i SKRIPSI
diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Program Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Oleh:
SITI NURFARIDA NIM: T201710001
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
MARET 2022
iv
Artinya:“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia. (Melalui hal itu) Allah membuat mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”1 (QS. Ar-Rum ayat 41)
1 Al Quran, 14:7, Terjemah Kemenag 2019
v
ini sebaik mungkin. Skripsi ini kupersembahkan untuk:
1. Bapak Samidi, Ibu Fitriyah yang telah membesarkan, mendidik, serta selalu mendoakanku untuk keberhasilan dan memberikan dukungan, semangat, dan nasihat.
2. Fahira Ramadani, adikku yang selalu menyemangati dan mendoakan kesuksesanku.
3. Almamater tercinta Tadris Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Universitas Isam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq jember yang selalu saya banggakan.
vi
Alhamdulillahirobbil'alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan kasih sayang serta rahmat-Nya, semoga sholawat beserta salam selalu tercurah kepada baginda Nabi Agung Muhammad SAW, sahabat, keluarga dan pengikutnya, sehingga peneliti bisa menuntaskan tugas akhir ini. Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana dari UIN KHAS Jember.
Berbagai pihak yang sudah memberikan masukan, nasehat, motivasi, dan bimbingan, serta informasi dan petunjuk kepada peneliti selama menyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, peneliti sangat terima kasih kepada yang terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. H. Babun Suharto, S.E, MM. yang telah memberikan fasilitas dan dukungan kepada peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan studinya di UIN KHAS Jember, selaku Rekor UIN KHAS Jember.
2. Ibu Prof. Dr. Hj. Mukni‟ah, M.Pd.I yang telah memberikan fasilitas dan kemudahan dalam penyelesaian skripsi selama proses studi, selaku Dekan UIN KHAS Jember Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Kependidikan.
3. Ibu Laily Yunita Susanti, S.Pd., M.Si yang telah memberikan nasihat dan arahan selama penyusunan penelitian ini selaku Dosen Pembimbing Skripsi.
4. Bapak/Ibu dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, khususnya para Bapak/Ibu dosen Tadris IPA yang telah ikhlas mengarahkan, mendidik, dan memberikan informasi kepada peneliti, serta telah banyak membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini.
vii
6. Teman-temanku Tadris IPA angkatan 2017 yang telah banyak membantu serta memberikan dukungan hingga sekarang.
7. Berbagai pihak yang sudah memberikan dorongan secara materi atau moral yang peneliti tidak dapat sebutkan satu persatu.
Semoga, Allah SWT akan membalas bantuan dan kasih sayang mereka dengan berlipat ganda dalam penelitian skripsi ini, peneliti menyadari segala kekurangannya dan masih jauh pada kesempurnaan dari penelitian tugas akhir.
Maka dari itu, setiap masukan yang membangun sangat bermanfaat bagi peneliti.
Mudah-mudahan, baik peneliti maupun bangsa dan agama mendapat manfaat dari tugas akhir ini.
Jember, 4 Januari 2022
Peneliti
viii
Kata Kunci: Media pembelajaran interaktif, Smart Apps Creator (SAC), Materi Pencemaran Lingkungan
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dalam proses pembelajaran mengacu erat pada konsep yang berkaitan dengan alam dan kehidupan manusia. Pencemaran lingkungan merupakan salah satu kajian ilmiah pembelajaran IPA bagi peserta didik kelas VII SMP/MTs, dan berkaitan langsung dengan perilaku manusia, khususnya perilaku peserta didik. Beberapa kendala yang dihasilkan dalam wawancara dengan pendidik di SMP Negeri 3 Puger menunjukkan bahwa dalam prose pembelajaran IPA, salah satunya adalah kurangnya media pembelajaran kekinian mengikuti kemajuan teknologi. Berdasarkan hal tersebut perlunya media pembelajaran yang menarik, efektif dan efisien, yang tujuan untuk memotivasi peserta didik untuk membaca di manapun dan kapanpun.
Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Mendeskripsikan tingkat validitas terhadap Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Smart Apps Creator (SAC) Pada Materi Pencemaran Lingkungan Kelas VII SMP Negeri 3 Puger.
2)Mendeskripsikan respons peserta didik terhadap Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Smart Apps Creator (SAC) Pada Materi Pencemaran Lingkungan Kelas VII SMP Negeri 3 Puger.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian Research and Development (R&D) yang menggunakan model penelitian pengembangan 4-D meliputi tahap pendefinisian (define), tahap perancangan (design), tahap pengembangan (develop) dan tahap penyebaran (disseminate), akan tetapi tidak dilakukan pada tahap disseminate (penyebaran) sebab tidak melihat efektivitas media terhadap peserta didik. Validator dan responden adalah Subjek penelitian ini. Adapun validator terdiri dari 3 yaitu validator materi, media dan pengguna (pendidik). Sedangkan respon terdiri dari responden skala kecil yaitu 6 peserta didik dan skala besar dengan jumlah seluruh kelas yaitu 30 partisipan kelas VII SMP Negeri 3 Puger. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan angket. Setelah itu, data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dengan persentase.
Hasil dari pengembangan penelitian ini yaitu :1) Validitas media pembelajaran interaktif mencapai persentase rata-rata uji validasi ahli sebanyak 87,5% pada tahap 1 dan tahap 2. Hasil evaluasi ahli media mencapai persentase sebanyak 87%, sedangkan hasil penilaian pengguna mencapai persentase 95,9%
dengan kriteria validitas “Sangat Valid”, kriteria tersebut menunjukkan kesesuaian relevansi antara teori penyusunan dengan media yang sudah dikembangkan. 2) Pada uji coba skala kecil respons peserta didik, adalah 94,36%, sedangkan pada uji coba skala besar adalah 95,28%. Hasil uji respons peserta didik pada uji skala kecil dan uji skala besar mencapai kriteria “sangat menarik” pada hal penyajian konten atau materi dan desain media pembelajaran interaktif, yang menunjukkan bahwa media pembelajaran dapat dimanfaatkan pada proses pembelajaran.
