• Tidak ada hasil yang ditemukan

implementasi pro - etheses UIN Mataram

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "implementasi pro - etheses UIN Mataram"

Copied!
123
0
0

Teks penuh

(1)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NE

TESIS

Oleh:

M. ZUHRI NIM. 180401017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

2020

GERI MATARAM

(2)

IMPLEMENTASI PROGRAM BOARDING SCHOOL

DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA DI MADRASAH ALIYAH (MA) SYAIKH ZAINUDDIN NW ANJANI

Tesis ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

i

IMPLEMENTASI PROGRAM BOARDING SCHOOL

DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA DI MADRASAH ALIYAH (MA) SYAIKH ZAINUDDIN NW ANJANI

TESIS

Pembimbing : Dr. M. SOBRY, M.Pd.

Dr. EMAWATI, M.Ag.

Oleh:

M. ZUHRI NIM. 180401017

ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapat gelar Magister

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

2020

DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA DI MADRASAH ALIYAH

ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk

PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

(3)

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Tesis oleh M. Zuhri, NIM.180401017 dengan judul, “Implementasi Program Boarding School dalam Membentuk Karakter Siswa Di Madrasah Aliyah (MA) Syaikh Zainuddin NW Anjani” telah memenuhi syarat dan disetujui untuk diuji.

Disetujui pada tanggal:………

Pembimbing I

Dr. M. Sobry, M.Pd.

NIP. 19771009200604100

Pembimbing II

Dr. Emawati, M.Ag.

NIP. 19770519006042002

(4)

iii

PENGESAHAN PENGUJI

Tesis oleh M. Zuhri, NIM. 180401017 dengan judul, “Implementasi Program Boarding School dalam Membentuk Karakter Siswa Di Madrasah Aliyah (MA) Syaikh Zainuddin NW Anjani” telah dipertahankan di depan dewan penguji Pascasarjana UIN Mataram pada tanggal________________________________.

DEWAN PENGUJI

Dr. Muhsinin, MA. ____________________________

(Ketua Sidang) Tanggal:

Prof. Dr. Suprapto, M.Ag. ____________________________

(Penguji Utama) Tanggal:

Dr. M. Sobry, M.Pd.

(Pembimbing I/Penguji I) Tanggal:

Dr. Emawati, M.Ag.

(Pembimbing II/Penguji II) Tanggal:

Mengetahui:

Direktur Pascasarjana Universitas Islam Negeri Mataram

Prof. Dr. Suprapto, M.Ag.

NIP 197207202000031002

(5)

v

LEMBAR PENGECEKAT PLAGIARISM

(6)

vi

Implementasi Program Boarding School

dalam Membentuk Karakter Siswa di Madrasah Aliyah (MA) Syaikh Zainuddin NW Anjani

Oleh: M. Zuhri ABSTRAK

Karkater manusia di zaman sekarang ini terlihat sudah mulai mengabaikan nilai- nilai luhur yang telah lama menjadi budaya bangsa, seperti nilai kejujuran (fairness), kesantunan, kebersamaan dan religius. Dengan berjalannya waktu sedikit demi sedikit mulai sirna terbawa oleh budaya asing yang cenderung mengarah pada kehidupan yang hedonistik, materialistik, dan individualistik.Untuk mengantisipasi hal itu, maka salah satu sistem yang efektif untuk dikembangkan adalah mengimplementasikan program boarding school.

Berangkat dari hal itulah, tujuan penelitian ini di antaranya adalah untuk mengetahui bagaimanakah implementasi program boarding school dalam membentuk karakter siswa, untuk mengetahui bagaimanakah karakter siswa pada implementasi program boarding school, dan untuk mengetahui apa saja faktor pendukung dan penghambat implementasi program boarding school dalam membentuk karakter siswa di Madrasah Aliyah (MA) Syaikh Zainuddin NW Anjani. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif.Teknik pengumpulan data menggunakan triangulasi, yaitu teknik pengumpulan data yang bersifat penggabungan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.Teknik analisis data yang digunakan ialah analisis interaktif dengan tiga jalur, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Untuk validitas data, telah dilakukan melalui uji kredibiltas data dengan cara triangulasi sumber dan triangulasi teknik pengumpulan data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: Pertama: Implementasi program boarding schoolmengacu kepada sebuah perencanaan program boarding school, integrasi kurikulum madrasah dan program boarding school, serta langkah-langkah untuk melaksanakan kedua hal tersebut, dilakukan dengan menggunakan beberapa langkah, yaitu langkah persuasif, individual, dan kolektif. Kedua: Karkater yang dihasilkan dalam pengimplementasian program, boarding school yaitu pribadi yang beradab, beriman dan bertakwa, memiliki integritas tinggi, jujur, mandiri, patriotisme dan Nasionalisme, kedisiplinan dan tanggungjawab. Ketiga: Faktor pendukungnya adalah lingkungan religius, sarana dan prasarana yang memadai, dan pola interaksi super aktif yang dibangun antara guru dengan siswa, pengasuh dengan santari, siswa dengan siswa melalui program tiga bahasa yaitu bahasa Arab, Inggris dan Indonesia. Sedangkan faktor penghambat yaitu : semangat yang menurun dari para siswa, kedisiplinan yang terlalu ketat di dalam asrama dan latar belakang siswa yang heterogen.

Kata kunci :Impelementasi, Boarding School, Karakter

(7)

vii ABSTRAK BAHASA ARAB

(8)

viii ABSTRAK BAHASA INGGRIS

(9)

ix MOTTO

اقلخ مهنسحأاناميإ نينم ؤملا لمكأ

Iman yang paling sempurna bagi seorang mukmin adalah mereka yang paling baik akhlaknya

(HR. Baihaqi) Tata tertib perlukan ada Tutur bahasa perlu dijaga Akhlak luhur tanda mulia Bahasa menunjukkan bangsa

Bila anda mencari muka Janganlah cari di manusia Tapi carilah di Rabbal Baraya

Dengan Iman dan amal taqwa Memang berkat tak dapat dibeli Dengan mas intan sebesar rinjani

Berkat itu rahasia Ilahi Dialamatkan ke insan yang murni

Wahai anakku sucikan hatimu Dalam hatimu rahasiamu Rahasia hatimu pada dirimu

Karena itu hatimu

(Wasiat TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid)

(10)

x

PERSEMBAHAN

Tesis ini peneliti persembahkan untuk orang-orang yang menjadi penyemangat dalam menyelesaikan studi ini:

Almarhum Bapak H. Abdurrahman Hj. Qurratul 'Aini Istri dan anak-anakku tercinta

Kakak dan Adek-adekku

(11)

xi

KATA PENGANTAR

Salah satu nikmat terbesar saat ini yang telah peneliti terima dan rasakan adalah diberikannya kemampuan untuk menyelesaikan penulisan tesis ini. Maka, peneliti mengucapkan Alhamdulillah kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang telah memberikan kekuatan, kesabaran, ketekunan dan istiqamah, sehingga peneliti bisa menyelesaikan penyusunan Tesis ini dengan baik. Shalawat dan salam, semoga senantiasa tercurahkan kepada Baginda Rasulullah Nabi Muhammad Shallahu Alaihi Wasallam beserta semua keluarga dan sahabatnya.

Semoga kelak di akhirat mendapatkan syafaatnya.

Selama proses penyusunan Tesis ini, peneliti telah banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti menyampaikan salamta’zhim dan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Mutawalli, M.Ag selaku Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram.

2. Bapak Prof. Dr. Suprapto, M.Ag selaku Direktur Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram.

3. Bapak Dr. Fathurrahman Muhtar, M.Ag. selaku Kaprodi Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram.

4. Bapak Dr. M. Sobry, MPd, selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu Dr.

Emawati, M.Ag. sebagai pembimbing II Tesis ini.

5. Seluruh Dosen Pascasarjana UIN Mataram yang telah memberikan ilmu- ilmu penting bagi saya, yang bermanfaat bagi masyarakat.

6. Seluruh guru-guru dan pengasuh di Madrasah Aliyah (MA) Syaikh Zainuddin NW Anjani yang telah banyak membantu untuk kebutuhan data dalam penelitian ini.

7. Kedua orangtua kami: H. Abdurrahman (Almarhum) dan Ibu Hj. Qurratul 'Aini, yang telah merawat, mengasuh dan mendidik kami sampai saat ini hingga bisa menyelesaikan studi pascasarjana ini. Jasamu selalu kami kenang sepanjang masa dan semoga amal ibadahnya diterima oleh Ilahi Rabbi.

