i
TAHUN AJARAN 2019/2020.
Oleh
SALMAN ALFARIZI NIM. 160.101.049
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
MATARAM
2020
ii
TAHUN AJARAN 2019/2020.
Skripsi
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram Untuk melengkapi persyarakatan mencapai gelar
Sarjana Agama
Oleh
SALMAN ALFARIZI NIM. 160.101.049
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
MATARAM 2020
vii
Artinya :Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung.1(Q.S Al-Israa’/17: 37)
1Depag Ri Al-Qur’an Terjemahan (Bandung: Cv Gema Risalah Press 2012)
viii
Diawali dengan memuja Allah swt.atas keagungan dan kekuasaan-Nya, serta sholawat atas Baginda Nabi Muhammad saw. dengan keikhlasan serta ketulusan beliau.
"Kupersembahkan Ksripsi ini untuk Almamaterku, Semua Guru dan Dosenku, Ibuku Ratna), Bapakku Ma'un, Saudari tercinta ( Kakak penulis Erniati, Elmi Sari, Siti Nurmala Sari, dan adik penulis Melisa Azzahra), sahabatku Hardianto serta sahabatitercinta Nurfazilah”
Alhamdulillah, puji syukur senantiasa peneliti panjatkan kehadirat Allah swt. karena berkat nikmat kesehatan dan kekuatan yang telah diberikan selama ini sehingga Skripsi dengan judul “Pembinaan Karakter Sosial Religius dan Kreatifitas Siswa melalui Gerakan Pramuka di MA Nurussalam Reak Tahun 2020” dapat terselesaikan dengan baik.(Insya Allah).
Solawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan alam nabi besar Muhammad Saw., beserta keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan para pengikutnya yang beriman sampai akhir zaman.
Sejak mulai penyusunan sampai dengan penyelesaian skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang dengan ikhlas meluangkan waktunya untuk memberikan bantuan dan dorongan serta motivasi guna penyelesaian skripsi ini. Untuk itu peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada;
1. Dr. Akhmad Asyari, M.Pd., selaku pembimbing I dan Dr. Saparudin, M.Ag selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, motivasi, koreksi mendetail dan terus menerus di tengah kesibukannya sehingga menjadikan Skripsi ini lebih matang dan cepat selesai.
2. Para dosen di Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), terima kasih atas segala ilmu dan petunjuk serta pengalaman yang telah diberikan dan tularkan.
3. Dr. Saparudin, M.Ag sebagai Ketua Jurusan PAI.
4. Dr. Hj. Lubna M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.
5. Prof. Dr . H. Mutawalli, M.Ag selaku Rektor UIN Mataram.
xi
Halaman Judul ... ii
Halaman Persetujuan Pembimbing... iii
Halaman Nota Dinas Pembmbing ... iv
Halaman Pernyataan Keaslian Skripsi ... v
Halaman Pengesahan Dewan Penguji ... vi
Halaman Motto ... vii
Halaman Persembahan... viii
Kata Pengantar ... ix
Daftar Isi ... xi
Daftar Tabel... xiii
Daftar Gambar ... xiv
Daftar Lampiran ... xv
Abstrak... xvi
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 8
C. Tujuan ... 8
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian... 10
E. Telaah Pustaka ... 12
F. Kerangka Teori... 20
1. Pembinaan Karakter ... 20
2. Gerakan Pramuka ... 30
3. Gerakan Pramuka dalam Membina Karakter Sosial Religius dan Kreatifitas ... ... 38
G. Metode Penelitian... 46
1. Pendekatan Penelitian ... 46
2. Kehadiran Peneliti... 47
3. Lokasi Penelitian... 47
xii
7. Pengecekan Keabsahan Data... 54
H. Sistematika Pembahasan ... 56
BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN ... 46
A. Deskripsi Lokasi Penelitian... 58
B. Program Kegiatan Gerakan Pramuka Gudep MA Nurussalam Reak 66 C. Gerakan Pramuka Dalam Membina Nilai-Nilai Karakter Sosial, Religius dan Kreatifitas Siswa. ... 80
BAB III PEMBAHASAN ... 90
A. Pelaksanaan Program Kegiatan Gerakan Pramuka Gudep MA Nurussalam Reak ... 90
B. Gerakan Pramuka Dalam Membina Nilai-Nilai Karakter Sosial, Religius dan Kreatifitas Siswa. ... 104
BAB IV PENUTUP ... 113
A. Kesimpulan ... 113
B. Saran... 113
DAFTATR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xiii
Tabel 2.1 Data Guru MA Nurussalam Reak Tahun Pelajaran 2019/2020, 61.
Tabel 2.2 Data Siswa MA Nurussalam Reak Tahun Pelajaran 2019/2020, 63.
Tabel 2.3 Daftar Sarana dan Prasarana MA Nurussalam Reak Tahun Pelajaran 2019/2020, 65.
Tabel 2.4 Data Anggota Pramuka Gudep MA Nurussalam Reak Tahun Pelajaran 2019/2020, 68.
Tabel 2.5 Daftar Inventaris Sarana dan Prasarana Gerakan Pramuka Gudep MA Nurussalam Reak Tahun Pelajaran 2019/2020, 70.
Tabel 2.6 Program Kerja Gerakan Pramuka Gudep MA Nurussalam Reak Semester Genap, 79
xiv
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Gerakan Pramuka Gudep MA Nurussalam, 69.
xv
Ahmad Munir Dan Hj. Mali’ah Gudep Ma Nurussalam Reak
Lampiran 2 Dokumentasi Kegiatan Lampiran 3 Pedoman Wawancara
xvi
TAHUN PELAJARAN 2019/2020.
Oleh:
Salman Alfarizi NIM: 160101049
ABSTRAK
Tercapainya tujuan dari pendidikan dapat diwujudkan melalui sinergitas 3 pilar pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat. Pendidikan karakter yang menjadi prioritas utama dalam kurikulum bukan hanya menjadi angan-angan apabila pembinaan karakter yang sesuai dengan nilai-nilai kehidupan dikembangkan melaluiseluruh saluran pendidikan. Salah satu wujud pembinaan karakter adalah melalui kegiatan organisasi ekstra kurikuler sekolah.Kegiatan organisasi ekstra kurikuler sekolah dapat diartikan sebagai program organisasi yang bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai karakter kepada setiap anggotanya.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui; pembinaan karakter melalui program kegiatanGerakan Pramuka, dan nilai karakter sosial, religius dan kreatifitas dalam kegiatan Pramuka, diMA Nurussalam Reak.
Penelitian ini termasuk kedalam penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan studi deskriptif.Pengumpulan data yang dilakukan adalah melalui wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Pelaksanaan pembinaan karakter dalam gerakan pramuka gugus depan MA Nurussalam Reak menurut hemat peneliti sudah cukup baik. Program- program kegiatan Gerakan Pramuka di MA Nurussalam Reak ialah : Latihan mingguan, pengisian SKU dan SKK golongan penegak, perkemahan ( Perjusami ), latihan gabungan, leader shif, penjelajahan dan halang rintang, bakti masyarakat dan Iuran anggota. Adapun Pembinaan karakter sosial, religius dan kreatifitas siswa dalam Gerakan Pramuka dikemas dalam program-program kegiatan di atas dengan berdasarkan pada prinsip dasar Kepramukaan dan metode Kepramukaan.
Kata Kunci : Pembinaan KarakterSosial, Religius, Kreatif dan Gerakan Pramuka
1 A. Latar Belakang
Manusia sebagai mahluk berpikir tidak akan pernah berhenti untuk mencurahkan perhatiannya terhadap pendidikan. Hasan Basri mengemukakan bahwa pendidikan selalu dijadikan tumpuan umat manusia dalam dua hal:
“pertama, sebagai sarana untuk membangun peradaban manusia, melampaui masalah-masalah dan ekspektasi yang dihadapi manusia sebelumnya. Kedua, sebagai sarana untuk memecahkan persoalan-persoalan manusia yang sedang dihadapi atau yang diprediksi akan dihadapi dimasa mendatang”.2Artinya, pendidikan dibutuhkan oleh umat manusia, untuk keluar dari kesulitan kehidupan hari ini mengatasi problem kemanusiaan akibat dari krisis global,dan membangun peradaban serta kejayaan kehidupan manusia pada masa yang akan datang.
