• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENUTUP

B. Saran

5. Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Program

pembentukan karakter yang sudah diprogramkan dalam sistem boarding school di asrama. Artinya guru dan pengasuh akan merasa kesulitan membentuk karakter siswa karena siswa memiliki latar belakang kebiasaan yang berbeda dengan di asrama, di mana di rumahnya siswa biasa bermain tanpa ada pengawasan ketat dari orang tua dan masyarakat.

6. Problematika Boarding School

Sampai saat ini sekolah-sekolah berasrama masih banyak memiliki persoalan yang belum dapat diatasi sehingga banyak sekolah berasrama yang tutup. Ada pun faktor-faktornya adalah sebagai berikut:40

a. Ideologi Boarding School yang tidak jelas

Term ideology yang digunakan untuk menjelaskan tipologi atau corak sekolah berasrama, apakah religius, nasionalis, atau nasionalis- religius. Yang mengambil corak religius sangat beragam dari yang fundamentalis, moderat sampai liberal.Masalahnya dalam implementasi ideloginya tidak dilakukan secara kaffah. Terlalu banyak improvisasi yang bias dan keluar dari pakem atau frame ideology tersebut. Hal itu, juga serupa dengan yang nasionalis, tidak mengadopsi pola-pola pendidikan kedisiplinan militer secara kaffah.Akibatnya, terdapat kekerasan dalam sekolah berasrama.Sementara yang nasionalis-religius dalam praktik sekolah berasrama masih belum jelas formatnya.

40 Maksudin, Pendidikan Islam.., 23.

b. Dikotomi Guru VS Guru Sekolah

Sampai saat ini sekolah berasrama kesulitan mencari guru yang cocok untuk sekolah berasrama.Sekolah-sekolah tinggi keguruan tidak memproduksi guru-guru sekolah berasrama.Akibatnya, masing- masing sekolah mendidik guru asramanya sendiri sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki oleh lembaga tersebut. Guru sekolah (mata pelajaran) bertugas hanya untuk mengampu mata pelajarannya, sementara guru pengasuhan adalah tersendiri hanya bicara soal pengasuhan. Padahal idealnya, dua kompetensi tersebut harus melekat dalam sekolah bersasrama. Itu penting untuk tidak terjadinya saling menyalahkan dalam proses pendidikan antara guru sekolah dengan guru asrama.

c. Kurikulum Pengasuhan yang tidak Jelas

Salah satu yang membedakan sekolah-sekolah berasrama adalah pengasuhannya. Kalau bicara kurikulum akademiknya dapat dipastikan hamper sedikit perbedaannya. Semuanya mengacu kepada kurikulum 2013 produk Depdiknas dengan ditambah pengayaan atau suplemen kurikulum internasional dan muatan lokal.Tapi, kalau bicara tentang pola pengasuhannya sangat beragam dari yang sangat militer (disiplin) sampai ada yang terlalu lunak. Kedua-duanya mempunyai efek negative, pola militer melahirkan siswa yang

berwatak keras dan terlalu lunak menimbulkan watak licik yang bisa mengantar sang siswa mempermainkan peraturan.

d. Sekolah dan Asrama Terletak dalam Satu Lokasi

Umumnya sekolah-sekolah berasrama berada dalam satu lokasi dan dalam jarak yang sangat dekat. Kondisi ini yang telah banyak berkntribusi dalam menciptakan kejenuhan anak berada di sekolah Asrama.

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Sesuai dengan judul dan permasalahan dalam penelitian ini, maka pendekatan dan jenis penelitian yang dianggap tepat adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.41Metode kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti kondisi objek yang alami, di mana peneliti sebagai instrument kunci.Hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.42Jadi, Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan penelitian kualitatif yang di mana penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang mengungkap situasi sosial tertentu dengan mendeskripsikan kenyataan secara benar, dibentuk dengan

41 Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung) : PT. Remaja Rosdakarya, 2018), 4.

