• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Penelitian dan Pengembangan Thiagarajan (4D)

Research And Development (R&D) merupakan penelitian pengembangan dengan menggunakan metode yang diterapkan dalam mengembangkan produk serta dapat menguji efektivitas produk.25 Model (R&D) yang dikembangkan Thiagaraja 4D yaitu Define, Design, Develop, Dessimination diubah menjadi 4P yaitu Pendefinisian, Perancangan, Pengembangan, dan Penyebaran.26 Berikut adalah tahapan model 4D penelitian pengembangan.27

a. Tahap Pendefinisian (Define)

Define bertujuan dalam mengidentifikasi dan mendefinisikan persyaratan pengembangan dengan memperhatikan serta menyesuaikan kebutuhan peserta didik. Tahapan ini dilaksanakan menggunakan cara antara lain: Analisis front-end (ujung depan), Analisis peserta didik, Analisis tugas, Analisis konsep, dan Perumusan tujuan pembelajaran

b. Tahap Perencanaan (Design)

Design adalah tahapan yang bertujuan membuat desain suatu produk yang sedang diproduksi atau dikembangkan. Terdapat empat tahap Design yang dilakukan:

25 Risa Nur Sa‟adah /;.gyujno,kgyhikmighyt c8Wahyu, Metode Penelitian R&D (Research and Dvelopment) Kajian Teoritis Dan Aplikatif, ed. by Aminol Rosid Abdullah, 2nd edn (Batu:

Literasi Nusantara, 2020).

26 Wahyu.72

27 Wahyu.72-78

1) Persiapan media pembelajaran merupakan langka penggabungan antara tahap define dan design. Media pembelajaran dibangun dari hasil rumusan tujuan pembelajaran.

2) Pemilihan media dilakukan untuk mengetahui karakteristik media dan materi yang relevan dalam pencapaian kompetensi dasar.

3) Pilih format yang akan dikembangkan

4) Rancangan awal berupa produk awal (prototype).

c. Tahap Pengembangan (Develop)

Tahapan ini dilakukan guna menghasilkan tampilan akhir perangkat belajar setelah dilakukan modifikasi berdasarkan masukan dan tanggapan atas saran ahli. Langkah-langkah dalam konteks pengembangan sebagai berikut:

1) Validasi ahli perangkat diikuti dengan revisi atau modifikasi

2) Simulasi adalah proses untuk mewujudkan rencana pelajaran menjadi tindakan.

3) Uji coba skala kecil dalam pembelajaran di kelas sesuai situasi nyata yang akan dihadapi.

4) Revisi berdasarkan hasil dari tahap (2) dan (3) tahapan selanjutnya yakni melakukan uji coba skala besar melalui peserta didik yang sesuai situasi nyata yang akan dihadapi.

d. Tahap Penyebaran (Desseminate)

Desseminate adalah tahapan yang bertujuan untuk menyebarluaskan produk yang sudah teruji untuk dimanfaatkan oleh

peserta didik, dan efektivitas penggunaan teknologi dalam kegiatan belajar.28

Model penelitian yang diterapkan berupa 4-D Thiagaraja (Define, Design, Develop, dan Disseminate) karena terbatasnya waktu dan tenaga, peneliti membatasi pada tahap Develop.

2. Media Pembelajaran

Kata "media" berasal dari kata Latin "medium", yang berarti

"antara" atau "perantara", dan mengacu pada hubungan antara sumber dan penerima informasi.29 Definisi media pada kajian komunikasi dalam mengacu pada kata massa, atau media massa, yang dapat dilihat di surat kabar, majalah, video, televisi, radio, dan komputer.30 Karakteristik media bias dilihat berdasarkan perspektif teknologi, sistem simbol, dan kemampuan pemrosesan semuanya dapat digunakan untuk menguji kualitas media. Model, realita, desainer, teks, audio, visual, multimedia, dan video adalah contoh dari berbagai jenis pembelajaran. Berikut beberapa alasan pentingnya media pembelajaran: 1) meningkatkan kualitas pembelajaran; 2) menginginkan paradigma baru; 3) permintaan pasar; dan 4) visi pendidikan global.31

Menurut Sudjana dan Rivai (1992), Manfaat penggunaan media dalam pembelajaran peserta didik diantaranya: 1) menumbuhkan motivasi belajar dan perhatian peserta didik karena menarik; 2) memperjelas makna

28 tatik sutarti.