Di Indonesia pendidikan diatur secara sistematis dan terpadu dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dengan tujuan “mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, kerakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Dapat dipahami bahwa, amanat undang-undang diatas bertujuan membentuk insan indonesia yang cerdas dan berkepribadian atau berkarakter sehingga melahirkan generasi penerus bangsa
2Hasan Basri, Kapita Selekta Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), hlm. 7
dengan karakter bernapaskan nilai-nilai luhur bangsa dan agama.
Keseimbangan antara kecerdasan dan karakter yang baik menjadi dua hal penting yang tidak bisa dipisahkan ibarat dua mata koin yang saling melengkapi. Disebutkan menurut Mortin Luther King yang dikutif oleh Anas Salahudin mengatakan “kecerdasan yang berkarakter adalah tujuan akhir pendidikan yang sebenarnya”.3
Untuk dapat menggapai tujuan pendidikan tersebut, dibutuhkan sinergi dari setiap komponen pendidikan terlebih kurikulum. Peran dan pungsi kurikulum sangat penting untuk menentukan arah pendidikan. Pendidikan tidak akan berjalan dengan efektif dan efesian sesuai dengan yang diharapkan tanpa adanya keterlibatan kurikulum. Tahun pelajaran 2013/2014 menjadi awal mulanya diterapkan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013 dengan lebih fokus pada pendidikan karakternya. Penanaman nilai-nilai karakter yang tercermin dalam sikap tanpa mengesampingkan aspek kognitifnya menjadi bagian yang sangat penting dalam pelaksanaan pembelajaran. Dengan penanaman nilai-nilai karakter tersebut diharapkan dapat mencetak generasi yang memiliki akhlak mulia dan memperbaiki moral anak bangsa yang makin hari mengalami pengikisan moral.
Dewasa ini, pengikisan moral yang dihadapi bangsa sudah menjalar kegenerasi muda. Percepatan kematangan pisik dan psikis remaja saat ini dipengaruhi banyak hal. Hidiyono menyebutkan diantaranya; “asupan nutrisi yang semakin tidak alami, kandungan oksigen, tontonan atau tayangan yang
3Anas Salahudin dan Irwanto Alkrienciehie, Pendidikan Karakter,(Bandung: Pustaka Setia, 2013), hlm. 42.
yang mempercepat pertumbuhan fisik, gaya hidup, pola asuh dan lingkungan tempatnya”.4
Kasus kasus buruk kalangan elit pejabat dan tokoh-tokoh publik yang selalu menjadi sumber pemberitaan diberbagai media ternyata diikuti oleh para calon penerusnya. Hadirnya lingkungan yang buruk dapat menarik generasi muda pada perilaku-perilaku yang buruk pula. Saat ini, bukan menjadi hal yang baru mengenai tawuran antar pelajar, sebagaimana terjaditawuran antarpelajar di jalan panglima polim, melawai, kebayoran baru, jakarta selatan yang mengakibatkan satu orang pelajar berinisial DA (16)terluka.5
Penggunaan narkotika dan obat-obat terlarang, seks bebes serta tindakan kriminal lainnya sudah menjadi pemandangan yang selalu ditampilkan didalam media pemberitaan. Tercatat bahwa 2,8 % penduduk Indonesia menggunakan narkoba, dan angka diatas tentu lebih besar dari keadaan aslinya dilapangan tutur Anggraini NT selaku penyuluh pemberantasan Narkoba BNN NTB dalam dialog publik yang dilaksanakan oleh PKC PMII Bali Nusra. Lebih spesifik lagi direktur Reserse POLDA NTB H. L. Widata memaparkan 681 kasus penggunaan narkoba yang telah ditangani selama tahun 2018 dan 2019 dan terus mengalami peningkatan tiap tahunnya. Jika membiarkan situasi seperti ini akan ada generasi yang hilang
4 Hudiyono, Membangun Karakter Siswa Melalui Provesionalisme Guru dan GerakanPramuka, (Jakarta: Esensi, 2012), hlm. 2
5https://news.detik.com/berita/d-4743111/tawuran-di-melawai-seorang-pelajar-luka-bacok- di-kepaladiakses tanggal 18 Desember 2019, pukul 20.30.
(the lost generation). Hilangnya generasi penerus justru menjadi ancaman yang sangat serius yang dihadapi bangsa indonesi.6
Lingkungan sosial remaja bukan hanya bersifat nyata seperti lingkungan teman bermain (masyarakat), dan teman sekolah melainkan telah muncul lingkungan baru dikalangan remaja yakni lingkungan virtual berupa jaringan sosial media. Terciptanya lingkugan tersebut diakibatkan oleh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat cepat dengan segala muatannya, berakibat mempengaruhi masyarakat (pengguna medsos) dalam bersikap. Bila dipergunakan dengan bijak dapat menjadi kekuatan baru dalam menciptakan lingkungan yang berpendidikan dan sebaliknya akan menjadi media perusak moral bila di salahgunakan.
Dalam paradigma lama, keluarga dipandang sebagai tulang punggung pendidikan karakter.Hal ini bisa dipahami, karena pada masa lalu, lazimnya keluarga-keluarga bisa berfungsi sebagai tempat terbaik bagi anak-anak untuk mengenal dan mempraktikkan berbagai kebajikan.Para orang tua biasanya memiliki kesempatan mencukupi serta mampu memanfaatkan tradisi yang ada untuk mengenalkan secara langsung berbagai kebajikan kepada anak- anak. Saptono menyebutkan, “pendidikan orang tua dulu dilakukan melalui teladan, patuh, cerita/dongeng dan kebiasaan setiap hari secara intensif.
Dengan demikian lingkungan keluarga dapat diandalkan sebagai tulang punggung pendidikan karakter”.7
6Dialog Publik, Mataram, 19 Desember 2019, pukul 10.00 WITA.
7Saptono. Dimensi-Dimensi Pendidikan Karakter: Wawasan, Strategi, dan Langkah Praktis. (Salatiga: Esensi Erlangga Group, 2011), hlm. 23.
Akan tetapi Lingkungan keluarga yang seharusnya diharapkan menjadi benteng utama ketahanan hidup remaja ternyata rapuh oleh gerusan zaman.
Proses modernisasi membuat banyak keluarga mengalami perubahan fundamental. Tuntutan pekerjaan menjadi alasan sedikitnya waktu luang yang diberikan keluarga bagi berlangsungnya perjumpaan yang erat antara ayah, ibu dan anak. Bahkan, makin banyak keluarga yang, karena tuntutan pemenuhan kebutuhan hidup, memilih untuk tidak tinggal dalam satu rumah, melainkan saling berjauhan tempat tinggal antara ayah, ibu dan anak. Belum lagi, makin banyak keluarga yang bermasalah: tidak harmonis, terjadi berbagai kekerasan dalam rumah tangga, bahkan perceraian.
Disisi lain peran sekolah yang seharusnya dapat membangun karakter remaja menjadi tidak berdaya dan fokus pada peningkatan mutu pendidikan yang hanya berputar pada nilai akademik. Tuntutan orang tua yang menginginkan agar anaknya mendapatkan nilai yang tinggi seringkali mengalahkan pembentukan karakter. Orang tua lebih bangga melihat anaknya mendapatkan nilai tinggi walaupun terkadang bukan cerminan kompetensi sebenarnya, dibandingkan anaknya jujur dan berkepribadian baik. Akhirnya sekolah dihadapkan dalam situasi dilema. Padahal sekolah dan para pendidik berkewajiban mengembangkan berbagi potensi anak yang ada didalm diri masing-masing anak, menciptakan generasi mendiri dan menjadikan siswanya merasa berharga dengan potensinya
Untuk dapat mengembangkan berbagi potensi tersebut dibutuhkan wadah sebagai tempat pembentukan potensi tersebut sekaligus menjadi sarana
pengembangan bakat yang lengkap dengan penanaman nilai-nilai moral yang terkandung didalamnya. Pramuka merupakan wadah yang tepat sebagai solusi kegiatan alternatif yang disukai siswa.
