• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Tentang Metode Bercerita Dalam Meningkatkan

Dalam dokumen meningkatkan kemampuan berbahasa anak (Halaman 59-82)

BAB II Kajian Pustaka dan Hipotesis Tindakan

A. Kajian Pustaka

3. Kajian Tentang Metode Bercerita Dalam Meningkatkan

42

3. Kajian tentang metode Bercerita Dalam Meningkatkan

43

memperindah jalan dari cerita yang diceritakan kepada anak agar dapat menghibur anak.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa metode bercerita merupakan strategi yang digunakan oleh guru untuk menigkatkan kulaitas belajar anak dengan cara menerapkan berecerita dengan tujuan agar anak tidak bosan dan anak mampu berimajinasi dengan bentuk yang bervariasi.

b. Teknik Bercerita

Ada beberapa macam teknik bercerita yang dapat dipergunakan antara lain guru dapat membaca langsung dari buku, menggunakan ilustrasi dari buku gambar, menggunakan papan flanel, menggunakan boneka, serta bermain peran dalam satu cerita. Adapun beberapa penjelasan tentang beberapa teknik dalam bercerita.

1) Membaca langsung dari buku cerita. Teknik bercerita dengan membaca langsung dari buku sangat bagus apabila guru menyertainya dengan berpuisi yang baik untuk dibacakan kepada anak.

44

2) Bercerita menggunakan ilustrasi gambar dari buku. Apabila cerita yang ingin diceritakan kepada anak terlalu panjang perlu sekali bagi guru untuk meilustrasikan gambar dari buku yang dapat menarik perhatian anak, maka teknik bercerita ini dapat berfungsi dengan baik.

3) Menceritakan dongeng. Cerita dongeng merupakan bentuk kesenian plaing lama. Mendongeng merupakan cara meneruskan warisan budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya. Dongeng dapat dipergunakan untuk menyampaikan pesan-pesan kebajikan kepada anak.

4) Bercerita menggunakan papan flanel. Guru dapat membuat papan flanel dengan melapisi kain fallen yang berwarna netral.. Kemudian gambar tokoh-tokoh yang mewakili perwatakan dalam ceritan, setelahnya digunting pola pada kertas yang belakangnya dilapisi dengan kertas yang palinghalus untuk menempel pola papan flanel.

5) Bercerita dengan media Boneka. Boneka yang akan dibuat hendaknya menunjukkan watak yang ada disekeliling anak,

45

misalnya menceritakan tentang binatang, tumbuhan, permainan dan lain sebagainya.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa bercerita memiliki suatu aturan dan teknik dalam prosesnya.

Guru bercerita harus mempunya kemampuan dan keberanian dalam menyapaikan isi cerita bagi anak-anak, jika guru mengiringi suatu cerita dengan metode atau media maka hasil dari ceritanya akan lebioh maksimal dari sebelumnya. Oleh karena itu guru sangat dianjurkan untuk memakai teknik dalam bercerita agara isi cerita cepat untuk dimengerti dan anak tidak bosan dalam mendengarkan isi dari cerita tersebut.

c. Manfaat Bercerita Bagi Anak Usia Dini

Bercerita sangat bermanfaat bagi pengembangan anak.

Adapu beberapa manfaat bercerita bagi anak sebagai berikut:

1) Menyalurkan Kebutuhan Imajinasi dan Fantasi.

Cerita dapat dijadikan sebagaimedia menyalurkan imajinasi dan fantasi anak.Pada saat anak menyimak cerita, imajinasi anak mulai di rangsang.Imajinasi yang dibangun anak saat menyimak cerita memberikan pengaruh positif terhadap

46

kemampuan anak dalam menyelesaikan masalah secara kreatif.

2) Memacu Kemampuan Verbal Anak

3) Cerita dapat memacu kecerdasan linguistik anak usia dini,cerita bukan hanya mendorong anak untuk senang dalam meyimak cerita tetapi juga senang dalam bercerita dan berbicara kepada orang lain.

4) Membantu Membentuk Pribadi dan Moral Anak

Cerita sangat efektik dalam membentuk pribadi dan moral anak.Melalui cerita anak dapat memahami nilai baik dan buruk yang berlaku pada masyarakat.

Berdasarkan pejelasan di atas dapat disimpulkan bahwa manfaat bercerita bagi anak usia dini keseluruhannya yaitu untuk memperbaiki aspek perkembangan anak usia dini di antaranya yaitu mampu memacu kecerdasan linguistik anak, karena dengan bercerita mendorong anak untuk menyimak cerita, mendengarkan cerita, dan senang berbicara untuk menceritakan apa yang sudah di dengar dari guru ataupun orang lain.