ix
PENGESAHAN ... III MOTTO ... IV PERSEMBAHAN ... V KATA PENGANTAR ... VI ABSTRAK ... VIII DAFTAR ISI ... IX BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 8
C. Tujuan Penelitian ... 9
D. Spesifikasi Produk Yang Diharapkan ... 9
E. Manfaat Penelitian Penggunaan ... 10
F. Asumsi dan Keterbatasan Penelitian dan Pengembangan ... 10
G. Definisi Operasional... 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu ... 14
B. Kajian Teori ... 18
BAB III METODE PENELITIAN A. Model Penelitian dan Pengembangan ... 29
B. Prosedur Pengembangan ... 30
C. Uji Coba Produk ... 38
x
C. Revisi Produk ... 78 BAB V PENUTUP
A. Kajian Produk Yang Telah Direvisi ... 90 B. Saran Pemanfaatan, Diseminasi Dan Pengembangan Produk
Lebih Lanjut ... 91 DAFTAR PUSTAKA ... 94
xi
Akan Dilakukan ... 17
3.1 Kompetensi Inti (KI) Dan Kompetensi Dasar (KD) ... 32
3.2 KD (Kompetensi Dasar) Dan Indikator ... 33
3.3 Pembuatan Desain Media Storyboard ... 36
3.4. Kriteria Skor Penilaian ... 40
4.5 Tabel Kriteria Uji Validitas ... 42
4.6 Tabel Kriteria Hasil Respons Peserta Didik ... 43
4.1 Kompetensi Inti (KI) Dan Kompetensi Dasar (KD) ... 48
4.2 KD (Kompetensi Dasar) Dan Indikator ... 49
4.3 Data Hasil Uji Validasi Oleh Ahli Materi Tahap 1 ... 60
4.4 Data Hasil Dari Pengisian Angket Uji Validasi Ahli Materi Tahap 2 66 4.5 Data Hasil Uji Validasi Oleh Ahli Media ... 67
4.6 Revisi Pada Hali Media ... 68
4.7 Data Hasil Uji Validasi Oleh Pengguna (Pendidik) ... 69
4.8 Hasil Validasi Oleh Para Ahli ... 70
4.9 Uji Coba Skala Kecil ... 72
4.10 Hasil Uji Respons Peserta Didik Skala Besar ... 73
4.11 Saran, Komentar Dan Hasil Revisi Oleh Ahli Materi ... 79
4.12 Revisi Materi Berdasarkan Saran Dan Komentar Dari Ahli Materi 80 4.13 Saran, Komentar Dan Hasil Revisi Oleh Ahli Media ... 82
4.14 Revisi Media Berdasarkan Saran Dan Komentar Dari Ahli Media 83
4.15 Saran, Komentar Dan Hasil Revisi Oleh Ahli Pengguna ... 83
xii
4.1 Peta Konsep Materi Pencemaran Lingkungan ... 51
4.2 Desain Cover Media ... 53
4.3 Rancangan Menu ... 54
4.4 Rancangan Kata Pengantar ... 55
4.5 Petunjuk Penggunaan Media Pembelajaran Interaktif ... 55
4.6 Daftar Isi ... 56
4.7 Rancangan Awal KI, KD Dan Indikator ... 57
4.8 Rancangan Awal Tujuan Pembelajaran ... 57
4.9 Pengenalan Peneliti ... 58
4.10 Revisi Batas Normal Dan Tercemar Berdasarkan pH Air Budidaya Perikanan ... 61
4.11 Revisi Tabel Batas Normal Dan Tercemar Berdasarkan pH Air Pengaruh Umum ... 63
4.12 Revisi Sifat Fisik Air Yang Tercemar ... 63
4.13 Revisi Sifat Biologi Dan Kimia Air Tercemar ... 63
4.14 Revisi Tabel Batas Normal Dan Tercemar Pencemaran Udara ... 62
4.15 Revisi Tabel Batas Normal Dan Tercemar Pencemaran Udara ... 64
4.15 Revisi Sifat Fisik, Biologi Dan Kimia Pencemaran Udara ... 64
4.17 Revisi Tabel Batas Normal Dan Tercemar Pencemaran Udara Berdasarkan pH Tanah ... 65
4.18 Revisi Sifat Fisik, Biologi Dan Kimia Pencemaran Tanah ... 65
xiii
4.22 Produk Akhir Menu ... 85
4.23 Produk Akhir Kata Pengantar ... 85
4.24 Produk Akhir Petunjuk Penggunaan Media Pembelajaran Interaktif ... 86
4.25 Produk Akhir Daftar Isi ... 87
4.26 Produk Akhir KI, KD Dan Indikator ... 87
4.27 Produk Akhir Tujuan Pembelajaran ... 87
4.28 Produk Akhir Materi ... 88
4.29 Produk Akhir Quiz ... 88
4.30 Produk Akhir Identitas Peneliti ... 89
1 A. Latar Belakang
Pembelajaran adalah tindakan sukarela pendidik tanpa didasari dengan paksaan kepada peserta didik guna mencapai hasil atau tujuan yang diinginkan pada proses belajar mengajar.2 Proses pembelajaran terdiri dari rangkaian kegiatan di mana berbagai komponen saling berinteraksi dan pendidik dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan menggunakan sumber belajar.3 Belajar adalah proses peningkatan kepribadian seseorang melalui perbaikan tingkah laku, seperti meningkatkan pengetahuan, keterampilan, pola pikir, pemahaman, perilaku, serta berbagai kemampuan lainnya.4 Proses dalam belajar mengajar merupakan komunikasi antara individu peserta didik dengan lingkungan sekolah.5 Maka dari itu, diperlukan komunikasi yang kuat guna mengubah perilaku dan pemikiran peserta didik menjadi lebih baik. Pendidik dalam metode pembelajaran dituntut untuk terampil memasukkan ide-ide baru yang sedang berkembang dalam pendekatan dan metodologi pengajarannya, serta memanfaatkan sumber daya yang ada sesuai dengan pembahasan yang
2 Sutiah, Teori Belajar Dan Pembelajaran, ed. by Sutiah, ke 2 (Sidoarjo: Nizamia Learning Center, 2020).
3 Aprida Pane and Muhammad Darwis Dasopang, „Belajar Dan Pembelajaran‟, FITRAH:Jurnal Kajian Ilmu-Ilmu Keislaman, 3.2 (2017), 333 <https://doi.org/10.24952/fitrah.v3i2.945>.
4 Warda Ahdar Djamaluddin, Belajar Dan Pmbelaaran 4 Pilar Peningkatan Kompetensi Pedagogis, Awal Syadd (Yogyakarta: CV. Kaaffah Learning Center, 2019).
5 Supriyono, „PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN PENDAHULUAN Berbicara Soal Kualitas Pendidikan , Tidak Dapat Dilepaskan Dari Proses Pembelajaran Di Ruang Kelas . Pembelajaran Di Ruang Kelas Mencakup Dua Aspek Penting Yakni Guru Dan Siswa . Guru Mempunyai‟, Jurnal Pendidikan Dasar, II.1 (2018), 43–48.
diberikan.6 Hal ini dilakukan untuk menciptakan lingkungan belajar yang diinginkan peserta didik, sehingga peserta didik mudah terinspirasi serta berpartisipasi dalam proses belajar yang sesuai keinginannya.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dalam proses pembelajaran mengacu pada suatu konsep yang erat kaitannya dengan lingkungan alam dalam aktivitas makhluk hidup. Peran penting pembelajaran IPA mengacu pada teknologi dan pendidikan, karena IPA menjadi landasan ilmu lain serta memajukan teknologi dan ilmu pengetahuan.7 Banyak sekali yang dikembangkan oleh bidang lain terkait konsep atau produk baru yang dikembangkan dalam pembelajaran IPA. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) saling berikatan dengan kemampuan dalam memahami kejadian alam secara terstruktur, sehingga IPA bukan sekedar gabungan pemahaman ilmu seperti suatu fenomena, gambaran, landasan saja melainkan suatu proses penciptaan.8 Bersumber pada kedalaman cara mempelajari IPA mencakup 4 dimensi yang harus di pandang seperti cara berpikir, cara menyelidiki, sebagai batang tubuh pengetahuan, serta IPA berinteraksi dengan teknologi, dan masyarakat.
Terutama pada mata pembelajaran IPA itu sendiri yang di dalamnya terdapat tiga materi yaitu fisika, kimia, biologi yang saling berkaitan.
6 Teni Nurrita, „Pengembangan Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa‟, MISYKAT: Jurnal Ilmu-Ilmu Al-Quran, Hadist, Syari’ah Dan Tarbiyah, 3.1 (2018), 171
<https://doi.org/10.33511/misykat.v3n1.171>.
7 Jhoni Lagun Siang and others, „Pengaruh Model Pembelajaran Dan Kemampuan Berpikir Kreatif Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa SMP‟, JTP - Jurnal Teknologi Pendidikan, 22.1 (2020), 40–52
<https://doi.org/10.21009/jtp.v22i1.15329>.
8 Galuh Rahayuni, „Hubungan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Literasi Sains Pada Pembelajaran Ipa Terpadu Dengan Model Pbm Dan Stm‟, Jurnal Penelitian Dan Pembelajaran IPA, 2.2 (2016), 131 <https://doi.org/10.30870/jppi.v2i2.926>.
Materi IPA salah satunya adalah Pencemaran Lingkungan di SMP/MTs yang berkaitan langsung dengan kebiasaan manusia khususnya peserta didik, seperti membuang sampah sembarangan. Kurangnya minat membaca materi pendidikan menyebabkan kurangnya pemahaman akan akibat pencemaran.
Oleh sebab itu, dibutuhkan media pembelajaran yang atraktif (menarik), efektif, serta efisien yang mampu memotivasi peserta didik untuk membaca sekaligus meningkatkan kesadaran akan bahaya Pencemaran Lingkungan.
Materi pelajaran Pencemaran Lingkungan diberikan kepada peserta didik untuk dijadikan dasar untuk menjaga dan melestarikan lingkungan di kehidupan sehari-hari. Berdasarkan penjelasan dalam QS: Al-A„raf:74.9
Artinya: Ingatlah ketika (Allah) menjadikan kamu pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah „Ad dan memberikan tempat bagimu di bumi. Kamu membuat pada dataran rendahnya bangunan-bangunan besar dan kamu pahat gunung-gunungnya menjadi rumah. Maka, ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu melakukan kejahatan di bumi dengan berbuat kerusakan.10
Bersumber dari ayat tersebut, bisa ditafsirkan bahwa Allah SWT memerintahkan umat-Nya agar tidak merusak apapun di muka bumi ini. Salah satunya seperti membuang sampah tidak pada tempatnya merupakan perbuatan yang tercela karena bahwasanya Allah membenci manusia yang merusak bumi. Pentingnya belajar materi Pencemaran Lingkungan membuat
9 Al Quran, 7:74
10 Terjemah Kemenag 2019
kita sadar bahwa bahaya yang dapat terjadi dalam kehidupan sehari-hari mengenai pencemaran yang di dalamnya terdapat pencemaran tanah, udara, air. Hal tersebut dapat dipelajari dalam materi Pencemaran Lingkungan.