Pramuka memiliki peran yang sangat penting dalam melengkapi pembelajaran di sekolah, sehingga tak heran kepramukaan dalam kurikulum pendidikan nasional sebagai pendidikan eksrakurikuler wajib sebagaimana yang disebutkan dalam Permendikbud nomor 63 tahun 2014. Untuk membangun sikap tidak bisa dilakukan hanya didalam kelas saja, tetapi dibentuk melalui kegiatan ekstrakurikuler dan ko-kurikuler, oleh karena itu kegiatan pramuka wajib dilaksanakan dalam setiap sekolah.
MA Nurussalam Reak adalah sebuah lembaga formal yang dalam pembinaan karakter siswanya tidak hanya melalui kegiatan belajar mengajar dikelas saja, melaikan dilakukan melalui berbagai program baik program ko kurikuler maupun ekstrakurikuler seperti Gerakan Pramuka. Pelaksanaan Gerakan pramuka di MA Nurussalam Reak terlihat cukup aktif dalam menyelenggarakan kegiatan Kepramukaan. Hal ini dapat dilihat dari keterlibatannya dalam mngikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh kwartir cabang maupun ranting, prestasi dalam Gerakan Pramuka, latiham bahkan dalam kegiatan perkemahan Wira Karya Nasional tahun 2015 yang diselenggarakan di Gunung Jae Lombok Barat NTB, MA Nurussalam Reak merupakan satu-satunya madrasah yang mengirimkan anggotanya untuk ikut berpartisipasi dalam kancahkegiatan nasional mewakili Kecamatan Pujut, Loteng.
Dari observasi awal di MA Nurussalam Reak,Gerakan Pramukamenjadi organisasi ektrakurikuler yang banyak diminati oleh sebagian besar siswa.Selama observasi, terlihat anggota Pramuka lebih banyak mendominasi dan berperan aktif dalam menjalankan program-program yang diselenggarakan sekolah baik dalam kegiatan keagamaan seperti imtaq, upacara bendera dll. Peneliti melihat karakter siswa cukup berpariasi, beberapa siswamenunjukkan hal-hal yang bersifat negatif dan beberapa siswa juga tampakmenunjukkansikap positif seperti sopan, santun, ramahdan sikap sosial yang tinggi. Selain itu terlihat kondisi pendukung madrasah seperti mading dan hiasan-hiasan kelas yang lain menunjukkan adanya sikap kreatifitassiswa.Terlebih ruang Pramuka dipenuhi dengan berbagai macam hasil-hasil kerajinan tangan dan benda benda kreatif lainnya yang terbuat dari bahan-bahan yang tidak terpakai.8
Lebih jelas Dedy Arsi selaku pembinaGerakan Pramuka diMA Nurussalam Reak mengemukakan bahwa setiap anggota Pramuka penegak dituntut untuk kreatif dan dapat mendaur ulang sampah serta dapat memanfaatkan barang-barang yang tidak terpakai menjadi barang yang bermanfaat sebagaimana termuat dalam buku SKU (Syarat Kecakapan Umum) Gerakan Pramuka penegak”.Selanjutnya hasil dari kreatifitas anggota Pramuka tersebut tersimpan rapi di sekretariat untuk dijadikan motifasi dan inspirasi bagi siswa-siswa yang lain guna menciptakan iklim pendidikan yang baik.9
Pramuka adalah sebuah kegiatan organisasi pembinaan remaja yang sudah tersebar diberbagai negara di dunia termasuk indonesia. Praja muda karana yang merupakan kepanjangan dari kata “Pramuka” mengandung makna yaitu kaum muda yang suka berkarya. Tujuan Gerakan Pramuka
8Observasi Awal di MA Nurussalam Reak, Ahad 19 Januari 2020, pukul 13.30 WITA.
9Dedy Arsi, Wawancara, Reak Desa Tanak Awu, 19 Januari 2020.
adalah melatih pisik, emosi, sosial dan spiritual para pesertanya serta mendorong mereka untuk melakukan kegiatan positif dimasyarakat, membentuk kader bangsa, sekaligus membentuk kader pembangunan yang beriman bertaqwa serta berwawasan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).
Berangkat dari observasi awal dan uraian diatas, maka peneliti merasa tertarik untuk mengadakan sebuah penelitian yang berjudul “Pembinaan Karakter Sosial, Religius dan Kreatifitas Siswa Melalui Gerakan Pramuka diMA Nurussalam ReakTahun Ajaran 2019/2020”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka yang akan menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pelaksanaanprogram kegiatan Kepramukaan di MA Nurussalam Reak?
2. Bagaimana Gerakan Pramuka dalam membina nilai-nilai karakter sosial, religius dan kreatifitassiswadiMA Nurussalam Reak?
C. Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, peneliti bertujuan untuk mendeskrifsikan tentang:
a. Pelaksanaan program kegiatan Kepramukaan di MA Nurussalam Reak b. Gerakan Pramuka dalam membina nilai-nilai karakter sosial, religius
dan kreatifitas siswadiMA Nurussalam Reak!
2. Manfaat
a. Manfaat Teoritis
Melalui penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan para pembaca dan memperkaya khazanah keilmuan dalam proses penanaman nilai-nilai karakter melalui Gerakan Pramuka, dapat dijadikan bahan pustaka bagi lembaga pendidikan dan juga sebagai pedoman bagi pihak pemerintah untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
b. Manfaat Praktis 1) Bagi Peneliti
Dengan penelitian ini, peneliti mendapatkan wawasan baru dengan memahami lebih mendalam tentang Gerakan Pramuka dan pelaksanaannya di Madrasah. Peneliti juga dapat memahami proses penanaman nilai-nilai karakter dalam Gerakan Pramuka serta dapat menerapkannya nanti setelah terjun secara langsung menjadi seorang pendidik.
2) Bagi Sekolah
Diharapkan melalui penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan rujukan untuk melakukan evaluasi dalam pelaksanaan pendidikan pramuka yang terkait tentang penanaman nilai-nilai karakter.
3) Bagi Lembaga UIN Mataram
Diharapkan UIN Mataram memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai sebuah karya ilmiah mahasiswa yang mempunyai kedudukan jelas dalam sumbangsinya terhadap dunia pendidikan sehingga nantinya hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan rujukan oleh pemerintah untuk terus mengkaji konsep dan pelaksanaan nilai-nilai karakter dalam Gerakan Pramuka.
D. Ruang Lingkup dan Setiing Penelitian 1. Ruang Lingkup
Menghindari kesalah fahaman definisi dan penafsiran kata-kata istilah dalam penelitian ini, peneliti akan mengungkapkan dan menjelaskan ruang lingkup yang termuat dalam judul penelitan.
a. Pembinaan Karakter
Dalam suatu sistem pendidikan,pembinaan karakter adalah keterkaitan antara komponen-komponen karakter yang mengandung nilai-nilai perilaku yang dapat dilakukan atau bertindak secara bertahap dan saling berhubungan antara pengetahuan nilai-nilai perilaku dengan sikap atau emosi yang kuat untuk melaksanakannya, baik terhadap Tuhan YME, dirinya, sesama, maupun dengan lingkungan. Sedangkan dalam Gerakan Pramuka Pembinaan adalah usaha pendidikan yang dilakukan secara terus menerus oleh anggota dewasa terhadap peserta didik, dengan menggunakan prinsip dasar Kepramukaan dan metode Kepramukaan, serta sistem among yang pelaksanaannya disesuaikan
dengan keadaan, perkembangan dan kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.
Sebagaimana tujuan dari pendidikan nasional ialah mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter bangsa. Nilai- nilai karakter bangsa yang bersumber dari falsafah, pola hidup, agama dan dasar negara yakni Pancasila dan Undang-Undang selaras dengan nilai-nilai karakter yang terdapat dalam Gerakan Pramuka. Nilai-nilai karakter tersebut adalah: karakter religius, jujur, toleran, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.
b. Gerakan Pramuka
Gerakan Pramuka adalah organisasi yang dibentuk oleh Pramuka untuk menyelenggarakan pendidikan Kepramukaan.Pramuka adalah warga negara Indonesia yang aktif dalam pendidikan Kepramukaan serta mengamalkan Satya Pramuka dan Darma Pramuka.Kepramukaan adalah segala aspek yang berkaitan dengan Pramuka. Pendidikan Kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia Pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai Kepramukaan.
c. Gerakan Pramuka dalam membina karakter sosial religius dan kreatif.
