i
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI KEGIATAN BERCERITA MENGGUNAKAN MEDIA BONEKA JARI DI RA AR-RAHMAN KECAMATAN
LEMBAR KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN AJARAN 2021/2022
Oleh
Windi Hidayatur Rizki NIM 180110041
PROGRAM STUDIPENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM MATARAM
2022
ii
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI KEGIATAN BERCERITA MENGGUNAKAN MEDIA BONEKA JARI DI RA AR-RAHMAN KECAMATAN
LEMBAR KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN AJARAN 2021/2022
Skripsi
di Ajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Windi Hidayatur Rizki NIM 180110041
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM MATARAM
2022
iii
iv
vi
vii MOTTO
“Dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar”
viii PERSEMBAHAN
“Kepada yang paling teristimewa, yang paling berharga dalam hidupku kedua orang tua. Ibunda tercinta Sumarniati dan Ayahanda tercinta Hanafi. Terimakasih sudah kuat, terimakasi masih bertahan dan terimakasih juga atas doa, support dan kerja kerasnya dalam mendidik ku dan saudara-saudaraku dengan penuh rasa sayang tanpa adanya perbedaan perlakuan di antara kami. Terimakasi juga atas pembelajaran hidup yang diberikan, banyak hal yang yang bisa di petik dari penyelesaian masalah dan kesabaran atas perlakuan orang lain terhadap kami. Beribu terimakasih tidak akan bisa membalas semua jasa dan pengorbanan kalian, semoga Allah SWT mempertemukansukses kami dengan umur kedua orang tua kami, amiin ya robbal alamin.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah, Tuhan semesta alam dan sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, juga kepada keluarga, sahabat dan semua pengikutnya.
Penulis menyadari bahwa Skripsi ini dapat diselesaikan berkat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis berterima kasih kepada semua pihak yang secara langsung dan tidak langsung memberikan kontribusi dalam menyelesaikan skripsi ini, baik berupa moral maupun material. Secara khusus dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Jumrah, M.Pd sebagai pembimbing I dan juga selaku dosen wali yang telah banyak meluangkan waktu dalam membimbing, mengarahkan, memotivasi. Sebagai pembimbing II Ibu Khaerani Saputri Imran M.Pd yang telah memberikan bimbingan, motivasi, dan koreksi mendetail.
2. Ibu Nani Husnaini, M.Pd. selaku ketua Prodi PIAUD dan Bapak Hadi Kusuma Ningrat, M.Pd selaku sekretaris Prodi PIAUD.
3. Bapak Dr. Jumarim, M.H.I. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan;
x
4. Bapak Prof. Dr. H. Masnun, M.Ag. selaku rektor UIN Mataram yang telah memberikan tempat bagi penulis untuk menuntut ilmu dan memberikan bimbingan dan peringatan untuk tidak berlama-lama dalam meneyelsaikan studi;
5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan yang selalu memberikan dukungan untuk segera menyelesaikan perkuliahan tepat waktu.
Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat pahala yang berlipat-ganda dari Allah SWT.dan semoga karya ilmiah inisiatif bermanfaat bagi semesta.I
Mataram, 29 Agustus 2022 Penulis,
Windi Hidayatur Rizki
ix DAFTAR ISI
HALAMAN ... i
HALAMAN SAMPUL ... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
NOTA DINAS PEMBIMBING ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... v
HALAMAN MOTTO ... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
ABSTRAK ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Sasaran Tindakan ... 7
C. Rumusan Masakah ... 7
D. Tujuan Masalah ... 7
E. Manfaat dan Hasil Penelitian ... 7
BAB II Kajian Pustaka dan Hipotesis Tindakan ... 9
A. Kajian Pustaka ... 9
1. Kajian Tentang Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini ... 9
a. Pengertian Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini ... 9
b. Fungsi Bahasa Anak Usia Dini ... 11
c. Karakteristik Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini .. 15
d. Indikator Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini ... 17
2. Kajian Tentang Media Pembelajaran Anak Usia Dini... 19
a. Pengertian Media Pembelajaran Anak Usia Dini ... 19
b. Prinsip Media Pembelajaran untuk Anak Usia Dini ... 20
c. Manfaat Media Pembelajaran Anak Usia Dini ... 22
d. Tujuan Pembelajaran Anak Usia Dini ... 24
3. Kajian Tentang Metode Bercerita Dalam Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Anak Usia Dini ... 25
a. Pengertian Metode Bercerita... 25
b. Teknik Bercerita ... 26
c. Manfaat Bercerita Bagi Anak Usia Dini ... 28
x
4. Kajian Tentang Penggunaan Boneka Jari dalam Meningkatkan
Kemampuan Berbahasa Anak Usia Dini ... 29
a. Pengertian Boneka Jari ... 29
b. Manfaat Boneka Jari Bagi Anak Usia Dini ... 31
c. Penerapan Media Boneka Jari Pada Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini ... 33
d. Penggunaan Media Boneka Jari Dalam Kegiatan Bercerita untuk Anak Usia Dini ... 34
e. Kelebihan dan Kekurangan Media Boneka Jari Bagi Anak Usia Dini ... 38
B. Hipotesis Tindakan ... 41
BAB III Metode Penelitian... 42
A. Setting Penelitian ... 42
B. Sasaran Penelitian ... 42
C. Desain PTK ... 42
D. Jenis Instrument Dan Cara Penggunaannya ... 49
E. Pelaksanaan Tindakan ... 56
F. Cara Pengamatan (Monitoring) ... 57
G. Analisis Data dan Refleksi ... 58
H. Indikator Keberhasilan ... 61
BAB IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan ... 62
A. Hasil Penelitian ... 62
B. Pembahasan ... 86
BAB V Penutup ... 94
A. Kesimpulan... 94
B. Saran ... 95
DAFTAR PUSTAKA ... 96
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Indikator Perkembangan Bahasa Anak Usia 5-6 Tahun, 17.
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Observsi Perkembangan Bahasa Anak, 50.
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Observasi Aktivitas Belajar Guru, 51 Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Observasi Aktivitas Belajar siswa, 53.
Tabel 3.4 Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Peserta Didik, 60.
Tabel 3.5 Kriteria Tingkat Keberhasilan Aktivitas Guru dan Siswa, 61.
Tabel 4.1 Data Tenaga Guru RA Ar-Rahman, 64.
Tabel 4.2 Data Siswa RA Ar-Rahman, 65.
Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I, 72.
Tabel 4.4 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I, 75.
Tabel 4.5 Hasil Analisis Ketuntasan Belajar Anak Siklus I, 68.
Tabel 4.6 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II, 82.
Tabel 4.7 Hasil Observasi Siswa Siklus II,84.
Tabel 4.8 Hasil Analisis Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II, 85.
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kegiatan Bercerita Menggunakan Media Boneka Jari, 132.
Gambar 1.2 Kegiatan Bercerita Menggunakan Media Boneka Jari, 132.
Gambar 1,3 Kegiatan Bercerita Menggunakan Media Boneka Jari, 133.
Gambar 1.4 Kegiatan Bercerita Menggunakan Media Boneka Jari, 133.
Gambar 1.5 Kegiatan Bercerita Menggunakan Media Boneka Jari, 134.
Gambar 1.6 Kegiatan Anak sedang mengaji, 134.
Gambar 1.7 Kegiatan Anak sedang solat duha, 135.