42 Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi (Bandung: Alfabeta, 2002), 4.

menggunakan kata-kata berdasarkan teknik pengumpulan data dan analisis data yang relevan yang diperoleh dari situasi alamiah.43

Ada pun jenis penelitian yang relevan dalam tesis ini adalah penelitian case study (studi kasus) yang termasuk dalam katagori kualitatif.Case study yaitu meneliti secara mendalam sebuah kasus atau fenomena tertentu yang terjadi baik tentang individu, kelompok maupun suatu lembaga.44Dalam hal ini, peneliti mengambil secara langsung data di lapangan dan menganalisisnya secara kualitatif mengenai Implementasi Program Baording School dalam Membentuk Karakter Siswa Madrasah Aliyah (MA) Syaikh Zainuddin NW Anjani.

Harapannya dengan memakai pendekatan dan jenis penelitian ini dapat diketahui bagaimana implementasi program boarding school dalam membentuk karakter siswa di Madrasah Aliyah (MA) Syaikh Zainuddin NW Anjani, kemudian setelah itu peneliti berusaha membandingkan antara apa yang telah dicapai melalui implementasi program tersebut dengan tujuan yang ingin dicapai.

2. Kehadiran Peneliti

Kehadiran peneliti ini bertujuan untuk memperoleh data tentang masalah yang diteliti. Jadi, sebelum peneliti mulai melakukan penelitian, terlebih dahulu menginformasikan kepada orang yang relevan dalam masalah penelitian ini yaitu tentang Implementasi Program Boarding School Dalam Membentuk Karakter siswa Di Madrasah Aliyah (MA) Syaikh

43 Djama’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:

Alfabeta, 2014), 25.

44 Nasution, Metode Research: Penelitian Ilmiah (Jakarta Bumi Aksara, 1996), 5.

Zainuddin NW Anjani. Oleh karena itu, kehadiran peneliti sebagai instrumen yang paling utama pada lokasi penelitian. Selain itu, keberadaan peneliti diperlukan karena pada akhir penelitian, peneliti sendiri yang akan menyimpulkan hasil penelitiannya dengan mendeskripsikan semua data yang ditemukan di lokasi penelitian yang berkenaan dengan masalah yang diteliti dari awal proses penelitian sampai akhir penelitian dilakukan.

3. Sumber Data

Sumber data merupakan asal data atau asal informasi yang diperoleh

oleh peneliti dalam proses penelitiannya. Dalam penelitian kualitatif sumber data disebut informan yaitu orang yang menjawab pertanyaan peneliti,

informan akan dipilih berdasarkan kriteria-kriteria tertentu diantaranya informan memiliki pengalaman dan kemampuan cakap dalam memberikan informasi terutama terkait dengan Implementasi Program Boarding School Dalam Membentuk Karakter Siswa Di Madrasah Aliyah (MA) Syaikh Zainuddin NW Anjani. Di samping itu informan juga memiliki wewenang dalam memberikan informasi, sehingga informasi yang diberikan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.45

Adapun jenis sumber data dikatagorikan menjadi dua jenis perimer dan sekunder, penjelasan sebagai berikut:

a. Sumber Primer

1) Kepala Madrasah Aliyah (MA) Syaikh Zainuddin NW Anjani.

2) Wakil Kepala Madrasah Aliyah (MA) Syaikh Zainuddin NW Anjani.

45Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2014), 54.

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian karena tujuan utamanya untuk mendapat data.Sedangkan data adalah keterangan tentang suatu objek penelitian.46

Tujuan utama dari penelitian adalah memperoleh data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data dan mekanismenya, peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.47

46 Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung : Altabeta, 2005), 62.

47 Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian, (Bandung : PustakaSetia, 2008), 183.

Untuk memperoleh data, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang meliput observasi (observation) wawancara (interview) dan dokumentasi (documentation) akan tetapi peneliti melaksanakan penelitiannya lebih menitik beratkan teknik wawancara (interview).

a. Observasi (Pengamatan)

Observasi adalah merupakan suatu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian kualitatif.48Adapun dalam metode observasi diklasifikasikan menjadi dua macam yakni, observasi partisipasi pasif dan observasi terus terang atau tersamar.49

Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dibedakan menjadi dua bagian yaitu observasi partisipatif dan observasi non partisipatif.Observasi partisipatif adalah observasi yang melibatkan peneliti dengan kegiatan yang sedang diamati sedangkan observasi non partisipatif yaitu suatu observasi di mana peneliti tidak terlibat langsung dalam kegiatan yangdiamati.50

Peneliti dalam penelitian ini menggunakan observasi partisipasi pasif, di mana peneliti tidak terlibat dalam kegiatan yang dilakukan oleh para pelaku yang diamatinya, di sini peneliti hanya merekam data atau informasi saat melakukan observasi.51Penelitian juga menggunakan observasi terus terang atau tersamar. Observasi terus terang

48 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung:

Alfabeta, 2014), 145.