Tujuan Gerakan Pramuka adalah untuk membina kaum muda dalam mencapai sepenuhnya potensi-potensi spiritual, sosial, intelektual dan fisiknya, agar memiliki kepribadian yang sesuai dengan karakter bangsa melalui Prinsip Dasar Kepramukaan, Metode Kepramukaan dan Sistem Among.
2. Setting Penelitian
Adapun lokasi atau tempat penelitian ini adalah di Gerakan PramukadiMA Nurussalam Reak Desa Tanak Awu Kec. Pujut Lombok Tengah. Peneliti memilih organisasi Gerakan Pramukadari pada organisasi yang lain, tidak lain atas beberapa pertimbangan peneliti. Antara lain, karena organisasi ini kegiatannya berhubungan dengan pembinaan karakter dengan metode dan sistem among yang diterapkan bahkan sebagai organisasi yang wajib diselenggarakan setiap Gudepserta langsung berhubungan dengan masyarakat. Sehingga, menurut hemat peneliti tentunya tidak menutup kemungkinan melalui Gerakan Pramuka pembinaan karakter sosial, religius dan kreatifitas bagi anggota Pramuka akan dapat terealisasikan.
E. Telaah Pustaka.
Ada beberapa penelitian yang terkait dengan penelitian yang akan dilakukan dalam proposal skripsi ini sebagai berikut;
1. Penelitian yang dilakukan oleh Muhamad Fauzun dengan judul“Konsep Pendidikan Karakter Yang Terkandung Dalam Undang-undang Nomor 12
Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka dan Relevansinya Dengan Pendidikan Akhlak Islami”.10
Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui : (1) Konsep pendidikan karakter yang terkandung dalam Undang-Undang Nomor 12 tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka; (2) Konsep pendidikan akhlak Islami; (3) Relevansi antara konsep pendidikan karakter dalam Undang-Undang Nomor 12 tahun 2010 dengan konsep pendidikan akhlak Islami.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode dokumentasi. Setelah melakukan penelitian, maka dapat diketahui bahwa Relevansi konsep pendidikan karakter yang terkandung dalam Undang-Undang Nomor 12 tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka selaras dengan apa yang menjadi dasar tujuan pendidikan akhlak Islami yaitu selalu menjaga hubungan yang baik terhadap Tuhannya (Hablum Minallah), menjaga hubungan dengan sesama manusia (Hablum Minannas) dan manusia dianjurkan untuk selalu menjaga hubungan baik dengan alam sekitarnya (Hablum Minal Alam).
2. Penelitian yang dilakukan oleh Moh. Imam Mukhlish dengan judul
“Implementasi Kegiatan Pramuka Dalam Membentuk Karakter Disiplin Siswa Anggota Gerakan Pramuka di Sekolah Dasar Negeri Sukun 3 Malang”.11Penelitian ini fokus pada pembentukan karakter disiplin siswa
10Muhamad Fauzun, “Konsep Pendidikan Karakter Yang Terkandung Dalam Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka dan Relevansinya Dengan Pendidikan Akhlak Islami”, (Skripsi, Fakultas TarbiyahIAIN Walisongo , Semarang, 2011), hlm. 92
11Moh. Imam Mukhlish, Implementasi Kegiatan Pramuka Dalam Membentuk Karakter Disiplin Siswa Anggota Gerakan Pramuka Di Sekolah Dasar Negeri Sukun 3 Malang”, (Skripsi, FTK UIN Maulana Malik Ibrahim , Malang, 2016), hlm. 80.
di Sekolah Dasar Negeri Sukun 3 Malang melalui Implementasi Kegiatan Kepramukaan.
Dari hasil penelitian terdapat berbagai metode untuk membentuk karakter disiplin yaitu penerapan reward dan punishment, perintah dan arahan secara langsung, serta pengkondisian pada setiap tindakan.Implementasi kegiatan Pramuka dalam membentuk karakter disiplin siswa di SDN Sukun 3 Malang telah berjalan sebagaimana yang diharapkan. Hal ini dibuktikan dengan tercapainya 4 indikator kedisiplinan. Kedisiplinan dalam menepati jadwal pelajaran yaitu siswa sudah lebih disiplin dalam proses pembelajaran, disiplin waktu baik waktu dalam pekerjaan maupun dalam hal ibadah, dan disiplin terhadap diri sendiri berfokus pada sikap kemandirian dengan menjaga pola hidup yang sehat.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Wahyu Hendrawan dengan judul “Strategi pembentukan karakter siswa melalui program ekstrakurikuler di MI Al- Baqiyatussolihat NW Beraim tahun pelajaran 2017/2018”12
Penelitian ini berpokus pada Strategi pembentukan karakter siswa melalui program-program ekstrakurikuler. Dari hasil penelitian strategi pembentukan karakter siswa melalui program ekstrakurikuler yang ada diMI Al-Baqiyatussolihat NW Beraim berupa Gerakan Pramuka dan Diniah yaitu keteladanan, penanaman kedisiplinan, pembiasaan, menciptakan suasana yang kondusif, integrasi dan internalisasi sehingga
12 Wahyu Hendrawan, “Strategi Pembentukan Karakter Siswa Melalui Program Ekstrakurikuler di MI Al-Baqiyatussolihat NW Beraim tahun pelajaran 2017/2018,” (Skripsi, FTK UIN Mataram, Mataram, 2018), hlm. 100.
berimplikasi Pada terbentuknya karakter siswa berupa bertutur kata, tingkah laku yang santun, meningkatkan kedisiplinan, dan berprestasi.
4. Penelitian yang dilakukan olehBinti Maunah dengan judul “Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembentukan Kepribadian Holistik Siswa di MTs.N Jabung dan SMPN 1 Talun Blitar Tahun 2015”. 13Peneliti menyimpulkan sebagai berikut; pembentukan karakter anak dapat dilakukan melalui dua strategi, yaitu pertama, internal sekolah yang dapat dilakukan melalui empat pilar, yakni kegiatan proses belajar mengajar di kelas, kegiatan keseharian dalam bentuk budaya sekolah, kegiatan pembiasaan, kegiatan ko-kurikuler dan ekstrakurikuler. Kedua,eksternal dapat dilakukan melalui keluarga dan masyarkat.Ketika seluruh strategi tersebut dapat dilaksanakan dengan baik, maka karakter anak akan menjadi terbentuk dan kuat.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Agus Retnanto dengan judul “Model Pengembangan Karakter melalui Sistem Pendidikan Terpadu Insantama Bogor”. 14 Melalui penelitian ini, peneliti menyimpulkan bahwa implementasi pengembangan karakter adalah dengan mewujudkan lembaga pendidikan Islam unggul secara terpadu dalam bentuk TKIT, SDIT, SMPIT, SMUIT, dan Perguruan Tinggi Islam Terpadu. Dimana pengembangan karakter dengan pendidikan Islam terpadu: Keterpaduan
13 Binti Maunah, Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembentukan Kepribadian Holistik Siswa di MTs.N Jabung dan SMPN 1Talun Blitar Tahun 2015, Jurnal Pendidikan Karakter, Vol. 5, Nomor 1, April 2015, hlm. 99.
14Agus Retnanto, Model Pembelajaran Karakter melalui Sistem Pendidikan Terpadu Insantama Bogor, Jurnal Penelitian Pendidikan Islam, Vol. 8, Nomor 2, Agustus 2013, hlm. 265- 266
kurikulum kepribadian Islam, keterpaduan pendidikan sekolah, Keterpaduan sekolah, asrama/pesantren dan masjid, dukungan orang tua, menyediakan waktu untuk anak, mengawasi kegiatan belajar di rumah, mengajari tanggung jawab, disiplin, kesehatan, menjadi teman terbaik, dan mengembangkan karakter melalui budaya pendidikan.
6. Penelitian yang dilakukan oleh Dyah Lisayanti, dengan judul
“Implementasi Kegiatan Pramuka Sebagai Ekstrakurikuler Wajib Berdasarkan Kurikulum 2013 Dalam Upayapembinaan Karakter”15
Peneliti menyimpulkan bahwa Upayapembinaan Karakter dapat dilakukan dalam 3 langkah yaitu:
Pertama; Perencanaan Programmelibatkan pembina-pembinayang berkualitas, Dewan Penggalang, dan perlu adanya transparasi keuangan sekolah untuk pelaksanaanprogram kegiatan Kepramukaan. Kedua;
Pelaksanaan Program Kegiatan dengan memperhatikan materiKepramukaan yang bervariasi, menyusun program kerja dan RencanaPelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kepramukaan. Ketiga; Evaluasi programdilakukan secara berulang-ulang atau setelah selesai kegiatan dan adanya reward.