47

4. Kajian Tentang Penggunaan Boneka Jari Dalam Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Anak Usia Dini

a. Pengertian Boneka Jari

Boneka sebagai media dalam kegiatan pembelajaran bahasa memiliki peranan yang sangat penting, karena media boneka dapat mendorong anak-anak untuk aktif, ekpresif, bahkan kreatif.Permainan boneka jari adalah permainan edukatif memberikan manfaat luar biasa bagi para guru dan disekolah yang dari segi pembuatannya mudah dan bahan yang tentunya tidak sulit didapatkan.Anak-anak pada umumnya menyukai boneka, sehingga materi pembelajaran yang disampaikan melalui boneka jelas akan mengundang minat dan perhatian anakuntuk mengikuti pembelajaran, seperti yang dikemukakan oleh Gunawan bahwa “Boneka dapat menjadi pengalih perhatian anak sekaligus media untuk berekspresi atau menyatakan perasaanya, bahkan boneka bisa mendorong tumbuhnya fantasi dan imajinasi anak-anak.

48

Boneka jari adalah tiruan dari bentuk manusia dan bahkan sekarang termasuk tiruan dari bentuk binatang.36. Boneka jari adalah boneka yang terbuat dari bahan flanel kemudian dibentuk pola sesuai yang diinginkan misalnya gajah dan lain sebagainya. Boneka tersebut dibuat sedemikian rupa kemudian dimasukkan ke dalam jari-jari tangan manusia, sehingga dapat dimainkan oleh siapa saja termasuk anak- anak.37 Media boneka jari merupakan jenis boneka yang seukuran jari tangan manusia dan dimainkan dengan jari.

Ditambah pendapat Kristanto mengatakan bahwa boneka jari adalah boneka yang pergerakannya menggunakan jari. Boneka jari adalah mainan edukatif yang memberikan manfaat luar biasa bagi para guru di sekolah yang dari segi pembuatannya relatif mudah dan bahan yang tentunya tidak sulit ditemukan.

Boneka jari merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan dalam kegiatan mendongeng, berbicara

36 Winda, Boneka Jari Sebagai Media Pembelajaran Kelas Rendah Sekolah Dasar, Jurnal EduHumaniora, Vol. 6, Nomor 1, Januari 2014, hlm. 17.

37 Delvi, Niluh, Penerapan Metode Bercerita Berbantuan Media Boneka Jari Untuk Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Lisan Anak Usia Dini,Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Undiksha, Vol. 2, Nomor 1, Desember 2014, hlm. 21.

49

atau melakukan percakapan, dan sangat cocok dimainkan oleh guru dan anak didik dalam kegiatan pembelajaran di kelas.Boneka jari adalah mainan edukatif yang memberikan manfaat luar biasa bagi para guru di sekolah yang dari segi pembuatannya relatif mudah dan bahan yang tentunya tidak sulit ditemukan.Boneka jari merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan dalam kegiatan mendongeng, berbicara atau melakukan percakapan, dan sangat cocok dimainkan oleh guru dan anak didik dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Menurut Madyawati boneka jari (finger puppet) adalah sebuah media yang sangat berguna untuk memperkenalkan binatang-binatang kepada anak.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa boneka jari adalah boneka yang terbuat dari bahan mudah didapatkan (flanel) dan dimainkan dengan dimasukkan ke dalam jari-jari tangan, karakternya tergantunga dari apa yang diinginkan bisa berupa binatang, profesi, keluarga, animasi, dan lain sebagainya.

50

b. Manfaat Boneka Jari Bagi Anak Usia Dini

Adapun beberapa manfaat yang di ambil dari permainan menggunkan media boneka jari ini, antara lain:

1) Tidak memerlukan waktu yang banyak, biaya, dan persiapan yang terlalu rumit.

2) Tidak banyak memakan tempat, panggung sandiwara boneka dapat dibuat cukup kecil dan sederhana.

3) Tidak menuntut keterampilan yang rumit bagi pemakainya.

4) Dapat mengembangkan imajinasi anak, mempertinggi keaktifan dan menambah suasana gembira.38

Anak-anak dapat terlibat dalam permainan boneka jari dengan ikut memainkannya, mencoba menggerak-gerakkan jari sesuai dengan penokohan.Hal ini berarti, boneka jari dapat menjadi pengalih perhatian anak sekaligus media untuk berekpresi atau menyatakan perasaanya.Media boneka jari dapat mendorong tuumbuhnya fantasi dan imajinasi anak.