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Kisi-Kisi Instrument Kemampuan Berbahasa Anak dalam Kegiatan Bercerita Menggunakan Media Boneka Jari
Lampiran 2 Lembar Keberhasilan Kemampuan Berbahasa Anak dalam Kegiatan Bercerita Menggunakan Media Boneka Jari
Lampiran 3 Observasi ketuntasan Individual Peningkatan Bahasa Anak Pada Pertemuan I Siklus I
Lampiran 4 Observasi ketuntasan Individual Peningkatan Kepercayaan Diri Anak Pada Pertemuan II Siklus I Lampiran 5 Observasi ketuntasan Individual Peningkatan Kepercayaan Diri Anak Pada Pertemuan I Siklus II Lampira 6 Observasi ketuntasan Individual Peningkatan Kepercayaan Diri Anak Pada Pertemuan II Siklus II Lampiran 7 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Guru Siklus I Lampiran 8 Data Aktivitas Guru Siklus I
Lampiran 9 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Guru Siklus II
xiv
Lampiran 10 Data Aktivitas Guru Siklus II
Lampiran 11 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Lampiran 12 Data Aktivitas Siswa Siklus I
Lampiran 13 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Lampiran 14 Data Aktivitas Siswa Siklus II
Lampiran 15 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)
xv
MENINGKATKAN KEMAMPUANBERBAHASA ANAK MELALUI KEGIATAN BERCERITA MENGGUNAKAN MEDIA BONEKA JARI DI RA AR-RAHMAN KECAMATAN
LEMBAR,
KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN AJARAN 2021-2022 (Pendidikan Islam Anak Usia Dini)
Oleh
Windi Hidayatur Rizki 180110041 ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi oleh perhatian peneliti terhadap belum berkembangnya kemampuan siswa dalam berbahasa, sehingga peneliti bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa anak melalui kegiatan bercerita menggunakan media boneka jari di RA Ar- Rahman Kecamatan Lembar, Kabupaten Lombok Barat Tahun Pelajaran 2021/2022.
Jenis penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus, satu siklus terdiri dari empat tahapan yang dimulai dari penemuan masalah, tahapan yang pertama yaitu perencanaan tindakan, kedua pelaksanaan tindakan, ketiga observasi tindakan, dan yang keempat refleksi. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan observasi dan dokumentasi.Data yang diperoleh dianalisis secara kuantitatif untuk menentukan ketuntasan individu dan klasikal peserta didik dan kualitatif untuk mengetahui bagaimana kemampuan berbahasa anak serta keterlaksanaan penerapan kegiatan bercerita menggunakan media boneka jari.
Data hasil penelitian dianalisis secara deskriptif kualitatif.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan berbahasa anak dari siklus I sampai pada siklus II mengalami peningkatan dengan nilai rata-rata pada ketuntasan belajar siklus I yaitu 69,16dan pada siklus II nilai rata-rata anak meningkat menjadi 95,27. Sedangkan nilai ketuntasan klasikal juga mengalami peningkatan dari siklus I sampai ke siklus II yaitu dari 55,55% menjadi 94,44%. Selanjutnya pada aktivitas guru dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan juga, yaitu dari 56,66% meningkat menjadi
xvi
93,33%. Kemudian untuk aktivitas anak dari siklus I mendapat 63,33%
dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 90%. Jadi, dapat disimpulkan bahwa menerapkan kegiatan bercerita menggunakan media boneka jari dapat meningkatkan kemampuan berbahasa anak di RA Ar-Rahman Kecamatan Lembar, Kabupaten Lombok Barat Tahun Ajaran 2021-2022.
Kata Kunci: kemampuan berbahasa, kegiatan bercerita, boneka jari, anak usia 5-6 tahun
1 BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Taman kanak-kanak merupakan salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang ada dijalur pendidikan sekolah.Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan, jasmani dan rohani anak diluar lingkungan keluarga sebelum memasuki pendidikan dasar. Usaha ini dilakukan supaya anak usia dini tahun lebih siap mengikuti pendidikan selanjutnya. Sebagaimana terdapat dalam Garis-Garis Besar Program Kegiatan Belajar Taman Kanak-Kanak (GBPKBTK) bahwa taman kanak-kanak didirikan sebagai usaha mengembangkan seluruh segi kepribadian anak didik dalam rangka menjembatani pendidikan dalam keluarga dan pendidikan sekolah.1 Anak usia dini memiliki potensi genetik dan siap untuk dikembangkan melalui pemberian berbagai rangsangan.
Sehingga pembentukan perkembangan selanjutnya dari seorang anak sangat ditentukan pada masa-masa awal perkembangan anak.
1Yeni Rachmawati, Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreativitas Pada AnakUsia Taman Kanak-Kanak, (Jakarta: Kencana, 2010), hlm. 1.
2
Adapun yang menjadi tujuan program kegiatan belajar anak taman kanak-kanak adalah untuk membantu meletakkan dasar kearah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan, dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya.2
Salah satu aspek kemampuan dasar yang harus dikembangkan pada anak usia dini adalah bahasa. Bahasa merupakan alat komunikasi yang berupa system lambang bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia.Bahasa terdiri atas kata-kata atau kumpulan kata. Masing- masing mempunyai makna, yaitu hubungan abstrak antara kata sebagai lambang dan objek yang diwakilikumpulan kata atau kosa kata oleh ahli bahasa kemudiandisusun secara alfabetis, yang disertai dengan penjelasan artinya dan kemudian dibukukan menjadi sebuah kamus.3Secara sederhana bahasa, bahasa dapat diartikan sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu yang terlintas di dalam hati.Namun lebih jauh bahwa bahasa adalah alat untuk berinteraksi atau alat untuk
2Ibid.
3Mulyati, Terampil Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta:
Pranadamedia Group, 2016), hlm. 2.
3
berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan. Dalam studi sosiolinguistik, bahasa diartikan sebagai sebuah sistem lambang, berupa bunyi, bersifat arbitrer, produktif, dinamis, beragam, dan manusiawi.4
Bahasa merupakan alat komunikasi yang dipakai untuk membentuk pikiran dan perasaan, keinginan dan/atau perbuatan- perbuatan, serta alat yang dipakai untuk mempengaruhi dan dipengaruhi.Sebagai alat, bahasa digunakan manusia untuk berinteraksi, berkomunikasi antar individu satu dengan individu lain, menjelaskan pikiran, perasaan dan perilaku.
Aspek keterampilan berbahasa yang sangat penting peranannya dalam upaya melahirkan generasi masa depan yang cerdas, kritis, kreatif dan berbudaya adalah keterampilan berbicara. Salah satu aspek perkembangan yang ingin dicapai oleh anak usia dini adalah kemampuan berbicara. Kemampuan ini diperlukan sebagai dasar bagi anak untuk berinteraksi dengan orang lain, baik dengan teman seusianya maupun dengan orang yang lebih dewasa dari segi
4Ibid.
4
umurnya.5 Berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang utama dan yang pertama kali dipelajari oleh anak dalam hidupnya.Semenjak anak baru lahir, sudah belajar menyuarakan lambang-lambang bunyi melalui tangisan untuk berkomunikasi dengan lingkungannya. Perkembangan nyata yang sedang terjadi pada anak usia dini pada umunya, salah satunya adalah kemampuan berbahasa, dengan bahasa anak dapat berkomunikasi dengan teman atau orang di sekitar lingkungannya. Tanpa bahasa yang baik anak tidakakan mampu berkomunikasi dan mengutarakan pendapatnya. Kualitas bahasa yang digunakan orang-orang yang dekat dengan anak akan mempengaruhi keterampilan anak dalam berbicara atau berbahasa dalam tahap perkembangan anak selanjutnya.
Namun dalam situasi saat ini, keterampilan berbicara kurang mendapatkan perhatian dalam proses belajar mengajar. Kebanyakan guru lebih memfokuskan pada keterampilan membaca dan menulis.
Akibatnya perbendaharaan kata anak masih terbatas dan anak kurang mampu mengungkapkan gagasan atau ide ketika menjawab pertanyaan
5Azlin Atika Putri, Studi Tentang Kemampuan Berbicara Anak Usia 4-5 Tahun di TK Pertiwi Dwp Setda Provinsi Riau,Jurnal Pendidikan Anak,Vol. 1, Nomor 2, April 2018, hlm. 115.