7. Penelitian yang dilakukan oleh Saipul Ambri Damanik dengan judul
“Pramuka Ekstrakurikuler Wajib Di Sekolah”16
15Dyah Lisayanti, “Implementasi Kegiatan Pramuka Sebagai Ekstrakurikuler Wajib Berdasarkan Kurikulum 2013 Dalam Upaya Pembinaan Karakter”.Journal of Educational Social Studies, Vol. 3, Nomor 2, November 2014.
Pramuka menjadi ekstrakulikuler wajib disekolah sangatlah penting bagi para peserta didik, agar peserta mendapatkan bekal ilmu, keterampilan, kedisiplinan, bertaqwa dan berkarakter dan memiliki landasan hidup yaitu: (1) iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (2) peduli terhadap bangsa, negara, sesama manusia dan alam serta isinya, (3) peduli terhadap diri sendiri,(4) taat kepada kode kehormatan Pramuka. Kode kehormatan pramuka adalah landasan serta ketentuan moral yang disebut satya dan darma.
Penjelasan selanjuntnya mengenai telaah pustaka, sebagaimana yang termuat dalam tabel 1.1 berikut.
Tabel 1.1
Ringkasan Telaah Pustaka No
NamaPenel
iti Judul Pendekatan Hasil
1. Muhamad Fauzun
Konsep Pendidikan Karakter Yang Terkandung Dalam Undang-undang Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka dan Relevansinya Dengan Pendidikan Akhlak Islami.
Kualitatif konsep pendidikan karakter yang terkandung dalam undang-undang berupa kode
moral atau Dharma
Pramukaselaras dengan apa yang menjadi dasar tujuan pendidikan akhlak Islami yaitu menjaga hubungan yang baik denganTuhannya, hubungan dengan sesama manusia sebagai makhluk sosial dan hubungan baik dengan alam.
2. Moh. Imam Mukhlish
Implementasi
Kegiatan Pramuka
Kualitatif Metode reward dan punishment, perintah dan
16Saipul Ambri Damanik, “Pramuka Ekstrakurikuler Wajib Di Sekolah”, Jurnal Ilmu Keolahragaan, Vol. 13, nomor 2, Juli–Desember 2014, hlm. 16 -21.
Dalam Membentuk Karakter Disiplin Siswa Anggota Gerakan Pramuka DiSekolah Dasar Negeri Sukun 3 Malang
arahan secara langsung, serta pengkondisian pada setiap tindakan dapat tercapainya 4 indikator kedisiplinan.
Kedisiplinan dalam menepati jadwal pelajaran, disiplin dalam proses pembelajaran, disiplin waktu dan disiplin terhadap diri sendiri.
3 Wahyu
Hendrawan
Strategi pembentukan
karakter siswa melalui program ekstrakurikuler di
MI al-
baqiyatussolihat NW beraim tahun pelajaran 2017/2018
Kualitatif melalui keteladanan, penanaman kedisiplinan, pembiasaan, menciptakan suasana yang kondusif, integrasi dan internalisasi
dalam program
ekstrakurikuler Pramuka dan diniah berimplikasi pembentukan karakteryaitu bertutur kata dan tingkah laku yang santun,meningkatkan kedisiplinan, dan berprestasi.
4 Binti Maunah
Implementasi
Pendidikan Karakter dalam Pembentukan Kepribadian
Holistik Siswa di MTs.N Jabung dan SMPN 1 Talun Blitar Tahun 2015
Kualitatif Pembentukan karakter anak dapat dilakukan melalui dua strategi, yaitu internal sekolah dan eksternal sekolah
5 Agus Retnanto
Model
Pengembangan Karakter melalui Sistem Pendidikan Terpadu Insantama Bogor
Kualitatif Implementasi pengembangan karakter adalah dengan mewujudkan lembaga pendidikan Islam unggul secara terpadu dalam bentuk TKIT, SDIT, SMPIT, SMUIT, dan Perguruan Tinggi Islam Terpadu
6 Dyah Lisayanti
Implementasi
Kegiatan Pramuka Sebagai
Estrakurikuler Wajib Berdasarkan
Kurikulum 2013 Dalam
Upayapembinaan Karakter
Kualitatif Implementasi Kegiatan
Pramuka Sebagai
Estrakurikuler Wajib Berdasarkan Kurikulum 2013 Dalam Upaya pembinaan
Karakter harus
memperhatikan 3 langkah yaitu: Perencanaan Program, Pelaksanaan Program Kegiatan dan Evaluasi program
7 Saipul Ambri Damanik
Pramuka Ekstrakurikuler Wajib Di Sekolah
Kualitatif Pramuka menjadi ekstrakulikuler wajib disekolah agar peserta mendapatkan bekal ilmu, keterampilan, kedisiplinan, bertaqwa dan berkarakter.
Dengan berlandaskan (1) Iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (2) peduli terhadap bangsa, negara, sesama manusia dan alam serta isinya, (3) peduli terhadap diri sendiri,(4) taat kepada kode kehormatan Pramuka. Kode kehormatan pramuka adalah landasan serta ketentuan moral yang disebut satya dan darma Melihat hasil penelitian-penelitian sebelumnya, tentu memiliki keterkaitan dan kesamaan dengan penelitian yang akan dilakukan saat ini yaitu sama-sama mengkaji tentang pendidikan karakter. Selain itu, kesamaan dari penelitian sabelumnya yaitu dari sisi pendekatan yangdigunakan. Namun yang membedakannya adalah, penelitian inilebih mempersempit dan berfokusterhadap pembinaan Karakter Sosial, Religius dan Kreatifitassiswa
melalui Gerakan Pramuka. Selain itu perbedaan yang sangat jelas dapat dilihat adalah lokasi penelitiannya.
F. Kerangka Teori
1. Pembinaan Karakter a. Pengertian pembinaan
Menurutkamus besar bahasa indonesiapembinaanberartiproses, cara, perbuatan membina (negara dan sebagainya); pembaharuan;
penyempurnaan; usaha, tindakan, dan kegiatan yang dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik.Bila dilihat dari segi watak berarti pembangunan watak manusia sebagai pribadi dan makhluk sosial melalui pendidikan dalam keluarga, sekolah, organisasi, pergaulan, ideologi, dan agama.17
Sedangkan dalam Gerakan Pramuka Pembinaan adalah usaha pendidikan yang dilakukan secara terus menerus oleh anggota dewasa terhadap peserta didik, dengan menggunakan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, serta Sistem Among yang pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan, perkembangan dan kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.18
Bila dianalogikanistilah pembinaan merujuk pada suatu kegiatanmempertahankan dalam meyempurnakan sebah rumah, maka usaha kita sehari hariadalah membersihkan, memperbaiki dan
17Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2012), hlm. 1032.
18KeputusanKwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 176 Tahun 2013 Tentang Pola dan Mekanisme Pembinaan Pramuka Penegak, hlm. 2.
mengganti yang sudah rusak dan itulah yang dimaksud usahapembinaan. Jadi yang dimasud pembinaan adalah usaha yng dilakukan untukmemperbaiki guna memperoleh hasil yang baik dari sebelumnya
Dalam suatu sistem pendidikan,Pembinaan karakter adalah keterkaitan antara komponen-komponen karakter yang mengandung nilai-nilai perilaku, yang dapat dilakukan atau bertindak secara bertahap dan saling berhubungan antara pengetahuan nilai-nilai perilaku dengan sikap atau emosi yang kuatuntuk melaksanakannya, baik terhadap Tuhan YME, dirinya, sesama, maupun dengan lingkungan.
b. Pengertian karakter
Menurut kamus besar bahasa Indonesia istilah karakter berarti tabiat; sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain; watak. 19 Sutarjo dalam bukunya mengemukakan “Watak atau karakter karakter berasal dari bahasa yunani “charassein” yang berarti barang atau alat untuk menggores, yang dikemudian hari dipahami sebagai stempel/cap. Jadi, watak itu sebuah stempel atau cap, sifat-sifat yang melekat pada seseorang”.20
Pendapat lain istilah 'karakter dipahami dalam dua kubu pengertian.
19Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar ...hlm. 1139.
20Sutarjo Adisusilo, Pembelajaran Nilai-Nilai Karakter. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), hlm. 76.
Pertama, bersifat deterministik,disini karakter dipahami sebagai sekumpulan kondisi rohaniah pada diri kita yang sudah teranugerahi atau ada dari sononya (given). Dengan demikian, iamerupakan kondisi yang kita terima begitu saja, tak bisa kita ubah, la merupakan tabiat seseorang yang bersifat tetap, menjadi tanda khusus yang membedakan orang yang satu dengan lainnya.
Pengertian kedua, bersifat non deterministik atau dinamis.Di sini karakter dipahami sebagai tingkat kekuatan atau ketangguhan seseorang dalam upaya mengatasi kondisi rohaniah yang sudah given.Ia merupakan proses yang dikehendaki oleh seseorang (willed) untuk menyempurnakan kemanusiaannya.21
Dari pengertian karakter diatas, menurut hemat penulis karakter dapat dipahami sebagai sutu kondisi rohaniah yang belum selesai. Ia bisa diubah dan dikembangkan mutunya, dan bisa pula diterlantarkan sehingga tak ada peningkatan mutu atau bahkan makin terpuruk.
c. Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter adalah usaha bersama untuk menciptakan sebuah lingkungan pendidikan tempat penanaman nilai agar setiap individu dapat menghayati kebebasannya sebagai sebuah prasyarat bagi kehidupan moral yang dewasa.22Karakter dalam sisi kehidupan menjadi pembedaantara manusia dengan binatang.Manusia tanpa karakter adalah manusia yang sudah membinatang.Orang-orang yang berkarakter kuat dan baik secara individual maupun sosial adalah mereka yang memiliki akhlak, moral, dan budi pekerti yang baik.
21Saptono. Dimensi-Dimensi Pendidika.... ,hlm. 18.
22Abuddin Nata, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012) hlm. 165.
Marcus Tulisius Cicero dalamSaptono mengatakan”kesejahteraan sebuah bangsa bermula dari karakter kuat warganya”.23Karakter menunjukkan arah bagaimana bangsa itu menapaki dan melewati suatu zaman dan mengantarkannya pada suatu derajat tertentu.Bangsa yang besar adalah bangsa yang memiliki karakter yang mampu membangun sebuah peradaban besar yang kemudian mempengaruhi perkembangan dunia.24
Sedangkan di Indonesiagagasan pembangunan bangsa telah ada semenjak kemerdekaan Republik Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. Presiden pertama Soekarno telah menyatakan perlunya nation and character building sebagai bagian integral dari pembangunan bangsa.Beliau menyadari bahwa karakter suatu bangsa sangat berperan dalam mempertahankan eksistensi bangsa Indonesia.
Dalam hal ini, pendidikan karakter menjadi benar-benar sangat berharga dalam menjalani kehidupan sosial kemasyarakatan. Begitu banyak nilai budaya dan karakter yang bersumber dari falsafah, pola hidup, agama, dan dasar Negara yakni Pancasila dan Undang-Undang Dasar yang dianut. Penguatan pendidikan karakter dilakukan dengan menerapkan nilai-nilai tersebut dalam pendidikan karakter terutama meliputi nilai-nilai sebagai berikut;
23Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter: Konsep dan Aplikasi dalam Lembaga Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2011), hlm. 15
24Akh. Muwafik Saleh, Membangun Karakter dengan Hati Nurani: Pendidikan Karakter untuk Generasi muda,(Jakarta: Erlangga, 2012), hlm. 1.
1) Religius
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleransi terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
2) Jujur
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
3) Toleran
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
4) Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
5) Kerja keras
Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyesuaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
6) Kreatif
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
7) Mandiri
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas.
8) Demokratis
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan oranag lain.
9) Rasa ingin tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
10) Semangat kebangsaan
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
11) Cinta tanah air
Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan ketaatan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
12) Menghargai prestasi
Sikap dan tindakan yanag mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
13) Bersahabat/komunikatif
Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerjasama dengan orang lain.
14) Cinta damai
Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.
15) Gemar membaca
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebaikan bagi dirinya.
16) Peduli lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
17) Peduli sosial
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
18) Tanggung jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), negara, dan Tuhan Yang Maha Esa.25
Dalam Permendikbud No 20 tahun 2018 tentang penguatan pendidikan karakter pada satuan pendidikan formal dijelaskan bahwa penguatan pendidikan karkter (PPK) adalah gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik dengan menerapkan 18 nilai-nilai karakter yang termuat dalam Pancasila. Dari 18 nilai karakter tersebut merupakan perwujudan dari 5 (lima) nilai utama yang saling berkaitan yaitu
25Muhammad Yaumi. PendidikanKarakter: Landasan, Pilar dan Implementasi. (Jakarta:
Kencana, 2010), hlm. 83.
religius, nasionalisme, kemandirian, gotong royong dan integritas yang terintegrasi dalam kurikulum.26
Pendidikan karakter memiliki dimensi yang luas dan harus bersinergi dari setiap komponen agar terciptanya lingkungan pendidikan yang kompleks. Menurut Ki Hadjar Dewantara dalam Muzakkir menyebutkan:
Tripusat Pendidikan yang merupakan tempat tumbuh kembangnya seorang anak yaitu; 1) Pendidikan keluarga atau pendidikan informal, 2) Pendidikan di sekolah atau pendidikan formal, dan 3) Pendidikan di dalam masyarakat atau pendidikan nonformal. Tripusat Pendidikan ini besar pengaruhnya terhadap pembentukan karakter seseorang. Alam keluarga adalah pusat pendidikan yang pertama dan terpenting. Sejak timbul adab kemanusiaan hingga kini, hidup keluarga selalu mempengaruhi bertumbuhnya budi pekerti atau karakter dari tiap-tiap manusia. ) Pendidikan di sekolah merupakan pusat perguruan yang teristimewa berkewajiban mengusahakan kecerdasan pikiran (perkembangan intelektual) beserta pemberian ilmu pengetahuan (balai-wiyata). Alam kemasyarakatan atau alam pemuda merupakan kancah pemuda untuk beraktivitas dan beraktualisasi diri mengembangkan potensi dirinya.27
Dalam paradigma lama, keluarga dipandang sebagai tulang punggung pendidikan karakter.Hal ini bisa dipahami, karena pada masa lalu, lazimnya keluarga-keluarga bisa berfungsi sebagai tempat terbaik bagi anak-anak untuk mengenal dan mempraktikkan berbagai kebajikan maupun tradisi melalui teladan, petuah, cerita/dongeng, dan kebiasaan setiap hari secara intensif.
26Permendikbud No 20 tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter Pada Satuan Pendidikan Formal.
27Muzakkir, “Harmonisasi Tri Pusat Pendidikan Dalam Pengembangan Pendidikan Islam”
,Jurnal Al-Ta’dib,Vol. 10, Nomor. 1, Januari-Juni 2017, hlm. 146.
Akan tetapi dizaman ini modernisasi membuat banyak keluarga mengalami perubahan fundamental.Karena tuntutan pekerjaan, yang menyita waktu perjumpaan yang erat antara ayah, ibu, dan anak, tidak tinggal dalam satu rumah dengan orang tua.Belum lagi, makin banyak keluarga bermasalah: tidak harmonis, terjadi berbagai kekerasan dalam rumah tangga, bahkan perceraian. Sehingga makin banyak keluarga yang tidak bisa berfungsi sebagai tempat terbaik bagi anak- anak untuk mendapatkan pendidikan karakter.
Melihat hal itu sekolah harus mampu menyelenggarakan pendidikan karakter dan terus berupaya menjadikan dirinya sebagai tempat terbaik bagi kaum muda untuk mendapatkan pendidikan karakter. Lingkungan keluarga dan masyarakat yang merupakan bagaian dari tri pusat pendidikan secara fungsinya harus bersinergi dengan lembaga pendidikan yang lain dalam menciptakan ligkungan pendidikan yang berkarakter.