(12)

xii

8. Teruntuk untuk istri dan anak-anakku yang menjadi inspirasi dan motivasi bagiku untuk menyelesaikan studi ini.

9. Teruntuk kakak dan adik-adikku tercinta, semoga menjadi anak yang mampu membahagiakan orangtua dan keluarga. Dan tidak lupa pula kepada semua keluarga yang tidak bisa saya sebut satu persatu, kalian semua adalah motivasiku untuk terus maju dan berkarya. Semoga amal ibadah kita dianggap nilai kebaikannya oleh Allah Subhanahu Wata’ala.

10. Seluruh teman-teman dan sahabat karib, khususnya teman-teman Prodi PAI Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram angkatan 2018.

Peneliti menyadari bahwa Tesis ini masih banyak kekurangannya.

Walaupun demikian, peneliti berharap semoga Allah Subhanahu Wata’ala berkenan memberikan manfaat yang luas bagi perkembangan khazanah keilmuan di masa-masa yang akan datang. Amin Ya Rabbal „Alamin...

Anjani,……….

Peneliti,

M. ZUHRI NIM. 180401017

(13)

xiii

DAFTAR TRANSLITERASI

ب = B ط = ṭ

ت = T ظ = ẓ

ث = Th ع = ‘

ج = J غ = gh

ح = ḥ ف = F

خ = Kh ق = Q

د = D ك = K

ذ = Dh ل = L

ر = R م = M

ز = Z ن = N

س = S و = W

ش = Sh ه = H

ص = ṣ ء = ′

ض = ḍ ي = Y

Short: a = ؘ ; i = ؚ ; u = ؙ Long: ā = ا ; ī = ي ; ū = و Diphthong: ay = يا ; aw = وا

(14)

xiv DAFTAR ISI

Cover Luar ...

Cover Dalam ... i

Persetujuan Pembimbing... ii

Persetujuan Penguji ... iii

Pernyataan Keaslian Karya ... iv

Lembar Pengecekan Plagiarism ... v

Abstrak Bahasa Indonesia ... vi

Abstrak Bahasa Arab ... vii

Abstrak Bahasa Inggris ... viii

Motto ... ix

Persembahan ... x

Kata Pengantar ... xi

Pedoman transliterasi ... xiii

Daftar Isi ... xiv

Lampiran ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan dan Manfaat ... 8

1. Tujuan ... 8

2. Manfaat ... 8

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ... 9

1. Ruang Lingkup Penelitian ... 9

2. Setting Penelitian ... 10

E. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 10

F. Kerangka Teori ... 17

1. Kajian Boarding School ... 17

a. Pengertian Boarding School ... 17

b. Jenis Boarding School ... 18

c. Program Boarding School ... 20

d. Keunggulan Boarding School ... 21

2. Kajian Karakter ... 23

a. Pengertian Karakter ... 23

b. Nilai-nilai Karakter ... 24

3. Implementasi Program Boarding School ... 28

4. Karakter Siswa pada Implementasi Program Boarding School………. 29

5. Faktor Pendukung dan Penghambat ... 32

6. Problematika Boarding School ... 33

(15)

xv

G. Metode Penelitian ... 35

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 35

2. Kehadiran Peneliti ... 36

3. Sumber Data... 37

4. Teknik Pengumpulan Data ... 38

a. Observasi ... 39

b. Interview (Wawancara) ... 40

c. Dokumentasi ... 42

5. Teknik Analisis Data ... 43

6. Pengecekan Keabsahan Data ... 46

H. Sistematika Pembahasan ... 49

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN ... 50

A. Profil Madrasah Aliyah (MA) Syaikh Zainuddin NW Anjani ... 50

1. Sejarah berdiri Madrasah Aliyah (MA) Syaikh Zainuddin NW Anjani ... 50

2. Letak Geografis Madrasah Aliyah (MA) Syaikh Zainuddin NW Anjani ... 52

3. Keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan ... 53

4. Keadaan Peserta Didik ... 55

5. Visi, Misi dan Tujuan Madrasah dan Motto ... 56

a. Visi ... 56

b. Misi ... 56

c. Tujuan Madrasah ... 57

d. Motto ... 58

6. Profil Lulusan ... 58

7. Struktur Organisasi Madrasah Aliyah (MA) Syaikh Zainuddin NW Anjani ... 59

8. Sarana dan Prasarana Madrasah Aliyah (MA) Syaikh Zainuddin NW Anjani ... 63

B. Program Boarding School Dalam Membentuk Karakter Siswa ... 65

C. Karakter Siswa pada Implementasi Program Boarding School di Madrasah Aliyah (MA) Syaikh Zainuddin NW Anjani ... 73

D. Faktor pendukung dan penghambat implementasi program boarding school dalam membentuk karakter siswa di Madrasah Aliyah (MA) Syaikh Zainuddin NW Anjani ... 79

BAB III PEMBAHASAN ... 87

A. Implementasi program boarding school dalam membentuk karakter siswa di Madrasah Aliyah (MA) Syaikh Zainuddin NW Anjani ... 87

(16)

xvi

B. Karakter Siswa Pada Implementasi Program Boarding School di

Madrasah Aliyah (MA) Syaikh Zainuddin NW Anjani ... 92

C. Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Program Boarding School dalam Membentuk Karakter Siswa di Madrasah Aliyah (MA) Syaikh Zainuddin NW Anjani ... 102

BAB IV PENUTUP ... 107

A. Kesimpulan ... 107

B. Saran ... 108

(17)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Di era kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) serta masuknya arus globalisasi, bangsa Indonesia menghadapi berbagai problem, di antaranya merebaknya isu-isu moral seperti penggunaan narkotika dan obat-obat terlarang (narkoba), tawuran pelajar, pornografi, perkosaan, merusak milik orang lain, perampasan, penipuan, korupsi, pengguguran kandungan (aborse), penganiayaan, perjudian, pelacuran (prostitusi), pembunuhan, yang sampai saat ini belum dapat diatasi secara tuntas. Semua itu sering kita lihat, kita dengar dan kita baca di media massa baik itu media cetak maupun media elektronik, bahkan terjadi di dekat kita.

Melihat problematika sosial tersebut dapat dikatakan sebagai tanggungjawab kita semua untuk memberikan solusi selektif.Di antara solusi yang paling tepat adalah pendidikan, karena pendidikan merupakan salah satu jalan untuk menuju sebuah perubahan hidup.1 Pendidikan merupakan proses yang penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia untuk masa kini dan masa depan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, pendidikan ialah usaha sebagai penunjang keberhasilan pembangunan bangsa baik dari

1Baca Ulyan Nasri, Pemikiran Tuan Guru Kiai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid Tentang Pendidikan Islam Perempuan dan Implementasinya di Madrasah Nahdlatul Banat Diniyah Islamiyah di Lombok, Tesis, Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014. Bandingakan Ulyan Nasri, Akar Historis Pendidikan Perempuan: Refleksi Pemikiran TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, (Yogyakarta: Deepublish, 2015), 1-5.

(18)

pendidikan formal, pendidikan informal, maupun pendidikan nonformal.2 Sistem

pendidikannasionalmengakuiadatigajalurpendidikan,yaitupendidikanformal,

nonformal, daninformal.3Ketigajalurpendidikan

tersebutsalingmelengkapidanmemperkaya.Pertama, pendidikan formal adalah kegiatan yang sistematis, bertingkat/berjenjang, dimulai dari sekolahdasarsampaidenganperguruantinggidanyangsetarafdengannya.

Kedua,pendidikan nonformalialahsetiapkegiatanteroganisasidansistematis,di

luarsistem persekolahanyang

dilakukansecaramandiriataumerupakanbagianpenting darikegiatan yang lebih

luas,yang sengajadilakukanuntukmelayanisiswa

tertentudidalammancapaitujuanbelajarnya. Ketiga, pendidikaninformaladalahprosesyangberlangsungsepanjangusiasehinggasetia p orang memperolehnilai, sikap, keterampilan, dan pengetahuan yangdidapat dari pengalaman hidupsehari-hari.

PadaUndang-Undang SISDIKNASpasal3, sebagaimana tercantum denganjelasbahwa:Pendidikannasionalberfungsimengembangkankemampuan dan membentukwatak (karakter)sertaperadabanbangsayangbermartabatdalam rangka mencerdaskankehidupan bangsa,bertujuanuntuk

2Mujiono Dimiyati, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Usaha Nasional, 1986), 1.