Karakteristik pembelajaran SMP/MTs tentang Pencemaran Lingkungan dengan menerapkan pengetahuan konseptual dan faktual. Pengetahuan konseptual memuat ide atau gagasan konsep materi.11 Dalam materi Pencemaran Lingkungan yaitu materi tersebut diajarkan melalui pemahaman konsep, mengenai pengertian, dampak sampai dengan klasifikasi macam- macam Pencemaran Lingkungan. Sedangkan pengetahuan yang bersifat konkret atau nyata merupakan pengetahuan faktual.12Jadi pengetahuan faktual dalam materi Pencemaran Lingkungan didapatkan dari pembelajaran berdasarkan pengalaman secara nyata terhadap alam sekitar yang dialami secara langsung oleh peserta didik, contohnya mengenai dampak Pencemaran Lingkungan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber, ada beberapa faktor yang ikut berpengaruh terhadap terpuruk nya mutu pembelajaran yang dilaksanakan di SMP Negeri 3 Puger.13 Salah satunya adalah kurangnya media pembelajaran yang kekinian berdasarkan kemajuan teknologi seta inovasi masa kini, yang akan berdampak pada pencapaian tujuan hasil pembelajaran.
11 Anwar Musyaddad, „Pengaruh Pembelajaran Biologi Berbasis Real Object, Web Dan Blended Learning Terhadap Pengetahuan Faktual, Konseptual, Prosedural Dan Metakognitif Siswa Kelas X MIA Pada Materi Ekosistem‟ (Universitas Negeri Yogyakarta, 2019).
12 Ani Rahmawati, Joko Ariyanto, and Dewi Puspita Sari, „Profil Komposisi Jenis Dimensi Pengetahuan Dalam Kegiatan Pembelajaran Biologi Pada Materi Sistem Reproduksi Di Kelas XI MIPA SMA X Surakarta‟, Proceeding Biology Education Conference, 15.1 (2018), 554–58.
13 Nurul Hidayati, diwawancarai oleh Siti Nurfarida, Puger 12 Agustus 2020
Materi kelas VII SMP/MTs salah satunya adalah Pencemaran Lingkungan namun dalam proses penyampaiannya belum dapat disampaikan secara maksimal sehingga peserta didik masih kurang pengetahuan.
Karakteristik dari materi Pencemaran Lingkungan menekankan pada materi konseptual yang berkaitan langsung dalam kehidupan sehari-hari.
Pengetahuan peserta didik belum tercapai karena minat membaca masih rendah. Dilihat dari karakteristik materi, peserta didik perlu membaca materi tentang Pencemaran Lingkungan untuk meningkatkan pengetahuan serta untuk mengejar ketertinggalan materi dalam pembelajaran. Selanjutnya terkait dengan buku pedoman pembelajaran yang masih kurang memadai, dengan buku pedoman yang dimanfaatkan yaitu buku BSE Kurikulum 2013, yang menawarkan materi terpadu. Kurangnya jumlah buku membuat peserta didik dituntut untuk berkelompok ketika proses pembelajaran terjadi, dimana dalam proses belajar bisa menguras waktu serta membuat kelas kurang kondusif dan tidak fokus, sehingga peserta didik kurang menguasai materi secara mendalam disebabkan keterbatasan buku serta media yang digunakan.
Selain itu, hasil observasi di SMP Negeri 3 Puger terdapat masalah bahwasanya proses belajar mengajar cenderung masih menggunakan metode ceramah yang membuat suasana proses pembelajaran menjadi monoton dan membosankan sehingga respons balik yang diberikan peserta didik masih terbatas. Hasil angket analisis kebutuhan peserta didik SMPN 3 Puger kelas diperoleh persentase terkait pernyataan peserta didik menyukai pembelajaran IPA yaitu 100% menyukai pembelajaran IPA namun, 96,6% menyatakan
pembelajaran IPA sulit, serta 86,7% gaya belajar peserta didik menggunakan audio visual, 96,7% peserta didik menggunakan teknologi seperti laptop dan hp, 93,3% pendidik pernah memanfaatkan teknologi pada saat pembelajaran, 96,7% peserta didik lebih suka pembelajaran IPA dengan memanfaatkan teknologi, 100% peserta didik lebih suka pembelajaran IPA yang aktif dan menarik, 96,7% peserta didik sulit memahami materi Pencemaran Lingkungan karena cara penyampaian kurang menarik, 96,7%
peserta didik ingin materi pencemaran lingkungan disampaikan dengan menarik agar lebih mudah dipahami.14
Media pembelajaran merupakan suatu jenis perangkat pembelajaran yang membantu serta bisa dimanfaatkan saat proses pembelajaran bertujuan untuk memperjelas materi yang diberikan, sehingga dapat dicapai proses belajar yang lebih baik.15 Media pembelajaran meliputi sarana strategis yang digunakan pendidik dalam mentransfer pengetahuan dalam peserta didik.16 Sebuah media pembelajaran bisa mengarahkan perhatian peserta didik agar bisa memotivasi mereka untuk belajar, serta membantu dalam melatih diri peserta didik secara mandiri sesuai dengan kesukaan dan ketertarikan nya.17 Untuk mengatasi ketertinggalan waktu dan meningkatkan minat baca peserta
14 Peserta Didik Kelas VII SMPN 3 Puger, diwawancarai oleh Siti Nurfarida, Puger 12 Agustus 2020
15 Lilik Mawartiningsih, „Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Android Untuk Peningkatan Hasil Belajar Materi Pencemaran Lingkungan Dan Upaya Pelestariannya Development of Android-Based Learning Media for Improved Learning Outcomes of Environmental Pollution Material and Conse‟, 15 (2018), 484–90.
16 Nurjannah Husain, „Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Audio Visual Pada Materi Pencemaran Lingkungan Kelas VII SMP Negeri 6 Duampanua Kabupaten Pinrang‟ (UIN Alauddin Makassar, 2017) <http://repositori.uin-alauddin.ac.id/8074/1/Nurjannah Husain.pdf>.
17 endi irawan tatik sutarti, Kiat Sukses Meraih Hibah Penelitian Pengembangan, ed. by Mulyadi, 1st edn (Yogyakarta: CV. Budi Utama, 2017).
didik dalam proses pembelajaran, diperlukan inovasi pembelajaran berupa media interaktif agar dapat mengevensiasi waktu dan ketertarikan dalam membaca peserta didik. Sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh sofwan perlunya memanfaatkan sarana media pendidikan berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang diajarkan oleh pendidik selama proses pembelajaran.18 Pengembangan media yang berkualitas mempengaruhi minat siswa untuk mendengarkan penjelasan guru. Ini akan membuat siswa lebih fokus dan lingkungan belajar tidak membosankan. Siswa tidak kewalahan ketika belajar, tetapi merasa seperti sedang bermain dengan apa yang telah diberikan guru kepada mereka. Siswa juga lebih efisien dan lebih cepat memahami daripada guru yang membaca semua yang ada di buku sebagai dongeng sebelum tidur.19
Smart apps creator (SAC) merupakan software yang dapat mengembangkan aplikasi android dan iOS tidak adanya bahasa pemrograman, dan mampu menampilkan format seperti HTML5 dan .exe. SAC bisa dikembangkan dalam menyusun aplikasi media pembelajaran untuk berbagai tujuan, termasuk pembelajaran, perjalanan, panduan kota, pemasaran, dan game. Selain itu, dapat digunakan oleh peserta didik SD, SMP, SMA/MA untuk mengembangkan kualitas kreativitas dan pengelolaan materi serta
18 Irma Sari Sinaga, Faizal Chan, and Muhammad Sofwan, „Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis Oleh Guru Sekolah Dasar‟, Jurnal Pendidikan, 4.1 (2020), 271–79 <https://ummaspul.e- journal.id/maspuljr/article/view/344/199>.
