• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN

B. Kajian Teori

1. Penelitian dan Pengembangan

Penelitian dan pengembangan (Research and Development) berasal dari dua kata yakni Penelitian (Research) dan Pengembangan (Development). Penelitian merupakan usaha pengujian secara teliti dan kritis untuk mengetahui fakta-fakta ataupun prinsip-prinsip dengan menggunakan langkah sistematis. Sedangkan pengembangan adalah proses memperluas dan memperdalam sebuah pengetahuan yang telah ada.17 Penelitian pengembangan adalah suatu usaha pengujian yang dilakukan secara teliti untuk memperluas pengetahuan dengan menggunakan langkah-langkah yang sistematis. Dalam dunia pendidikan, penelitian dan pengembangan merupakan metode

17 Hanafi, “Konsep Penelitian R&D dalam Bidang Pendidikan, Jurnal Saintifika Islamica, Vol 4, No 2, (2017), 130.

penelitian yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk-produk yang akan digunakan dalam pembelajaran.

Terdapat beberapa ahli yang mendefinisikan penelitian dan pengembangan. Salah satunya yaitu Thiagarajan (1974) dengan menggunakan 4D yang merupakan singkatan dari Define, Design, Development, and Dissemination.18

a. Define (Pendefinisian)

Tahap pendefinisian merupakan tahap awal dari penelitian, yaitu berupa perencanaan dan arah pengembangan. Pada tahap ini peneliti mulai mencari informasi dengan beberapa pihak terkait dengan mengidentifikasi masalah, analisis kebutuhan, dan menentukan produk yang akan dikembangkan.

Terdapat lima fase dalam tahap define ini, yaitu:

1) analisis Awal-akhir (front-end analysis), ialah fase pertama pada tahap pendefinisian yang bertujuan dalam menetapkan dasar permasalahan pembelajaran sehingga diperlukan adanya pengembangan. Setelah melakukan analisis ini peneliti akan mendapatkan sebuah gambaran fakta, harapan, dan alternatif penyelesaian dari dasar permasalahan yang telah didapatkan sebelumnya, sehingga dalam pemilihan bahan ajar yang akan dikembangkan juga lebih mudah.

18 Sugiyono, Metode Penelitian dan Pengembangan (Research and Development/ R&D), (Bandung: Alfabeta CV, 2019), 28.

2) analisis Pebelajar (learner analysis), pada fase ini peneliti melakukan telaah karakteristik siswa yang mana nantinya akan disesuaikan dengan desain pengembangan bahan ajar. Tujuan dari analisis ini ialah mendapat gambaran karakteristik-karakteristik siswa, seperti; tingkat kemampuan atau perkembangan intelektual siswa (persepsi dan sensasi), keterampilan-keterampilan individual dan sosial siswa yang telah dimiliki namun perlu dikembangkan guna mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

3) analisis tugas (task analysis), bertujuan untuk mengidentifikasi keterampilan utama yang telah ada lalu mengkaji dan menganalisis ke dalam keterampilan tambahan yang mungkin diperlukan.

4) analisis konsep (concept analysis), merupakan langkah yang dilakukan untuk mengidentifikasi konsep pokok yang diajarkan, lalu menyusunnya dalam bentuk hirarki, dan merinci konsep- konsep tersebut ke dalam hal yang kritis dan hal yang tidak relevan. Analisis konsep membantu dalam identifikasi suatu gambaran contoh dalam mengantar proses pengembangan.

Adapun analisis konsep yang dimaksud ialah menganalisis standar Kompetensi Inti dan standar Kompetensi Dasar yang bertujuan untuk menentukan jumlah dan jenis bahan ajar, serta analisis sumber belajar, yakni dengan mengumpulkan dan

mengidentifikasi berbagai sumber sebagai penunjang penyusun bahan ajar.

5) tujuan-tujuan instruksional khusus (specifying instructional objectives), yaitu menulis tujuan pembelajaran, serta menulis perubahan perilaku yang diinginkan setelah belajar.19

b. Design (Perancangan)

Pada tahap ini dilakukan penyusunan rancangan produk pembelajaran. Tahap ini menghasilkan rancangan produk yang disusun berdasarkan hasil studi literatur, analisis kebutuhan, dan studi lapangan. Terdapat empat fase dalam tahap ini, yaitu menyusun tes kriteria (constructing criterion-reference test), memilih media pembelajaran (media selection), pemilihan bentuk penyajian (format selection), dan mensimulasikan penyajian materi (initial design).

c. Develop (Pengembangan)

Tahap pengembangan ialah tahap yang dilakukan untuk membuat rancangan menjadi sebuah produk yang diinginkan dan menguji validitas produk tersebut secara berulang-ulang sampai dihasilkan produk yang sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan.20 Terdapat dua tahap dalam pengembangan ini, yaitu expert appraisal yang didalamnya berupa teknik memvalidasi rancangan produk, dan developmental testing berupa kegiatan yang mengujicobakan rancangan produk pada sasaran subjek sebenarnya.