Bandingkan Abdur Rahman An Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah Sekolah dan Masyarakat. Penerjemah: Shihabuddin, (Jakarta: Gema Insani Press, 1995), 20.

Bandingkan Ulyan Nasri, Bersahabat dengan Ilmu: Sebuah Pengantar Filsafat Ilmu, (Mataram: CV. Haramain Lombok, 2018), cet. Ke-5, xiii-xv. Baca juga, Ulyan Nasri, Menjemput Ilmu: Sebuah Pengantar Filsafat Ilmu, (Yogyakarta: Semesta Ilmu, 2016), viii- ix. 3

Anisa Rizkiani, Pengaruh Sitem Boarding School Terhadap Pembentukan Karakter Peserta Didik, Jurnal Pendidikan Fakultas Pendidikan Islam dan Keguruan Universitas Garut, Vol. 06; No. 01; 2012, 11

(19)

berkembangnyapotensisiswa agar menjadimanusiayang berimandanbertakwakepada TuhanYang MahaEsa, berakhlak mulia, sehat,berilmu,cakap,kreatif,mandiri,danmenjadiwarganegarayang

demokratisserta bertanggungjawab. Jelasbahwadalam prosespendidikanitu tidakhanyausahamentransfer pengetahuan semata,tetapimenekankan pada penanaman nilai.

Akhir-akhir ini juga, sikap dan perilaku masyarakat Indonesia cendrung mengabaikan nilai-nilai luhur yang telah lama menjadi budaya bangsa dan berjalan dalam kehidupan sehari-hari, seperti nilai kejujuran (fairness), kesantunan, kebersamaan dan religius.Dengan berjalannya waktu sedikit demi sedikit mulai sirna terbawa oleh budaya asing yang cenderung mengarah pada kehidupan yang hedonistik, materialistik, dan individualistik, sehingga nilai-nilai karaker tersebut tidak lagi dianggap penting jika bertentangan dengan tujuan yang ingin diperoleh.4

Pada kenyataannya kehidupan modern dengan kebudayaan yang masif dan terpenuhinya berbagai mobilitas kehidupan secara teknologis-mekanis yang berkembang di Indonesia kurang sejalan dengan ketentuannya yang ada dalam undang-undang tersebut, pada satu sisi sudah melahirkan krisis moral dan etika bangsa.Ini merupakan wujud nyata bangsa sedang mengalami krisis multidimensional.5

4 Najihaturrohmah dan Juhji, Implementasi Program Boarding School Dalama Pementukan Karakter Siswa Di SMA Negeri Cahaya Mandiri Banten Boarding School Pandeglang, Jurnal Tarbawi UIN SMH Banten Vol. 3 No. 02 Desember 2017, 208

5 Najihaturrohmah dan Juhji, Implementasi Program Boarding School…208

(20)

Dalam pandangan Islam bahwa pendidikan merupakan hal yang sangat mendasar untuk membentuk pradaban masyarakat dan bangsa yaitu melalui proses penanaman sesuatu ke dalam diri manusia dengan menggunakan metode dan sistem, baik dalam pendidikan formal (sekolah) maupun non formal (luar sekolah).6

Pendidikan sampai kini masih dipercaya sebagai media yang sangat ampuh dalam membangun kecerdasan sekaligus kepribadian anak manusia menjadi lebih baik.7 Oleh sebab itu, model pendidikan secara terus-menerus dibangun dan dikembangkan agar mendapatkan hasil pendidikan yang sesuai dengan cita-cita bangsa. Bangsa Indonesia telah menjadikan pendidikan sebagai tujuan pokok dalam membangun bangsa dengan berlandaskan dasar negara yaitu Pancasila dan UUD 1945.8

Madrasah merupakan tempat kedua bagi siswa dalam mengikuti proses pendidikan, setelah tempat pertama mereka di rumah. Proses pendidikan di madrasah dilakukan melalui program intrakurikuler, kokurikuler dan ekstrakurikuler.9Oleh karena itu, madrasah lebih bersifat khusus dan terfokus dalam membentuk karakter peserta didik.Dengan demikian, dalam membentuk karakter siswa supaya lebih terpadu dan efektif perlu adanya

6 Bukran, “Sistem Boarding School Dalam Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di SMP Islam Jabal Hikmah”, Tesis (Mataram : Program Pasca Sarjana UIN Mataramtidak diterbitkan, 2017), 1.

7 Azzet, Urgensi Pendidikan Karakter di Indonesia (Yogyakarta: Arruz Media, 2011), 9. 8 Sutrisno, Implementasi Pendidikan Karakter Di Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah Boarding School (MBS) Yogyakarta, Jurnal Pendidikan Luar Sekolah Volume VI Nomor 5 Tahun 2017, 509.

9 Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pada Madrasah, (Jakarta, 2018)

(21)

sebuah sistem yang khusus digunakan supaya mendapat hasil yang maksimal dalam mendidik dan membentuk karakter siswa.

Melihat hal itu, salah satu yang menjadi alternatif solusi dalam mengatasi masalah tersebut adalah memilih sistem yang dikenal dengan istilah boarding school.Sistem inilah yang menjadi populer diterapkan dihampir semua pondok pesantren di Indonesia, termasuk di pondok pesantren tempat penelitian dalam tesis ini yaitu Madrasah Aliyah (MA) Syaikh Zainuddin NW Anjani. Setelah melakukan observasi awal dilokasi penelitian tentang salah satu tujuan utama diterapkannya sistem boarding school ini adalah untuk memperoleh pendidikan yang lebih maksimal, dan untuk efektifnya proses pendidikan baik program intrakurikuler, kokurikuler dan ekstrakurikuler. Dengan alasan itulah Madrasah Aliyah (MA) Syaikh Zainuddin NW Anjani memprogramkan boarding school (sekolah asrama).10

Berdasarkan hal di atas, peneliti berhasil mewawancarai salah satu guru dan pengasuhnya yaitu, Fu’ad Zaini mengatakan, kehadiran Madrasah Aliyah (MA) Syaikh Zainuddin NW Anjani yang memprogramkan boarding school bisa memberikan alternatif pendidikan bagi para orang tua yang ingin menyekolahkan anaknya. Seiring dengan pesatnya modernisasi, di mana orang tua tidak hanya suami yang bekerja melainkan juga istri bekerja sehingga anak tidak lagi terkontrol dengan baik, maka boarding school adalah tempat terbaik untuk menitipkan anak-anak mereka baik itu makannya,

10 Wawancara, Fu’ad Zaini, Wakil Kepala Madrasah Bagian Kesiswaan, 15 Desember 2019

(22)

kesehatannya, keamanannya, sosialnya dan yang sangat penting adalah pendidikannya yang sempurna.11

Dihari yang sama Muhammad Husni menyebutkan, bahwa untuk memperoleh generasi yang berkualitas tidak semudah dibayangkan, karena tantangan bermunculan di sana sini, terlebih lagi dengan adanya teknologi yang canggih yang belum tepat pemanfaatan, sehingga semakin pula masalah yang muncul, di mana masalah-masalah tersebut sulit untuk dihindari, seperti anak-anak lebih betah di depan TV, anak-anak lebih senang main game daripada baca buku, pada intinya anak-anak lebih suka tidak belajar, sehingga dengan adanya program boarding school diyakini akan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran, karena anak terkontrol dengan baik dan sudah dipersiapkan program sehingga waktu yang terbuang tadi akan terisi dengan aktivitas yang bermanfaat.12

Muhammad Husni lanjut mengatakan, program boarding school yang di programkan Madrasah Aliyah (MA) Syaikh Zainuddin NW Anjani salah satu model pendidikan yang bisa juga menjadi solusi alternatif yang diinginkan banyak kalangan. Karena di samping memperdalam ilmu agama namun juga mendalami ilmu umum, sehingga mampu melahirkan generasi muda muslim yang berilmu, berwawasan luas dan bermanfaat bagi umat.13

Penjelasan lebih lanjut Muhammad Husni mengatakan, untuk mempersiapkan intraksi sosial yang bersifat global, program boarding school

11 Wawancara, Fu’ad Zaini…

12 Wawancara, Muhammad Husni, Wakil Kepala Madrasah Bagian Kurikulum, 15 Desember 2019

13 Wawancara, Muhammad Husni…

(23)

yang diterapkan di Madrasah Aliyah (MA) Syaikh Zainuddin NW Anjani yaitu pendalaman bahasa, baik itu bahasa Arab maupun bahasa Inggris, sehingga generasi penerus mampu dan siap bersaing dalam menghadapi intraksi global tersebut.14

