• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gerakan Pramuka dalam Membina Karakter Sosial Religius dan

BAB I PENDAHULUAN

F. Kerangka Teori

3. Gerakan Pramuka dalam Membina Karakter Sosial Religius dan

7) Hemat, cermat dan bersahaja 8) Disiplin, berani dan setia

9) Bertanggung jawab dan dapat dipercaya 10) Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan42

Kode kehormatan Pramuka tersebut diatas merupakan dasar pegangan utama yang harus dimiliki oleh seorang anggota Pramuka yang diperoleh melalui kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan Dasadarma Pramuka. Nilai pendidikan akhlak yang diharapkan muncul dari kode kehormatan Pramuka diantaranya: taqwa, cinta alam, patriot yang sopan dan kesatria, patuh, suka bermusyawarah, rela menolong, tabah, rajin, terampil, gembira, hemat, cermat, bersahaja, disiplin, berani, setia, bertanggung jawab, dapat dipercaya dan suci dalam fikiran, perkataan dan perbuatan

3. Gerakan Pramuka dalam Membina Karakter Sosial Religius dan

kader Bangsa dalam menjaga dan membangun Negara Kesatuan Repoblik Indonesia, mengamalkan pancasila, serta melestarikan lingkungan hidup.43Diharapkan dapat merubah generasi muda menjadi lebih baik dan menjadi kader penerus bangsa. Untuk mencapai tujuan tersebut banyak hal yang harus dilakukan terutama dengan cara sesuai dengan pendidikan di Kepramukaan.

Pendidikan Kepramukaan merupakan proses pendidikan luar lingkungan sekolah dan di luar keluarga dalam bentuk kegiatan yang menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan yang sasaran akhirnya pembentukan watak dan berakhlak mulia. Dengan mengadakan kegiatan-kegiatan yang menarik dan menantnag sehingga peserta didik dapat tertarik dan mengikuti kegiatan Pramuka dan nantinya diharapkan menjadi anak yang berkarakter dan berakhlak mulia.

Dalam Keputusan Kwartir Nasoional No 176 tahun 2013 tentang pola dan mekanisme pembinaan penegak dan pendega disebutkan.

“Pembinaan Pramuka penegak dilaksanakan di kwartir dan Gudepatau sekolah dengan cara menerapkan atau mengamalkan prinsip dasar Kepramukaan dan metode Kepramukaan untuk mencapai tujuan Gerakan Pramuka”.44

43Sarkonah, Panduan Pramuka Penggalang, (Bandung : Nuansa Aulia, 2012), hlm. 124

44Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No 176 Tahun 2013 Tentang, Pola dan Mekanisme Pembinaan Penegak dan Pendega. hlm. 4.

Selain dengan menerapkan prinsip dasar Pramuka dalam membina akhlak, yaitu dengan menerapkan Metode Kepramukaan. Menerapkan metode Kepramukaanmemudahkan Pramuka untuk mencapai tujuan Pramuka. Adapun metodekePramukaan adalah sebagai berikut:

pengamalan kode kehormatan Pramuka, belajarsambil melakukan, sistem kelompok, kegiatan yang menantang serta mengandungpendidikan, kegiatan dialam terbuka, sistem tanda kecapan, sistem satuan terpisah untuk putra dan putri dan kiasan dasar. Gerakan Pramuka sebagai organisasi yang bergerak dalam bidang pendidikan non formal diharapkan mampu menjadi suatu kekuatan perubahan sosial Nasional. Peran besar Gerakan Pramuka dalam pembentukan kepribadian generasimuda dalam bidang akhlak bangsa hendaknya dapat diwujudkan dalam praktik kehidupan sehari - hari. Ditinjau dari segi sosial budaya dari pembangunan bangsa maka pendidikan Kepramukaan yang sebenarnya paling cocok untuk mempersiapkan kaum muda untuk menanggulangi merosotnya akhlak bangsa, karena kegiatan Kepramukaan bersumber dari Dasa Dharma Pramuka.

Nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang termuat Pancasila dan Undang-Undang Dasar selaras dengan Dasa Darma Pramuka yang merupakan kode kehormatan bagi setiap anggota Pramuka dan wajib mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Adapun Gerakan Pramuka dalam membina karakter sosial religius dan kreatif dijelaskan lebih rinci sbb:

a. Karakter sosial

Islam tidak semata-mata mengatur soal ibadah dan hubungan antara individu dengan Allah SWT. Islam juga mengajarkan bagaimana hubungan dengan sesama manusia dan juga makhluk lainnya. Dimana hubungan tersebut harus dilandasi dengan perbuatan yang baik dan tidak saling menzolimi.45 Menurut Event M. Rogers dalam Muhammad Amin Nur menjelaskan bahwa “sosialisasi adalah suatu proses dimana kepribadian sorang individu dibentuk melalui transmisi (pemindahan) budaya terhadap individu tersebut.”46

Dalam buku bahan ajar pendidikan Kepramukaan Fungsi sosial, yaitu untukmengembangkan Kemampuan dan rasa tanggung jawabsosial peserta didik. Kompetensi sosial dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memperluas pengalaman sosial, praktek keterampilan sosial, dan internalisasi nilai moral dan nilai sosial.47

Aktivitas sosial dalam kehidupan bermasyarakat sangatlah penting dan merupakan penentu keharmonisan dalam lingkungan yang kita tempati. Lingkungan sekolah menjadi tempat peserta didik dalam mengasah karakter sosial terlebih kegiatan Pramuka lebih banyak menekannkan anggotanya untuk berkarakter sosial.

45Edi Nugroho, Pendidikan Berkualitas Untuk Siapa?, (Jakarta: Rumah Yatim Publishing, 2013), hlm. 69.

46Muhammad Amin Nur, Islam dan Pembelajaran Sosial, (Malang : UIN Malang Press, 2009), hlm. 2.

47 Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan, Pendidikan Kepramukaan. (Jakarta:

PSDMPK, 2014), hlm. 16.

Dalam Gerakan Keperamukaan Peserta dapat menunjukkan sikap tidak mementingkan diri sendiri selalu ingin memberi bantuan kepada orang yang membutuhkan pertolongan.Bagi anggota Pramuka, karakter peduli sosial tercermin dari bahu- membahudalam menyelesaikan tugas dan tantangan selama kegiatan kemah berlangsung.Oleh karena itu membangun karakter peduli sosial di kalangan siswa harus menjadi perhatian utama bukan hanya mencetak siswa yang memiliki prestasi akademik saja.48

Dalam nilai-nilai Kepramukaan tertulis jelas bahwa karakter sosial merupakan salah satu nilai yang wajib ditanamkan dalam diri setiapa anggota Pramuka, menjadi prinsif dasar hidup bagi anggotanya.

Melalui metode Kepramukaan dengan pengamalan kode kehormatan menggunakan sistem among, diharapkan nilai-nilai karakter dapat tertanam dalam diri setiap anggota pramuka.

b. Religius

Pengertian religiusitas berdasarkan dimensi-dimensi yang dikemukan oleh Glock dan Stark dalam Zaenab dan Farid adalah

“seberapa jauh pengetahuan, seberapa kokoh keyakinan, seberapa tekun pelaksanaan ibadah dan seberapa dalam penghayatan agama yang dianut seseorang.”49

Karakter Religius Peserta didik dalam Pramuka dapat menunjukkan sikap patuh dalam menjalankan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap ajaran agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.

48Hudiyino, Membangun Karakter ...., hlm. 82

49Zaenab dan Farid, “Hubungan Antara Religiusitas dan Dukungan Sosial dengan Kebahagiaan Pelaku Konversi Agama”, Persona, Jurnal Psikologi Indonesia, Vol. 4, Nomor. 01, Januari 2015, hlm103

Pemahaman hal baik-buruk, benar-salah, adil-curang, bolehdilarang serta makna tanggung jawab diajarkan dan ditemukan dalam perilaku keseharian.Sikap religius yang tertanam dalam diri menjadi salah satu kekuatan yang membentuk sikap dan perilaku.Dari sanalah nilai etik, moral, dan spiritual tertanam dan berkembang.Nilai- nilai tersebut dibutuhkan dalam kehidupan sosial sehari-hari. Contoh:

Di dalam materi kegiatan Persami (Perkemahan Sabtu-Minggu) berisi pengembangan ketakwaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa.Siswa dilatih untuk memiliki sikap religius dengan taat menjalankan ibadah seperti tertib dalam shalat berjemaah.

Melalui kegiatan Pramuka, siswa diajak untuk saling menghormati hari raya masing-masing agama.Dengan bergotong- royong, siswa mempersiapkan perayaan hari besar agama di sekolah masing-masing.Keberagaman perlu dikenalkan sejak dini agar kelak mereka menghadapi perbedaan dan keberagamaan.