19 M oh Sutomo and A A Suhardi, „Pengembangan Media Pembelajaran Slide Powerpoint‟, Pesat,
7.3 (2021)
<http://ejournal.paradigma.web.id/index.php/pesat/article/view/67%0Ahttp://ejournal.paradigma.w eb.id/index.php/pesat/article/download/67/67>.
pengembangan perangkat seluler yang menarik.20 Penelitian terkait mengenai penggunaan smart apps creator dilakukan oleh Nurul hikmah bahwa media pembelajaran tersebut mampu membantu proses pembelajaran dan layak untuk menunjang proses pembelajaran.21
Berdasarkan permasalahan di atas dengan mempertimbangkan alternatif solusi, maka perlu adanya pengembangan media pembelajaran interaktif berbasis smart apps creator (SAC) pada materi Pencemaran Lingkungan Kelas VII SMP Negeri 3 Puger. Media ini dirancang buat menunjang peserta didik lebih sering membaca materi IPA terutama materi Pencemaran Lingkungan dimanapun dan kapanpun, sehingga menambahkan informasi, dapat aktif dalam pembelajaran IPA, serta dapat menjadi sarana belajar mandiri sehingga berimbas pada efisiensi waktu pembelajaran. media yang dikembangkan berupa aplikasi yang ringan dan tidak meakan banyak RAM, dapat digunakan secara offline.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah uraian di atas, yang dapat diambil antara lain:
1. Bagaimana tingkat validitas terhadap media pembelajaran interaktif berbasis smart apps creator (SAC) pada materi Pencemaran Lingkungan Kelas VII SMP Negeri 3 Puger?
20 Adam Mudinillah, Software Untuk Media Pembelajaran, ed. by Ridwan Nur M Nurul Eriza Putri, 1st edn (Yogyakarta: CV. Bintang Surya Madani, 2020).
21 Nurul Hikma Andi Rustandi, Asyril, „Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Android Di SMK Teknologi Informasi Samarinda‟, Jurnal Fasilkom, 10.3 (2020), 297–300
<https://ejurnal.umri.ac.id/index.php/JIK/article/download/2274/1333>.
2. Bagaimana respons peserta didik terhadap media pembelajaran interaktif berbasis smart apps creator (SAC) pada materi Pencemaran Lingkungan Kelas VII SMP Negeri 3 Puger?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini untuk latar belakang dari rumusan masalah di atas:
1. Mendeskripsikan tingkat validitas terhadap media pembelajaran interaktif berbasis smart apps creator (SAC) pada materi Pencemaran Lingkungan Kelas VII SMP Negeri 3 Puger.
2. Mendeskripsikan respons peserta didik terhadap media pembelajaran interaktif berbasis smart apps creator (SAC) pada materi Pencemaran Lingkungan Kelas VII SMP Negeri 3 Puger.
D. Spesifikasi Produk Yang Diharapkan
Spesifikasi produk berikut yang diharapkan selama penelitian dan pengembangan:
1. Media berbasis smart apps creator (SAC) dengan materi pencemaran lingkungan di peruntukan bagi peserta didik SMPN 3 Puger untuk dimanfaatkan sebagai sumber belajar mandiri.
2. Media berbasis smart apps creator (SAC) berisi uraian serta informasi yang berhubungan dengan materi Pencemaran Lingkungan.
3. Media berbasis smart apps creator (SAC) berisi: Materi Pembelajaran, quiz, video, gambar, profil peneliti dan alat bantu lainnya.
4. Media berbasis smart apps creator (SAC) yang dihasilkan bisa diakses melalui android secara offline.
E. Manfaat Penelitian Pengembangan
Menyuguhkan manfaat dari penelitian pengembangan diantaranya:
1. Manfaat Teoritis
Harapan hasil penelitian mampu memberikan pemahaman ilmiah serta meningkatkan sikap peneliti dan pembaca terhadap materi Pencemaran Lingkungan yang terdapat pada media pembelajaran.
2. Manfaat Praktis
a. Para pendidik, sebagai sumber inspirasi atau ide untuk mengembangkan media pembelajaran interaktif yang terbaik guna menciptakan lingkungan dan interaksi belajar yang interaktif dan menarik.
b. Peserta didik, penggunaan media pembelajaran yang menarik, efektif, dan praktis untuk penunjang belajar tentang pencemaran lingkungan.
c. Peneliti, berpeluang menjadi salah satu referensi penting bagi penelitian selanjutnya bagi peneliti.
d. Sekolah, media pembelajaran interaktif berbasis smart apps creator (SAC) guna membantu mengembangkan program peningkatan mutu sekolah serta kapasitas atau kompetensi pendidik.
F. Asumsi dan Keterbatasan Penelitian dan Pengembangan Asumsi penelitian pengembangan:
1. Asumsi Penelitian Pengembangan
a. Menghasilkan produk media berupa smart apps creator (SAC) yang dapat digunakan sebagai alat bantu peserta didik dalam belajar yang bisa diaplikasikan sebagai penunjang belajar, dan dapat diterapkan kapanpun, dimanapun, dalam meningkatkan keaktifan peserta didik b. Menghasilkan produk Smart Apps Creator (SAC) yang dimanfaatkan
pendidik sebagai referensi dalam memajukan mutu kualitas pembelajaran.
c. Media berbasis smart apps creator (SAC) ini digunakan kelas VII SMP/MTs peserta didik pada semester genap.
d. Uji coba yang dilakukan untuk mendeskripsikan respons peserta didik pada media berbasis smart apps creator (SAC) yang dikembangkan e. Materi yang dikembangkan berupa Pencemaran Lingkungan.
2. Keterbatasan Penelitian dan Pengembangan
a. Media berbasis smart apps creator (SAC) dikembangkan berlandaskan kurikulum 2013 revisi 2017.
b. Media pembelajaran digunakan peserta didik kelas VII SMP pada umumnya, khususnya SMP Negeri 3 Puger.
c. Materi yang dikembangkan adalah KD 3.8 Menganalisis terjadinya Pencemaran Lingkungan dan dampak bagi ekosistem
d. Model penelitian 4D (define, design, development, desimination) digunakan pada penelitian yang dikembangkan oleh Thiagaraja.
Penelitian dilakukan pada tahap pengembangan (development) karena keterbatasan waktu serta tenaga yang dimiliki oleh peneliti.
G. Definisi Operasional
Berikut adalah seputar definisi yang diterapkan pada penelitian pengembangan antara lain:
1. Penelitian dan Pengembangan
R&D merupakan penelitian yang berupaya dalam menghasilkan produk yang juga dapat digunakan untuk mendukung pembelajaran, dengan tujuan meningkatkan kualitas pembelajaran. Model 4D digunakan dalam pengembangan (define, design, development, desimination). Hasil akhir berupa media pembelajaran interaktif bagi peserta didik SMP/MTs berbasis smart apps creator (SAC).
2. Media Pembelajaran
Media pembelajaran sebagai alat bantu yang pendidik gunakan dalam membekali peserta didik dengan sumber belajar yang membantu tercapainya tujuan belajar peserta didik.
3. Smart Apps Creator (SAC)
Sac adalah aplikasi multimedia yang memungkinkan dapat merancang dan membangun media pembelajaran interaktif untuk Android dan iOS tanpa harus tahu cara membuat kode. SAC dapat digunakan sebagai alat bantu belajar.
4. Materi Pencemaran Lingkungan
Pencemaran Lingkungan merupakan pembelajaran IPA pada KD 3.8 dengan KI 3 dan KD 4.8 dengan KI 4, kelas VII. Pencemaran Lingkungan adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, substansi,
zat atau komponen lainnya yang melebihi batas normal yang dilakukan oleh aktifitas manusia dan alam menyebabkan penurunan kondisi air, udara dan tanah. Sehingga tidak dapat berfungsi secara normal.