Karakter yang terbentuk pada implementasi program boarding school dalam membentuk karakter siswa di Madrasah Aliyah (MA) Syaikh Zainuddin NW Anjani yang paling menonjol yakni karakter religius, di mana terlihat dari sikap siswa taat dalam melaksanakan kegiatan ibadah setiap waktunya. Karakter yang paling menonjol juga yaitu kerja keras, ini terlihat dari usaha siswa dengan sungguh-sungguh dalam belajar terutama belajar bahasa arab, bahasa inggris dan menghafal Al-Qur'a.15

Berangakat dari problematika akademik yang sudah dipaparkan di atas, maka peneliti tertarik untuk mengkaji dan meneliti lebih lanjut tentang sistem/program boarding school yang diterapkan di Madrasah Aliyah (MA) Syaikh Zainuddin NW Anjani. Maka, judul yang menarik untuk diteleiti dalam tesis ini adalah: “Implementasi Program Boarding School dalam Membentuk Karakter Siswa di Madrasah Aliyah (MA) Syaikh Zainuddin NW Anjani.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka dapat dikemukakan rumusan masalah dalam penelitian ini, yang meliputi :

14 Wawancara, Muhammad Husni…

15 Observasi, di Madrasah Aliyah (MA) Syaikh Zainuddin NW Anjani 15 Desember 2019

(24)

1. Bagaimanakah implementasi program boarding school dalam membentuk karakter siswa di Madrasah Aliyah (MA) Syaikh Zainuddin NW Anjani?

2. Bagaimanakah karakter siswa pada implementasi program boarding school di Madrasah Aliyah (MA) Syaikh Zainuddin NW Anjani?

3. Apa faktor pendukung dan penghambat implementasi program boarding school dalam membentuk karakter siswa di Madrasah Aliyah (MA) Syaikh Zainuddin NW Anjani?

C. Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan

a. Untuk mengetahui bagaimanakah implementasi program boarding schooldalam membentuk karakter siswa di Madrasah Aliyah (MA) Syaikh Zainuddin NW Anjani.

b. Untuk mengetahui bagaimanakah karakter siswa pada implementasi program boarding school di Madrasah Aliyah (MA) Syaikh Zainuddin NW Anjani.

c. Untuk mengetahui apa saja faktor pendukung dan penghambat implementasi program boarding school dalam membentuk karakter siswa di Madrasah Aliyah (MA) Syaikh Zainuddin NW Anjani.

2. Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat baik dari segi teoritis maupun praktis, disebutkan sebagai berikut:

a. Kegunaan Secara Teoritis

(25)

Hasil peneitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah ilmu serta mengetahui implementasi program boarding school dalam membentuk karakter siswa di Madrasah Aliyah (MA) Syaikh Zainuddin NW Anjani.

b. Kegunaan Secara Praktis

1) Memberikan kontribusi keilmuan (Kontribution of knowledge) bagi para pendidik dalam memahami implentasi program boarding school dalam membentuk karakter siswa baik secara konseptual maupun aplikasinya dalam dunia pendidikan Islam, sehingga kemudian dapat menjadi acuan tujuan pendidikan yang akan dilaksanakan untuk menghasikan kualitas pembelajaran seperti yang dicita-citakan.

2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi akademik bagi para peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pendidikan Islam dalam hubungannya dengan implementasi program boarding school dalam membentuk karakter siswa, mengingat setiap hasil pemikiran ilmu jika dikaji tidak akan pernah tuntas dan akan menghasilakan pemikiran baru.

3) Sebagai masukan bagi stakeholder dalam membentuk karakter siswa dengan implentasi program boarding school, sehingga

(26)

nantinya program yang dilaksanakan dapat memperoleh hasil yang maksimal.

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian 1. Ruang Lingkup Penelitian

Supaya permasalahan dalam penelitian ini terarah dari apa yang akan diteliti dan dikaji, peneliti membatasi pada masalah : “Implementasi Program Boarding School dalam Membentuk Karakter Siswa di Madrasah Aliyah (MA) Syaikh Zainuddin NW Anjani.”

2. Setting Penelitian

Setting penelitian merupakan tempat peneliti akan melakukan penelitian untuk memperoleh data-data yang menjadi objek penelitian.

Dalam hal ini yang menjadi objek penelitian ini adalah di Madrasah Aliyah (MA) Syaikh Zainuddin NW Anjani.

E. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Penelitian sebelumnya yang memiliki relevansi dengan penelitian ini telah dilakukan oleh Bukran terhadap Sistem Boarding School dalam Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di SMP Islam Jabal Hikmah.Penelitian ini termasuk kategori penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi.Peneliti ini fokus pada sistem boarding school dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan.

Bukran tersebut lebih menekankan pada sistem boarding school dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di SMP Islam Jabal Hikmah lebih terstruktur terlihat dengan adanya kegiatan harian (mulai

(27)

dari bagun pagi sampai dengan waktu istirahat), kegiatan mingguan dan sampai adanya kegiatan bulanan.16Penelitian ini juga menghadirkan nuansa dan wajah baru pada dunia pendidikan karena memadukan dua ruh pendidikan yaitu pendidikan umum dan agama.17

Selanjutnya penelitian Maksudin: Pendidikan Nilai Sistem Boarding School di SMP Islam Terpadu Abu Bakar Yogyakarta. Penelitian ini termasuk penelitian lapangan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Dalam penelitiannya disebutkan alasan mengapa menggunakan nilai-nilai moral sebagai prinsip dasar pendidikan, nlai-nilai yang dikembangkan, dan kesesuaian sistem boarding school untuk pendidikan nilai di SMP Islam Terpadu Abu Bakar Yogyakarta menjadi nilai moral sebagai prinsip dasar pendidikan dikarenakan sekolah mengutamakan pembinaan karakter para siswa, memperioritaskan prestasi akademik dan mengembangkan keterampilan siswa sesuai minat dan bakat. Adapun nilai-nilai yang dikembangkan adalah nilai-nilai yang terkandung dalam buku panduan internal sekolah yang secara teortis dan praktis diintegrasikan ke dalam kegiatan kurikuler, kokurikuler, dan ekstra kurikuler baik di asrama, sekolah maupun masyarakat.Dalam hal kesesuaian nilai dengan sistem pendidikan SMP Islam Terpadu Abu Bakar Yogyakarta sudah sesuai dengan konsep dasar pendidikan nilai.18

16Bukran, Sistem Boarding School...100.

17Bukran, Sistem Boarding School… 107.

18 Maksudin, Pendidikan Nilai Sistem Boarding School di SMP Islam terpadu Abu Bakar Yogyakart, Disertasi, (Yogyakarta : Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga tidak diterbitkan), 2008.

(28)

Penelitian tersebut lebih banyak mengungkapkan alasan digunakan pendidikan moral sebagai konsep dasar pendidikan, cara mengembangkan nilai-nilai tersebut, dan kesesuaianya dengan konsep boarding school.

Berbeda dengan penelitian peneliti lakukan dengan implementasi program boarding school dalam membentuk karakter dan prestasi siswa.Peneliti tersebut fokus tentang muatan nilai yang ada dalam sistem boarding school, maka peneliti ini mencoba melakukan analisis tentang implementasi program boarding school dalam membentuk karakter dan prestasi siswa.

Peneliti selanjutnya Endah Fuadah terhadap Implementasi Manajemen Pendidikan Boarding School di SMA Cahaya Madani Banten Boarding School Pandegleng Banten.Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan pendekatan deskritif analitik. Penelitian ini fokus pada manjemen lembaga pendidikan boarding school dilihat dari fungsi manajemen dalam mengatur enam unsur man (manusia), money (biaya), method (cara), machines(peralatan yang dipakai), matrials (sarana), dan market (pasar). Penelitiannya menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan manajemen pendidikan boarding school di SMA Cahaya Madani banten boarding school berjalan dengan baik, lancar sesuai dengan visi misi, dan tujuan sekolah.Hal itu terlihat baik dalam perencanaan, pengorganisasian, penggerakan/kepemimpinan dan pengontrolan/evaluasi.19

19 Endah Fuadah, Implementasi Manajemen Pendidikan Boarding School di SMA Cahaya Mandiri Banten Boarding School Pandeglang Banten, Tesis (Yogyakarta : Program Pasca Sarjana UIN Sunan Kalijaga tidak diterbitkan), 2008.

