetapkan konten alat getar makrosesismik yang akan diberikan pada LKPD, seperti; motivasi, sekilas info materi, serta penyelesaian soal.
5) Menetapkan alternatif kegiatan (pengalaman belajar) berupa kegiatan praktikum, yang dapat memberikan peluang lebih kepada peserta didik dalam memahami konsep materi.
6) Menetapkan desain LKPD yang sesuai dengan materi dengan semenarik mungkin.
7) Menyusun LKPD yang lengkap, yaitu menuangkan hasil-hasil yang telah dilakukan menjadi sebuah LKPD.22
21 Dyah Shinta Damayanti, Nur Ngazizah dan Eko Setyadi K, “Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Dengan Pendekatan Inkuiri Terbimbing Untuk Mengoptimalkan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Pada Materi Listrik Dinamis Sma Negeri 3 Purworejo Kelas X Tahun Pelajaran 2012 / 2013‟, Radiasi, Vol. 3, Nomor 1, 2013. hlm. 58–62.
2. Alat Getar Makrosesismik
Alat peraga dalam mengajar memegang peranan penting sebagai alat bantu untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif.23 Selain itu, alat peraga merupakan salah satu faktor untuk mencapai efisiensi hasil belajar.24 Ada enam fungsi pokok dari alat peraga dalam proses belajar mengajar yaitu:
a. Penggunaan alat peraga dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi tambahan tetapi mempunyai fungsi tersendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.
b. Penggunaan alat peraga merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar.
c. Alat peraga dalam pengajaran penggunaannya integral dengan tujuan dan isi pelajaran.
d. Alat peraga dalam pengajaran bukan semata-mata alat hiburan atau bukan sekedar pelengkap.
e. Alat peraga dalam pengajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian yang diberikan guru.
f. Penggunaan alat peraga dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar.25
22 Das Salirawati, “Penyusunan Dan Kegunaan LKS Dalam Proses Pembelajaran”, Jurrnal Online, 2004. hlm. 4
23Awan, Dede. 2008. Pentingnya Alat Peraga dalam Mengajar IPA.
http:adinmuh2.blogspot.com/2011/01/definisi-alat-peraga.html. diakses pada tanggal 25 Januari 2020, pukul 06.25
24 Ibid hal. 75
25 Ibid hal. 99-100
3. Motivasi Belajar a. Pengertian Motivasi
Motivasi memiliki akar kata dari bahasa Latin movere, yang berarti gerak atau dorongan untuk bergerak. Dengan begitu, memberikan motivasi bisa diartikan dengan memberikan daya dorong sehingga sesuatu yang dimotivasi tersebut dapat bergerak. Menurut Atkinson, motivasi dijelaskan sebagai suatu tendensi seseorang untuk berbuat yang meningkat guna menghasilkan satu hasil atau lebih pengaruh.26
A. W. Bernard memberikan pengertian motivasi sebagai fenomena yang dilibatkan dalam perangsangan tindakan ke arah tujuan-tujuan tertentu yang sebelumnya kecil atau tidak ada gerakan sama sekali ke arah tuhuan-tujuan tertentu. Motivasi merupakan usaha memperbesar atau mengadakan gerakan untuk mencapai tujuan tertentu.27
Menurut McDonald, “Motivation is a energy change within the person characterized by effective arousal and anticipatory goal reactions.” Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif dan reaksi untuk mencapai tujuan.28
b. Jenis dan Sifat Motivasi 1) Jenis Motivasi
Motivasi primer adalah motivasi yang didasarkan pada motif- motif dasar. Motif-motif dasar tersebut umumnya berasal dari segi biologis atau jasmani manusia. Manusia adalah makhluk berjasmani, sehingga perilakunya terpengaruh oleh insting dan kebutuhan jasmaninya.29