49 Sugiyono, Memahami Penelitian, h. 64-66.

50 Djama’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:

Alfabeta, 2014),117.

51 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik, (Jakarta : PT.

Bumi Aksara, 2014), 155.

merupakanpeneliti dalam mengumpulkan data menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa peneliti sedang melakukan penelitian. Jadi narasumber yang diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktifitas penelitian.52 Akan tetapi, peneliti saat tertentu tidak terus terang atau tersamar dalam melakukan proses observasi tanpa diketahui oleh subjek yang diamati, hal tersebut untuk menghindari jika data yang dicari atau diperoleh adalah data yang tidak nyata (rekayasa).53

Adapun tempat yang menjadi objek dalam dalam observasi ini yaitu di Madrasah Aliyah (MA) Syaikh Zainuddin NW Anjani.Kemudian pelaku yang menjadi objek dalam observasi penelitian ini adalah kepala madrasah, wakil kepala, pengurus, pengasuh dan siswa yang tinggal di boarding school.

Selain itu aktivitas yang menjadi objek dalam observasi penelitian ini adalah untuk melihat implementasi program boarding school dalam membentuk karakter siswa dan metode pembinaan pembentukan karakter siswa tersebut.

b. Interview (Wawancara)

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara

52 Sugino, Memahami…, 66.

53 Djamaan Sotari dan Aan Komariyah, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : Alabeta, 2014), 119.

(Interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.54 Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab atara dua orang atau lebih bertatap muka dan mendengarkan secara langsung tentang informasi-informasi yang diberikan. Selain secara langsung wawancara juga dapat menggunakan telepon.55

Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi yang digali dari sumber data langsung melalui percakapan atau tanya jawab. Wawancara merupakan sebuah percakapan antara dua orang atau lebih, dengan mengajukan pertanyaan kepada subyek atau sekelompok subyek penelitian untuk dijawab.56

Menurut Lexy J. Moleong, bahwa metode penelitian kualitatif, menjelaskan terdapat jenis wawancara berstruktur dan wawancara tak struktur. Wawancara struktur adalah wawancara yang pewawancaranya menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan. Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpuan data, bila pemeliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi yang akan diperoleh.57 Sedangkan wawancara tak terstruktur adalah wawancara yang bebas di mana penelitik tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang

54 Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2017), 186.

55 Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif dan R & A, (Bandung Alfabeta, 2013), 138 56

Sudarman Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif Ancangan Metodologis, (Bandung : CV. PustakaSetia, 2002), 130.

57Moleong, …190.

digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalah yang akan ditanyakan.58

Merujuk dari paparan di atas, maka wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur, di mana tanya jawab yang dilakukan fokus pada masalah yang akan diteliti.

Wawancara yang dilakukan kepada Kepala Madrasah, pengurus, pengasuh asrama, siswa dan semua yang berkaitan dengan penelitian ini untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut:

1) Cara mengimplementasi program boarding school di Madrasah Aliyah (MA) Syaikh Zainuddin NW Anjani.

2) Karakter dan prestasi apa yang didapatkan pada implemetasi program boarding school di Madrasah Aliyah (MA) Syaikh Zainuddin NW Anjani.

3) Faktor pendukung dan penghambat implementasi program boarding school di Madrasah Aliyah (MA) Syaikh Zainuddin NW Anjani.

c. Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang berarti barang- barang tertulis. Metode dokumentasi adalah metode atau alat untuk mengumpulkan data berupa catatan kejadian yang sudah lampau,

58Sugiono, …140.

dokumen bisa berbentuk tulisan, catatan, surat kabar, notulen, foto, dan lain sebagainya.59

Metode ini yang digunakan peneliti untuk mendapatkan catatan dan dokumentasi gambaran umum tentang :

1) Sejarah singkat Madrasah Aliyah (MA) Syaikh Zainuddin NW Anjani.

2) Visi dan Misi Madrasah Aliyah (MA) Syaikh Zainuddin NW Anjani.

3) Sarana dan prasarana Madrasah Aliyah (MA) Syaikh Zainuddin NW Anjani.