(29)

Pembahasan Endah tersebut lebih menekankan pada konsep manajemen lembaga pendidikan di sekolah boarding school dilihat dari fungsi manajemen.Dengan demikian sangat berbeda dengan penelitian peneliti tentang implementasi program boarding school dalam membentuk karakter dan prestasi siswa.Jika penelitian terdahulu melihat pada konsep manajemen, maka penelitian peneliti fokus pada analisis implementasi program boarding school dalam membentuk karakter dan prestasi siswa.

Selanjutnya penelitian Saiffuddin yang berjudul Pendidikan Spiritual di SMP Muhammadiyah Boarding School (MBS): Analisis terhadap Implementasi Kurikulum. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif. Dalam penelitian ini dikemukakan pendidikan spiritual dalam implementasi kurikulum formal maupun hidden kurikulum di SMP Muhammadiyah Boarding School meliputi semangat tanggung jawab, kedisiplinan, ketertiban, kesadaran terhadap kekuasaan sang khalik, sikap menghormati, kesungguhan sopan santun, dan sikap tawakkal. Adapun pendidikan spiritual dalam hidden kurikulum meliputi kedisiplinan, ketertiban, tanggung jawab, kebersihan, keindahan, kenyamanan, kesabaran, kerapian, kesopanan, sisal, penghormatan dan kasih sayang.20

Penelitian Saiffuddin ini hanya mengungkapkan bentuk-bentuk pendidikan spiritual yang ada di SMP Muhammadiyah Boarding School (MBS). Sangat berbeda dengan penelitian yang peneliti lakukan yang akan

20Moh. Saiffuddin, “Pendidikan Spiritual di SMP Muhammadiyah Boarding School (MBS): Analisis terhadap Implementasi Kurikulum” Tesis ((Yogyakarta : Program Pascasarjana Universitas Islam Sunan Kalijaga Yogyakarta tidak diterbitkan), 2013.

(30)

melakukan analisis implementasa program boarding school dalam membentuk karakter dan prestasi siswa.

Dari beberapa uraian tentang penelitian-penelitian tersebut, menunjukkan bahwa penelitian dengan fokus kajian pada implementasi program boarding school dalam membentuk karakter siswa masih ada rauang kosong untuk dilakukan sebuah penelitian yang berbeda dengan fokus kajian dalam penelitian-penelitian di atas.Oleh karena itu, peneliti bermaksud mengangkat penelitian yang menganalisis implementasi program boarding school dalam membentuk karakter siswa di Madrasah Aliyah (MA) Syaikh Zainuddin NW Anjani.

(31)

Tabel 1.1

Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu yang Relevan

NO JUDUL

PENELITIAN

NAMA

PENELITI PERSAMAAN PERBEDAAN

1

Sistem Boarding School Dalam Upaya

Meningkatkan Kualitas

Pembelajaran di SMP Islam Jabal Hikmah

Bukran Sama-sama meneliti boarding school

Perbedaannya peneliti Bukran meneliti di tingkat sekolah yakni (SMP Jabal Hikmah)

sedangkan

peneliti ini di tingkat MA Syaikh Zainuddin NW Anjani).

Bukran hanya fokus

penelitiannya pada sistem boarding school dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran sedang kan peneliti ini fokus pada

implementasi program boarding school dalam membentuk karakter siswa.

2

Pendidikan Nilai Sistem Boarding School di SMP Islam Terpadu

Abu Bakar

Yogyakarta

Maksudin Sama-sama meneliti boarding school

Perbedaannya Peneliti hanya fokus tentang muatan nilai yang ada dalam sistem boarding school sedangkan

peneliti ini fokus pada

implementasi program boarding school dalam

(32)

membentuk karakter siswa.

3

Implementasi Manajemen Pendidikan

Boarding School di SMA Cahaya Madani Banten Boarding School Pandegleng Banten

Endah Sama-sama meneleiti

Boarding School

Perbedaannya peneliti fokus pada

Implementasi Manajemen Pendidikan Boarding School sedangkan

penelitian ini fokus pada implementasi program boarding school dalam membentuk karakter siswa.

4

Pendidikan

Spiritual di SMP Muhammadiyah Boarding School (MBS): Analisis terhadap

Implementasi Kurikulum

Saiffuddin Sama-sama meneliti boarding school

Perbedaannya peneliti fokus pada analisis terhadap

implementasi kurikulum, sedangkan

penelitian ini fokus pada implementasi program boarding school dalam membentuk karakter siswa.

(33)

F. Kerangka Teori

1. Kajian Boarding School

a. Pengertian Boarding School

Boarding school terdiri dari dua kata yaitu Boarding dan school.

Boarding School berasal dari bahasa Inggris yakni boarding dan school.Boarding bisa diartikan papan, rumah indekost, asrama, dan school artinya sekolah, kemudian kata tersebut diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi sekolah berasrama.21

Boarding school adalah lembaga pendidikan di mana para siswanya tidak hanya belajar, tetapi mereka bertempat tinggal dan hidup menyatu di lembaga terebut.22Boarding school adalah sistem sekolah berasrama, di mana siswa dan juga para guru dan pengelola sekolah tinggal di asrama yang berada di dalam lingkungan sekolah dalam kurun waktu tertentu.23Boarding school adalah sistem sekolah dengan berasrama, di mana siswa dan juga para guru dan pengelola sekolah tinggal di asrama yang berada dalam lingkungan sekolah dalam kurun waktu tertentu bisanya satu semester diselingi dengan berlibur satu bulan sampai menamatkan sekolahnya.24

21 John M. Echols, & Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia: An English- Indonesia Dictionary, ( Jakarta : Gramedia, 2010), 72.

22 Makudin, Pendidikan Nilai Boarding School di SMPIT Yogyakarta, (Yogyakarta : Rekasarasih), 111.

23 Bahtiar dalam Boarding School dan Peranannya dalam Pengembangan pendidikan http: //bhakti-ardi.blogspot.com/2012/07/boarding-school dan peranannya, 08. 24

Arsy Karima Zahra, Pemeliharaan Program Belajar dan Modernisasi Menuju melinium Baru, (Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 2008), 45.

(34)

Boarding school mengkombinasikan tempat tinggal para siswa di institusi pendidikan yang jauh dari rumah dan keluarga mereka dengan diajarkan agama serta pembelajaran beberapa mata pelajaran lainnya.Boarding school merupakan tempat tinggal sekaligus menjadi tempat belajar. Di boarding school siswa tidak hanya mendapat bimbingan dalam bidang akademiknya semata, melainkan siswa juga mendapat perhatian lebih dalam aspek lain, sehingga proses pendidikan yang dilakukan tidak hanya mentransfer ilmu namun ditanamkan juga dalam setiap gerak siswa melalui praktek langsung.

Jadi bisa dipahami bahwa boarding school merupakan suatu tempat pendidikan dan pengajaran yang menekankan pelajaran agama Islam dan pelajaran lainya yang melibatkan siswa dan pengasuhnya bisa berintraksi dalam waktu 24 jam di setiap harinya dan boarding school sebagai tempat tinggalnya.

b. Jenis Boarding School

Beberapa jenis boarding school antara lain :25 1) Menurut sistem bermukim siswa

a) All boarding school adalah selurus siswa tinggal di asrama kampus/sekolah.

b) Boarding day school adalah mayoritas siswanya tinggal di kampus dan sebagian lagi di lingkungan sekitar kampus.

25www.boarding school.com.diakses pada 3/1/2020.

(35)

c) Day boarding adalah mayoritas tidak tinggal di kampus meskipus ada sebagian yang tetap tinggal di kampus.

2) Menurut jenis siswa

a) Junior boarding school adalah sekolah yang menerima murid dari tingkat SD s/d SMP, namun biasanya menerima SMP saja.

b) Co-educational school adalah sekolah yang menerima siswa laki-laki dan perempuan.

c) Boys school adalah sekolah yang menerima siswa laki-laki saja.

d) Girls school adalah sekolah yang menerima siswa perempuan saja.

e) Pre-professional arts school adalah sekolah khusus untuk seniman.

f) Religious school adalah sekolah yang kurikulumnya mengacu pada agama tertentu.

g) Special-need boarding school adalah sekolah untuk anak-anak yang bermasalah dengan sekolah biasa.

3) Menurut sistem sekolah

a) Military school adalah sekolah yang mengikuti aturan militer dan biasanya menggunakan seragam khusus.

b) 5 day boarding school adalah sekolah dimana siswa dapat memilih untuk tinggal di asrama dan atau pulang di akhir pekan.