19 M. Haviz, “Research and Development; Penelitian di Bidang Kependidikan yang Inovatif, Produktif, dan Bermakna”, Jurnal Ta’dib, Vol 16, No 1, (2013), 38-39.

20 Sugiyono, Metode Penelitian dan Pengembangan (Research and Development/ R&D), 38.

d. Disseminate (Penyebarluasan)

Tahap terakhir yakni tahap penyebarluasan berupa kegiatan dalam menyebarluaskan produk yang telah teruji kelayakannya kepada orang lain untuk dimanfaatkan dengan semestinya. Tahap ini bertujuan untuk melihat hasil tes validasi pada produk yang telah diujicobakan, lalu merevisi ulang, dan akhirnya disebarluaskan.21 2. Buku Suplemen

Buku suplemen terdiri dari dua suku kata yaitu buku dan suplemen.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia arti dari buku sendiri ialah lembar kertas yang berjilid, berisi tulisan atau kosong; kitab. Sedangkan suplemen berarti sesuatu yang ditambahkan untuk melengkapi;

tambahan.22 Jika digabungkan maka buku suplemen memiliki makna yang sama dengan buku pelengkap.

Buku suplemen merupakan buku penunjang pembelajaran yang dapat berfungsi sebagai buku pengayaan bagi siswa.23 buku suplemen pembelajaran hanya dijadikan sebagai pelengkap bahan ajar bukan untuk mengganti peran utama dari bahan ajar yang telah ada. Adapun buku suplemen yang dikembangkan ini tergolong dari buku nonteks jenis pengayaan pengetahuan.

21 Dian Kurniawan dan Verawati Dewi, “Pengembangan Perangkat Pembelajaran dengan Media Screencast-O-Matic Mata Kuliah Kalkulus 2 Menggunakan Model 4-D Thiagarajan”, Jurnal Siliwangi, Vol 3, No 1, (2017), 217.

22 KBBI

23 Ida Watun Nuha, “Pengembangan Buku Suplemen Biologi Berbasis Kearifan Lokal Kabupaten Pati sebagai Penunjang Materi Keanekaragaman Hayati Kelas X SMA/MA”, (Skripsi, Universitas Islam Negeri Walisongo, 2017), 14.

a. Buku non teks

Buku suplemen pelajaran merupakan bagian dari sumber nonteks.

Menurut permendikbud Nomor 8 Tahun 2016 pasal 1 ayat 2 mengatakan bahwa buku nonteks pelajaran adalah buku pengayaan yang dapat dijadikan sebagai pendukung dalam proses pembelajaran pada setiap jenjang pendidikan, selain itu juga merupakan jenis buku lain yang tersedia di perpustakaan sekolah.24 Buku nonteks pelajaran berbeda halnya dengan buku teks pelajaran. Adapun ciri-ciri dari buku nonteks pelajaran ialah:

1) Buku dapat dipergunakan pada sekolah, namun bukan sebagai buku pegangan utama siswa untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar.

2) Buku nonteks tidak disajikan dengan materi yang dilengkapi instrumen evaluasi dalam bentuk apapun seperti tes, ulangan, latihan kerja (LKS), dan lain-lain, sebagaimana perintah-perintah yang mengharapkan pembaca dalam mengukur pemahaman terhadap bahan bacaan.

3) Buku nonteks tidak diterbitkan secara serial berdasarkan tingkatan kelas.

4) Materi dan isi buku nonteks pelajaran cukup mengaitkan sebagian atau salah satu Standar Kompetensi atau Kompetensi Dasar saja.

24 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2016 tentang Buku yang digunakan oleh Satuan Pendidikan, (Jakarta: 2016), 2 .

5) Materi dan isi buku buku nonteks pelajaran sangat cocok digunakan dan dijadikan sebgai bahan pengayaan siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

6) Semua jenjang pendidikan dan tingkat kelas boleh membaca dan memanfaatkan buku nonteks.