Tujuan pembelajaran lewat permainan menggunakan media boneka jari agar anak menjadi lebih aktif, sehingga

38 Lilis Madyawati, Strategi…, hlm. 180.

51

pembelajaran kegiatan untuk meningkatkan keterampilan berbahasa pada anak akan lebih efektif dan tepat sasaran.

Media boneka jari akan dekat dengan dunia bermain anak.39 Media bercerita ini dengan tampilan yang sangat lucu dan menarik. Dalam beberapa kesempatan terlihat menggunakan media boneka jari sangat efektif untuk menumbuhkan minat anak akan ketertarikan pada kegiatan yang dilaksanakan oleh para orangtua maupun pendidik. Anak juga semula pemalu dan sulit beradaptasi menjadi lebih berani menjawab pertanyaan, lebih aktif berkomunikasi, meningkatkan rasa percaya diri, dan secara tidak langsung dapat mneingkatkan kemampuan berbicara pada anak.

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa manfaat boneka jari bagi anak begitu banyak, salah satunya adalah dapat mengembangkan imajinasi anak. Dengan adanya media boneka jari imajinasi anak dalam membayangkan cerita yang ditampilkan lebih luas dan berkembang. Melalui imajinasi, anak akan lebih ekpresif dalam

39 Ibid.

52

mengungkapkan kata-kata yang ingin dikeluarkan, dikarenakan sebelum mengungkapkan suatu yang diingkan anak berimajinasi terlebih dahulu. anak mampu mengeluarkan pendapatnya tanpa ada sanggahan dari orang lain, melalui boneka jari anak tidak memerlukan waktu yang banyak untuk mempersiapkannya cukup dengan boneka jari sebagai alat media bermain bagi anak.

c. Penerapan Media Boneka Jari Pada Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini

Boneka jari merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan dalam kegiatan mendongeng, bercerita atau melakukan percakapan, dan sangat cocok dimainkan oleh guru dan anak didik dalam kegiatan pembelajaran di kelas.Boneka jari adalah boneka mainan yang terbuat dari kain yang bisa di masukkan ke dalam jari-jari tangan untuk dimainkan dengan bentuknya yang bermacam-macam dan bisa digunakan sebagai media pembelajaran di sekolah.40

40 Sisca Chrestiany, Implementasi Media Boneka Jari Dalam Mengembangkan Kemampuan Berbicara Anak Usia Dini Kelompok B di Tk Kosgoro Surabaya, Jurnal PAUD Teratai, Vol. 7, Nomor 1, Desember 2018, hlm. 2.

53

Boneka jari adalah boneka yang dapat dimasukkan kejari tangan, bentuknya kecil seukuran bentuk tangan orang dewasa.Jenis boneka yang digunakan adalah boneka jari yang terbuat dari kain flanel. Boneka jari adalah media yang dapat digunakan oleh guru berupa boneka yang terbuat dari kain flanel yang dapat dimasukkan kejari tangan yang memiliki karakter dan bentuk tertentu.Boneka jari dimainkan dengan cara memasukkan boneka ke jari-jari tangan kemudian menggerakkan jari-jari tangan dengan bergantian sesuai dengan tokoh dna karakter yang akan dimainkan. Suara yang dimainkan dari tokoh-tokoh tersebut harus berbeda, hal ini dilakukan untuk membedakan tokoh yang satu dengan yang lainnya.Memainkan boneka jari diperlukan dan mementingkan gerak jari disertai dengan kata-kata.

Berdasarkan penerapan media boneka jari pada perkembangan bahasa anak usia dini, dapat disimpulkan bahwa penerapan kegiatan bercerita mneggunakan media boneka jari di RA Ar-Rahmanyang akan dimainkan peneliti disini adalah berjudul “Aku Tidak Malas Makan” dalam cerita tersebut

54

peneliti mengunakan tiga tokoh Binatang yang isi ceritanya menceritakan tentangsalah satu dari binatang tersebut sangat malas makan, kemudian motivasi binatang yang malas makan bisa kembali suka makan dikarenakan melihat 2dua teman lainya menjadi sosok yang sehat dan kuat. Tujuannya untuk memberikan pembelajaran kepada anak bahwa pentingya makan makanan sehat sekaligus mengembangkan perkembangan bahasa anak.

d. Penggunaan Media Boneka Jari Dalam Kegiatan Bercerita untuk Anak Usia Dini

Adapun hal-hal yang harus diperhatikan terkait dengan bercerita menggunakan media boneka jari, yaitu:

1) Merumuskan tujuan pembelajaran yang jelas, Penokohan yang tepat dari boneka jari akan memberikan tujuan pembelajaran yang jelas.