4) Struktur Madrasah Aliyah (MA) Syaikh Zainuddin NW Anjani.

5) Struktur boarding school Madrasah Aliyah (MA) Syaikh Zainuddin NW Anjani

6) Data akademik siswa.

7) Dokumentasi tetang program boarding school.

dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.60

Untuk menyajikan data agar mudah dipahami, maka langkah- langkah anlisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analysis Interactive Model dari Miles dan Huberman, yang membagi langkah- langkah dalam kegiatan analisis data dengan beberapa bagian yaitu pengumpulan data (data collection), reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan atau verifikasi (conclutions).

a. Pengumpulan data (data collection)

Pada analisis model pertama dilakukan pengumpulan data hasil wawancara, hasil observasi, dan berbagai dokumen berdasarkan kategorisasi yang sesuai dengan masalah penelitian yang kemudian dikembangkan penajaman data melalui pencarian data selanjutnya.

b. Reduksi data(data reduction)

Reduksi data merupakan perincian data yang diperoleh ditulis dalam bentuk laporan atau data yang diperinci.Laporan yang disusun berdasarkan data yang diperoleh direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok, difokuskan pada hal-hal yang penting, sehingga dapat memudahkan peneliti dalam menganalisis serta mempermudah peneliti

60Djama’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian, 201.

untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, serta mencari jika diperlukan.61

Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang data yang tidak perlu dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa sehingga simpulan final dapat ditarik dan diverifikasi.

c. Penyajian data(data display)

Penyajian data dalam penelitian kualitatif ini dapat dilakukan dalam berbagai bentuk seperti tabel, grafik, dan sejenisnya. Penyajian data merupakan proses pengumpulan informasi yang disusun berdasarkan kategori atau pengelompkkan-pengelompokkan yang diperlukan.Lebih dari itu, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya, serta menurut Miles dan Huberman yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang naratif.62

d. Kesimpulan atau verifikasi(conclutions)

Verifikasi data dilakukan apabila kesimpulan awal dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan ada perubahan-perubahan bila tidak dibarengi dengan bukti-bukti pendukung yang kuat untuk mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Bila kesimpulan dikemukakan pada tahap awal, didukung dengan bukti yang valid dan konsisten saat penelitian kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan

61Djama’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian, h. 218-219.

62 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, 341.

yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel atau dapat dipercaya.63

Gambar. 1

Komponen Dalam Analisis Data (Interactive Model)Miles dan Huberman64

realitas objek/subjek yang diteliti. Realiabel atau reabilitas merupakan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan, artinya data dinyatakan reliabel jika dua atau lebih peneliti dalam objek yang sama menghasilkan data yang sama. Objektif atau objektivitas berkenaan dengan derajat kesepakatan antar banyak orang terhadap suatu data.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan tiga langkah pemeriksaan keabsahan data yang sangat relevan, adalah perpanjang keikutsertaan, ketekunan pengamatan dan triangulasi.66

Adapun penjelasannya sebagai berikut:

a. Perpanjang keikutsertaan

Perpanjang keikutsertaan bertujuan untuk menguji ketidak benaran informasi yang disampaikan oleh distorsi (pemutar balikan suatu kenyataan yang ada) baik yang dilakukan oleh diri sendiri maupun informan.Perpanjang keikutsertaan berarti peneliti tinggal dilapangan peneliti sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai. Dengan memperpanjang keikutsertaan peneliti, maka dapat dibatasi hal-hal sebagai berikut: 1) gangguan dari dampak peneliti pada konteks, 2) mengatasi kekeliruan peneliti, dan 3) mengkonpensasikan pengaruh dari kejadian- kejadian yang tidak biasa atau pengaruh sesat.

b. Ketekunan pengamatan

Ketekunan pengamatan bermaksud untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu

66 Lexy J Moleong Penelitian Kualitatif (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2014), 327-329.

yang sedang dicari dan memusatkan pada hal-hal tersebut secara rinci.Oleh karena itu, dalam penelitian kualitatif ketekunan pengamatan sangat menentukan derajat kepercayaan data yang diperoleh.