Tabel 2. 2 Perbedaan Buku Teks dan Buku Nonteks

No Karakteristik Buku teks Buku non teks 1 Target Terdiri dari materi

yang ditulis dan dipahami siswa dalam satuan pendidikan

Menambah pengetahuan siswa dan guru dalam satuan pendidikan

2 Kegunaan dalam satuan pendidikan

Sumber utama Bukan sumber utama, hanya pelengkap

3 Kedudukan dalam satuan pendidikan

Wajib Sebagai pendukung buku

utama 4 Kegunaan sebagai

alat pendukung

Tinggi Tidak tinggi

5 Keterangan penulisan

Berkaitan dengan kurikulum

Tidak terkait dengan kurikulum

6 Bantuan guru Wajib Tidak wajib

7 Anatomi bukti materi pelajaran lengkap

-

8 Pengguna Mayoritas siswa Umum

9 Tempat penggunaan Kebanyakan di kelas/sekolah

Tidak didominasi kelas/sekolah (rumah, ruang tunggu, tempat umum, dan lain-lain).

b. Pengayaan

Buku pengayaan adalah buku yang di dalamnya memuat materi- materi yang dapat memperkaya atau menambah wawasan buku teks

baik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.25 Berdasarkan Permendiknas Nomor 2 Tahun 2008 pada BAB V Pasal 6 ayat 2 yang mana menganjurkan selain menggunakan buku teks, seorang pendidik juga dapat menggunakan buku panduan pendidik buku pengayaan, dan buku referensi dalam proses pembelajaran.26 Fungsi dari buku pengayaan sendiri ialah meningkatkan kemampuan berpikir siswa, juga menambah wawasan siswa terhadap lingkungan melalui pengetahuan terkini. Selain isi substansi yang baik, namun pengemasan buku dari awal hingga akhir juga harus disajikan dengan apik agar dapat menarik minat para pembaca khususnya siswa. buku pengayaan memiliki sifat yang khas diantaranya, sajian buku yang dapat dibuat bervariasi baik berupa variasi gambar, variasi ilustrasi, atau variasi alur wacana di dalamnya. Selain itu buku pengayaan juga memiliki sifat dalam mengembangkan dan meluaskan kompetensi siswa, baik aspek kognitif, afektif, serta psikomotorik. Adapun kriteria dari buku teks maupun buku nonteks pelajaran telah tertulis di dalam Permendikbud Nomor 8 Tahun 2016 yaitu wajib memenuhi 4 unsur; kulit buku, bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir.27

25 Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Buku Non Teks Pelajaran, (Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud, 2018), 5.

26 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 tentang Buku,(Jakarta: 2008), 4.

27 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2016 tentang Buku yang digunakan oleh Satuan Pendidikan, 5.

1) Kulit buku pada buku teks maupun nonteks terdiri dari kulit depan buku, kulit belakang buku, dan punggung buku.

2) Bagian awal buku nonteks terdiri dari halaman judul dan halaman penerbitan, namun juga dapat menyertakan halaman kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, halaman tabel, dan penomoran halaman.

3) Pada bagian isi buku nonteks harus memenuhi aspek materi, namun juga dapat menyertakan aspek kebahasaan, aspek penyajian materi, dan aspek kegrafikan.

4) Bagian akhir buku nonteks pelajaran yang non fiksi harus mencantumkan informasi pelaku perbukuan dan indeks, juga dapat menyertakan glosarium, daftar pustaka, dan lampiran.

Selanjutnya, Buku pengayaan dibagi menjadi tiga yaitu, buku pengayaan pengetahuan, buku pengayaan keterampilan, dan buku pengayaan kepribadian.

1) Buku pengayaan pengetahuan, berarti buku-buku yang diperuntukan atau ditujukan kepada siswa untuk memperkaya pengetahuan serta pemahaman siswa itu sendiri. buku pengayaan pengetahuan memuat materi-materi yang dapat meluaskan pengetahuan serta pemahaman sisiwa. Fungsi dari buku pengayaan pengetahuan sebagai bahan bacaan baik siswa, pendidik, pengelola pendidikan, bahkan juga untuk khalayak

umum untuk memperluas pengetahuan serta pemahaman yang telah ada.

2) Buku pengayaan keterampilan ialah buku yang memuat materi untuk menambah keterampilan siswa. fungsi buku pengayaan keterampilan yaitu sebagai buku bacaan tambahan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam bidang tertentu.