14 A. Penelitian Terdahulu
Pada penelitian ini mencantumkan dan mengumpulkan hasil ringkasan dari penelitian sebelumnya yang relevan dengan peneliti yang hendak dilakukan. Penelitian sebelumnya terkait Pengembangan Media Berbasis Smart Apps Creator (SAC) yakni sebagai berikut:
1. Andi Rustandi, Asyril, dan Nurul Hikmah 2020, Jurnal Fasilkom Universitas Mulawarman, dengan judul “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Android di SMK Teknologi Informasi Samarinda”.22
Kesimpulan dari penelitian ini berdasarkan metode dan model yang digunakan yaitu metode (R&D) dengan model PPE (Planning, Production, Evaluation). Penelitian ini bertujuan menghasilkan rancangan dan mengimplementasikan produk rancangan media berbasis android. Hasil dari penelitian ini didasarkan pada analisis data yang menunjukkan adanya kesenjangan hasil belajar pada materi. Antara saat sebelum serta setelah memakai media berbasis android, materi Logaritma dan Algoritma yang cukup banyak digunakan dalam kelas simulasi dan komunikasi digital. Hal ini menunjukkan bahwa keberhasilan dalam meningkatkan hasil belajar dalam menggunakan media pembelajaran berbasis android pada peserta didik.
22 Andi Rustandi, Asyril.
2. Jundina Amajida 2020, Pendidikan Tadris Matematika IAIN Salatiga, skripsi yang berjudul “Pengembangan Media Mobile Learning Berbasis Android Pada Materi Himpunan Peserta didik Kelas VII Di MTs NU Hasyim Asy‟ari 03 Kudus”.23
Kesimpulan dari penelitian ini ialah metode penelitian yang diterapkan berupa pengembangan dengan model ADDIE. Tujuan penelitian ini yaitu mengembangkan produk sebagai media berbasis Android materi himpunan dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran, terutama di masa pandemi yang membutuhkan pembelajaran jarak jauh melalui Pembelajaran Online. Hasil penelitian ini dimaksudkan untuk membantu dalam mempelajari konten lebih sederhana, praktis, mandiri, dan tanpa memperhatikan batasan waktu, sehingga lebih menarik, menyenangkan, dan dapat dipahami peserta didik.
3. Rangga Hasian Prakoso 2020, Pendidikan Pendidik Sekolah Dasar Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini dan Dasar Universitas Jambi, dengan judul skripsi “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Aplikasi Menggunakan Smart APP Creator Pada Subtema Jenis Pekerjaan Kelas IV Sekolah Dasar”.24
Kesimpulan dari penelitian ini adalah model penelitian yang diterapkan berupa ADDIE, dengan metode (R&D). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan sebuah produk sebagai media pembelajaran
23 Jundina Amajida, Pengembangan Media Mobile Learning Berbasis Android Pada Materi Himpunan Siswa Kelas Vii Di Mts Nu Hasyim Asy ’ Ari 03 Kudus, 2021.
24 Rangga Prakoso, „Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Aplikasi Menggunakan Smart App Creator Rangga Hasian Prakoso A1D116062 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Jambi Oktober 2020‟, 2020.
berbasis aplikasi serta memudahkan peserta didik kelas IV SD dalam memahami materi pada subtema 1 jenis-jenis pekerjaan. Hasil penelitian dimaksudkan dapat memberikan pembelajaran bagi peserta didik yang menyenangkan, mempermudah pendidik untuk menyampaikan konten, dan memudahkan dalam memahami jenis materi pekerjaan peserta didik di SD kelas IV, sesuai dengan temuan penelitian ini.
Table 2.1
Persamaan Dan Perbedaan Penelitian Terdahulu Dengan Penelitian Yang Akan Dilakukan
No Nama Peneliti Judul Persamaan Perbedaan
1 Andi Rustandi, Asyril, dan Nurul Hikmah 2020, Jurnal Fasilkom Universitas Mulawarman
Pengembangan Media
Pembelajaran Berbasis Android di SMK Teknologi Informasi
Samarinda
Media Smart APPS Creator.
Materi, lokasi penelitian, dan
model PPE,
sedangkan peneliti menggunakan model
pengembangan 4D.
serta subyek penelitian peserta didik kelas X SMK sedangkan
penelitian yang akan dilakukan pada peserta didik kelas VII SMP/MTs 2 Jundina Amajida
2020, Pendidikan Tadris Matematia IAIN Salatiga
Pengembangan Media Mobile Learning Berbasis Android Pada Materi Himpunan Peserta didik Kelas VII Di MTs NU Hasyim Asy‟ari 03 Kudus
Media Smart APPS Creator
Materi, lokasi penelitian, dan model ADDIE.
sedangkan peneliti menggunakan model
pengembangan 4D
3 Rangga Hasian Prakoso 2020, Pendidikan Pendidik Sekolah Dasar Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini dan Dasar Universitas Jambi
Pengembangan Media
Pembelajaran Berbasis Aplikasi Menggunakan
Smart APP
Creator Pada Subtema Jenis Pekerjaan Kelas IV Sekolah Dasar
Media Smart APPS Creator
Materi, lokasi penelitian, dan model ADDIE sedangkan peneliti menggunakan model
pengembangan 4D.
serta subyek peserta didik kelas IV SD sedangkan
penelitian yang akan dilakukan pada peserta didik kelas VII SMP/MTs
B. Kajian Teori
1. Penelitian dan Pengembangan Thiagarajan (4D)
Research And Development (R&D) merupakan penelitian pengembangan dengan menggunakan metode yang diterapkan dalam mengembangkan produk serta dapat menguji efektivitas produk.25 Model (R&D) yang dikembangkan Thiagaraja 4D yaitu Define, Design, Develop, Dessimination diubah menjadi 4P yaitu Pendefinisian, Perancangan, Pengembangan, dan Penyebaran.26 Berikut adalah tahapan model 4D penelitian pengembangan.27
a. Tahap Pendefinisian (Define)
Define bertujuan dalam mengidentifikasi dan mendefinisikan persyaratan pengembangan dengan memperhatikan serta menyesuaikan kebutuhan peserta didik. Tahapan ini dilaksanakan menggunakan cara antara lain: Analisis front-end (ujung depan), Analisis peserta didik, Analisis tugas, Analisis konsep, dan Perumusan tujuan pembelajaran
b. Tahap Perencanaan (Design)
Design adalah tahapan yang bertujuan membuat desain suatu produk yang sedang diproduksi atau dikembangkan. Terdapat empat tahap Design yang dilakukan:
25 Risa Nur Sa‟adah /;.gyujno,kgyhikmighyt c8Wahyu, Metode Penelitian R&D (Research and Dvelopment) Kajian Teoritis Dan Aplikatif, ed. by Aminol Rosid Abdullah, 2nd edn (Batu:
Literasi Nusantara, 2020).
26 Wahyu.72
27 Wahyu.72-78
1) Persiapan media pembelajaran merupakan langka penggabungan antara tahap define dan design. Media pembelajaran dibangun dari hasil rumusan tujuan pembelajaran.
2) Pemilihan media dilakukan untuk mengetahui karakteristik media dan materi yang relevan dalam pencapaian kompetensi dasar.
3) Pilih format yang akan dikembangkan
4) Rancangan awal berupa produk awal (prototype).
c. Tahap Pengembangan (Develop)
Tahapan ini dilakukan guna menghasilkan tampilan akhir perangkat belajar setelah dilakukan modifikasi berdasarkan masukan dan tanggapan atas saran ahli. Langkah-langkah dalam konteks pengembangan sebagai berikut:
1) Validasi ahli perangkat diikuti dengan revisi atau modifikasi
2) Simulasi adalah proses untuk mewujudkan rencana pelajaran menjadi tindakan.
3) Uji coba skala kecil dalam pembelajaran di kelas sesuai situasi nyata yang akan dihadapi.
4) Revisi berdasarkan hasil dari tahap (2) dan (3) tahapan selanjutnya yakni melakukan uji coba skala besar melalui peserta didik yang sesuai situasi nyata yang akan dihadapi.
d. Tahap Penyebaran (Desseminate)
Desseminate adalah tahapan yang bertujuan untuk menyebarluaskan produk yang sudah teruji untuk dimanfaatkan oleh
peserta didik, dan efektivitas penggunaan teknologi dalam kegiatan belajar.28
Model penelitian yang diterapkan berupa 4-D Thiagaraja (Define, Design, Develop, dan Disseminate) karena terbatasnya waktu dan tenaga, peneliti membatasi pada tahap Develop.