29 Muhammad Yaumi, Media & Teknologi Pembelajaran, ed. by Sitti Fatimah Sangkala Sirate, 1st edn (Jakarta: Prenadamedia Group (Divisi Kencana), 2018) <https://doi.org/978-602-422-276-5>.

30 Yaumi.

31 Yaumi.

materi dalam proses belajar sehingga peserta didik bisa memahaminya dan kemungkinan penguasaan dari pencapaian tujuan pembelajaran itu sendiri;

dan 3) metode pengajaran tidak hanya verbal melalui kata-kata, tetapi akan lebih bervariasi.; dan 4) Peserta didik dalam proses pembelajaran lebih terlibat, bukan sekedar mendengarkan tetapi juga pengamatan, mendemonstrasikan, memerankan, dan pengarahan.32 Kesimpulan tentang penggunaan media pembelajaran pada proses belajar berpengaruh signifikan terhadap fokus peserta didik, informasi mudah dipahami, sehingga pemahaman peserta didik lebih besar, dan media pembelajaran memberikan rasa senang dan gembira dalam pembelajaran. proses pembelajaran. Standar media pembelajaran menurut Depdiknas tahun 2008, meliputi 3 komponen yakni validitas isi, bahasa, penyajian, dan visual/kegrafikan.

3. Smart Apps Creator (SAC)

Smart Apps Creator (SAC) adalah sebuah program untuk membuat multimedia untuk perangkat mobile. SAC adalah media digital interaktif dengan kemampuan untuk menghasilkan aplikasi menggunakan UI, interaktivitas, dan desain yang intuitif. Aplikasi yang dibuat dengan software dapat kompatibel dengan sistem operasi iOS dan Android.

Pengembangan perangkat lunak dapat berupa apk, xcodeproj, HTML5 dan

32 Ambiyar Nrzwardi Jalintls, Media Dan Sumber Pembelajar, ed. by Ria lrfan Fahmi, Ke-1 (Jakarta: Kencana, 2016).

exe, memungkinkan aplikasi yang dihasilkan kompatibel dengan berbagai perangkat dan monitor sentuh.33

Keunggulan Smart Apps Creator antara lain 1) tidak memerlukan keahlian pemrograman, sehingga siapa saja bisa menggunakannya untuk media pembelajaran; 2) keluaran aplikasi bisa diimplementasikan di berbagai platform antara lain android, iOS, web Microsoft,dll; 3) aplikasi yang akan dikembangkan dapat dirancang secara artistic sesuai dengan kebutuhan pengguna dan sesuai dengan imajinasi pengembang; 4) interatifitas; 5) mendukung berbagai jenis format; 6) layanan web dimasukkan ke dalam program, membuatnya lebih fungsional..34 Media pembelajaran tidak memerlukan paket data untuk menggunakan sehingga peserta didik lebih hemat untuk menggunakan media pembelajaran.35 Menurut Jenius Efendi, penelitian yang dilakukan tentang materi pembelajaran interaktif berbasis multimedia yang dibuat dengan aplikasi smart apps creator (SAC) menghasilkan keterlibatan, unsur kepedulian, dan aspek antusiasme dari peserta didik dalam belajar yang digunakan media tersebut termasuk sanggat baik sebab melalui tampilan menarik dan kegiatan menyenangkan memberikan pengalaman bermakna.