26 Purwa Atmaja Prawira, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012). hlm. 319
27 Ibid.
28 Oemar Hamalik, Psikologi Belajar & Mengajar (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2009), hlm.
29 Dimyati, Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1999), hlm 86.
Motivasi sekunder adalah motivasi yang dipelajari. Hal ini berbeda dengan motivasi primer. Sebagai ilustrasi, orang yang lapar akan tertarik pada makanan tanpa belajar. Untuk memperoleh makanan tersebut orang harus bekerja terlebih dahulu. Agar dapat bekerja dengan baik, orang harus belajar bekerja. Bekerja dengan baik merupakan motivasi sekunder. Bila orang bekerja dengan baik, maka ia memperoleh gaji berupa uang. Uang tersebut merupakan penguat motivasi sekunder.30
Motivasi sosial atau motivasi sekunder memegang peranan penting bagi kehidupan manusia. Para ahli membagi motivasi sekunder menjadi beberapa bagian. Maslow menggolongkannya menjadi kebutuhan-kebutuhan untuk:
a) Memperoleh rasa aman,
b) Memperoleh kasih sayang dan kebersamaan, c) Memperoleh penghargaan, dan
d) Pemenuhan diri atau aktualisasi diri.31 2) Sifat Motivasi
Motivasi seseorang dapat bersumber dari dalam diri seseorang yang dikenal sebagai motivasi internal dan dari luar seseorang yang dikenal sebagai motivasi eksternal. Motivasi internal bisa terjadi ketika dalam diri seseorang tersebut menginginkan begitu perubahan dalam dirinya, dan perubahan itu bersifat baik bagi dirinya.
Kemudian motivasi eksternal itu bisa berbentuk hukuman atau pujian.
Adapun yang termasuk dalam motivasi intrinsik untuk belajar antara lain:
a) Dorongan ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas.
b) Adanya sifat positif dan kreatif yang ada pada manusia dan
30 Ibid hlm. 88
31 Ibid hlm. 89
keinginan untuk maju.
c) Adanya keinginan untuk mencapai prestasi sehingga mendapat dukungan dari orang-orang penting, misalkan orang tua, saudara, guru, atau teman-teman, dan lain sebagainya.
d) Adanya kebutuhan untuk menguasai ilmu atau pengetahuan yang berguna bagi dirinya, dan lain-lain.32
Hukuman dan pujian merupakan salah satu bentuk motivasi eksternal. Kurangnya respons dari lingkungan secara positif akan mempengaruhi semngat belajar seseorang menjadi lemah.33 Tindakan menghukum dan memuji siswa dilakukan agar siswa memiliki semangat dalam belajar, ketika hukuman diberlakuakn siswa akan jera dan siswa akan berusaha untuk memperbaikai yang kurang sesuai. Menurut saya, motivasi dalam diri itu harus kuat, ketika motivasi dalam diri sudah kuat maka orang tersebut tidak akan gampang goyah dengan apapun.
c. Fungsi Motivasi dalam belajar
Berkaitan dengan kegiatan belajar, motivasi dirasakan sangat penting perannya. Motivasi diartikan penting tidak hanya bagi pelajar, tetapi juga bagi pendidik, dosen, maupun karyawan sekolah, karyawan perusahaan. R.B.S. Fudyartanto (2003) menuliskan fungsi-fungsi motivasi sebagai berikut:
1) Motif bersifat mengarahkan dan mengatur tingkah laku individu.
Motif dalam kehidupan nyata sering digambarkan sebagai pembimbing, pengarah, dan pengorientasi suatu tujuan tertentu dari individu. Tingkah laku individu dikatakan bermotif jika bergerak menuju ke arah tertentu, mengandung ketekunan dan kegigihan dalam bertindak. Tidak dapat dimungkiri bahwa suatu tingkah laku
32Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar & Pembelajaran , (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hlm. 23
33 Ibid hlm. 24
yang bermotif itu bersifat kompleks karena struktur keadaan yang ada dan sekuen-sekuen tindakan yang menentukan tingkah laku individu yang bersamgkutan.
2) Motif sebagai penyeleksi tingkah laku individu.