Ketekunan pengamatan ini dilakukan dengan cara peneliti membaca seluruh catatan hasil penelitian secara cermat dan melakukan observasi secara kontinu sehingga dapat diketahui kesalahan dan kekurangan dalam pengumpulan data itu sendiri. Demikian juga dengan ketekunan pengamatan, maka peneliti dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati dan diteliti.

c. Triangulasi

Metode triangulasi paling umum dipakai dalam uji validitas data pada penelitian kualitatif. “Triangulasi merupakan teknik pengecekan keabsahan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu.

Dengan demikian terdapat triangulasi sumber data, triangulasi teknik pengumpulan data dan triangulasi waktu.”67

1. Triangulasi sumber data dilakukan dengan menanyakan informasi yang sama melalui sumber yang berbeda. Dalam pelaksanaannya, trianguxdlasi sumber data ini dilakukan oleh peneliti terhadap suatu hal yang menjadi fokus perhatian penelitian. Antara lain untuk mengetahui Implementasi Program Boarding School dalam Membentuk Karakter siswa di Madrasah Aliyah (MA) Syaikh Zainuddin NW Anjani dengan

67 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan...., 372.

membandingkan hasi wawancara Kepala Madrasah, dengan hasil wawancara pengasuh dan dengan hasil wawancara siswa.

Untuk mencocokkan perolehan data ini, peneliti melakukan dengan cara:

a. Membandingkan hasil pengamatan dengan hasil wawancara b. Membandingkan hasil wawancara dengan dokumen terkait

c. Membandingkan perspektif seseorang dengan pendapat dan pandangan orang lain.

2. Triangulasi teknik, dilakukan peneliti dengan membandingkan dan mengecek balik informasi atau data yang diperoleh dari metode pengumpulan data yang berbeda-beda, yaitu dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi.

3. Triangulasi waktu, dilakukan peneliti dengan mengecek data pada waktu yang berbeda-beda.

Bab Tiga, berisi pembahasan di mana pada bab ini diungkapkan proses analisis terhadap temuan peneliti sebagaimana yang dipaparkan pada bab dua.

Bab Empat, Penutup. bab ini berisi simpulan dari uraian yang telah dikemukakan dalam penulisan ini. Di samping memuat kesimpulan, bab ini juga memuat saran-saran. Di samping itu bab ini juga dilengkapi dengan daftar pustaka.

BAB II

PAPARAN DATA DAN TEMUAN

A. Profil Madrasah Aliyah (MA) Syaikh Zainuddin NW Anjani

1. Sejarah berdiri Madrasah Aliyah (MA) Syaikh Zainuddin NW Anjani68

Pondok Pesantren Syaikh Zainuddin Nahdlatul Wathan Anjani Lombok Timur salah Pondok Pesantren Nahdlatul Wathan yang menjadi tunjuan warga Nahdlatul Wathan untuk menyekolahkan putra putrinya yang berasal dari berbagai daerah di Nusantara. Untuk merespon hal ini maka pengelola Pondok Pesantren Syaikh Zainuddin Nahdlatul Wathan Anjani harus terus berupaya untuk mengembangkan lembaga-lembaga pendidikan formal yang sudah ada sehingga masyarakat semakin banyak pilihan. Sampai tahun pelajaran 2010/2011, Pondok Pesantren Syaikh Zainuddin Nahdlatul Wathan Anjani Lombok Timur telah mengelola 1

68 Dokumen File MA Syaikh Zainuddin NW Anjani Bagian Tata Usaha 30 Maret 2019

buah taman kanak-kanak, 1 buah madrasah ibtidaiyah, 2 buah madrasah tsanawiyah, yakni Madrasah Tsawiyah Mu’allimin dan Madrasah Tsanawiyah Mu’allimat, 1 buah SMP, 2 buah madrasah aliyah, yakni Madrasah Aliyah Mu’allimin dan Madrasah Aliyah Mu’allimat, 1 buah SMA, 1 buah SMK, 3 buah perguruan tinggi, yakni Ma’had Darul Qur’an Wal Hadits, Institut Agama Islam Hamzanwadi NW, dan Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Syaikh Zainuddin Nahdlatul Wathan. Lembaga-lembaga pendidikan formal yang ada ini masih belum menampung aspirasi jamaah yang ingin memasukkan putra- putrinya di pondok pesantren tersebut, misalnya untuk tingkat madrasah aliyah, yakni mu’allimin dan mu’allimat. Sesuai dengan terminologi istilah tersebut, yakni lembaga pendidikan tingkat menengah yang hanya mendidik siswa dan siswi secara terpisah dalam lembaga pendidikan yang berbeda. Sementara itu, warga Nahdlatul Wathan juga mengharapkan adanya lembaga pendidikan tingkat aliyah yang mengasuh putra-putri tetapi yang mendapat perlakukan khusus yang berbeda dengan lembaga tingkat SLTA yang sudah ada di Pondok Pesantren Syaikh Zainuddin Nahdlatul Wathan Anjani Lombok Timur.