5
guru. Tidak jarang, anak juga merasa belum paham dengan apayang dibicarakannya, serta berbicara tanpa disertai mimik muka yang tepat.
Seorang guru dituntut untuk membuat media pembelajaran agar minat belajar anak lebih meningkat. Dengan adanya media pembelajaran, hal tersebut dapat memudahkan guru dalam menyampaikan pembelajaran kepada anak, dengan media yang bermacam-macam itu dapat lebih memudahkan anak dalam mengingat pembelajaran di hari itu.
Media pembelajaran mempunyai fungsi yang penting dalam proses kegiatan belajar mengajar. Media berfungsi untuk tujuan pembelajaran di mana informasi yang terdapat dalam media harus melibatkan siswa baik dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi.6 Dengan adanya media, proses kegiatan belajar mengajar akan semakin dirasakan manfaatnya. Penggunaan media diharapkan akan menumbuhkan dampak positif, seperti munculnya proses pembelajaran yang lebih kondusif, terjadinya umpan balik dalam proses belajar mengajar, dan mencapai hasil yang
6 Cecep Kustandi, Daddy Darmawan, Pengembangan Media Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2020), hlm. 17.
6
optimal.7 Boneka jari merupakan salah satu media yang mempunyai peranan penting dalam proses perkembangan bahasa anakusia dini, potensi bahasa anak dapat dikembangkan melalui penerapan media boneka jari dalam lingkungan sekolahnya. Dengan adanya media boneka jariakan lebih memudahkan komunikasi dan interaksi antara seorang guru dan peserta didik.
Media boneka jari adalah boneka yang dimasukkan kejari tangan, bentuknya kecil seukuran jari tangan orang dewasa. Jenis boneka yang digunakan adalah boneka jari yang terbuat dari potongan kain flanel.Boneka jari dibentuk pola menyerupai bentuk manusia, binatang, dan lain sebagainya sesuai dengan tokoh dan karakter yang akan dimainkan. Boneka jari (finger puppet) adalah sebuah media yang sangat berguna untuk memperkenalkan binatang-binatang ke pada anak.Selain itu, bisa juga digunakan sebagai alat peraga bercerita bagi anak.8
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan tanggal 12 juni 2021 di RA Ar-Rahman pada kelompok B diperoleh informasi bahwa
7 Guslinda, Rita Kurnia, Media Pembelajaran Anak Usia Dini, (Surabaya: CV Jakad Publishing, 2018), hlm. 1.
8Lilis Madyawati, Strategi Pengembangan Bahasa Pada Anak, (Jakarta: Kencana, 2017), hlm. 178.
7
anak-anak di RA Ar-Rahman Lembar, ternyata sebagian besar perkembangan bahasa mereka belum berkembang. Adapun gejala- gejala yang terlihat seperti anak masih ragu-ragu dalam berbicara dan berinteraksi dengan orang lain, anak masih kesulitan dalam menyampaikan sesuatu hal yang ingin disampaikan, anak masih takut ketika ingin menyampaikan gagasan, pikiran dan kehendaknya.
Kemampuan anak dalam menjawab pertanyaan sederhana yang diajukan peneliti sebagian besar mereka belum mampu untuk menjawab dengan benar, anak hanya mampu menjawab dengan satu dua kata saja dan kebanyakan menggunakan isyarat atau gerakan- gerakan dalam menjawab pertanyaan tersebut.Ini dibuktikan ketika peneliti melakukan observasi langsung dengan anak-anak di RA Ar- Rahman, ketika peneliti mengajukan beberapa pertanyaan sederhana salah satunya seperti “Bagaimana kabar adek-adek hari ini?” mereka belum berani untuk menjawab dan masih ragu-ragu dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Ini membuktikan bahwa perkembangan bahasa anak di RA Ar-Rahma belum berkembang dengan baik dan maksimal.9
9Kurniawati, Wawancara, Lembar, 29 April 2021.
8
Hasil wawancara peneliti dengan salah satu guru yang mengajar di RA Ar-Rahman, menjelaskan bahwa perkembangan bahasa anak dalam menerima bahasa dan mengungkapakan bahasa di RA tersebut masih belum berkembang dengan maksimal, perkembangan bahasa mereka perlu diasah dan dikembangkan melalui suatu kegiatan dan penggunaan media mengajar yang tepat bagi anak- anak di lokasi tersebut. Sehingga dalam wawancara tersebut peneliti menawarkan media mengajar yang tepat untuk meningkatkan bahasa anak melalui kegiatan-kegiatan yang mampu mengembangkan imajinasi anak seperti kegiatan bercerita dan mendongeng.Sehingga anak berani untuk mengungkapkan bahasa melalui komunikasi dengan guru dan teman-temannya.Permasalahan yang terjadi di RA tersebut tidak lepas dari penggunaan media yang kurang tepat dalam mengembangkan keterampilan berbahasa anak, dalam mengembangkan suatu keterampilan berbahasa yang lebih efektif hendaknya guru menggunakan media yang tepat bagi anak.
Berdasarkan hasil observasi di atas, maka peneliti merasa tertarik untukmelakukan sebuah penelitian ilmiah pada anakusia dini di lokasi tersebut, dengan judul “Meningkatkan Kemampuan
9
Berbahasa Anak Melalui Kegiatan Bercerita MenggunakanMedia Boneka Jari di RA Ar-Rahman Kecamatan Lembar, Kabupaten Lombok Barat Tahun Ajaran 2021/2022”.
B. Sasaran Tindakan
Sasaran tindakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswakelompok Busia 5-6 tahun dan guru di RA Ar-Rahman, Kecamatan Lembar, Kabupaten Lombok Barat, Tahun Ajaran 2021/2022.
C. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada penelitian ini berdasarkan judul di atas yaitu “Bagaimanakah kegiatan bercerita menggunakan media boneka jari dapatmeningkatkan kemampuanberbahasa anak di RA Ar-Rahman Kecamatan Lembar, Kabupaten Lombok Barat Tahun Ajaran 2021/2022?”.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini berdasarkan rumusan masalah di atas yaitu untuk meningkatkan kemampuan berbahasa pada anak usia 5-6 tahun (kelompok B) melalui kegiatan bercerita menggunakanmedia
10
boneka jari pada anak usia dini di RA Ar-Rahman Kecamatan Lembar, Kabupaten Lombok Barat Tahun Ajaran 2021/2022.
E. Manfaat dan Hasil Penelitian 1. Manfaat
Sesuai dengan tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
a. Secara teoritis, penelitian ini berguna sebagai khazanah ilmu pengetahuan bidang pendidikan formal dan non formal sebagai dasar pendahuluan bagi yang akan membahas permasalahan yang serupa dengan penelitian ini.
b. Adapun manfaat penelitian ini secara praktis adalah:
1) Bagi Peneliti
Untuk meningkatan perkembangan bahasa anak melalui menggunakan media boneka jari di RA Ar-Rahman Kecamatan Lembar, Kabupaten Lombok Barat tahun ajaran 2021/2022.
2) Bagi Anak
a) Untuk membantu keaktifan anak dalam berbahasa dengan adanya media boneka jari.
11
b) Untuk membantu meningkatkan keberanian anak dalam mengeluarkan ide-ide atau pungagasan.
3) Bagi Guru
a) Menambah wawasan guru tentang media pembelajaran yang mampu meningkatkan perkembangan bahasa anak.
b) Membantu guru menemukan media mengajar yang tepat, dan dengan suasana kelas yang tidak pasif karena adanya penggunaan media boneka jari.
c) Melalui media boneka jari guru dapat memperbaiki system pembelajaran yang masih belum tepat.