Motif yang dipunyai atau terdapat pada diri individu membuat inidividu yang bersangkutan bertindak secara terarah kepada suatu tujuan yang terpilih yang telah diniatkan oleh individu tersebut.
Dengan pernyataan lain, adanya motif menghindari individu menjadi buyar dan tanpa arah dalam bertingkah laku guna mencapai tujuan tertentu yang telah diniatkan sebelumnya.
Contohnya, seorang siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang ingin lulus ujian sekolahnya menyeleksi cara-cara yang menurutnya dianggap tepat untuk dapat mencapai tujuannya, yaitu dapat lulus ujian akhir sekolahnya. Dalam hal ini, siswa SMK tersebut telah mendeterminasi motif dalam dirinya untuk dapat mencapai tujuannya lulus ujian akhir sekolah.
3) Motif memberi energi dan menahan tingkah laku individu.
Motif diketahui sebagai daya dorong dan peningkatan tenaga sehingga terjadi perbuatan yang tampak pada organisme. Motif juga mempunyai fungsi untuk mempertahankan agar perbuatan atau minat dapat berlangsung terus-menerus dalam jangka waktu lama. Tetapi, energi psikis ini tetap tergantung kepada besar kecilnya motif pada individu yang bersangkutan. Jelasnya, jika motif yang ada dalam diri individu besar atau kuat, ia akan memiliki energi psikis yang besar. Sebaliknya, jika motif yang ada dala diri individu lemah, energi psikis yang dimiliki individu yang bersangkutan juga lemah. Menurut Hebb, semakin besar motif pada individu, semakin efisien dan sempurna tingkah lakunya.34
34 Purwa Atmaja Prawira, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru (Jogjakarta: AR- RUZZ MEDIA, 2012), hlm 320-322.
d. Faktor-Faktor yang mengukur Motivasi
Dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi sangat diperlukan. Motivasi bagi siswa dapat mengembangkan aktifitas dan inisiatif, dapat mengarahkan akan melahirkan ketekunan dalam melakukan egiatan belajar. Dalam kaitannya dengan ini perlu diketahui ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi motivasi belajar, yaitu: (1) kematangan, (2) usaha yang bertujuan, (3) pengetahuan mengenai hasil dalam motivasi, (4) partisipasi, (5) penghargaan dan hukuman.35
Berikut ini uraian faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar diantaranya:.
1) Kematangan
Dalam memberi motivasi, dan faktor kematangan fisik, sosial dan psikis haruslah diperhatikan, karena hal itu dapat mempengaruhi motivasi. Seandainya dalam pemberian motivasi itu tidak ada kematangan, maka akan mengakibatkan frustasi, dan mengakibatkan hasil belajar tidak optimal.
2) Usaha yang bertujuan
Setiap usaha yang dilakukan mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Semakin jelas tujuan yang ingin dicapai akan semakin kuat dorongan untuk belajar.
3) Pengetahuan mengenai hasil dalam motivasi
Dengan pengetahuan hasil belajar, siswa mendorong untuk lebih giat belajar. Apabila hasil belajar itu mengalami kemajuan, siswa akan berusaha untuk mempertahankan atau meningkatkan intensitas belajarnya untuk mendapatkan prestasi yang lebih baik di
35 Riza Karlina. “Penerapan Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Kelas VIII A di SMP Islam NU 01 Pujon”, Skripsi. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, 2014, hlm 30-31.
kemudian hari. Prestasi yang rendah menjadikan siswa giat belajar guna memperbaikinya.
4) Partisipasi
Dalam kegiatan mengajar perlu diberikan kesempatan pada siswa untuk berpartisipasi dalam seluruh kegiatan belajar. Dengan demikian kebutuhan siswa akan kasih sayang dan kebersamaan dapat diketahui, karena siswa merasa dibutuhkan dalam kegiatan belajar itu.
5) Penghargaan dan hukuman
Pemberian penghargaan itu dapat membangkitkan siswa untuk mempelajari atau mengerjakan sesuatu. Tujuan pemberian penghargaan berperan untuk membuat pendahuluan saja.