33 Valentina Widya Suryaningtyas and others, „Translation Learning Enrichment Using Smart Application Creator 3.0: An Attempt to Design a Mobile Application in Translation for Tourism Purpose Course‟, Proceedings - 2019 International Seminar on Application for Technology of Information and Communication: Industry 4.0: Retrospect, Prospect, and Challenges, ISemantic 2019, September, 2019, 542–47 <https://doi.org/10.1109/ISEMANTIC.2019.8884273>.

34 Avin Wimar Budyastomo, „Gim Edukasional Untuk Pengenalan Tata Surya‟, Teknologi, 10.2 (2020), 55–66 <https://doi.org/10.26594/teknologi.v10i2.1955>.

35 Indah Miftahul Jannah, „Rancang Bangun Media Pembelajaran Matematika Matriks Untuk Kelas X Di SMK Muhammadiyah 1 Sragen Berbasis Mobile Learning‟ (UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA, 2019).

Kekurangan dari SAC adalah aplikasinya sangat sederhana dan tidak memiliki banyak fitur.36 Pengembangan media pembelajaran ini gratis hanya selama 30 hari dan harus diinstal ulang untuk digunakan, Aplikasi ini sulit digunakan dengan pada resolusi rendah jika Anda menggunakan pengaturan smartphone resolusi tinggi pada pengembangan awal.37

4. Materi Pencemaran Lingkungan

Pencemaran Lingkungan adalah penyebab terjadinya penurunan kualitas lingkungan. Salah satu materi IPA untuk peserta didik kelas VII SMP/MTs yaitu Pencemaran Lingkungan. Polutan adalah zat yang mengancam keberadaan makhluk hidup dan dapat merusak lingkungan.

Pencemaran Lingkungan diklasifikasikan menjadi tiga macam berdasarkan tempat terjadinya: pencemaran air, pencemaran udara, dan pencemaran tanah.38

a. Pencemaran Air

Pencemaran air terjadi sebagai penurunan kualitas air akibat masuknya komponen atau energi lain ke dalam air, seperti zat, makhluk hidup, dan ketidakmampuan air untuk berfungsi dengan baik, hal tersebut ditandai dengan warna, bau, dan rasa pada air. Adapun

36 Eri Satria, Sri Rahayu, and Jubaedi Jubaedi, „Rancang Bangun Media Pembelajaran Interaktif Anatomi Tubuh Pada Manusia Berbasis Android‟, Jurnal Algoritma, 18.1 (2021), 69–76

<https://doi.org/10.33364/algoritma/v.18-1.839>.

37 A R Azizah, „Penggunaan Smart Apps Creator (SAC) Untuk Mengajarkan Global Warming‟, Prosiding Seminar Nasional Fisika (SNF) Unesa, 4.2 (2020), 72–80

<https://fisika.fmipa.unesa.ac.id/proceedings/index.php/snf/article/view/143>.

38 Siti Nurul Hidayati Wahono Widodo, Fida Rahmadiarti, Ilmu Pengetahuan Alam, ke-4 (Edi (Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud, 2017).

faktor penyebab Pencemaran Lingkungan berasal dari limbah industri mengandung zat kimia yang menimbulkan pencemaran air yang mengandung logam-logam berat yang merusak ekosistem perairan bahkan sangat berbahaya bagi makhluk hidup yang mengkonsumsi nya. Limbah rumah tangga terdiri dari unsur-unsur organik yang dapat dicerna oleh mikroba, seperti kulit sayur, sisa makanan, kertas, kayu, dan daun. Akibat penguraian tersebut, kadar oksigen di perairan menjadi turun, yang mengancam kelangsungan hidup biota. Sampah- anorganik seperti kaca, besi, aluminium, plastik dan botol parfum bekas serta kaleng cat dapat mencemari sungai, menjadikannya dangkal, padat, dan rawan banjir. Kegiatan pertanian penggunaan bahan kimia pertanian dan pupuk seperti pestisida dan herbisida menciptakan limbah pertanian. Indikator pencemar dapat dilihat dari sifat fisik, kimia, biologi air. Indikator pencemaran air terbagi menjadi tiga yaitu fisik, kimia dan biologi. Secara fisik terjadi perubahan air seperti kejernihan, warna dan bau. Secara kimia dapat dilihat dari pH air, kandungan oksigen dalam air. Secara biologi dapat dilihat dari kandungan mikroorganisme yang berbahaya di dalam air. 39