2) Menentukan naskah dan skenario yang jelas dan terarah.

3) Dialog atau percakapan dalam bercerita hendaknya yang sederhana dan tidak bertele-tele.

55

4) Hendaknya diselingi nyanyian bersama agar menarik perhatian anak.

5) Perlu mempertimbangkan durasi waktu serta disesuaikan dengan tingkat konsentrasi anak.

6) Isi cerita haruslah sesuai dengan usia dan daya imajinasi anak.

7) Selese berbicara, pendidik perlu menyimpulkan pesan serta memberikan pertanyaan kepada anak atau dapat pula anak diminta menceritakan kembali hal yang baru didengarnya.Rumuskan tujuan pembelajaran yang jelas, dengan demikian akan dapat diketahui apakah tepat penggunaan boneka jari untuk kegiatan pembelajaran.41 Menurut Eliyawati, persiapan bercerita menggunakan media boneka jari meliputi:

a) Menyiapakan boneka jari sesuai dengan cerita dan karakter yang dikehendaki.

b) Mengenalkan boneka jari kepada anak serta cara menggunakannya sambil bererita.

41 Lilis Madyawati, Strategi…, hlm. 181.

56

c) Memotivasi anak agar anak mau mencoba memasangkan boneka jari pada jari-jari mereka.

d) Meminta anak untuk mempraktikkan kata-kata menggunakan boneka jari.

e) Pendidik mengarahkan serta melakukan pendampingan agar cerita atau kata-kata anak terarah.42

Dalam meningkatkan perkembangan bahasa anak melalui penggunaan media boneka jari, perlu adanya perencanaan dan persiapan guru dalam memulai kegiatan. Baik dari tata cara bagaimana menggunakan boneka jari ataupun apa saja yang harus dipersiapakan dalam menggunakan media boneka jari tersebut. Adapun hal yang harus diperhatikan guru terkait bercerita menggunakan media boneka jari, yaitu langkah awal guru harus merumuskan terlebih dahulu tujuan pembelajaran yang jelas dengan menentukan tokoh yang tepat dan skenario yang sudah disiapkan dengan alur cerita yang jelas dan terarah, kemudian dalam isi naskah tidak menggunakan percakapan

42 Ibid.,hlm.182.

57

yang sulit dimengerti anak karena berpengaruh sekali terhadap cepatnya anak memahami isi dari cerita tersebut.

Tidak lupa juga bagi guru untuk menyelangi kegiatan bercerita menggunakan media boneka jari dengan nyanyian agar anak lebih fokus dan lebih menarik perhatian dengan tujuan agar anak tidak bosan dalam mendengarkan cerita, setelah itu durasi waktu juga sangat penting karena tingkat konsentrasi anak pendek alangkah baiknya untuk guru tidak menggunakan durasi yang panjang dalam bercerita, dan cerita tidaklah jauh dari imajinasi anak.

Bagian terpenting dari kegiatan menggunakan media boneka jari ini salah satunya adalah menyimpulkan pesan dari isi cerita, guru meminta anak untuk menyimpulkan isi cerita sesuai dengan kemampuan yang dimiliki anak. Guru akan memberikan beberapa pertanyaan seputar cerita yang sudah diceritakan kemudian anak akan menjawab pertanyaan tersebut, dibagian tanya jawab inilah guru dapat menilai peningkatan kemampuanberbahasa anak di kelompok B di RA Ar-Rahman Kecamatan Lembar, Kabupaten Lombok Barat.

58

Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa hal-hal yang perlu persiapkan dalam penerapan atau pengunaan media boneka jari yaitu, guru menyiapkan boneka jari sesuai dengan cerita dan karakter yang akan diceitakan, kemudian mengenalkan kepada anak apa yang di maksud dengan boneka jari serta bagaimana cara penggunaanya ketika digunakan sambil bercerita. Tugas guru juga mampu memotivasi anak agar mau mencoba memasangkan boneka jari pada jari-jari mereka dan kemudian meminta anak untuk mempraktikan media tersebut dan guru atau pendidik mengarahkan serta melakukan pendampingan kepada anak agar isi cerita berjalan dengan terarah.

e. Alat dan Bahan Pembuatan Boneka Jari

1. Guru menyiapkan bahan yang diperlukan dalam kegiatan ini yaitu; kain planel atau bisa juga menggunakan karton manila, gunting, lem, serta benang wol.