4) Bagi Sekolah
a) Bagi sekolah, hasil penelitian ini semoga dapat diaplikasikan dan dikembangkan oleh sekolah.
b) Melalui boneka jari, memberikan gambaran kepada pihak sekolah untuk menyiapkan fasilitas-fasilitas yang cukup untuk membantu kelangsungan proses pembelajaran.
12
c) Melalui media boneka jari, pihak sekolah bias menyiapkan media-media yang lebih menarik dan bermakna untuk anak.
13 BAB II
Kajian Pustaka dan Hipotesis Tindakan A. Telaah Pustaka
1. Penelitian Sisca Cherestiany dengan judul “Implementasi Media Boneka Jari Dalam Mengembangkan Kemampuan Berbicara Anak Usia Dini Kelompok B di TK Kosgoro Surabaya” Hasil penelitian ini adalah menunjukkan bahwa melalui diterapkannya media boneka jari pada anak Kelompok B di TK Kosgoro Surabaya, perkembangan kemampuan berbicara anak berkembang dengan baik. Kemudian penerapan media boneka jari dilakukan dengan cara bercerita dengan menggunakan tiga jenis boneka jari yaitu berbentuk keluaraga, berbentuk binatang dan boneka jari berbentuk buah.Penelitian Sisca memiliki persamaan dengan penelitian ini yaitu terletak pada media pembelajaran yang digunakan, usia anak yang akan diteliti dan metode ketika berlangsungnya kegiatan di dalam kelas. Juga media pembelajaran yang digunakan yaitu sama-sama memakai media boneka jari untuk meningkatkan kemampuan anak dalam berbahasa yaitu peningkatan dalam berbicara. Adapun
14
perbedaan dari penelitian terdahulu yaitu hanya menggunakan satu jenis media boneka jari yaitu dengan karakter binatang dan perbedaannya juga ada pada tingkat pencapaiannya yang diinginkan, pada penelitian terdahulu ingin meningkatkan kemampuan berbicara anak sedangkan pada penelitian ini ingin meningkatkan perkembangan bahasa anak usia dini RA Ar- Rahman Kecamatan Lembar.
2. Penelitian Sirjon dan Hana falentina Yaung, dengan judul
“Peningkatan Kemampuan Bahasa Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Penggunaan Media Boneka Jari Di Tk Pelangi Genyem Kabupaten jayapura”. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan perkembangan bahasa anak usia 5-6 tahun mellui penggunaan media boneka jari di TK Pelangi Genyem Kabupaten Jayapura. Penerapan penggunaan media boneka jari dalam pembelajaran berbahasa dapat mencapai hasil yang baik dan optimal, dengan pemberian berbagai macam bentuk media boneka jari yang menarik sehingga anak lebih antusias untuk mengikuti pembelajaran, anak lebih aktif dan kreatif dalam
15
pembelajaran serta anak dapat berekpresi sehingga kemampuan bahasa anak dapat meningkat dengan baik.
Penelitian Sirjon dan Hana memiliki persamaan dengan penelitian ini yaitu terdapat pada usia anak yang teliti yaitu anak usia 5-6 tahun, kemudian pada penggunaan media boneka jari sebagai media yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan bahasa anak usia dini. Adapun perbedaanya dengan penelitian terdahulu ini yaitu, dari segi banyaknya siswa dalam tindakan tersebut yaitu berjumlah 15 anak, yang terdiri dari 6 laki-laki dan 9 perempuan, kemudian dalam penelitian ini menggunakan tindakan yang jumlah anak 28 yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan.10
3. Penelitian Qurratun Aini dengan judul “Penerapan Media Boneka Jari Untuk Meningkatkan Kemampuan Bahasa Anak Di PAUD Pirak Bereunueun Kabupaten Pidie” Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa melalui penerapan media boneka jari mampu meningkatkan kemampuan bahasa anak usia dini di
10Sirjon, Hana Falenta Yaung, Peningkatan Kemampuan Bahasa Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Penggunaan Media Boneka Jari Di Tk Pelangi Genyem Kabupaten Jayapura, Jurnal Pendidikan Anak, Vol. 7, Nomor 2, November 2021, hlm. 71.
16
PAUD Pirak Bereunueun Kabupaten Pidie. Bercerita dengan bantuan media boneka jari dapat menarik minat anak dalam mendengarkan cerita, boneka sebagai media dalam kegiatan pembelajaran bahasa memiliki peranan yang sangat penting, karena media boneka jari dapat mendorong anak-anak untuk aktif, ekspresif, bahkan kreatif.11
Penelitian Qurratun Aini memiliki persamaan dengan penelitian ini yaitu, menggunakan boneka jari sebagai media untuk meningkatkan bahasa anak usia dini, penggunaan media boneka jari juga digunakan peneliti sebagai media dalam kegiatan bercerita, agar memudahkan anak untuk dapat menangkap isi dari cerita yang akan diceritakan. Adapun perbedaan dengan penelitian Qurratun Aini, terletak pada teknik pengumpulan data yang pada penelitian terdahulu menggunakan observasi dan wawancara, sedangkan pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi.
11Qurratun Aini, Penerapan Media Boneka Jari Untuk Meningkatkan Kemampuan Bahasa Anak Di PAUD Elfa Pirak Bereunueun Kabupaten Pidie, (Skripsi, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Banda Aceh, 2018), hlm. 16.
17
4. Penelitian Mudiyah, Sri Watini, dengan judul “Peningkatan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Media Boneka Jari Pada Anak Usia 4-5 Tahun di TK Karang Mulya Kota Tanggerang”.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan berbicara anak mengalami peningkatan setelah menggunakan kegiatan pembelajaran bercerita dengan boneka jari, kegiatan pembelajaran melalui boneka jari dapat meningkatkan kemampuan berbicara anak. Dalam penelitian ini menyatakan bahwa berbicara menggunakan boneka jari bukan hanya kegiatan menyenangkan bagi anak. Banyak sekali manfaat yang bisa didapatkan anak dari cara anak menggerakkan jari-jarinya, salah satunya adalah menjadi terapy untuk kesehatan mental dan dapat merangsang otak anak.12
Penelitian Mudiyah dan Sri Watini memiliki persamaan dengan penelitain ini yaitu, menggunakan media boneka jari sebagai media dalam kegiatan bercerita di dalam kelas. Adapun Perbedaan dengan penelitian ini terdapat pada kelompok usia
12Mudiya, Sri Watini, Peningkatan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Media Boneka Jari Pada Anak Usia 4-5 Tahun di TK Adifa Karang Mulya Kota Tanggerang, Jurnal Pendidikan Tambusai, Vol. 5, Nomor 2, Juli 2021, hlm. 61.
18
anak. Jika dalam penelitian Mudiyah dan Sri Watini objek peneliti menggunakan kelompok A yang usianya 4-5 tahun, sedangkan pada penelitian menggunakan kelompok B dengan usia 5-6 tahun.
5. Penelitian Rahmatul Ullya dan Anizar Ahmad, dengan judul
“Mengembangkan Kemampuan Bahasa Anak Melalui Metode Bercerita Dengan Media Boneka Jari Di PAUD Al Kamal Kabupaten Aceh Besar”. Hasil penelitian adalah menunjukkan bahwa adanya kemajuan dalam mengembangkan kemampuan bahasa anak melalui metode bercerita dengan menggunakan media boneka jari di PAUD AL-Kamal Kabupaten Aceh Besar.13
Penelitain oleh Rahmatul Ullya dan Anizar Ahmad memiliki persamaan yaitu pada media dan metode yang digunakan dalam penelitian.yaitu menggunakan media boneka jari dan metode bercerita dengan menngunakan media boneka jari. Kemudian persamaanya juga terdapat pada usia pada anak
13Rahmatul Ullya, Anizar Ahmad, Bahrun, Mengembangkan Kemampuan Bahasa Anak Melalui Metode Bercerita Dengan Media Boneka Jari Di PAUD Al Kamal Kabupaten Aceh Besar, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Guru Anak Usia Dini, Vol.