(36)

c. Program Boarding School

Najihaturrohmah dan Juhji menyebutkan program boarding school antara lain: 26

1) Program akademik

Kemandirian pada pelaksanaan kegiatan merupakan bahwa sekolah diharapkan secara bertahap mampu melaksanakan program dan kegiatannya.Dalam masalah ini boarding school mampu melaksanakan penidikan karakter pada pada peserta didik.Bentuk pelaksanakan dilihat dari keterpaduan unsur-unsur pendidikan yang yang sudah direncanakan dalam program awal.

2) Program keagamaan

Keagamaan adalah salah satu kegiatan pembentukan karakter yang akan mengarahkan merka ke hal-hal yang lebih baik, dengan mengembangkan karakter religiusnya maka akan menghasilkan siswa yang memiliki ahlak mulia, melaksanakan ajaran Islam dan menghindarkan mereka ke hal-hal yang akan mendapatkan dosa.

3) Program Keterampilan

Selain pembentukan karakter siswa melalui kegiatan keagamaan, keterampilan juga merupakan pembinaan karakter yang akan mengarahkan mereka agar pendidikan karakter semakain baik.

d. Keunggulan Boarding School

Beberapa keunggulan boarding school antara lain: 27

26 Najihaturrohmah dan Juhji, Implementasi Program Boarding School …2017, 215

(37)

1) Program Pendidikan Paripurna

Sekolah berasrama dapat merancang program pendidikan yang kompeherensif-holoistik dari program pendidikan keagamaan, academic development, life skill sampai membangun wawasan global.

2) Fasilitas lengkap

Sekolah berasrama memiliki sarana yang lengkap, sebagai pendukung pencapaian target program pendidikan sekolah berasrama. Dengan sarana lengkap sekolah dapat mengekploitasi potensi unuk membangun lembaga pendidikan yang kompeten dalam menghasilkan output yang berkualitas.

3) Guru yang berkualitas

Umumnya sekolah-sekolah berasrama menentukan persyaratan kualitas guru/pengasuh yang lebih baik jika dibandingkan dengan sekolah konvensional.Kecerdasan intelektual, spiritual, social, dan kemampuan pedagogis-metodologis, juga adanya ruh mudarris pada setiap guru di sekolah berasrama. Ditambah lagi kemampuan bahasa asing (arab, inggris).

4) Lingkungan yang kondusif

Di boarding school semua elemen yang ada dalam kompleks sekolah terlibat dalam proses pendidikan. Pelakunya tidak hanya guru akan tetapi bisa dibalik gurunya bukan hanya guru mata

27Moch. Gufron, Pembinaan Keagamaan Di Sekolah Berbasis Boarding School (Studi Multi Kasus Di SMAN 10 Malang dan MAN 3 Malang, Tesis (Malang: Program Pasca Sarjana UIN Maulana Malik Ibrahim Malang), 2013

(38)

pelajaran, tapi semua orang dewasa yang ada di boarding school adalah guru. Siwa tidak bisa lagi diajarkan bahasa-bahasa langit, tapi siswa melihat langsung praktek kehidupan dalam berbagai aspek.Begitu juga dalam membangun religious society, maka semua elemen yang terlibat mengimplmentasikan agama secara baik.

5) Siswa heterogen

Boarding school mampu menampung siswa dari berbagai latar belakang yang tingkat heterogenitasnya tinggi.Siswa berasal dari berbagai daerah yang mempunyai latar belakang social, budaya, tingkat kecerdasan, kemampuan akademik yang sangat beragam.Kondisi ini sangat kondusif untuk membangun wawasan nasional dan siswa terbiasa berinteraksi dengan teman-temannya yang berbeda sehingga sangat baik bagi anak untuk melatih wisdom anak dan menghargai pluralitas.

6) Jaminan keamanan

Boarding school berupaya secara total untuk menjaga keamanan siswa-siswinya. Makanya, banyak sekolah berasrama yang mengadopsi pola penidikan militer untuk menjaga keamanan siswa-siswinya.Tata tertib dibuat sangat lengkap dengan sanksi- sanksi bagi pelanggarnya.Jaminan keamanan diberikan sekolah berasrama, mulai dari jaminan kesehatan, pembentengan terhadap

(39)

NARKOBA, pergaulan bebas, dan jaminan keamanan fisik serta jaminan pengaruh kejahatan dunia maya.

7) Jaminan kualitas

Boarding school dengan program yang komprehensif-holistik, fasilitas yang memadai, guru yang berkualitas, dan lingkungan yang kondusif dan terkontrol, dapat memberikan jaminan kualitas jika dibandingkan dengan sekolah konvensional.Boarding school dapat melakukan treatmentindividual, sehingga setiap siswa dapat melejitkan bakat dan potensi individualnya.

2. Kajian Karakter

a. Pengertian Karakter

Kata karakterdiambil dari bahasa Inggris character.Awalnya, kata ini digunakan untuk menandai hal yang menegaskan dari koin (keping uang).Belakangan, secara umum istilah character digunakan untuk mengartikan hal yang berbeda antara satu hal dan yang lainnya, dan akhirnya juga digunakan untuk menyebut kesamaan kualitas pada tiap orang yang membedakan dengan kualitas lainnya.28

Karakter adalah bawaan, hati, jiwa, keperibadian budi pekerti, perilaku.Personalitas, sifat, tabi’at, temperamen, dan watak.29Menurut Kamus Bear Bahasa Indonesia karakter adalah sifat-sifat kejiwaan,

28 Fatchul Mu’in, Pendidikan Karakter: Konstruksi Teoritik dan Praktik (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), 162.

29 Aunillah, Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter diSekolah, (Jakarta : Laksana, 2011),

(40)

akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan lainnya.30

Lickona dalam bukunya Educating for Character menjelaskan tentang pengertian karakter dalam pembelajaran, yaitu:

“Character consist of operatif values, values in action. We progress in our character as a value becomes a virtue, a reliable inner disposition to respond to situations in moral good way.

Character so conceived has three interrelated parts: moral knowing, moral feeling and moral behavior. Good character consists of knowing the good, desiring the good, doing the good- habits of the mind, habits of the heart, and habits of action.”31 Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa karakter terdiri dari nilai- nilai tindakan.Karakter yang dipahami memiliki tiga komponen saling berhubungan yaitu pengetahuan moral, perasaan moral, dan perilaku moral.Karakter yang baik terdiri dari pengetahuan yang baik, menginginkan yang baik dan melakukan kebisaan yang baik pula dari pikiran, kebisaan dan tindakan.

b. Nilai-nilai Karakter

Delapan belas Nilai-nilai karakter yang disusun oleh Kementerian Pendidikan Nasional sebagai berikut:32

1) Religius

Religious adalah sikap dan perilaku taat dalam melaksanakan ajaran agama yang dianut, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.

30 Muchlas, dkk, Pendidikan Karakter, (Bandung : PT. Remaja, 2016), 42.

31 Lickona, Thomas, Educating for Character: How Our School…, 51.

32 Ngadiyo, Implementasi Pendidikan Karakter Di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Sleman Yogyakarta, Tesis (Yogyakarta : Program Pasca Sarjana UNY) 2017

(41)

2) Jujur

Jujur merupakan perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan.

3) Toleransi

Toleransi yaitu sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.

4) Disiplin

Disiplin adalah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.

5) Kerja Keras

Kerja keras adalah perilaku yang menunjukkan usaha sunguh- sunguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajaran dan tugas, serta menyelesaikan ugas dengan sebaik-baiknya.

6) Kreatif

Kreatif adalah melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara hasil baru dari sesuatu yang telah dimilki.

7) Mandiri

Mandiri adalah sikap dan prilaku yang tidak mudahtergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tuga.

(42)

8) Demokratis

Demokratis adalah cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.

9) Rasa Ingin Tahu

Rasa ingin tahu adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat dan dipelajarinya.

10) Semangat Kebangsaan

Semangat Kebangsaan adalah cara berfikir, bertindak dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.

11) Cinta Tanah Air

Cinta tanah air adalah cara berfikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kpeduliaan, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,lingkungan fisisk, sosial, budaya, ekonomi dan politik bangsa.

12) Menghargai Prestasi

Menghargai prestasi adalah sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat dan mengakui serta menghormati keberhasilan orang lain.

(43)

13) Bersahabat/Komunikatif

Bersahabat/Komunikatif adalah tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul dan bekerja sama dengan orang lain.

14) Cinta Damai

Cinta Damai adalah sikap, perkataan dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman dengan kehadirannya.

15) Gemar Membaca

Gemar Membaca adalah kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebaikan pada dirinya.