Penghargaan adalah alat, bukan tujuan. Hendaknya diperhatikan agar penghargaan itu menjadi tujuan. Tujuan memberikan penghargaan dalam belajar adalah setelah seseorang menerima penghargaan karena telah melakukan kegiatan belajar yang baik, ia akan melanjutkan kegiatan belajarnya sendiri di luar kelas.
Sedangkan hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadikan alat motivasi.
6) Minat
Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar akan berjalan kalau disertai dengan minat.
7) Harga diri dan presentasi
Faktor ini mendorong atau mengarahkan individu untuk berusaha agar menjadi pribadi yang mandiri, kuat, dan memperolah kebebasan serta mendapatkan status tertentu dalam lingkungan masyarakat, serta dapat mendorong individu untuk berprestasi.
8) Keinginan tentang kemajuan dirinya
Melalui aktualisasi diri pengembangan kompetensi akan meningkatkan kemajuan diri seseorang. Keinginan dan kemajuan diri ini menjadi salah satu keinginan diri seseorang. Keinginan dan kemajuan diri ini menjadi salah satu keinginan bagi setiap individu.36
4. Hasil Belajar
a. Definisi Hasil Belajar
Hasil belajar siswa yaitu sesuatu yang didapat oleh siswa setelah proses belajar mengajar yang dapat diukur dalam proses evaluasi.
Sedangkan evaluasi merupakan proses untuk menentukan nilai belajar siswa melalui kegiatan penilaian, pengukuran dan pembandingan hasil belajar siswa dengan tujuan pembelajaran. Tujuan utama evalausi selain untuk mengetahui hasil belajar siswa juga untuk mengetahui hasil belajar siswa juga untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran, dimana tingkat keberhasilan tersebut ditandai dengan skala nilai berupa huruf atau kata dan juga symbol. Apabila tujuan utama dari evaluasi hasil belajar ini sudah terealisasikan, maka hasilnya dapat difungsikan untuk berbagai keperluan.37
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar 1) Faktor Internal
a) Faktor Fisiologis
Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yamg prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani, dan sebagainya, semuanya akan membantu dalam
36 Ibid hlm. 31-32
37 Mufidatul Khusnaini.”Pengembangan Media Ajar Macromedia Flash Materi Bangun Ruang Kelas V SDI Riyadlul Mubtadiin Turen-Malang”, Skripsi. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, 2014, hlm. 200
proses dan hasil belajar. Siswa yang kekurangan gizi misalnya, ternyata kemampuan belajarnya berada di bawah siswa-siswa yang tidak kekurangan gizi, sebab mereka yang kekurangan gizi pada umumnya cenderung cepat lelah dan capek, cepat ngantuk dan akhirnya tidak mudah dalam menerima pelajaran.38
Bahkan dikatakan panca indera merupakan pintu gerbang ilmu pengetahuan (five sense are the golden gate of knowledge).
Artinya, kondisi panca indera tersebut akan memberikan pengaruh pada proses dan hasil belajar. Dengan memahami kelebihan dan kelemahan pansaindera dalam memperoleh pengetahuan atau pengalaman akan mempermudah dalam memilih dan menentukan jenis rangsangan atau stimuli dalam proses belajar.