2. Media Pembelajaran
Kata "media" berasal dari kata Latin "medium", yang berarti
"antara" atau "perantara", dan mengacu pada hubungan antara sumber dan penerima informasi.29 Definisi media pada kajian komunikasi dalam mengacu pada kata massa, atau media massa, yang dapat dilihat di surat kabar, majalah, video, televisi, radio, dan komputer.30 Karakteristik media bias dilihat berdasarkan perspektif teknologi, sistem simbol, dan kemampuan pemrosesan semuanya dapat digunakan untuk menguji kualitas media. Model, realita, desainer, teks, audio, visual, multimedia, dan video adalah contoh dari berbagai jenis pembelajaran. Berikut beberapa alasan pentingnya media pembelajaran: 1) meningkatkan kualitas pembelajaran; 2) menginginkan paradigma baru; 3) permintaan pasar; dan 4) visi pendidikan global.31
Menurut Sudjana dan Rivai (1992), Manfaat penggunaan media dalam pembelajaran peserta didik diantaranya: 1) menumbuhkan motivasi belajar dan perhatian peserta didik karena menarik; 2) memperjelas makna
28 tatik sutarti.
29 Muhammad Yaumi, Media & Teknologi Pembelajaran, ed. by Sitti Fatimah Sangkala Sirate, 1st edn (Jakarta: Prenadamedia Group (Divisi Kencana), 2018) <https://doi.org/978-602-422-276-5>.
30 Yaumi.
31 Yaumi.
materi dalam proses belajar sehingga peserta didik bisa memahaminya dan kemungkinan penguasaan dari pencapaian tujuan pembelajaran itu sendiri;
dan 3) metode pengajaran tidak hanya verbal melalui kata-kata, tetapi akan lebih bervariasi.; dan 4) Peserta didik dalam proses pembelajaran lebih terlibat, bukan sekedar mendengarkan tetapi juga pengamatan, mendemonstrasikan, memerankan, dan pengarahan.32 Kesimpulan tentang penggunaan media pembelajaran pada proses belajar berpengaruh signifikan terhadap fokus peserta didik, informasi mudah dipahami, sehingga pemahaman peserta didik lebih besar, dan media pembelajaran memberikan rasa senang dan gembira dalam pembelajaran. proses pembelajaran. Standar media pembelajaran menurut Depdiknas tahun 2008, meliputi 3 komponen yakni validitas isi, bahasa, penyajian, dan visual/kegrafikan.
3. Smart Apps Creator (SAC)
Smart Apps Creator (SAC) adalah sebuah program untuk membuat multimedia untuk perangkat mobile. SAC adalah media digital interaktif dengan kemampuan untuk menghasilkan aplikasi menggunakan UI, interaktivitas, dan desain yang intuitif. Aplikasi yang dibuat dengan software dapat kompatibel dengan sistem operasi iOS dan Android.
Pengembangan perangkat lunak dapat berupa apk, xcodeproj, HTML5 dan
32 Ambiyar Nrzwardi Jalintls, Media Dan Sumber Pembelajar, ed. by Ria lrfan Fahmi, Ke-1 (Jakarta: Kencana, 2016).
exe, memungkinkan aplikasi yang dihasilkan kompatibel dengan berbagai perangkat dan monitor sentuh.33
Keunggulan Smart Apps Creator antara lain 1) tidak memerlukan keahlian pemrograman, sehingga siapa saja bisa menggunakannya untuk media pembelajaran; 2) keluaran aplikasi bisa diimplementasikan di berbagai platform antara lain android, iOS, web Microsoft,dll; 3) aplikasi yang akan dikembangkan dapat dirancang secara artistic sesuai dengan kebutuhan pengguna dan sesuai dengan imajinasi pengembang; 4) interatifitas; 5) mendukung berbagai jenis format; 6) layanan web dimasukkan ke dalam program, membuatnya lebih fungsional..34 Media pembelajaran tidak memerlukan paket data untuk menggunakan sehingga peserta didik lebih hemat untuk menggunakan media pembelajaran.35 Menurut Jenius Efendi, penelitian yang dilakukan tentang materi pembelajaran interaktif berbasis multimedia yang dibuat dengan aplikasi smart apps creator (SAC) menghasilkan keterlibatan, unsur kepedulian, dan aspek antusiasme dari peserta didik dalam belajar yang digunakan media tersebut termasuk sanggat baik sebab melalui tampilan menarik dan kegiatan menyenangkan memberikan pengalaman bermakna.
33 Valentina Widya Suryaningtyas and others, „Translation Learning Enrichment Using Smart Application Creator 3.0: An Attempt to Design a Mobile Application in Translation for Tourism Purpose Course‟, Proceedings - 2019 International Seminar on Application for Technology of Information and Communication: Industry 4.0: Retrospect, Prospect, and Challenges, ISemantic 2019, September, 2019, 542–47 <https://doi.org/10.1109/ISEMANTIC.2019.8884273>.
34 Avin Wimar Budyastomo, „Gim Edukasional Untuk Pengenalan Tata Surya‟, Teknologi, 10.2 (2020), 55–66 <https://doi.org/10.26594/teknologi.v10i2.1955>.
35 Indah Miftahul Jannah, „Rancang Bangun Media Pembelajaran Matematika Matriks Untuk Kelas X Di SMK Muhammadiyah 1 Sragen Berbasis Mobile Learning‟ (UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA, 2019).
Kekurangan dari SAC adalah aplikasinya sangat sederhana dan tidak memiliki banyak fitur.36 Pengembangan media pembelajaran ini gratis hanya selama 30 hari dan harus diinstal ulang untuk digunakan, Aplikasi ini sulit digunakan dengan pada resolusi rendah jika Anda menggunakan pengaturan smartphone resolusi tinggi pada pengembangan awal.37
4. Materi Pencemaran Lingkungan
Pencemaran Lingkungan adalah penyebab terjadinya penurunan kualitas lingkungan. Salah satu materi IPA untuk peserta didik kelas VII SMP/MTs yaitu Pencemaran Lingkungan. Polutan adalah zat yang mengancam keberadaan makhluk hidup dan dapat merusak lingkungan.
Pencemaran Lingkungan diklasifikasikan menjadi tiga macam berdasarkan tempat terjadinya: pencemaran air, pencemaran udara, dan pencemaran tanah.38
a. Pencemaran Air
Pencemaran air terjadi sebagai penurunan kualitas air akibat masuknya komponen atau energi lain ke dalam air, seperti zat, makhluk hidup, dan ketidakmampuan air untuk berfungsi dengan baik, hal tersebut ditandai dengan warna, bau, dan rasa pada air. Adapun
36 Eri Satria, Sri Rahayu, and Jubaedi Jubaedi, „Rancang Bangun Media Pembelajaran Interaktif Anatomi Tubuh Pada Manusia Berbasis Android‟, Jurnal Algoritma, 18.1 (2021), 69–76
<https://doi.org/10.33364/algoritma/v.18-1.839>.
37 A R Azizah, „Penggunaan Smart Apps Creator (SAC) Untuk Mengajarkan Global Warming‟, Prosiding Seminar Nasional Fisika (SNF) Unesa, 4.2 (2020), 72–80
<https://fisika.fmipa.unesa.ac.id/proceedings/index.php/snf/article/view/143>.
38 Siti Nurul Hidayati Wahono Widodo, Fida Rahmadiarti, Ilmu Pengetahuan Alam, ke-4 (Edi (Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud, 2017).
faktor penyebab Pencemaran Lingkungan berasal dari limbah industri mengandung zat kimia yang menimbulkan pencemaran air yang mengandung logam-logam berat yang merusak ekosistem perairan bahkan sangat berbahaya bagi makhluk hidup yang mengkonsumsi nya. Limbah rumah tangga terdiri dari unsur-unsur organik yang dapat dicerna oleh mikroba, seperti kulit sayur, sisa makanan, kertas, kayu, dan daun. Akibat penguraian tersebut, kadar oksigen di perairan menjadi turun, yang mengancam kelangsungan hidup biota. Sampah- anorganik seperti kaca, besi, aluminium, plastik dan botol parfum bekas serta kaleng cat dapat mencemari sungai, menjadikannya dangkal, padat, dan rawan banjir. Kegiatan pertanian penggunaan bahan kimia pertanian dan pupuk seperti pestisida dan herbisida menciptakan limbah pertanian. Indikator pencemar dapat dilihat dari sifat fisik, kimia, biologi air. Indikator pencemaran air terbagi menjadi tiga yaitu fisik, kimia dan biologi. Secara fisik terjadi perubahan air seperti kejernihan, warna dan bau. Secara kimia dapat dilihat dari pH air, kandungan oksigen dalam air. Secara biologi dapat dilihat dari kandungan mikroorganisme yang berbahaya di dalam air. 39
b. Pencemaran Udara
Pencemaran udara didefinisikan sebagai lingkungan di mana atmosfernya mengandung senyawa kimia, pencemar fisik atau biologis yang sangat merugikan kesehatan makhluk hidup dan menurunkan
39 Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud, 2017).
keindahan alam dan kenyamanan lingkungan. Ada dua jenis polusi udara yaitu primer dan sekunder. Sumber pencemar secara langsung disebut pencemaran udara primer. Pertimbangkan kenaikan kadar karbon dioksida sebagai akibat dari pembakaran manusia. Pencemaran udara sekunder diciptakan oleh interaksi di lingkungan antara senyawa pencemar udara primer. Pertimbangkan penciptaan ozon, yang merupakan hasil interaksi kimia molekul pembawa oksigen di udara.