16) Peduli Lingkungan

Peduli Lingkungan adalah sikap dan tindakan yang selalu berupa mencegah kerusakan pada lingkungan alam disekitarnya dan mengembangkan upaya-upaya untuk mempernaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.

17) Peduli Sosial

Peduli Sosial adalah sikap dan tindakan yang elalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.

18) Tanggung Jawab

Tanggung Jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan keajibannya yang seharusnya dia lakukan

(44)

terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan, negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

3. Implementasi Program Boarding School

Boarding school memiliki peran penting dan strategis dalam pembentukan karakter siswa, hal ini bisa dicermati dari latar belakang diterapkannya sistem boarding school yang memadukan kurikulum pesantren dengan sekolah umum. Adapun implementasi boarding school, sebagai berikut:33

a. Mengembangkan lingkungan belajar yang islami

b. Menyelenggarakan program pembelajaran dengan sistem mutu terpadu dan terintegrasi yang memberikan bekal kecerdasan intelektual, spiritual, dan emosional serta kecakapan hidup (life skill) c. Mengelola lembaga pendidikan dengan sistem menajemen yang

efektif, kondusif, dan memiliki daya saing.

d. Mengoptimalkan peran serta orang tua, masyarakat, dan pemerintah.

Sistem boarding school ini dinilai sangat efektif untuk merealisasikan pembentukan karakter dalam diri siswa. Karena sistem boarding school ini siswa dengan mudah ditanamkan karakter-karakter positif dikarenakan siswa berada di sekolah selama 24 jam tetap dalam pengawasan dan diberikan pembelajaran tambahan oleh Pembina dan guru-guru yang ditugaskan.

33 Maksudin, Pendidikan Islam Alternatif, Membangun Karakter melalui Sistem Boarding School, (Yogyakarta: UNY Press, 2013), 15.

(45)

4. Karakter Siswa Pada Implementasi Program Boarding School

Karakter siswa pada implementasi program boarding school sangat relevan digunakan teori tentang totalitas psikologis dan sosiokultural pendidikan karakter yang dikelompokkan menjadi beberapa bagian, sebagai berikut:34

a. Olah hati, olah pikir, olah rasa/karsa, dan olah raga

b. Beriman dan bertakawa, jujur, amanah, adil, bertanggungjawab, berempati, berani mengambil resiko, pantang menyerah, rela berkorban dan berjiwa patriotik.

c. Ramah, saling menghargai, toleran, peduli, suka menolong, gotong royong, nasionalis, kosmopolit, mengutamakan kepentingan umum, dinamis, kerja keras, dan beretos kerja.

d. Bersih dan sehat, disiplin, sportif, tangguh, handal, berdaya tahan, bersahabat, koperatif, determinative, kompetitif, ceria, gigih, cerdas, kritis, inovatif, ingin tahu, berpikir terbuka, produktif. Berorientasi IPTEKS (ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni), dan reflektif.

Selain dari karakter di atas, ada teori yang relevan dengan teori tersebut kaitannnya dengan penanaman karakter yang disampaikan oleh Pahlawan Nasional asal Lombok “Tuan Guru Kiai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, teori penanaman karakter religius ini diabadikan dalam sebuah karya fenomenal berjudul “Wasiat Renungan

34 Retno Listyarti, Pendidikan Karkater dalam Metode Aktif, Inovatif, & Kreatif, (Jakarta: Erlangga Group, 2012), 8-9.

(46)

Masa Pengalaman Baru”. Di antara pesan religius yang relevan konteks penelitian ini adalah:35

Nahdlatul Wathan modal utama Bagi NTB dan sasak semua

Karena lahirnya di zaman Belanda Sebagai Madrasah sumber agama Perlu dijaga bersama-sama Selaku andil utama kita

Tegakkan iman tegakkan taqwa Di Negara merdeka berpancasila

Karakter lain yang berkaitan dengan konteks penelitian ini sebagaimana sudah termaktub dalam buku Wasiat Renungan Masa Pengalaman Baru menunjukkan bahwa:36

NW alat penegak iman Penegak taqwa ajaran Tuhan Bukan alat mencari makan Mencari kursi melelang iman

Ada pun teori yang relevan juga dalam melihat dan menjelaskan karakter siswa yang berkaitan dengan nilai patriotisme.TGKH.

Muhammad Zainuddin Abdul Madjid menjelaskan dalam Wasiat Renungan Masa Pengalaman Baru dan terhimpun juga dalam sebuah syair (lagu perjuangan), menunjukkan bahwa:37

Negara kita berpancasila Berketuhanan Yang Maha Esa Ummat Islam paling setia

Tegakkan sila yang paling utama Yang Maha Esa adalah Satu

Mustahil berbilang mustahil berpadu

35Ulyan Nasri, Mengenal Ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah, 7.

36Lihat Ulyan Nasri, Mengenal Ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah dalam Konteks Nahdlatul Wathan (Mataram: CV. Haramaian Lombok, 2019), cetakan ke-empat, 7.

37Ulyan Nasri, Mengenal Ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah, 105.

(47)

Dengan Qur’an yang Satu Surat al-Ikhlas tempatnya jitu

Syair (lagu perjuangan) yang berisi nilai-nilai nasionalisme dan patriotisme yang harus terbentuk dalam diri semua warga Nahdlatul Wathan dan semua siswa tertuang di dalam bait-bait syairnya:

Nahdlatul Wathan lembaga kita Lembaga pendidikan ilmu agama Mendidik putra dan putri kita Agar menjadi insan yang bertkwa Pancasila dasar negara kita Ketuhanan adalah sila yang utama Mengabdi kepada negara dan bangsa Dengan iman tertanam dalam dada Marilah kita tetap berjuang Menuju cita-cita

Mencapai negara yang adil dan makmur Dengan keridhaan yang Esa

Nahdlatul Wathan tetap dalam pengabdiannya Ikut membina umat beragama

Sebagai umat yang beragama Harus menjadi tauladan yang mulia Ikut serta membina keutuhan bangsa Utuh jasmani serta rohaninya

Lagu perjuangan di atas menjadi lagu wajib dinyanyikan pada acara hari besar organisasi Nahdlatul Wathan setelah menyanyikan lagu perjuangan Kemerdekaan Indonesia. Kerangka teori dalam Wasiat Renungan Masa Pengalaman Baru yang ditulis oleh Sang Pahlawan Nasional asal Lombok ini nanti digunakan untuk menganalisis hasil penelitian dalam tesis ini.Karena memiliki relevansi dengan teori-teori yang berkaitan.

(48)

5. Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Program Boarding School

1) Faktor Pendukung

Terdapat beberapa faktor pendukung implementasi program borading school dalam pembentukan karakter siswa di antaranya:38 a. Faktor lingkungan

b. sarana dan prasarana yang sangat mendukung.

c. Pola interaksi yang dibangun antara guru dengan peserta didik, siswa dengan guru, dan siswa dengan peserta didik.

2) Faktor Penghambat

Ada beberapa faktor penghambat dalam pengimplementasian program boarding school dalam pembentukan karakter siswa di antaranya:39

a) Turunnya komitmen dari diri sendiri.

Jika dihadapkan dengan satu hal yang rutin suatu saat berada pada titik jenuh dan itu dialami seluruh siswa maupun guru.

b) Latar belakang siswa yang heterogen

Siswa memiliki karakter yang berbeda dipengaruhi oleh kultur dan lingkungan tempat tinggalnya. Masing-masing siswa akan membawa kebiasaannya ke asrama, begitu sampai pada kebiasaan yang berbeda di asrama memberikan dampak kepada

38 Fatchul Mu’in, Pendidikan Karakter Konstruksi Teoritik & Parktik Urgensi Pendidikan Progresif dan Revitalisasi Peran Guru dan Orangtua, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), 160.

39 Fatchul Mu’in, Pendidikan Karakter…, 160-161.

(49)

pembentukan karakter yang sudah diprogramkan dalam sistem boarding school di asrama. Artinya guru dan pengasuh akan merasa kesulitan membentuk karakter siswa karena siswa memiliki latar belakang kebiasaan yang berbeda dengan di asrama, di mana di rumahnya siswa biasa bermain tanpa ada pengawasan ketat dari orang tua dan masyarakat.