4, Nomor 4, November 2019, hlm, 30.
19
yaitu anak berusia 5-6 tahun. Adapun perbedaan dari penelitian terdahulu yaitu penelitian Rahmatul dan Anizar mengumpulkan data melalui observasi dan unjuk kerja, sedangkan pada penelitian ini menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi
B. Kajian Pustaka
1. Kajian Tentang Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini a. Pengertian Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini
Perkembangan (development) adalah peningkatan kemampuan dalam hal struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks.Perkembangan memiliki pola yang teratur dan dapat diperidiksi.14 Perkembangan bahasa adalah proses berkembangnya kemampuan seseorang untuk memahami dan mengucapkan kata. Perkembangan bahasa merupakan suatu perubahan yang berlangsung seumur hidup dan dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berinteraksi seperti biologis, kognitif, dan sosio emosional. Perkembangan bahasa pada anak
14 Muhammad Ardiansyah, Perkembangan Bahasa dan Deteksi Dini Keterlambatan Berbicara (Speech Delay) Pada Anak Usia Dini, (Kota Baru: Guepidia, 2020), hlm. 11.
20
usia dini harus dirangsang sejak dini karena peran bahasa sangatlah penting untuk kehidupan manusia sebagai alat untuk berinteraksi dengan orang lain.15 Perkembangan bahasa atau komunikasi pada anak merupakan salah satu aspek dari tahapan perkembangan anak yang seharusnya tidak luput dari perhatian para pendidik pada umumnya dan orang tua pada khusunya.16
Bahasa adalah suatu alat komunikasi yang digunakan mahluk hidup untuk berinteraksi antara satu dengan yang lain.17 Bahasa adalah sarana komunikasi dengan menyimbolkan pikiran dan perasaan untuk menyampaikan makna kenapa orang lain. Proses berbicara selalu melibatkan dua stadium aktivitas mental yaitu membentuk pikiran termasuk didalamnya memilih kata-kata yang akan digunakan dan kemudian mengatur motorik vokalisasi dan kerja nyata dari vokalisasi itu sendiri. Bahasa memegang peranan penting
15 Efrida Ita, Melkior Wewe, Emirensi Goo, Analisis Perkembangan Kemampuan Bahasa Anak Kelompok A Taman Kanak-Kanak, Jurnal Ilmiah Pendidikan Anak Usia Dini, Vol. 3, Nomor 2, Desember 2020, hlm, 176.
16 Erisa Kurniati, Perkembangan Bahasa Pada Anak dalam Psikologi Serta Implikasinya dalam Pembelajaran, Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, Vol. 17, Nomor 3, Januari 2017, hlm. 48.
17 Muhammad Ardiansyah, Perkembangan.., hlm. 11.
21
dalam kehidupan manusia karena bahasa merupakan alat komunikasi manusia dalam kehidupan sehari hari.
Melalui bahasa seseorang dapat menyampaikan ide, pikiran, perasaan atau informasi kepada orang lain, baik seara lisan maupun tulisan.Salah satu aspek perkembangan anak yang berarti untuk dikembangkan yaitu bahasa, bahasa berperan untuk menyampaikan sesuatu yang diidamkan serta menolong anak dalam berbicara dengan area dekat.18
Bahasa merupakan alat komunikasi bagi setiap orang, termasuk anak-anak, anak dapat mengembangkan kemampuan sosialnya melalui berbahasa dengan lingkungan sosial dimulai dengan penguasaan kemampuan berbahasa, melalui berbahasa anak dapat mengekpresikan pikiran nya sehingga orang lain dapat mengerti dan menangkap apa yang sedang dipikirkan oleh anak dan dapat menciptakan suatu hubungan sosial, dengan kemampun berbahasa anak juga dapat mengembangkan
18 Emil Nurwahyuni, Nenny Mahyudin, Penilaian Perkembangan Anak Usia Dini Umur 5-6 Tahun Pada Masa New Normal di Taman Kanak-Kanak Ridhotullah Padang, Jurnal Cikal Cendikia, Vol. 2, Nomor 1, Juli 2021, hlm. 12.
22
kemampuan lain yang berhubungan dengan kemampuan bahasa, yaitu, menulis, pembaca, berhitung.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, perkembangan bahasa merupakan suatu proses perkembangnya kemampuan seseorang yang tumbuh dalam memahami dan mengucapkan kata serta perkembangan bahasa juga merupakan perubahan dalam jangka waktu yang panjang atau seumur hidup.
b. Fungsi Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini
Perkembangan bahasa bagi anak uisa dini yaitu untuk mempermudah anak mengeluarkan ide-ide dan pendapatnya sehingga terjalin komunikasi serta sosialisasi terhadap lingkungannya. Mengeluarkan perkembangan pemakaian bahasa pada anak dipengaruhi oleh meningkatnya usia anak.
Semakin anak bertambah umur, maka anak semakin banyak kosakata yang dikuasai dan semakin jelas pelafalan atau pengucapan katanya.19
19 Chiara Dinda, Mengembangkan Bahasa Anak Usia Dini Melalui Media Audio Visual di Taman Kanak-Kanak Assalam 1 Sukarame Bandar Lampung, (Skripsi, FTK UIN Raden Intan Lampung, Lampung, 2017), hlm. 15.
23
Perkembangan bahasa merupakan suatualat komunikasi antar anggota masyarakat berupa lambang bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.20Bahasa juga merupakan suatu bentuk komunikasi, baik yang diucapkan, ditulis, atau diisyaratkan, yang didasarkan pada sebuah sistem symbol.Bahasa terdiri dari kata-kata yang digunakan oleh komunitas serta ketentuan-ketentuan yang diperlukan untuk memvariasikan dan mengombinasikan kata-kata tersebut.
Bahasa memegang penting dalam kehidupan manusia karena bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.21Kemampuan bahasa yang paling umum dan efektif pada anak usia dini yaitu kemampuan berbicara.
Berbicara sebagai salah satu aspek keterampilan berbahasa yang berkembang pada kehidupan anak. Secara umum dapat diartikan berbicara adalah penyampaian maksud (ide, pikiran, gagasan, atau isi hati) seseorang kepada orang lain
20 Rina Devianty, Bahasa Sebagai Cermin Kebudayaan, Jurnal Tarbiyah, Vol. 24, Nomor 2, Juli 2017, hlm, 227.
21 Arniati, Teori Perkembangan Bahasa, Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial, Vol.
1, Nomor 1, Agustus 2019, hlm, 140.
24
menggunakan bahasa lisan sehingga maksud tersebut dapat dipahami oleh orang lain.
Untuk lebih jelas, secara umum akan di paparkan fungsi bahasa dalam kehidupan manusia, sebagai berikut.
1) Alat Ekspresi Jiwa
Sebagai alat ekspresi jiwa, bahasa berfungsi untuk menyalurkan perasaan, sikap, gagasan, emosi jiwa, dan tekanan-tekanan perasaan lisan maupun turtulis. Melalui bahasa seseorang dapat menggambarkan dan mengutarakan keadaan yang ada di dalam dirinya pada orang lain.22 Bahasa berfungsi sebagai alat ekspresi jiwa dapat menjadi media untuk menyatakan emosi dan untuk menarik perhatian pendengar maupun pembaca.
2) Alat Komunikasi
Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekpresi diri. Komunikasi tidak akan sempurna bila ekpresi diri kita tidak diterima atau dipahami oleh orang lain.
22 Risna Windika Cahyani, Irgi Setyawan, Cintya Nurika Irma, Analisis Penggunaan Bahasa Sebagai Alat Ekspresi Emosi Pada Film My Stupid Boss 2,Jurnal Membaca, Vol. 6, Nomor 1, April 2021, hlm, 65.