b. Pencemaran Udara

Pencemaran udara didefinisikan sebagai lingkungan di mana atmosfernya mengandung senyawa kimia, pencemar fisik atau biologis yang sangat merugikan kesehatan makhluk hidup dan menurunkan

39 Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud, 2017).

keindahan alam dan kenyamanan lingkungan. Ada dua jenis polusi udara yaitu primer dan sekunder. Sumber pencemar secara langsung disebut pencemaran udara primer. Pertimbangkan kenaikan kadar karbon dioksida sebagai akibat dari pembakaran manusia. Pencemaran udara sekunder diciptakan oleh interaksi di lingkungan antara senyawa pencemar udara primer. Pertimbangkan penciptaan ozon, yang merupakan hasil interaksi kimia molekul pembawa oksigen di udara.

Berbagai sumber berkontribusi terhadap polusi udara, termasuk proses alami yang dapat mencemari atmosfer, seperti kotoran ternak yang membawa molekul metana, yang dapat meningkatkan panas bumi dan dengan demikian berkontribusi pada pemanasan global. Terlepas dari letusan gunung berapi merupakan bencana alam dapat menghasilkan abu vulkanik yang mempengaruhi udara dan mengganggu kesehatan makhluk hidup. Kebakaran hutan melepaskan karbon dioksida di udara (atmosfer) dengan jumlah besar, menyebabkan polusi udara dan membahayakan kesehatan organisme dan manusia. Selain itu, penyebab yang berkontribusi terhadap pencemaran udara akibat aktivitas manusia, antara lain seperti pembakaran limbah, emisi industri, knalpot kendaraan, asap rokok dan limbah senyawa kimia seperti CFC, dll. Indikator pencemar dapat dilihat dari sifat fisik, kimia, biologi udara. Indikator fisik adalah mengetahui adanya pencemaran udara dengan melihat perubahan sifat fisik udara, seperti adanya perubahan warna dan bau. Misalnya, asap kebakaran hutan

menyebabkan udara menjadi gelap dan berbau terbakar. Indikator kimia adalah mengetahui adanya pencemaran udara dengan melihat adanya kandungan zat-zat kimia pencemar, seperti nitrogen oksida, sulfur oksida dan karbon monoksida. Indikator biologi adalah mengetahui adanya pencemaran udara dengan melihat dampak pencemaran terhadap makhluk hidup yang rentan dengan adanya zat pencemar. Contoh indikator biologi untuk mengamati tingkat polusi udara adalah lumut kerak (Lichenes). Lumut kerak akan mati dan tidak dapat tumbuh di lingkungan yang udaranya tercemar, terutama tercemar logam berat seperti timbal. 40

c. Pencemaran Tanah

Pencemaran tanah terjadi ketika zat buatan manusia menembus ekosistem tanah alami dan mengubahnya. Pencemaran tanah dapat terjadi akibat tumpahan limbah cair, penggunaan pestisida, dan limbah industri yang tidak memenuhi syarat yang dibuang ke dalam tanah.