6. Problematika Boarding School

Sampai saat ini sekolah-sekolah berasrama masih banyak memiliki persoalan yang belum dapat diatasi sehingga banyak sekolah berasrama yang tutup. Ada pun faktor-faktornya adalah sebagai berikut:40

a. Ideologi Boarding School yang tidak jelas

Term ideology yang digunakan untuk menjelaskan tipologi atau corak sekolah berasrama, apakah religius, nasionalis, atau nasionalis- religius. Yang mengambil corak religius sangat beragam dari yang fundamentalis, moderat sampai liberal.Masalahnya dalam implementasi ideloginya tidak dilakukan secara kaffah. Terlalu banyak improvisasi yang bias dan keluar dari pakem atau frame ideology tersebut. Hal itu, juga serupa dengan yang nasionalis, tidak mengadopsi pola-pola pendidikan kedisiplinan militer secara kaffah.Akibatnya, terdapat kekerasan dalam sekolah berasrama.Sementara yang nasionalis-religius dalam praktik sekolah berasrama masih belum jelas formatnya.

40 Maksudin, Pendidikan Islam.., 23.

(50)

b. Dikotomi Guru VS Guru Sekolah

Sampai saat ini sekolah berasrama kesulitan mencari guru yang cocok untuk sekolah berasrama.Sekolah-sekolah tinggi keguruan tidak memproduksi guru-guru sekolah berasrama.Akibatnya, masing- masing sekolah mendidik guru asramanya sendiri sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki oleh lembaga tersebut. Guru sekolah (mata pelajaran) bertugas hanya untuk mengampu mata pelajarannya, sementara guru pengasuhan adalah tersendiri hanya bicara soal pengasuhan. Padahal idealnya, dua kompetensi tersebut harus melekat dalam sekolah bersasrama. Itu penting untuk tidak terjadinya saling menyalahkan dalam proses pendidikan antara guru sekolah dengan guru asrama.

c. Kurikulum Pengasuhan yang tidak Jelas

Salah satu yang membedakan sekolah-sekolah berasrama adalah pengasuhannya. Kalau bicara kurikulum akademiknya dapat dipastikan hamper sedikit perbedaannya. Semuanya mengacu kepada kurikulum 2013 produk Depdiknas dengan ditambah pengayaan atau suplemen kurikulum internasional dan muatan lokal.Tapi, kalau bicara tentang pola pengasuhannya sangat beragam dari yang sangat militer (disiplin) sampai ada yang terlalu lunak. Kedua-duanya mempunyai efek negative, pola militer melahirkan siswa yang

(51)

berwatak keras dan terlalu lunak menimbulkan watak licik yang bisa mengantar sang siswa mempermainkan peraturan.

d. Sekolah dan Asrama Terletak dalam Satu Lokasi

Umumnya sekolah-sekolah berasrama berada dalam satu lokasi dan dalam jarak yang sangat dekat. Kondisi ini yang telah banyak berkntribusi dalam menciptakan kejenuhan anak berada di sekolah Asrama.

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Sesuai dengan judul dan permasalahan dalam penelitian ini, maka pendekatan dan jenis penelitian yang dianggap tepat adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.41Metode kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti kondisi objek yang alami, di mana peneliti sebagai instrument kunci.Hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.42Jadi, Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan penelitian kualitatif yang di mana penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang mengungkap situasi sosial tertentu dengan mendeskripsikan kenyataan secara benar, dibentuk dengan

41 Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung) : PT. Remaja Rosdakarya, 2018), 4.

42 Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi (Bandung: Alfabeta, 2002), 4.

(52)

menggunakan kata-kata berdasarkan teknik pengumpulan data dan analisis data yang relevan yang diperoleh dari situasi alamiah.43

Ada pun jenis penelitian yang relevan dalam tesis ini adalah penelitian case study (studi kasus) yang termasuk dalam katagori kualitatif.Case study yaitu meneliti secara mendalam sebuah kasus atau fenomena tertentu yang terjadi baik tentang individu, kelompok maupun suatu lembaga.44Dalam hal ini, peneliti mengambil secara langsung data di lapangan dan menganalisisnya secara kualitatif mengenai Implementasi Program Baording School dalam Membentuk Karakter Siswa Madrasah Aliyah (MA) Syaikh Zainuddin NW Anjani.

Harapannya dengan memakai pendekatan dan jenis penelitian ini dapat diketahui bagaimana implementasi program boarding school dalam membentuk karakter siswa di Madrasah Aliyah (MA) Syaikh Zainuddin NW Anjani, kemudian setelah itu peneliti berusaha membandingkan antara apa yang telah dicapai melalui implementasi program tersebut dengan tujuan yang ingin dicapai.

2. Kehadiran Peneliti

Kehadiran peneliti ini bertujuan untuk memperoleh data tentang masalah yang diteliti. Jadi, sebelum peneliti mulai melakukan penelitian, terlebih dahulu menginformasikan kepada orang yang relevan dalam masalah penelitian ini yaitu tentang Implementasi Program Boarding School Dalam Membentuk Karakter siswa Di Madrasah Aliyah (MA) Syaikh

43 Djama’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:

Alfabeta, 2014), 25.

44 Nasution, Metode Research: Penelitian Ilmiah (Jakarta Bumi Aksara, 1996), 5.

(53)

Zainuddin NW Anjani. Oleh karena itu, kehadiran peneliti sebagai instrumen yang paling utama pada lokasi penelitian. Selain itu, keberadaan peneliti diperlukan karena pada akhir penelitian, peneliti sendiri yang akan menyimpulkan hasil penelitiannya dengan mendeskripsikan semua data yang ditemukan di lokasi penelitian yang berkenaan dengan masalah yang diteliti dari awal proses penelitian sampai akhir penelitian dilakukan.

3. Sumber Data

Sumber data merupakan asal data atau asal informasi yang diperoleh

oleh peneliti dalam proses penelitiannya. Dalam penelitian kualitatif sumber data disebut informan yaitu orang yang menjawab pertanyaan peneliti,

informan akan dipilih berdasarkan kriteria-kriteria tertentu diantaranya informan memiliki pengalaman dan kemampuan cakap dalam memberikan informasi terutama terkait dengan Implementasi Program Boarding School Dalam Membentuk Karakter Siswa Di Madrasah Aliyah (MA) Syaikh Zainuddin NW Anjani. Di samping itu informan juga memiliki wewenang dalam memberikan informasi, sehingga informasi yang diberikan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.45

Adapun jenis sumber data dikatagorikan menjadi dua jenis perimer dan sekunder, penjelasan sebagai berikut:

a. Sumber Primer

1) Kepala Madrasah Aliyah (MA) Syaikh Zainuddin NW Anjani.

2) Wakil Kepala Madrasah Aliyah (MA) Syaikh Zainuddin NW Anjani.

45Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2014), 54.

(54)

3) Pengurus boarding school Madrasah Aliyah (MA) Syaikh Zainuddin NW Anjani.

4) Pengasuh yang tinggal langsung bersama siswa di boarding school Madrasah Aliyah (MA) Syaikh Zainuddin NW Anjani dan

5) Beberapa siswa yang tinggal di madrasah yang melaksanakan program boarding school.

b. Sumber Sekunder

1) Dokumen foto-foto berkaitan dengan kegiatan implementasi program boarding school Madrasah Aliyah (MA) Syaikh Zainuddin NW Anjani.

2) Dokumen Organisasi Intra Madrasah (OSIM) Madrasah Aliyah (MA) Syaikh Zainuddin NW Anjani.

3) Dokumen buku yang berkaitan tata tertib boarding school Madrasah Aliyah (MA) Syaikh Zainuddin NW Anjani.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian karena tujuan utamanya untuk mendapat data.Sedangkan data adalah keterangan tentang suatu objek penelitian.46

Tujuan utama dari penelitian adalah memperoleh data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data dan mekanismenya, peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.47

46 Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung : Altabeta, 2005), 62.

47 Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian, (Bandung : PustakaSetia, 2008), 183.

(55)

Untuk memperoleh da

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat implementasi model pembelajaran buzz group pada mata pelajaran fiqih kelas XI di MA PIM Mujahidin Bageng Gembong Pati

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk Implementasi Kebijakan Wajib Belajar Madrasah Diniyah dalam memperkuat karakter siswa SD di Bangil Pasuruan, faktor

IMPLEMENTASI KEGIATAN APERSEPSI PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DI KELAS X MADRASAH ALIYAH AL-HIDAYAH MARTAPURA BARAT SKRIPSI OLEH BAHRANI UNIVERSITAS ISLAM

Mengamati bagaimana implementasi kegiatan apersepsi pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di kelas X Madrasah Aliyah Al-Hidayah Martapura Barat.. Mengamati hal-hal yang menjadi