25
Dengan komunikasi kita dapat menyampaikan semua yang kita rasakan, pikirkan dan kita ketahui kepada orang lain.
Dengan alat komunikasi pula kita mempelajari dan mewarisi semua yang pernah dicapai oleh nenek moyang kita, serta diapai oleh orang-orang yang sezaman dengan kita.23
Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran dari apa yang kita maksud dan dapat melahirkan perasaan kita kemudian memungkinkan untuk menciptakan kerjasama dengan sesama lingkungan. Pada saat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, tentu sudah memiliki tujuan tertentu. Bahasa digunakan untuk menyampaikan informasi timbal balik secara langsung maupun tidak langsung kepada orang lain. Karena pada hakikatnya manusia tidak bisa hidup tanoa berkomunikasi dengan orang lain. Bentuk komunikasi dpat dilakukan secara lisan maupun tulisan, sedangkan dari sisi komunikasi dapat dilakukan secara dua arah (misalnya,
23 Ermi TS, Faktor Sosiokultural Dalam Pembelajaran Bahasa, Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol. 6, Nomor 1, Mei 2020, hlm, 4.
26
ngobrol melalui telepon, dan pidato) tiga arah, maupun multi-arah (misalnya, diskusi rapat kerja).
3) Alat Beradaptasi
Pada saat beradaptasi dengan di lingkungan sosial, seseorang akan memilih bahasa yang digunakan tergantung situasi dan kondisi yang dihadapi. Seseorang akan menggunakan bahasa yang nonstandard pada saat berbicara dengan dengan teman-teman dan menggunakan bahasa standar pada saat berbicara dengan oran tua atau yang dihormati.24
4) Alat Kontrol Sosial
Sebagai alat kontrol sosial, bahasa merupakan alat yang dipergunakan dalam usaha mempengaruhi tingkah laku dan tindak tanduk orang lain, bahasa juga mempunyai relasi dengan proses-proses sosialisasi masyarakat, dan bahasa juga merupakan alat control sosial yang sangat
24 Rina Devianty, Eksistensi Bahasa Indonesia Pada Masa Pandemi, Jurnal Nizhamiyah, Vol. X, Nomor 2, Juli 2020, hlm, 29.
27
efektif.25Kontrol sosial ini dapat diterapkan pada diri sendiri atau kepada masyarakat.Berbagai penerangan, informasi, maupun pendidikan disampaikan melalui bahasa. Buku-buku pelajaran dan buku-buku intruksi adalah salah satu contoh penggunaan bahasa sebagai alat control sosial.
Bahasa merupakan alat terpenting dalam berkomunikasi yang efektif.Semenjak anak masih, sering sekali menyadari bahwa dengan mempergunakan bahasa tubuh dapat terpenuhi kebutuhannya. Namun hal tersebut kurang mengerti apa yang dimaksud oleh anak. Oleh karena itu baik bayi maupun anak kecil selalu berusaha agar orang lain mengerti maksud dari ucapan dan gerakan mereka. Fungsi bahasa bagi anak usiadini adalah untuk mengembangkankemampuan intelektual dan kemampuan dasar anak.
Dapat disimpulkan bahwa fungsi bahasa anak usia dini mencangkup dari empat fungsi di antaranya adalah
25 Fauziah Hanum, Peran dan Fungsi Bahasa Indinesia Dalam Manajemen Pemasaran, Jurnal Ecobisma, Vol. 1, Nomor 1, Januari 2014, hlm, 105.
28
sebagai alat ekpresi jiwa, alat komunikasi, alat beradaptasi, alat konmtrol sosial. keempat fungsi bahasa bagi anak usia dini merupakan alat-alat yang penting dalam kehidupan manusia untuk saling bersosialisasi dan ,ain sebagainya.
c. Karakteristik Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini Karakteristik umum kemampuan bahasa anak 5-6 tahun adalah sebagai berikut:
1. Kemampuan anak untuk berbicara dengan baik
2. melaksanakan tiga perintah lisan secara berurutan dengan benar
3. Mendengar dan menceritakan kembali cerita sederhana dengan urutan yang mudah dipahami
4. Menggunakan kata sambung 5. Menggunakan kata tanya
6. Menyusun kalimat dan mengungkapkan pendapat 7. Mengenal tulisan sederhana
8. Menjelaskan Lingkungannya.26
26 Nurbiana, Metode Pengembangan Bahasa, (Jakatra: Universitas Terbuka dan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2011), hlm. 39
29
Dalam PERMENDIKBUD Nomor 137 Tahun 2014 tentang pencapaian perkembangan bahasa anak yang menyatakan bahwa pada usia 5-6 tahun dalam lingkup perkembangan bahasa, anak sudah mampu menjawab pertanyaan yang lebih kompleks, menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi yang sama, berkomunikasi secara lisan, memiliki pembendaharaan kata, serta mengenal simbol- simbol untuk persiapan membaca, menulis dan berhitung, menyusun dalam struktur lengkap, memiliki banyak kata-kata untuk mengekspresikan ide pada orang lain, melanjutkan sebagian isi cerita atau dongeng yang diperdengarkan dan menunjukkan pemahaman konsep-konsep dalam cerita.27
Anak usia dini memiliki berbagai macam karakteristik dalam dirinya, karakteristik pada anak usia dini tumbuh dan berkembang sesuai dengan kelompok usia anak. Pada usia 5-6 tahun perkembangan bahasa anak memiliki banyak kemampuan dalam berbicara dan berbahasa, dapat dibuktikan
27 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014, Tentang Standar Isi Pencapaian Perkembangan Anak Usia Dini, (Jakarta:
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia). hlm. 26.
30
dengan teori dan pendapat yang didapatkan peneliti dalam buku maupun karya ilmiah.
Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa anak usia dini memiliki karakteristik yang unik dalam diri masing-masing anak, dan karakteristik anak usia dini tumbuh dan berkembang sesuai dengan kelompok usianya.
Karakteristik yang dimiliki oleh anak usia dini dibentuk oleh didikan kedua orang tua dan lingkungan anak, jika kedua orang tua menstimulasi anak dengan didikan-didikan yang tidak pantas dilakukan maka karakteristik yang dimiliki anak untuk kedepannya akan tumbuh tidak sesuai dengan harapan.
d. Indikator perkembangan Bahasa Anak Usia 5-6 Tahun Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (PERMENDIKBUD) Republik Indonesia No.137 Tahun 2014, ada 3 tahapan perkembangan bahasa, yaitu memahami bahasa, mengungkapkan bahasa dan keaksaraan28. Berikut indikator perkembangan bahasa yang dimiliki anak usia 5-6 tahun.
28 Ibid.,hlm. 27.
31 Tabel 2.1
Indikator Perkembangan Bahasa Anak Usia 5-6 Tahun No Tahap Perkembangan Bahasa Indikator Capaian
1. Menerima Bahasa a. Mengerti beberapa perintah secara bersamaan
b. Mengulang kalimat yang lebih kompleks
c. memahami atuaran dalam suatu permainan
d. senang dan meghargai bacaan 2. Mengungkapkan Bahasa a. Menjawab pertanyaan yang lebih
kompleks
b. Menyebut kelompok gambar yang memiliki bunyi yang sama
c. Berkomunikasi secara lisan d. Menyusun kalimat sederhana e. Memiliki lebih banyak kata-kata
untuk mengekspresikan ide
f. Melanjutkan cerita/dongeng yang sudah didengarkan
g. Menunjukkan pemahaman konsep- konsep dalam buku cerita
3. Keaksaraan a. Menyebut sImbol-simbol huruf
yang dikenal
b. Mengenal suara huruf awal dari nama benda-benda yang di sekitarnya
c. Menyebut kelompok gambar yang bunyi awalan hurufnya sama d. Memahami hubungan antara bunyi
dan bentuk huruf
Mengungkapkan bahasa merupakan perkembangan yang penting dalam usia anak 5-6 tahun, karena mengungkapkan bahasa merupakan bentuk nyata dari kemampuan anak dalam
32
berbicara atau berbahasa. Mengungkapkan bahasa menjadi pokok dalam keseharian anak, Karena anak berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain melalui pengungkapan secara langsung bukan melalui isyarat.