3) Buku pengayaan kepribadian ialah buku yang diperuntukkan dalam membentuk kepribadian siswa karena dalam buku ini memuat materi yang dapat meningkatkan kepribadian dan sikap siswa. 28

Pada penelitian ini, peneliti akan mengembangkan buku suplemen yang tergolong dalam buku non-teks pengayaan pengetahuan. Pemilihan buku non-teks pengayaan yang berisi aspek pengetahuan ini dikarenakan bahan ajar yang dimiliki siswa SMP/MTs kelas VII terkhusus materi Pemanasan Global masih sangat sederhana isinya, maka dengan adanya pengembangan bahan ajar berupa buku suplemen ini nantinya akan memuat materi yang akan memperluas cara pandang siswa mengenai pemanasan global.

3. Berita

Kata “berita” berasal dari bahasa Sansekerta Vrit yang berarti ada atau terjadi, dan Vritta yang berarti kejadian atau peristiwa. Sedangkan

28 Silvi Nur Fajriah, “Pengembangan Buku Pengayaan Kimia Terintegrasi Keislaman pada Materi Pencemaran Logam Berat”, (Skripsi, Unversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2019), 10.

dalam bahasa Inggris yaitu News yang berarti informasi tentang peristiwa terbaru.29 Berita sendiri ialah suatu informasi baru atau suatu peristiwa yang sedang terjadi dan disajikan oleh media massa baik surat kabar, radio, televisi, dan lain-lain.

Adapun jenis-jenis berita, yaitu:

a. Berita langsung

Yaitu berisi tentang laporan peristiwa yang ditulis secara singkat, padat, jelas, lugas, dan apa adanya. Penulisan isi berita ini yaitu apa adanya, tidak dibuat-buat, tidak ada penambahan penjelasan, ataupun interpretasi.

b. Berita opini

Yaitu berita yang berisi pendapat, pernyataan, atau gagasan seseorang mengenai suatu peristiwa.

c. Berita interpretatif

Yaitu berita yang isinya dikembangkan dengan komentar atau penilaian seseorang yang memiliki kompeten atas berita yang muncul. Berita ini disajikan dengan adanya fakta dan interpretasi yang mana berawal dari berita yang dirasa kurang jelas atau tidak lengkap arti dan maksudnya.

29 Mochammad Sinung Restendi, “Daya Tarik Jurnalistik, Pers, Berita, dan Perbedaan Peran dalam Casting”, Jurnal Hikmah, Vol 4, No 2, (2016), 2.

d. Berita mendalam

Yaitu berita yang isinya mengembangkan berita yang sudah ada.

Berita ini bermula dari berita yang masih belum selesai diungkapkan dan dapat dilanjutkan kembali.

e. Berita penyelidikan

Yaitu berita yang diperoleh lalu dikembangkan sesuai dengan penelitian dan penyelidikan dari berbagai sumber.30 Berita ini ada dikarenakan data yang didapatkan masih mentah atau berita singkat.

Adapun bahan ajar berbasis berita (News-based) ialah bahan ajar yang isinya menyusun atau mengangkat berita-berita yang ada di media massa seperti surat kabar. Surat kabar merupakan salah satu sarana yang digunakan untuk menyampaikan informasi yang tetap eksis hingga sekarang. Informsi di dalamnya mengandung pesan-pesan yang bersifat sugestif cukup kuat, dapat dijadikan dasar afektif dalam menilai suatu hal sehingga dapat menggiring arah sikap seseorang.31

4. Buku Suplemen Berbasis Berita

Buku suplemen berbasis berita ialah buku yang dapat digunakan sebagai buku tambahan atau buku penunjang untuk siswa dalam pembelajaran selain dari buku utama yang isinya telah disusun sedemikian rupa dengan menambahkan berita-berita terkini dari surat

30Mochammad Sinung Restendi, “Daya Tarik Jurnalistik, Pers, Berita, dan Perbedaan Peran dalam Casting”, 2.

31 Desianti Ariman, “Pengembangan Suplemen Bahan Ajar Biokonservasi Berbasis Berita untuk Pemahaman Kesadaran Lingkungan Siswa Sekolah Dasar Pulau Morotai”, (Tesis, Universitas Negeri Semarang, 2020), 12.

kabar. Buku suplemen berbasis berita termasuk dalam buku nonteks pelajaran jenis pengayaan pengetahuan. Maksud dari buku nonteks pelajaran jenis pengayaan pengetahuan ialah buku yang dapat digunakan sebagai pendukung dalam proses pembelajaran yang mana isi materi dalam buku suplemen dapat memperkaya pengetahuan serta pemahaman siswa itu sendiri.

Materi dan isi dari buku suplemen berbasis berita yaitu dengan menyisipkan berita-berita terkini dari surat kabar yang sesuai dengan materi yang sedang dibahas dalam buku suplemen. Berita yang dimuat dalam buku suplemen yaitu berita-berita terkini dengan jangka waktu tiga sampai lima tahun terakhir sehingga berita yang dimuat benar- benar masih hangat diperbincangkan.