2. Anak-anak dapat memperkaya bahan ini dengan mencari benda-benda yang dapat dimanfaatkan dalam proses

59

pembuatan boneka jari seperti kertas warna, bungkus permen, kancing, dan lain sebagainya.43

Adapun kegiatan dalam media boneka jari tersebut adalah:

a) Anak-anak bersama guru mempersiapkan bahan-bahan yang diperlukan dalam membuat boneka jari.

b) Di awal kegiatan guru bercerita dengan menggunakan media boneka jari.

c) Kegiatan selanjutnya guru memotivasi anak untuk terlibat dalam membuat boneka jari tdan tokoh cerita tadi.

d) Anak diberikan kesempatan untuk bercerita bebas dengan tokoh-tokoh boneka yang dibuat.

f. Kelebihan dan Kekurangan Media Boneka Jari Bagi Anak Usia Dini.

Setiap media memiki kelebihan dan kekurangan dalam penggunaannya, kendala bukan suatu alasan bagi guru untuk tidak menerapkannya kepada anak .karena, setiap masalah atau kendala pasti memiliki jalan keluarnya.

1. Kelebihan Media Boneka Jari

43Yeni Rachmawati, Euis Kurniati, Strategi…, hlm. 87.

60

Adapun kelebihan dari penggunaan media boneka jari pada anak usia dini adalah:

a) Mampu mengembangkan imajinasi anak dengan bentuk yang bervariasi.

b) Mempertinggi keaktifan anak.

c) Menambah suasana gembira pada peserta didik dalam proses kegiatan pembelajaran.

d) Meningkatkan hasil belajar peserta didik.44

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kelebihan penggunaan media boneka jari pada anak usia dini yaitu dapat mengembangkan imajinasi anak, menarik perhatian anak dan mampu membuat anak lebih cepat paham karena dihadapkan langsung dengan media yang membuat anak senang dan gembira.

44 Rini Purnawati, Dea Mustika, Pengembangan Media Boneka Jari Tema 5 Subtema 1 di Kelas 1 SDN 139 Pekan Baru, Jurnal Pendidikan Tambusai, Vol. 5, Nomor 3, Oktober 2021, hlm, 37.

61

2. Kekurangan Media Boneka Jari

a) Guru harus meluangkan waktu untuk mempersiapakan kreasi gerakan, mimik muka dan suara yang berbeda- beda.

b) Keragamanan anak yang merupakan kendala karena guru harus memahami anak secara individual.

c) Tidak semua anak cepat dalam memahami isi cerita sehingga guru kesulitan dalam dalam hal tersebut.

d) Guru kesulitan dalam membedakan antara suara boneka satu dengan boneka yang lainnya.

Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa kekurangan dari media boneka jari lebih mengarah kepada guru yang menerapkan boneka jari tersebut kepada anak.

Salah satunya adalah kesulitan guru dalam membeda- bedakan suara tokoh yang akan dimainkankan menggunakan media boneka jari.

3. Cara Mengatasi Masalah

Adapaun cara mengatasi masalah yang terdapat dalam penggunaan media boneka jari di RA Ar-Rahman adalah:

62

a) Mempersiapkan kreasi gerakan, mimik muka dan suara yang berbeda menjadi salah satu kendala dalam penggunaan media boneka jari. Cara mengatasi masalah tersebut yaitu guru harus percaya diri dengan apa yang akan diceitakan, mempersiapkan naskah dan skenario yang mudah untuk diceritakan dan banyak berlatih dalam penggunaan suara yang berbeda-beda.

b) Cara mengatasi keragaman anak/karakteristik anak yang berbeda-beda yaitu dengan mengenal anak terlebih dahulu baik dari namanya sampai dengan memahami karakter anak. Kemudian guru akan mencoba mencari tahu sesuatu yang membuat masing- masing anak bahagia, membuat anak bahagia merupakan salah satu cara guru dalam menarik perhatian, anak akan lebih fokus dan mengikuti segala perintah dari guru yang mampu membuat anak bahagia.

c) Cara mengatasi masalah anak yang sulit dalam memahami isi cerita yaitu, guru akan lebih fokus pandangannya ke anak yang kurang dalam menangkap

63

isi cerita, dan guru juga akan lebih sering memanggil nama anak agar anak leboh fokus mengarah ke pada guru yang sedang bercerita.

d) Cara mengatasi masalah guru sulit dalam membedakan suara ketika bercerita yaitu, sebelum dimulainya proses kegiatan bercerita menggunakan media boneka jari, guru harus banyak berlatih dari jauh hari sehingga ketika menceritakan tokoh-tokoh dari isi cerita tersebut guru sudah mampu membedakan suara dari macam- macam tokoh.