Berbagai sumber berkontribusi terhadap polusi udara, termasuk proses alami yang dapat mencemari atmosfer, seperti kotoran ternak yang membawa molekul metana, yang dapat meningkatkan panas bumi dan dengan demikian berkontribusi pada pemanasan global. Terlepas dari letusan gunung berapi merupakan bencana alam dapat menghasilkan abu vulkanik yang mempengaruhi udara dan mengganggu kesehatan makhluk hidup. Kebakaran hutan melepaskan karbon dioksida di udara (atmosfer) dengan jumlah besar, menyebabkan polusi udara dan membahayakan kesehatan organisme dan manusia. Selain itu, penyebab yang berkontribusi terhadap pencemaran udara akibat aktivitas manusia, antara lain seperti pembakaran limbah, emisi industri, knalpot kendaraan, asap rokok dan limbah senyawa kimia seperti CFC, dll. Indikator pencemar dapat dilihat dari sifat fisik, kimia, biologi udara. Indikator fisik adalah mengetahui adanya pencemaran udara dengan melihat perubahan sifat fisik udara, seperti adanya perubahan warna dan bau. Misalnya, asap kebakaran hutan
menyebabkan udara menjadi gelap dan berbau terbakar. Indikator kimia adalah mengetahui adanya pencemaran udara dengan melihat adanya kandungan zat-zat kimia pencemar, seperti nitrogen oksida, sulfur oksida dan karbon monoksida. Indikator biologi adalah mengetahui adanya pencemaran udara dengan melihat dampak pencemaran terhadap makhluk hidup yang rentan dengan adanya zat pencemar. Contoh indikator biologi untuk mengamati tingkat polusi udara adalah lumut kerak (Lichenes). Lumut kerak akan mati dan tidak dapat tumbuh di lingkungan yang udaranya tercemar, terutama tercemar logam berat seperti timbal. 40
c. Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah terjadi ketika zat buatan manusia menembus ekosistem tanah alami dan mengubahnya. Pencemaran tanah dapat terjadi akibat tumpahan limbah cair, penggunaan pestisida, dan limbah industri yang tidak memenuhi syarat yang dibuang ke dalam tanah.
Limbah domestik, industri, dan pertanian merupakan penyebab Pencemaran Lingkungan. Sampah padat dan cair yang berasal dari pemukiman, institusi, dan lokasi wisata merupakan contoh sampah domestik. Limbah padat berupa bahan kimia anorganik seperti serat plastik, gerabah, barang kaleng, dan bahan bangunan tua adalah contoh hal-hal yang menguras kesuburan tanah yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme. Kotoran, deterjen, minyak, dan cat adalah
40 Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud, 2017).
contoh limbah cair. Jika menembus ke dalam tanah, itu akan menghabiskan pasokan air tanah dan mungkin membunuh mikroorganisme. Limbah padat dan cair memiliki pengaruh negatif terhadap tanah, mengancam keberadaan semua makhluk hidup, termasuk kehidupan manusia. Faktor penyebab Pencemaran Lingkungan akibat limbah industri, yaitu berupa sisa-sisa barang industri. Limbah padat adalah bentuk limbah industri yang berbeda dengan limbah cair. Akibat dari limbah industri dari proses pengolahan yang timbul menjadi limbah padat seperti padatan, lumpur dan slurry.
Misalnya sisa pengolahan permen, kertas, rayon, pengawetan buah, ikan dan daging, dll. Sedangkan di sisi lain limbah industry adalah limbah cair yang dihasilkan dari proses pengolahan pada saat produksi.
Misalnya, sisa industri pelapis dan industri kimia lainnya. Proses industri pelapisan logam menghasilkan tembaga, timbal, perak, kromium, arsenik, dan boron, yang dapat meracuni tanah seperti Hg Cd, Pb, dan Zn. Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap pencemaran limbah pertanian di lingkungan. Residu pupuk sintetik yang digunakan untuk menyuburkan tanah disebut sebagai limbah pertanian, misalnya pupuk dari urea dan insektisida digunakan sebagai pembasmi hama.
Pemupukan dilakukan secara berkepanjangan dapat merusak kesuburan tanah sehingga struktur tanah menjadi rendah. Pestisida bukan hanya menghancurkan hama, tetapi juga mikroorganisme yang bermanfaat bagi tanah. Indikator pencemaran air terbagi menjadi tiga
yaitu fisik, kimia dan biologi. Sifat fisik yang menunjukkan kualitas tanah, antara lain warna tanah, kedalaman lapisan atas tanah, kepadatan tanah, porositas dan tekstur tanah, dan endapan pada tanah.. Secara kimia pH, salinitas, kandungan senyawa kimia organik, fosfor nitrogen, logam berat, dan radioaktif. Secara biologi cacing tanah merupakan salah satu indikator biologi pada pengukuran tingkat polusi tanah. Keberadaan cacing tanah dapat meningkatkan kandungan nutrisi pada tanah yang akan menyuburkan tanah. Populasi cacing tanah dipengaruhi oleh kondisi tanah habitatnya, seperti kondisi suhu, kelembapan, pH, salinitas, aerasi, dan tekstur tanah. 41
41 Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud, 2017).
29 A. Model Penelitian dan Pengembangan
Peneliti menerapkan metode berupa pengembangan (R&D). Tujuan pada penelitian ialah menciptakan sebuah produk berupa media pembelajaran interaktif berbasis Smart Apps Creator (SAC) pada materi Pencemaran Lingkungan kelas VII SMP Negeri 3 Puger. Model yang diterapkan pada penelitian adalah 4D dengan empat komponen yaitu pendefinisian, perancangan, pengembangan, dan penyebaran. Pemilihan model 4D karena materi Pencemaran Lingkungan itu non hirarki serta sistematika nya berdasarkan kebutuhan peneliti dalam mengembangkan media, peneliti membatasi penelitian yaitu pada tahap pengembangan (develop) yang akan dilakukan,karena keterbatasan waktu dan tenaga yang tersedia, dan penelitian yang dilakukan hanya untuk menguji validitas media pembelajaran. Jenis data yang terdapat pada penelitian ialah data kualitatif dan kuantitatif. Data dari informasi selain statistik atau angka yang didapatkan dari catatan komentar, kritik, dan gagasan validator yang digunakan untuk memperbaiki atau memodifikasi media disebut data kualitatif. Sedangkan data berupa angka diterima dari kuesioner penelitian yang diberikan kepada responden uji coba disebut sebagai data kuantitatif.
B. Prosedur Pengembangan
Langkah-langkah yang diambil peneliti dalam menciptakan suatu produk mengacu pada prosedur pengembangan. Penggunaan metode pengembangan (R&D) dengan Model 4D Thiagaraja merupakan prosedur dalam mengembangkan media berbasis Smart Apps Creator (SAC). Tahapan mengenai penelitian dan pengembangan media pembelajaran interaktif yang dimanfaatkan dalam proses pembelajaran antara lain:42
1. Tahap Pendefinisian (Define)
Tahapan Define digunakan dalam menentukan dan mendefinisikan syarat yang diperlukan dalam pengembangan serta menyesuaikan kebutuhan peserta didik. Tahapan ini diantaranya:
a. Analisis Front-End
Tujuan dari analisis front-end ialah guna mengumpulkan dan mengidentifikasi masalah dasar yang perlu ditangani dalam pembelajaran IPA terutama materi Pencemaran Lingkungan di SMP.