2. Kajian Tentang Media Pembelajaran Anak Usia Dini a. Pengertian Media Pembelajaran Anak Usia Dini
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata ”medium” yang secara harfiah berarti
“perantara” yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver). Banyak batasan yang diberikan orang tentang media.29.Pembelajaran merupakan suatu kegiatan pelaksanaan kurikulum suatu lembaga pendidikan agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Dunia pendidikan merupakan dunia yang tidak jauh antara pendidik dan peserta didik. Dalam proses kegiatan belajar mengajar diperlukan suatu media untuk menyampaikan informasi yang ingin disampaikan oleh guru kepada peserta
29Badru Zaman, Cucu Eliyawati, Media Pembelajaran Anak Usia Dini, (Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia, 2010), hlm. 3.
33
didiknya. Kata media berasal dari kata medium yang memiliki arti perantara atau pengantar. Pada dasarnya media merupakan alat bantu sebagai perantara untuk menyampaikan informasi tersebut.
Menurut Heinich menjelaskan bahwa media ialah apa pun yang membawa infromasi antara pemberi informasi dan penerima informasi. AECT (Assocition of Education and Communication Technology) dalam memberi batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Disi lain Asyhar juga mendukung hal di atas dengan pernyataan bahwa media memiliki peran penting yang berupa saran atau perangkat yang berfungsi sebagai perantara atau saluran dalam suatu proses komunikasi antara komunikator dan komunikan.30
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat atau metodik dan teknik yang digunakan sebagai perantara komunikasi atara seorang guru dan murid dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan
30Ajeng Rizkia Safira, Media Pembelajaran Anak Usia Dini, (Gersik: Caremedia Communication, 2020), hlm. 2.
34
interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan pengajaran di sekolah.
b. Prinsip Media Pembelajaran Anak Usia Dini
Menurut Asnawir, media pembelajaran digunakan dalam rangka upaya untuk meningkatkan atau mempertinggi mutu dalam proses kegiatan belajar- mengajar yang akan dilakukan anak di sekommmlah.31 Adapun beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam penerapan media pembelajaran dalam proses pembelajaran Anak Usia Dini, yaitu antara lain:
1. Penggunaan media pengajaran hendaknya dipandang sebagai bagian penting yang harus ada dari suatu sistem pembelajaran yang tujuannya bukan hanya digunakan sebagai alat bantu yang berfungsi sebagai tambahan untuk digunakan bila perlu saja, akan tetapi di jadikan sebagai keharusan bagi guru atau pendidik dalam menggunakannya setiap berlangsungnya kegiatan di dalam kelas.
2. Media pembelajaran harus dipandang sebagai sumber belajar yang digunakan guru dalam usaha untuk
31Asnawir, Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm. 19.
35
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam proses pembelajaran. Karena dalam proses belajar mengajar guru dituntut untuk benar-benar menguasai teknik-teknik dari suatu media pembelajaran yang digunakan. Oleh karena itu sebelum guru memulai kegiatan di dalam kelas harusnya semua bahan dan materi yang akan di sampaikan di dalam kelas sudah sangat dikuasai.
3. Dalam penggunaan media pembelajaran harus diorganisir secar sistematis bukan sembarang dalam menggunakannya, dimana ketika menggunakan media pembelajaran guru harus mampu merancang kegiatan sebelum memulainya di dalam kelas.
4. Guru dapat memanfaatkan multimedia yang menguntungkan dan memperlancar proses belajar mengajar, guru juga dapat merangsang anak untuk aktif dalam belajar jika sekiranya suatu pokok bahasan memerlukan lebih dari satu macam media pembelajaran yang dibutuhkan.
36
Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran untuk anak usia dini sangat luas, bukan hanya media yang sengaja di rancang kemudian di desain oleh guru saja melainkan benda apapun bisa dijadikan sebagai media pembelajaran selama benda tersebut memiliki nilai edukasi yang baik bagi anak usia dini.
c. Manfaat Media Pembelajaran Anak Usia Dini
Secara umum manfaat media dalam proses pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dan siswa sehingga pembelajaran akan lebih efektif dan efisien.
Tetapi secara lebih khusus ada beberapa manfaat media pembelajaran yang lebih rinci menurut Kemp dan Dayton misalnya, mengidentifikasi beberapa manfaat media dalam pembelajaran yaitu:
1. Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan.
2. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik.
3. Efisiensi dalam waktu dan tenaga.
4. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif.
5. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.
37
6. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja.
7. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar.
8. Merubah peran guru kearah yang lebih positif dan produktif.32
Pada proses pembelajaran anak usia dini tentu penggunaan media pembelajaran merupakan hal yang sangat penting. Jika dilihat dari karakteristik anak maka penggunaan media adalah hal yang wajib bagi pembelajarannya terlebih pada anak usia dini mereka merupakan pembelajaran aktif dan perlu hal yang sekonkret mungkin dalam menyampaikan ilmu pengetahuan kepada mereka. Manfaat di atas tentu dapat diaplikasikan pada bidang pendidikan anak usia dini.
Manfaat media pembelajaran pada anak usia dini antara lain untuk menarik perhatian mereka saat belajar, anak akan cepat merasa bosan jika kegiatan yang diberikan oleh guru hanyalah menggunakan LKA (Lembar Kerja Anak) dengan
32Isran Rasyid Karo-Karo, Rohani, Manfaat Media Dalam Pembelajaran, Jurnal AXIOM, Vol. VII, Nomor 1, Januari 2018, hlm, 94.
38
metode yang monoton. Selain menarik perhatian anak, penggunaan media pembelajaran akan menfokuskan mereka pada proses pembelajaran, sehingga konsentrasi anak tidak terganggu dengan hal di luar pembelajaran.
Bagi anak usia dini manfaat media pembelajaran menjadikan pembelajaran menjadi lebih menarik dan membuat mereka fokus pada kegiatan pembelajaran. Penggunaan media konkret untuk anak usia dini memberikan kesempatan anak belajar dengan benda-benda yang memudahkan mereka untuk menerima dan memahami informasi yang diberikan oleh guru.
Dikarenakan pada masa usia dini penggunaan media yang konkret memberikan fungsi dan manfaat yang penting bagi mereka.
Media pembelajaran dapat dimanfaatkan sebagai alat bantu dalam proses pemerolehan bahasa kedua anak usia dini.
Manfaat dari media pembelajaran adalah sebagai berikut:
a) Memberikan pedoman kepada guru, dimana hal ini guru tersebut adalah kelurga serta lingkungan sekitar anak, untuk mencapai tujuan pembelajaran, yaitu pemerolehan bahasa
39
kedua anak usia dini, sehingga hasil yang akan dicapai meningkat.
b) Memberikan motivasi dan minat belajar dari rasa ingin tahu anak sehingga anak mampu meningkatkan daya pikir serta imajinasi anak dalam suatu obyek sehingga proses pemerolehan bahasa kedua menjadi menyengkan, menarik dan efisiensi pembejalaran anak meningkat karena anak secara tidak sadar termotivasi untuk memahami obyek secara nyata. Kreativitas anakpun meningkat serta dapat mengembangkan potensi yang dimiliki anak.33
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa manfaat media pembelajaran bagi anak usia dini dapat menjadikan proses belajar mengajar menjadi lebih menarik dan membuat anak lebih fokus pada kegiatan pembelajaran.