Ada empat alasan mendasar mengapa sekolah pada masa sekarang perlu lebih bersungguh-sungguh menjadikan dirinya tempat terbaik bagi pendidikan karakter.Keempat alasan itų adalah:
1) Karena banyak keluarga (tradisional maupun nontradisional) yang tidak melaksanakan pendidikan karakter.
2) Sekolah tidak hanya bertujuan membentuk anak yangcerdas, tetapi juga anak yang baik;
3) Kecerdasan seorang anak hanya bermakna manakaladilandasi dengan kebaikan;
4) Karena membentuk anak didik agar berkarakter tangguhbukan sekadar tugas tambahan bagi guru, melainkan tanggung jawab yang melekat pada perannya sebagai seorang guru.28
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesiadijelaskan bahwa kegiatan ektrakurikuler pramuka sbb:
Kurikulum 2013, pendidikan Kepramukaan ditetapkan sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib.Hal ini mengandung makna bahwa pendidikan Kepramukaan merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang secara sistemik diperankan sebagai wahana penguatan psikologis-sosial-kultural (reinfocement) perwujudan sikap dan keterampilan kurikulum 2013 yang secara psikopedagogis koheren dengan pengembangan sikap dan kecakapan dalam pendidikan Kepramukaan.Dengan demikian pencapaian Kompetensi Inti Sikap Spiritual (KI-1), Sikap Sosial (KI-2), dan Keterampilan (KI-3) memperoleh penguatan bermakna (meaningfull learning) melalui fasilitasi sistemik-adaptif pendidikan Kepramukaan di lingkungan satuan pendidikan.29 Dalam lingkungan sekolah atau formal Penanaman nilai-nilai karakter dapat dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler.Penanaman nilai-nilai karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler meliputi:
pembiasaan akhlak mulia, kegiatan Masa Orientasi Sekolah (MOS), kegiatan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), tata krama dan tata tertib kehidupan sosial sekolah, Kepramukaan, upacara bendera, pendidikan pendahuluan bela negara, pendidikan berwawasan kebangsaan, UKS, PMR, serta pencegahan penyalahgunaaan narkoba dll.
d. Dasar dan Tujuan Pembinaan/Pembinaan Karkter
28Saptono. Dimensi-Dimensi Pendidikan.... ,hlm. 24.
29Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2014, Pendidikan Kepramukaan Sebagai Ekstrakurikuler Wajib, hlm. 2.
Dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 3, menyebutkan: “pendidikan nasional berpungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,....”
Dalam Islam, dasar atau alat pengukur yang menyatakan baikburuknya sifat seseorang itu adalah Al-Qur’an dan As-Sunnah Nabi SAW. Apa yang baik menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah, itulah yang baik untuk dijadikan pegangan dalam kehidupan sehari-hari.
Sebaliknya apa yang buruk menurut Al-Qur’andan As-Sunnah itulah yang tidak baik dan harus dijauhi.
Adapun ayat Al-Qur’anyang menerangkan tentang dasar akhlak adalah:
Artinya:
“dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung”
(Q.S Al-Qolam : 49(4)
Orang Islam harus mencontohi akhlak Rosulallah SAW.
Sebagaimna yang ditegaskan dalam Al-Qur’an sebagai berikut:
Artinya:
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”. (Q.S Al- Ahzab: 33 (21)
Artinya :
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah;
(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”.(Q.S Ar-Rum:
30)
Berdasarkan uraian di atas, hemat penulis pendidikan karakter memiliki tujuan pokokyaitu, membentuk pribadi yang insan kamil berjiwa nasional, peduli bangsa dan negara yang berlandaskan budaya dan agama sebagai acuan utama dalam bertindak dan bertutur kata.
Sehingga Nabi Muhammad SAW. dapat dijadikan sebagai tauladan, dan pancasila sebagai ideologi dalam berbangsa dan bernegara.
Dengan demikian, generasi muda penerus bangsa yang diinginkan dapat tercipta.Sehingga kehidupan yang harmonis, damai, toleran dan sebagainya (tindakan positif) menjadi tradisi dan budaya keseharian.
2. Gerakan Pramuka
a. Pengertian dan Sejarah Gerakan Pramuka
Gerakan Pramuka adalah organisasi yang dibentuk oleh Pramuka untuk menyelenggarakan pendidikan Kepramukaan.Pramuka adalah warga negara Indonesia yang aktif dalam pendidikan Kepramukaan serta mengamalkan Satya Pramuka dan Darma Pramuka.Kepramukaan adalah segala aspek yang berkaitan dengan
Pramuka. Pendidikan Kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia Pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai Kepramukaan.30Pendidikan Kepramukaan merupakan salah satu organisasi ekstakurikuler yang diwajibkan di setiap sekolahdan merupakan organisasi yang mendukung Pendidikan Nasional bangsa Indonesia.
Menurut Lord Baden Powel pendiri pertama pendidikan Kepramukaan dan sebagai bapak pandu sedunia menyebutkan :
Kepramukaan bukanlah suatu ilmu yang harus dipelajari secara tekun, bukan pula merupakan suatu kumpulan dari ajaran-ajaran naskah buku, bukan !.Kepramukaan suatu permainan yang menyenangkan di alam terbuka, tempat orang dewasa dan anak- anak pergi bersama-sama, mengadakan pengembaraan seperti kakak beradik, membina kesehatan dan kebahagiaan, keterampilan dan kesediaan memberi pertolongan bagi yang membutuhkannya.31
Teori Powel dalam Dyah Lisayantidikatakan bahwa tolak ukur keberhasilan pendidikan formal dapat dilihat dari ketaatan peserta didik kepada Tuhan, kesehatan, kesejahteraan dan juga kehidupan masyarakat yang makmur.32 Dari gagasan di atas dapat dipahami bahwa konsep pendidikan Gerakan Pramuka selaras dengan apa yang menjadi dasar tujuan pendidikan Akhlak Islamiyaitu hubungan dengan Allah, hubungan dengan manusia dan hubugan dengan alam.
30Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010, Gerakan Pramuka, Pasal 1, ayat 1-4.
31Andri Bob Sunanrdi, Boyman Ragam Latih Pramuka, (Jakarta: Darma Utama, 2016), hlm. 3.
32 Dyah Lisayanti, “Implementasi Kegiatan Pramuka Sebagai Estrakurikuler Wajib Berdasarkan Kurikulum 2013 Dalam Upaya pembinaan Karakter”. Journal of Educational Social Studies, Vol. 3, Nomor 2, November 2014, hlm. 14.
Dari gagasan Boden Powell yang cemerlang dan menarik mengenai konsep kepanduan akhirnya menyebar ke berbagai negara termasuk Netherland atau Belanda dengan nama Padvinder. Oleh orang Belanda gagasan itu dibawa ke Indonesia dan didirikan organisasi oleh orang Belanda di Indonesia dengan nama NIPV (Nederland Indische Padvinders Vereeniging/Persatuan Pandu-Pandu Hindia Belanda). Bangsa Indonesia mulai tertarik pada organisasi tersebut karna sifatnya yang universal dan kondisi pada saat itu memungkinkan para remaja dan pemuda membutuhkan suatu organisasi yang dapat menampung aspirasi mereka terhadap tanah airnya.
Kondisi membuat pemerintah kolonial Belanda menjadi cukup khawatir. Oleh karena itu pemerintah kolonial Belanda melarang bangsa Indonesiamengikuti kegiatan NIPV.Maka berdirilah organisasi-organisasi Kepanduan yang bercirikan nasionalisme, dan organisasi Kepanduan nasional yang pertama didirikan adalah pada tahun 1916, Javaanse Padvinders Organisatie (JPO) atas pra karsa Sultan Pangeran Mangkunegara VII di Surakarta. Pendirian JPO ini membuat para remaja dan pemuda di daerah lain tertarik mendirikan organisasi kepanduan. Yang memang pada waktu itu bisa dianggap sebagai salah satu cara perjuangan dalam usahanya mencapai kemerdekaan.
Tonggak kebangkitan bangsa Indonesia adalah berdirinya organisasi Boedi Oetomo, 20 Mei 1908. Lalu Peristiwa Sumpah Pemuda. 28 Oktober 1928 yang menjiwai Gerakan Kepanduan Nasional kita semakin bergerak maju (merupakan semangat Nasionalisme).33Kemudian Pemerintah kolonial Belanda melarang pemakaian istilah Padvinder bagi organisasi-organisasi Kepanduan bangsa Indonesia.Dalam hal ini KH. Agus Salim menggunakan istilah
"PANDU" dan "kepanduan" sebagai nama organisasinya.