Analisis ini menghasilkan alternatif fakta, harapan serta jawaban atas permasalahan yang mendasarinya, sehingga lebih mudah untuk mengidentifikasi media pembelajaran yang dibutuhkan. Pada fase ini peneliti melakukan wawancara terhadap pendidik IPA kelas VII SMPN 3 Puger untuk menelaah masalah yang ada.
42 Wahyu.
b. Analisis Peserta Didik
Analisis partisipan ialah untuk mengetahui karakteristik partisipan selama proses belajar, semacam bakat, latar belakang pengetahuan, dan tingkat pertumbuhan kognitif peserta didik. Temuan penelitian ini akan dimanfaatkan untuk menyusun kerangka acuan untuk alat atau media pembelajaran yang akan dihasilkan maupun yang dikembangkan. Analisis ini dilakukan dengan Penelitian ini dilakukan dengan membagikan angket pada peserta didik di SMPN 3 Puger kelas VII.
c. Analisis Tugas
Tujuan dari analisis tahapan ini adalah mengidentifikasi tugas dalam mencapai KD yang perlu dikuasai peserta didik dalam Pencemaran Lingkungan sehingga dapat mempermudah pendidik dalam merumuskan tujuan-tujuan yang hendak dicapai dalam pembuatan media pembelajaran interaktif.
d. Analisis Konsep
Analisis konsep adalah klasifikasi sistematis dan perhatian terhadap hubungan antara satu konsep dan konsep lain yang terkait, serta identifikasi konsep-konsep utama yang akan diajarkan.
Tabel 3.1
Kompetensi Inti (KI) & Kompetensi Dasar (KD) Kompetensi Inti Kompetensi Dasar
1 2
1. Menghargai dan
menghayati ajaran yang dianutnya
-
2. Menghargai dan menghayati ajaran yang dianut perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, (gotong royong, toleransi), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan
keberadaannya
-
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
3.8. Menganalisis terjadinya Pencemaran Lingkungan dan dampaknya bagi ekosistem.
4. Mencoba, mengolah, dan menyajikan dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
4.8 Membuat tulisan tentang gagasan penyelesaian masalah pencemaran di lingkungannya
berdasarkan hasil pengamatan.
Sumber: permendikbud (2017)
Indikator ketercapaian disajikan sebagai berikut:
Tabel 3.2
KD (Kompetensi Dasar) dan Indikator KD (Kompetensi
Dasar)
Indikator
1 2
3.8 Menganalisis terjadinya
Pencemaran
Lingkungan dan dampaknya bagi ekosistem
3.8.1 Mendeskripsikan pengertian Pencemaran Lingkungan dan macam-macamnya
3.8.2 Menjelaskan pengertian, faktor penyebab, dampak serta upaya penanggulangan pencemaran air
3.8.3 Menjelaskan pengertian, faktor penyebab, dampak serta upaya penanggulangan pencemaran udara
3.8.4 Menjelaskan pengertian, faktor penyebab, dampak serta upaya penanggulangan pencemaran tanah
3.8.5 menganalisis permasalahan pencemaran lingkungan di sekitar rumah/ sekolah
4.8 Membuat tulisan tentang gagasan penyelesaian masalah
pencemaran di lingkungannya berdasarkan hasil pengamatan
4.8.1 Peserta Didik dapat membuat gagasan untuk mengurangi
dampak Pencemaran
Lingkungan
Sumber: permendikbud (2017) e. Perumusan Tujuan Pembelajaran
Pada tahapan ini, peneliti merangkum hasil berdasarkan analisis konsep dan tugas ke dalam tujuan pembelajaran. Pencapaian yang diinginkan tujuan pembelajaran dalam media pembelajaran disesuaikan dengan indikator berdasarkan analisis KI & KD pada kurikulum 2013.
Adapun tujuan pembelajaran materi Pencemaran Lingkungan, antara lain:
1) Peserta didik dapat menjelaskan pengertian Pencemaran Lingkungan.
2) Peserta didik dapat menjelaskan macam-macam Pencemaran Lingkungan.
3) Peserta didik dapat menjelaskan pengertian pencemaran air, udara, dan tanah.
4) Peserta didik dapat menyebutkan faktor penyebab pencemaran air, udara, dan tanah.
5) Peserta didik dapat menjelaskan dampak pencemaran air, udara dan tanah.
6) Peserta didik dapat menjelaskan cara penanggulangan pencemaran air, udara, dan tanah.
7) Peserta didik dapat menganalisis permasalahan pencemaran lingkungan di sekitar rumah/sekolah
2. Tahap Perancangan (Design)
Rancangan media pembelajaran dihasilkan pada tahap ini.
Rancangan yang dikembangkan berupa media pembelajaran merupakan tujuan dari tahapan perancangan. Langkah-langkah dalam perancangan meliputi:
a. Menyusun materi pembelajaran
Pada tahap ini dirancang konsep Media Berbasis Smart Apps Creator (SAC) berdasarkan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Hal pertama yang dilakukan untuk menentukan materi pembelajaran yang disajikan adalah analisis KI dan KD pada kurikulum 2017 materi Pencemaran Lingkungan. Analisis ini menghasilkan peta konsep yang selanjutnya akan digunakan untuk menentukan keterkaitan indikator-indikator keter capaian.
b. Pemilihan Media
Media berbasis Smart Apps Creator (SAC) adalah media yang dipilih peneliti. Proses pemilihan media ini berdasarkan analisis front- end, analisis peserta didik, analisis tugas, analisis konsep, dan perumusan tujuan pembelajaran. Penggunaan media SAC bervariasi sesuai kebutuhan peserta didik dalam pembelajaran, sehingga dapat mengarahkan dalam menguasai konten pada media pembelajaran smart apps creator (SAC) secara mandiri dimanapun dan kapanpun.
c. Perancangan Awal 1) Pemilihan Format
Adapun komponen yang ada dalam media pembelajaran berikut ini:
a) Bagian pertama : cover, judul materi, daftar isi, KI & KD, tujuan pembelajaran, kata pengantar.
b) Bagian isi : peta konsep, isi materi alat bantu materi seperti video, quis.
c) Bagian akhir : Rangkuman, profil peneliti Tabel 3. 3
Pembuatan Desain Media Storyboard
Bagian Isi/ Tampilan Keterangan
Awal A. Cover 1. Logo IAIN
2. Logo K 13 3. Judul Materi
4. Gambar Pencemaran Lingkungan
5. Nama Pengembang 6. Nama Pembimbing
Isi 7. Menu utama berisi
menu, petunjuk, menu KI,KD &
Indikator, Tujuan Pembelajaran, Daftar Isi, Kata Pengantar, Peta Konsep, Materi, Quiz, Rangkuman, Profil Peneliti
8. Tombol
Menghidupkan Musik 9. Tombol Matikan
Musik 3
5
6
7
8 9
4
2) Rancangan Instrumen
Instrumen validasi atau ujian ahli, serta survei respons peserta didik, disertakan dalam desain instrumen.
3. Tahap Pengembangan (Development)
Tahap development bertujuan untuk melakukan penyempurnaan hasil akhir dari menciptakan media berbasis smart apps creator (SAC) yang valid dan praktis berdasarkan saran pakar ahli dan hasil data uji coba.
Tahapan pengembangan sebagai berikut:
a. Validasi Media Pembelajaran
Pada tahap ini, k media interaktif berbasis Smart Apps Creator (SAC), dinilai atau divalidasi dari beberapa ahli menggunakan instrumen validasi yang sudah disiapkan oleh peneliti. Penilaian diberikan dari 3 validator dengan rincian: 2 orang dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Kependidikan sebagai ahli materi dan media, serta 1 orang pendidik IPA di SMPN 3 Puger. Penilaian ini bertujuan mengetahui tingkat validitas yang dihasilkan terhadap produk tersebut, sehingga dapat menghasilkan media pembelajaran yang lebih unggul dan lebih bermutu.
b. Uji Coba Media Pembelajaran
Tahapan ini melakukan pengujian pada media Smart Apps Creator (SAC) kepada peserta didik agar mengetahui bagian-bagian yang akan direvisi, berdasarkan respons, reaksi dan komentar dari peserta didik. Peserta didik yang dimaksud yaitu kelas VIII di SMPN 3