b) Faktor Psikologis
Beberapa faktor psikologis yang mempengaruhi proses dan hasil belajar:
1. Intelegensi 2. Perhatian 3. Minat dan bakat 4. Motif dan motivasi 5. Kognitif dan daya nalar 39 2) Faktor Eksternal
a) Faktor Lingkungan
Lingkungan ini dapat berupa lingkungan fisik atau alam dan dapat pula berupa lingkungan sosial. Lingkungan fisik dapat berupa kondisi ruang belajar yang lembab. Kondisi tersebut bisa mengganggu konsentrasi belajar siswa. Untuk lingkungan sosial
38 Yudhi Munandi, Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru (Jakarta Selatan:
REFERENSI (GP Press Group)), hlm 24
39 Ibid. hlm. 26-29
yang berada disekitar siswa baik berupa manusia maupun benda bisa mempengaruhi belajar siswa.40
b) Faktor Instrumental
Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaann dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor instrumental dapat berupa kurikulum, sarana dan fasilitas, dan guru. Faktor ini memiliki pengaruh yang besar pada proses dan hasil belajar. Dengan kurikulum maka pembelajaran akan menjadi terarah, kemudian sarana dan fasilitas akan mempermudah siswa dan guru dalam proses pembelajaran, lalu guru bertugas untuk memberi arahan apabila ada yang belum dipahami oleh siswa.41
5. Sistem Koordinasi
Sistem koordinasi pada manusia meliputi lima submateri yaitu: sistem saraf pada manusia, sistem endokrin (hormon), perbedaan sistem saraf dengan sistem endokrin, sistem indra dan pengaruh NAPZA terhadap sistem koordinasi. Sistem koordinasi khususnya pada sub materi sistem saraf merupakan salah satu materi biologi kelas XI Sekolah Menengah Atas (SMA).
Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh.42
40 Ibid. hlm. 31
41 Ibid. hlm. 32
42 Dian Laras Utami, “Penyususnan Media Pembelajaran Vidio Animasi Sistem Saraf Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kasihan Bantul”. Jurnal Prodi Pendidikan Biologi. Vol. 6, Nomor 2, 2017. hlm. 41
Sistem saraf adalah sistem organ yang meregulasi atau mengatur sistem-sistem organ tubuh yang lain. Sistem tersebut juga bertanggung jawab atas pengetahuan dan daya ingat yang dimiliki manusia. Pada umumnya sistem saraf berfungsi untuk mengatur, misalnya kontraksi otot, perubahan alat-alat tubuh bagian dalam yang berlangsung dengan cepat, dan kecepatan sekresi beberapa kelenjar endokrin.
Sistem saraf pada memiliki sifat mengatur yang sangat kompleks dan khusus. Sistem saraf menerima berjuta-juta rangsangan yang berasal dari berbagai organ. Semua rangsangan tersebut akan bersatu untuk dapat menentukan respon apa yang akan diberikan oleh tubuh. Sistem saraf tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang mempunyai bentuk bervariasi.
Sistem ini meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Unit dasar sistem saraf adalah neuron atau sel saraf, merupakan suatu alat pengubah, suatu transduser energi. Adapun pada sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf (neuron). Neuron merupakan unit struktural dan fungsional dari sistem saraf. Neuron memiliki kemampuan merespon rangsangan dengan cukup kuat. Neuron tidak mengalami pembelahan sehingga tidak dapat diganti jika sudah mati atau rusak. Fungsi sel saraf adalah mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsangan atau tanggapan.
Rangsangan dapat berasal dari luar tubuh (rangsangan eksternal) dan rangsangan dari dalam tubuh (rangsangan internal). Rangsangan eksternal misalnya cahaya, suhu, panas, dan dingin. Sedangkan rangsangan internal misalnya rasa lapar, haus, sakit, nyeri dan sebagainya. Untuk bereaksi
terhadap berbagai rangsangan tersebut tubuh kita memerlukan tiga komponen, yaitu reseptor, sistem saraf dan efektor.
Gambar 2.1 Mekanisme Penghantaran Rangsangan a. Sel Saraf
Sistem saraf tersusun oleh komponen-komponen terkecil yaitu sel- sel saraf atau neuron. Neuron inilah yang berperan dalam menghantarkan impuls (rangsangan). Sebuah sel saraf terdiri tiga bagian utama yaitu badan sel, dendrit dan neurit (akson).43
Gambar 2.2 Struktur Sel Saraf (Neuron)
43 Erlina Rosmaida Sitoruus, “Peningkatan Hasil Belajar IPA Kompetensi Dasar Sistem Koordinasi dan Alat Indra Manusia Melalui Metode Pembelajaran Resitasi Pada Peserta Didik”.
Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan, Vol. 1, No. 2, Juli 2014. hlm. 187