Pembiasaan berdo’a dalam setiap kegiatan baik didalam maupun diluar kelas, membaca ayat-ayat pendek sebelum kegiatan pembelajaran dimulai, salam, santun, dan senyum menjadi bagian aktivitas keseharian setiap warga sekolah merupakan filosofi Pramuka.50

c. Karakter Kreatif

50Hudiyino, Membangun Karakter..., hlm. 82.

Pembelajran yang kreatif merupakan strategi yang pas untuk dilakukan dengan maksud mendorong siswa untuk lebih bebas mempelajari makna yang dia pelajari. Pembelajran kreatif ini mengembangkan belahan otak kanan yang sifatnya, berfikir konstruktif, kreatif dan holistik. Hasil penelitian pakar pakar psikologi dan ahli-ahli intruksional menemukan sistem pembelajaran diIndonesia masih belum banyak melibatkan penggunaan belahan otak kanan dalam pembelajaran melainkan lebih cenderung terhadap penggunaan otak kiri yang hanya berbasis pada teori.51

Bila ditelusuri, banyak yang akan kita temukan tokoh tokoh yang terkenal atas sumbangsinya baik dalam aspek pendidikan maupun seni.

Para tokoh-tokoh tersebut dapat sampai sejauh itu dikarenakan dalam berfikir menggunakan seluruh otaknya artinya bahwa orang yang jenius menggunakan kedua sisi otaknya pada saat yang sama.

Leonardo da Vinci (1452-1519) yang dianugrahi gelar sebagai salah satu seniman tersbesar sepanjang abad adalah seorang ilmuan ulung, matematikawan dan juga arsitek. Sebelum melukis karya terbaiknya, dia menggunakan persamaan matematika untuk menghitung kombinasi warna yang tepat untuk menciptakan efek yang diinginkan. Dan masih banyak lagi contoh para tokoh-tokoh yang lian.52

Salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang dapat mengembangkan bakat, minat dankreatifitas siswa adalah Pramuka. Jadi pantas saja

51Hamzan B. Uno dan Nurdin Mohamad, Pembelajaran Dengan Pendekatan PAIKEM, (Jakarta : Bumi Aksara, 2014), hlm. 12.

52Adam khoo, Buku Pintar Anak Jenius, (Jakarta: Pustaka Delapratasa, 2008), hlm. 44

dalam pelaksanaan kurikulum 2013, Pramuka menjadi salah satu ekstrakurikuler yang wajib di laksanakan sekolah baik negeri maupun swasta. Dewi arianti menyebutkan 2 hal , yang menjadikan Pramuka salah satu ekstrakurikuler yang wajib di laksanakan disetiap sekolah sekolah yaitu :”1) dasar legalitas berupa Undang-Undang No. 12 tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka. 2) Pramuka mengajarkan banyak nilai, mulai dari kepemimpinan, kebersamaan.”53

Anggota pramuka dapat menunjukkan kecakapan berpikir kreatif, melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang dimiliki.Karakter kreatif tercermin dari daya pikir dan daya nalar yang optimal dalam upaya membuat gagasan dan menyelesaikan permasalahan, berhati hati dalam bertindak, bersikap, dan berbicara. Siswa yang kreatif memiliki imajinasi yang kuat dan cara berpikirnya lancar, lebih spesifik, fleksibel, dan mengkaji dari berbagai sudut. Mereka adalah remaja yang memiliki kepribadian terbuka, idenya unik orisinil,pola pikirnya runtut, logis, dan menyukai brainstorming.

Penggunaan simbol-simbol dalam kegiatan Pramuka, seperti smaphore, morse sandi dan kegiatan-kegiatan pendidikan Kepramukaan lainnya dapat mempertinggi kreatifitas peserta didik.

Mereka akan terlatih untuk berkomunikasi dalam bahasa sandi yang tidak diketahui banyak orang menampilkan potensi diri (bernyanyi,

53Dewi Ariani, “Manajemen Ekstrakurikuler Pramuka”, Manajer Pendidikan, Vol. 9, Nomor 1, Maret 2015, hlm. 66

mengemukakan pendapat, berpidato) akan merangsang setiap anggota Pramuka untuk lebih kreatif, dengan apresiasi dari rekannya yang lain dan pembina Pramuka.54

Dokumen terkait