Penggunaan media bagi anak lebih nyata atau konkret untuk anak belajar dengan benda-benda yang memudahkan mereka
33 Luh Tri Jayanti Swastyastu, Manfaat Media Pembelajaran Dalam Memperoleh Bahasa Kedua Anak Usia Dini, Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, Vol. 5, Nomor 1, April 2020, hlm, 58.
40
untuk menerima dan memahami informasi yang diberikan oleh guru.
d. Tujuan Media Pembelajaran Untuk Anak Usia Dini
Media merupakan medium atau perantara yang dapat mempengaruhi sikap, nilai, emosi dan mampu membangkitkan minat anak dalam proses kegiatan pembelajaran, dan juga dapat membantu menggabungkan pengalaman belajar yang baru dengan yang sebelumnya. Tujuan dari disusunnya media pembelajaran adalah untuk menyedikan berbagai macam bahan ajar yang sesuai dengan tuntunan kurikulum dengan cara mempertimbangkan berbagai macam kebutuhan siswa, yaitu bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik dan setting atau lingkungan sosial siswa, juga untuk membantu siswa dalam memperoleh alternatif bahan ajar di samping buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh anak.34
Media sumber belajar yang merupakan alat dan cara untuk memfasilitasi, mempermudah proses belajar siswa, dan membuat proses belajar anak lebih menyenangkan dan
34 LifKhoru Ahmadi, dkk, Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu, (Jakarta:
Presentasi Pustka, 2011), hlm. 208.
41
menarik. Media sangat dibutuhkan dalam menyampaikan topik dan pembelajaran karena memudahkan proses pembelajaran, juga membuat anak cepat dalam memahami pelajaran yang disampaikan oleh guru.
Dalam proses pembelajaran, memfasilitasi media bagi anak merupakan hal yang harus dilakukan, agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar dan menyenangkan bagi anak. Hal ini karena mengajar merupakan usaha yang dilakukan seorang guru agar siswa tetap belajar, dan belajar merupakan proses perubahan tingkah laku anak melalui pengalaman-pengalaman baik secara langsung maupun tidak langsung.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari media pembelajaran adalah tidak jauh dari memberikan fasilitas berbagai macam bahan ajar yang sesuai dengan tuntunan kurikulum yang sudah ditentukan dengan cara mempertimbangkan berbagai macam kebutuhan anak untuk mempermudah dan mempercepat anak memahami proses belajar mengajar di kelas.
42
3. Kajian tentang metode Bercerita Dalam Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Anak Usia Dini
a. Pengertian Metode Bercerita
Metode bercerita menurut Irwanto adalah suatu pembelajaran yang di sampaikan dengan bercerita. Kemudian pendapat lain dari dari Yaumi mengemukakan bahwa metode bercerita adalah suatu cara menyampaikan atau menguraikan peristiwa ataupun kejadian melalui kata, gambar, atau suara yang diberikan beberapa penambahan improvisasi dari pencerita sehingga dapat memperindah jalan ceritanya.35
Dalam kegiatan bercerita terdapat suatu interaksi antara bacaan buku dalam buku dan menciptakan interaksi antara orang dewasa (yang bercerita) dengan anak atau siswa. Metode bercerita yaitu cara pembelajaran penyampaian peristiwa, pengetahuan, perasaan, ide atau kejadian melalui kata, gambar, atau suara yang dilakukan dengan improvisasi untuk
35Dwiyani Anggraeni, Sofia Hartati, Yuliani Nuraini, Implementasi Metode Bercerita Dan Harga Diri dalam Meningkatakan Kemampuan Berbicara Anak Usia Dini, Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, Vol. 3, Nomor 1, Januari 2019, hlm. 406.
43
memperindah jalan dari cerita yang diceritakan kepada anak agar dapat menghibur anak.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa metode bercerita merupakan strategi yang digunakan oleh guru untuk menigkatkan kulaitas belajar anak dengan cara menerapkan berecerita dengan tujuan agar anak tidak bosan dan anak mampu berimajinasi dengan bentuk yang bervariasi.
b. Teknik Bercerita
Ada beberapa macam teknik bercerita yang dapat dipergunakan antara lain guru dapat membaca langsung dari buku, menggunakan ilustrasi dari buku gambar, menggunakan papan flanel, menggunakan boneka, serta bermain peran dalam satu cerita. Adapun beberapa penjelasan tentang beberapa teknik dalam bercerita.
1) Membaca langsung dari buku cerita. Teknik bercerita dengan membaca langsung dari buku sangat bagus apabila guru menyertainya dengan berpuisi yang baik untuk dibacakan kepada anak.
44
2) Bercerita menggunakan ilustrasi gambar dari buku. Apabila cerita yang ingin diceritakan kepada anak terlalu panjang perlu sekali bagi guru untuk meilustrasikan gambar dari buku yang dapat menarik perhatian anak, maka teknik bercerita ini dapat berfungsi dengan baik.
3) Menceritakan dongeng. Cerita dongeng merupakan bentuk kesenian plaing lama. Mendongeng merupakan cara meneruskan warisan budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya. Dongeng dapat dipergunakan untuk menyampaikan pesan-pesan kebajikan kepada anak.
4) Bercerita menggunakan papan flanel. Guru dapat membuat papan flanel dengan melapisi kain fallen yang berwarna netral.. Kemudian gambar tokoh-tokoh yang mewakili perwatakan dalam ceritan, setelahnya digunting pola pada kertas yang belakangnya dilapisi dengan kertas yang palinghalus untuk menempel pola papan flanel.
5) Bercerita dengan media Boneka. Boneka yang akan dibuat hendaknya menunjukkan watak yang ada disekeliling anak,
45
misalnya menceritakan tentang binatang, tumbuhan, permainan dan lain sebagainya.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa bercerita memiliki suatu aturan dan teknik dalam prosesnya.
Guru bercerita harus mempunya kemampuan dan keberanian dalam menyapaikan isi cerita bagi anak-anak, jika guru mengiringi suatu cerita dengan metode atau media maka hasil dari ceritanya akan lebioh maksimal dari sebelumnya. Oleh karena itu guru sangat dianjurkan untuk memakai teknik dalam bercerita agara isi cerita cepat untuk dimengerti dan anak tidak bosan dalam mendengarkan isi dari cerita tersebut.
c. Manfaat Bercerita Bagi Anak Usia Dini
Bercerita sangat bermanfaat bagi pengembangan anak.
Adapu beberapa manfaat bercerita bagi anak sebagai berikut:
1) Menyalurkan Kebutuhan Imajinasi dan Fantasi.
Cerita dapat dijadikan sebagaimedia menyalurkan imajinasi dan fantasi anak.Pada saat anak menyimak cerita, imajinasi anak mulai di rangsang.Imajinasi yang dibangun anak saat menyimak cerita memberikan pengaruh positif terhadap
46
kemampuan anak dalam menyelesaikan masalah secara kreatif.
2) Memacu Kemampuan Verbal Anak
3) Cerita dapat memacu kecerdasan linguistik anak usia dini,cerita bukan hanya mendorong anak untuk senang dalam meyimak cerita tetapi juga senang dalam bercerita dan berbicara kepada orang lain.
4) Membantu Membentuk Pribadi dan Moral Anak
Cerita sangat efektik dalam membentuk pribadi dan moral anak.Melalui cerita anak dapat memahami nilai baik dan buruk yang berlaku pada masyarakat.
Berdasarkan pejelasan di atas dapat disimpulkan bahwa manfaat bercerita bagi anak usia dini keseluruhannya yaitu untuk memperbaiki aspek perkembangan anak usia dini di antaranya yaitu mampu memacu kecerdasan linguistik anak, karena dengan bercerita mendorong anak untuk menyimak cerita, mendengarkan cerita, dan senang berbicara untuk menceritakan apa yang sudah di dengar dari guru ataupun orang lain.