Pada jaman pendudukan penjajah Jepang, organisasi- organisasiKepanduan dilarang sama sekali bahkan banyak tokoh- tokoh pandu yang ditangkap dan dipenjarakan. Kemudian setelah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, berdiri kembali organisasi-organisasi Kepanduan hingga mencapai jumlah lebih dari 100 organisasi, yang tergabung ke dalam 3 federasi. yaitu : IPINDO (Ikatan Pandu Indonesia, 13-09-1951), POPPINDO (Persatuan Organisasi Pandu Puteri, tahun 1954), dan PKPI (Perserikatan kepanduan Puteri Indonesia). Ketiga federasi ini kemudian bergabung menjadi satu dalamPERKINDO (Persatuan Kepanduan Indonesia).34
Melihat kondisi diatas, akhirnyadisadari bahwa banyaknya organisasi kurang baik untuk Persatuan Bangsa, maka Pemerintah mengeluarkan KEPPRES No.238/61 Tentang Gerakan Pramuka sebagai dukungan pemerintah terhadap organisasi kepanduan di
33Andri Bob Sunanrdi, Boyman...., hlm. 37.
34Sarkonah, Panduan Pramuka Penggalang, (Bandung : Nuansa Aulia, 2012), hlm. 11
Indonesia.Keppres tersebut ditandatangani oleh Perdana Menteri RI saat itu, Ir. H. Juanda (Presiden Soekarno sedang mengadakan kunjungan kenegaraan kenegara Jepang).Di dalam Keppres ini Gerakan Pramuka oleh pemerintah ditetapkan sebagai satu-satunya badan di wilayah Indonesia yangdiperkenankan menyelenggarakan pendidikan Kepramukaan, sehingga organisasi lain yang menyerupai dan sama sifatnya dengan Gerakan Pramuka dilarang keberadaannya.35
Ketentuan dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka tentang prinsip-prinsip dasar metodik dan sistem pembelajaran yang digunakan Kepramukaan yang pelaksanaannya seperti tersebut di atas ternyata banyak membawa perubahan. Tidaklah heran Gerakan Pramuka dikenal dengan kegiatan yang menyenangkan di alam terbuka yang menantang sehingga Pramuka mudah diterima oleh masyarakat Indonesia serta cepat berkembang dari kota ke desa.
Dengan adanyaUU tetangGerakan Pramuka sebagai dasar hukum penyelenggaraan kegiatannya, semakinmemperkuat posisi Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya pendidikan Kepramukaan yang diakui oleh pemerintah dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang edukatif diberbagai instansi dan mempunyai peran penting dalam pelaksanaan kegiatan Kepramukaan untuk membina karakter siswadi sekolah di berbagai jenjang,
35Andri Bob Sunanrdi, Boyman...., hlm. 39.
b. Tujuan dan Tugas Pokok Gerakan Pramuka Gerakan Pramuka
Adapun Tujuan dan Tugas Pokok Gerakan Pramukadijelaskan secara rinci dalam AD ART Gerakan Pramuk yaitu bertujuan untuk membentuk setiap Pramuka:
1) Memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, berkecakapan hidup, sehat jasmani, dan rohani;
2) Menjadi warga negara yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna, yang dapat membangun dirinya sendiri secara mandiri serta bersama- sama bertanggungjawab atas pembangunan bangsa dan negara, memiliki kepedulian terhadap sesama hidup dan alam lingkungan.
Gerakan Pramuka mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pendidikan Kepramukaan bagi kaummuda guna menumbuhkan tunas bangsa agar menjadi generasi yang lebih baik, bertanggungjawab, mampu membina dan mengisi kemerdekaan serta membangun dunia yang lebih baik.36
c. Fungsi Gerakan Pramuka
Gerakan Pramuka berfungsi sebagai penyelenggara pendidikan nonformal diluar sekolah dan di luar keluarga sebagai wadah pembinaan sertapengembangan kaum muda dilandasi Sistem Among, Prinsip Dasar danMetode Kepramukaan.37
Lebih jelas lagi diterangkan dalam UU Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka.Fungsi Gerakan Pramuka sebagai wadah untuk mencapai tujuan Pramuka melalui:
1) Pendidikan dan pelatihan Pramuka
36. Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Anggaran Dasar Gerakan dan Anggaran Rumah Tangga, (Semarang: Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, 2013), hlm. 7.
37Ibid, hlm. 8.
2) Pengembangan Pramuka;
3) Pengabdian masyarakat dan orang tua; dan 4) Permainan yang berorientasi pada pendidikan.38 d. Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan
Prinsip Dasar Kepramukaan meliputi:
1) Iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2) Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam seisinya
3) Peduli terhadap diri pribadinya; dan
4) Taat kepada Kode Kehormatan Pramuka.39
Metode Kepramukaan adalah metode belajar interaktif dan progresif yang dilaksanakan melalui:
1) Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka 2) Belajar sambil melakukan
3) Kegiatan berkelompok, bekerjasama, dan berkompetisi 4) Kegiatan yang menarik dan menantang
5) Kegiatan di alam terbuka
6) Kehadiran orang dewasa yang memberikan bimbingan, dorongan, dan dukungan
7) Penghargaan berupa tanda kecakapan; dan 8) Satuan terpisah antara putra dan putri..40 e. Kode Kehormatan Pramuka
38Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010,Gerakan Pramuka, Pasal 3.
39Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Anggaran Dasar.., hlm. 9.
40Ibid.
Kode Kehormatan Pramuka merupakan janji dan komitmen diri serta ketentuan moral pramuka dalam pendidikan Kepramukaan yang terdiri dari Satya Pramuka (Janji) dan Darma Pramuka (Moral) dan merupakan kode etik anggota Gerakan Pramuka baik dalam kehidupan pribadi maupun bermasyarakat.41
Kode Kehormatan Pramuka dalam bentuk Ketentuan Moral disebut Dasadarma. Karena itu, Dasadarma memuat pokok-pokok moral yang harus ditanamkan kepada anggota Pramuka dan agar mereka dapat berkembang menjadi manusia berwatak Islami yang tentunya juga sesuai denganajaran-ajaran yang dibawa Rasulullah dan tidak bertentangan dengan Al-Qur’an dan Hadits sehingga secara luas dapat menjadikan manusia atau warga Negara Republik Indonesia yang setia, dan sekaligus mampu menghargai dan mencintai sesama manusia dan alam ciptaan Allah SWT. Dasadarma yang berarti sepuluh tuntunan tingkah laku adalah pedoman yang dipegang oleh anggota Pramuka yang berbunyi:
1) Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2) Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia 3) Patriot yang sopan dan ksatria
4) Patuh dan suka bermusyawarah 5) Rela menolong dan tabah 6) Rajin, trampil dan gembira
41Sayyidatul Khoiridah, Kami Pramuka Penegak, (Sidoarjo : Media Mas Buana Pustaka, 2015), hlm. 10.
7) Hemat, cermat dan bersahaja 8) Disiplin, berani dan setia
9) Bertanggung jawab dan dapat dipercaya 10) Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan42
Kode kehormatan Pramuka tersebut diatas merupakan dasar pegangan utama yang harus dimiliki oleh seorang anggota Pramuka yang diperoleh melalui kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan Dasadarma Pramuka. Nilai pendidikan akhlak yang diharapkan muncul dari kode kehormatan Pramuka diantaranya: taqwa, cinta alam, patriot yang sopan dan kesatria, patuh, suka bermusyawarah, rela menolong, tabah, rajin, terampil, gembira, hemat, cermat, bersahaja, disiplin, berani, setia, bertanggung jawab, dapat dipercaya dan suci dalam fikiran, perkataan dan perbuatan
3. Gerakan Pramuka dalam Membina Karakter Sosial Religius dan Kreatifitas.
Gerakan Pramuka bertujuan untuk membina kaum muda dalam mencapai sepenuhnya potensi-potensi spiritual, social, intelektual dan fisiknya, agar mereka bisa memiliki kepribadian yang beriman bertakwa dan akhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilainilai luhur bangsa, dan memiliki kecakapan hidup sebagai
42Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010,Gerakan..., Pasal 6.