Berdasarkan pemaparan di atas dapat di simpulkan bahwa guru harus memiliki banyak cara agar suasana di dalam kelas hidup, sehingga anak akan merasa senang dan bahagia.

Kemampuan guru dalam menggunakan suara yang berbeda- beda harus diasah dengan banyaknya mencoba dan berlatih sebelum menerapkan media boneka jari ke pada anak-anak.

64 C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah menerapakan kegiatan bercerita menggunakan media boneka jari untuk meningkatkan kemampuan berbahasa anak di Ra Ar-Rahman, Kecamatan Lembar, Kabupaten Lombok Barat Tahun Pelajaran 2021- 2022.

65 BAB III

METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di RA Ar-Rahman Kecamatan Lembar. Lokasi penelitian dipilih karena ada beberapa alasan yaitu diantaranya peneliti menemukan fakta bahwa sebagian besar anak di RA Ar-Rahman belum memiliki kemampuan dalam berbahasa yang baik. Ini dikarenakan pembelajaran yang dilakukan selama ini hanya memberikan tugas kepada anak seperti mewarnai, menggambar, menulis dan membaca.Pembelajaran yang dilakukan tidak memberikan kesempatan pada anak untuk mengungkapkan dan memberikan ruang yang lebih banyak bagi anak untuk berinteraksi dengan guru dan dan teman sebayanya.

2. Waktu Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada semester genap Bulan April Tahun Ajaran 2021/2022.

66 B. Sasaran Tindakan

Sasaran tindakan penelitian ini adalah perubahan yang diinginkan peneliti dari subjek (Siswa) yang dilakukan tindakan yaitu sesuai dengan target yang diharapkan.Jadi sasaran dalam penelitian ini adalah kelompok B2 yang berjumlah 18 anak yang terdiri dari 10 anak laki-laki dan 8 anak perempuan, yaitu dalam hal agar meningkatnya kemampuan berbahasa anak setelah mengikuti proses pembelajaran dalam kegiatan bercerita menggunakan media boneka jari.

C. Desain PTK

Penelitian ini menggunakan Penelitain Tindakan Kelas.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK), merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan kualitas peran dan tanggung jawab guru khususnya dalam pengelolaan pembelajaran. Melalui PTK, guru dapat meningkatkan kinerjanya secara terus menerus, dengan cara melakukan refleksi diri (self reflection), yakni upaya menganalisis untuk menemukan kelemahan-kelemahan dalam proses pembelajaran yang dilakukannya, kemudian merencanakan untuk proses perbaikan serta mengimplementasikannya dalam proses pembelajaran sesuai

67

dengan program pembelajaran yang telah disusunnya, dan diakhiri dengan melakukan refleksi.45

Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat dikatakan penelitian eksperimen berulang atau eksperimen berkelanjutan, meskipun tidak selalu demikian.Apabila guru tidak puas dengan hasil pembelajarannya, dan ingin mengubah pembelajaran dengan model yang sifatnya baru sehingga ingin mencobanya.Mencobanya tidak hanya satu kali saja, tetapi berulang-ulang sehingga penelitian itu disebut penelitain tindakan.46

Kurt Lewin menyatakan bahwa PTK terdiri atas beberapa siklus, setiap siklus terdiri atas empat langkah, yaitu: (1) perencanaan, (2) aksi atau tindakan (3) observasi, (4) refleksi. Terdapat beberapa model penelitian, salah satunya adalah model penelitian Kemmis dan Mc Taggart. Model penelitian Kemmis dan Mc Taggart merupakan pengembangan model Kurt Lewin. Dalam perencanaan Kemmis dan Mc Taggart menggunakan siklus system spiral, yang masing-masing siklus terdiri dari empat komponen, yaitu meliputi kegiatan menyusun

45Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Kencana, 2017), hlm. 12.

46Suharsimi Arikunto, Peneltian Tindakan Kelas Edisi Revisi, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2015), hlm. 41.

Dalam dokumen meningkatkan kemampuan berbahasa anak (Halaman 59-82)

Dokumen terkait