Limbah domestik, industri, dan pertanian merupakan penyebab Pencemaran Lingkungan. Sampah padat dan cair yang berasal dari pemukiman, institusi, dan lokasi wisata merupakan contoh sampah domestik. Limbah padat berupa bahan kimia anorganik seperti serat plastik, gerabah, barang kaleng, dan bahan bangunan tua adalah contoh hal-hal yang menguras kesuburan tanah yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme. Kotoran, deterjen, minyak, dan cat adalah

40 Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud, 2017).

contoh limbah cair. Jika menembus ke dalam tanah, itu akan menghabiskan pasokan air tanah dan mungkin membunuh mikroorganisme. Limbah padat dan cair memiliki pengaruh negatif terhadap tanah, mengancam keberadaan semua makhluk hidup, termasuk kehidupan manusia. Faktor penyebab Pencemaran Lingkungan akibat limbah industri, yaitu berupa sisa-sisa barang industri. Limbah padat adalah bentuk limbah industri yang berbeda dengan limbah cair. Akibat dari limbah industri dari proses pengolahan yang timbul menjadi limbah padat seperti padatan, lumpur dan slurry.

Misalnya sisa pengolahan permen, kertas, rayon, pengawetan buah, ikan dan daging, dll. Sedangkan di sisi lain limbah industry adalah limbah cair yang dihasilkan dari proses pengolahan pada saat produksi.

Misalnya, sisa industri pelapis dan industri kimia lainnya. Proses industri pelapisan logam menghasilkan tembaga, timbal, perak, kromium, arsenik, dan boron, yang dapat meracuni tanah seperti Hg Cd, Pb, dan Zn. Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap pencemaran limbah pertanian di lingkungan. Residu pupuk sintetik yang digunakan untuk menyuburkan tanah disebut sebagai limbah pertanian, misalnya pupuk dari urea dan insektisida digunakan sebagai pembasmi hama.

Pemupukan dilakukan secara berkepanjangan dapat merusak kesuburan tanah sehingga struktur tanah menjadi rendah. Pestisida bukan hanya menghancurkan hama, tetapi juga mikroorganisme yang bermanfaat bagi tanah. Indikator pencemaran air terbagi menjadi tiga

yaitu fisik, kimia dan biologi. Sifat fisik yang menunjukkan kualitas tanah, antara lain warna tanah, kedalaman lapisan atas tanah, kepadatan tanah, porositas dan tekstur tanah, dan endapan pada tanah.. Secara kimia pH, salinitas, kandungan senyawa kimia organik, fosfor nitrogen, logam berat, dan radioaktif. Secara biologi cacing tanah merupakan salah satu indikator biologi pada pengukuran tingkat polusi tanah. Keberadaan cacing tanah dapat meningkatkan kandungan nutrisi pada tanah yang akan menyuburkan tanah. Populasi cacing tanah dipengaruhi oleh kondisi tanah habitatnya, seperti kondisi suhu, kelembapan, pH, salinitas, aerasi, dan tekstur tanah. 41

41 Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud, 2017).

29 A. Model Penelitian dan Pengembangan

Peneliti menerapkan metode berupa pengembangan (R&D). Tujuan pada penelitian ialah menciptakan sebuah produk berupa media pembelajaran interaktif berbasis Smart Apps Creator (SAC) pada materi Pencemaran Lingkungan kelas VII SMP Negeri 3 Puger. Model yang diterapkan pada penelitian adalah 4D dengan empat komponen yaitu pendefinisian, perancangan, pengembangan, dan penyebaran. Pemilihan model 4D karena materi Pencemaran Lingkungan itu non hirarki serta sistematika nya berdasarkan kebutuhan peneliti dalam mengembangkan media, peneliti membatasi penelitian yaitu pada tahap pengembangan (develop) yang akan dilakukan,karena keterbatasan waktu dan tenaga yang tersedia, dan penelitian yang dilakukan hanya untuk menguji validitas media pembelajaran. Jenis data yang terdapat pada penelitian ialah data kualitatif dan kuantitatif. Data dari informasi selain statistik atau angka yang didapatkan dari catatan komentar, kritik, dan gagasan validator yang digunakan untuk memperbaiki atau memodifikasi media disebut data kualitatif. Sedangkan data berupa angka diterima dari kuesioner penelitian yang diberikan kepada responden uji coba disebut sebagai data kuantitatif.

Dalam dokumen pengembangan media pembelajaran interaktif (Halaman 31-43)

Dokumen terkait