5. Pemanasan Global

Pemanasan global adalah keadaan dimana suhu bumi meningkat sangat cepat yang disebabkan oleh ulah manusia. Banyak faktor penyebab terjadinya pemanasan global, seperti efek rumah kaca, penggunaan bahan bakar minyak, meningkatnya emisi karbon, penghancuran hutan, dan lain-lain. adapun penjelasan lebih lengkap sebagai berikut:

a. Efek rumah kaca

Efek rumah kaca ialah proses pemanasan alami yang terjadi ketika gas-gas kaca di atmosfer Bumi memerangkap radiasi panas

dari Bumi.32 Efek rumah kaca disebabkan oleh naiknya konsentrasi gas karbondioksida (CO2) dan gas-gas lainnya di atmosfer.

Meningkatnya gas CO2 di atmosfer terjadi akibat pembakaran bahan bakar minyak (BBM), batu bara, dan bahan bakar organik lainnya yang melampaui batas kemampuan tumbuhan, hutan, dan laut untuk mengabsorsinya.33 Efek rumah kaca hanya terjadi pada planet-planet yang memiliki lapisan atmosfer, seperti Bumi, Mars, Venus, dan satelit alami Saturnus (Titan).

b. Dampak Pemanasan Global

Berikut beberapa dampak dari pemanasan global yakni:

1) Temperatur Bumi menjadi semakin tinggi. Tingginya temperatur Bumi dapat menyebabkan lebih banyak penguapan dan curah hujan.

2) Cuaca, diperkirakan oleh ilmuwan bahwa daerah Bumi bagian Utara (Northern Hemisphere) akan memanas lebih dari bagian Bumi yang lainnya.

3) Pertanian, anggapan Bumi yang hangat akan menghasilkan lebih banyak hasil panen dari sebelumnya, namun tidak untuk sebagian tempat.

4) Hewan dan Tumbuhan, dalam pemanasan global, hewan cenderung bermigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan.

32 Kemendikbud, “Ilmu Pengetahuan Alam”, (Jakarta: Pusat Kurikulum dan perbukuan, Balitbang, Kemendikbud, 2017), 72.

33 Riza Pratama, “Efek Rumah Kaca terhadap Bumi”, Jurnal Buletin Utama Teknik, Vol 14, No 2, (2019), 120.

Tumbuhan juga akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat lamanya yang terlalu hangat.

5) Kesehatan manusia, Adanya pemanasan global banyak wabah penyakit yang biasa terjadi di wilayah Tropis, kini dapat menyebar ke wilayah yang lebih luas lagi.

c. Hubungan Pemanasan Global dengan Efek Rumah Kaca

Hubungan dari meningkatnya gas rumah kaca dengan perubahan iklim yang ekstrim yakni berawal dari meningkatnya kadar gas rumah kaca di atmosfer sebagai pengendali alami iklim di Bumi terganggu sistem mekanismenya. Sifat dasar gas rumah kaca yakni melewatkan cahaya sinar tampak (gelombang pendek) Matahari namun menyerap gelombang panjang (sinar infra merah).

Meningkatnya suhu pada permukaan Bumi mengakibatkan terganggunya ekosistem dan mekanisme biota di Bumi, terutama pada hutan yang menjadi sumber daur ulang karbon dioksida di udara. Selain itu juga mengakibatkan mencairnya es di wilayah kutub sehingga volume air laut meningkat. Karena itulah, Suhu merupakan salah satu parameter dari iklim dunia.34

Dari sinilah dapat menjadi pelajaran untuk kita agar menjaga Bumi demi kelestarian lingkungan. Slogan-slogan seperti “back to nature” atau “Go Green” janganlah menjadi slogan semata, namun harus direalisasikan dalam bentuk yang nyata.

34 Riza Pratama, “Efek Rumah Kaca terhadap Bumi”, 124.

d. Usaha-usaha Menanggulangi Pemanasan Global

Beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk menanggulangi dampak pemanasan global yakni, menggunakan energi terbarukan dan mengurangi penggunaan batu bara, gasoline, kayu, dan bahan bakar organik lainnya, meningkatkan efisiensi bahan bakar kendaraan, mengurangi penggunaan produk-produk yang mengandung Chlorofluorocarbons (CFCs) dengan menggunakan produk-produk yang ramah lingkungan, mendukung dan turut serta pada kegiatan penghijauan.

34

Dokumen terkait