Menyikapi fenomena dan harapan tersebut maka Pengurus Pondok Pesantren Syaikh Zainuddin Nahdlatul memutuskan pada tahun pelajaran 2011/2012 ini membuka dan mendirikan sekolah baru tingkat SLTA, yakni Madarsah Aliyah (MA) Syaikh Zainuddin Nahdlatul Wathan.

Lembaga pendidikan ini dalam organisasi Nahdlatul Wathan

akandipopulerkan dengan istilah Madrasah Aliyah Program Khusus (MAPK) Nahdlatul Wathan. Madarsah ini diistilahkan dengan program khusus dengan alasan sebagai berikut :

a. Siswa setiap angkatan maksimal 80 (delapan puluh) orang, dengan perincian 40 (empat puluh) orang putra dan 40 (empat puluh) orang putri

b. Dalam pembelajaran di kelas siswa putra dan siswa putri dipisahkan sehingga menjadi kelas putra dan kelas putri;

c. Satu kelas diisi maksimal 20 (dua puluh) orang, sehingga setiap angkatan akan ada maksimal 4 (empat) kelas;

d. Hanya akan membuka dua juruan, yakni jurusan IPA dan IPS bila siswa per angkatan sudah maksimal;

e. Seluruh siswa diasramakan;

f. Kegiatan pembelajaran 3 (tiga) kali sehari, yakni pagi, sore, dan malam hari secara terprogram, terkontrol, dan terevaluasi;

g. Siswa pada semester ke-2 wajib menggunakan Bahasa Arab dan Bahasa Inggris

h. Siswa yang masuk dites, pengetahuan umum, pengetahuan agama, kemampuan dasar bahasa (Arab/Inggris) dan kemampuan dasar membaca Al-Qur’an.

2. Letak Geografis Madrasah Aliyah (MA) Syaikh Zainuddin NW Anjani

Madrasah Aliyah (MA) Syaikh Zainuddin NW Anjani berlokasi di Jalan Raya Mataram Labuhan Lombok Km. 49 Desa Anjani Kecamatan Suralaga KP. 83659 Kabupaten Lombok Timur Provinsi Nusa Tenggara Barat, yang berdiri di tanah seluas 13553 M2dan sudah terdaftar sebagai sekolah nasional dengan Nomor Pokok Sekolah Nasionala (NPSN) 69815311 dan Nomor Statistik Madrasah 131252030131.

Madrasah Aliyah (MA) Syaikh Zainuddin NW Anjani apabila dilihat dari letak geografisnya, berada ditempat yang sangat strategis yakni di jalan nasional antar provinsi.

3. Keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan69

Guru sebagai pendidik merupakan unsur yang sangat penting yang mempunyai pengaruh yang dominan di Madrasah Aliyah (MA) Syaikh Zainuddin NW Anjani. Pendidikan sebagai suatu bimbingan secara sadar yang dilakukan oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani siswa menuju terbentuknya kepribadian yang berkarakter adalah merupakan tujuan utama Madrasah Aliyah (MA) Syaikh Zainuddin NW Anjani.

Kualitas pendidikan guru di Madrasah Aliyah (MA) Syaikh Zainuddin NW Anjani terdiri atas Pascasarjana (S2) 11 (sebelas) orang, starata satu (S1) 28 (dua puluh delapan) orang, dan tenaga kependidikan 3 (tiga) orang masing-masing strata satu (S1) jurusan Pendidikan Islam 2 (dua) orang dan jurusan computer 1 (satu) orang. Data tersebut

69 Dokumentasi Lapor Bulan MA Syaikh Zainuddin NW Anjani Bagian Tata Usaha 30 Maret 2019

Dalam dokumen implementasi pro - etheses UIN Mataram (Halaman 48-123)

Dokumen terkait