BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
pertama dengan nilai tinggi, kelompok kedua dengan nilai sedang dan kelompok ketiga dengan nilai rendah.
Sehingga masing-masing itu ada perbedaan hasil dari pembentukan kelompok untuk layanan bimbingan.
Alasan membentuk kelompok sesuai dengan level nilai semester untuk mengetahui perbedaan nilai semester lalu dengan nilai semester selanjutnya. Sehingga terjawablah
41
kemandirian belajar siswa, intinya siswa/i di sini mau belajar secara mandiri”.38
Berdasarkan penjelasan guru BK diatas dapat disimpulkan bahwa dalam mengatasi kesulitan yang dialami beberapa siswa guru BK menggunakan layanan bimbingan kelompok yang diterapkan di MTs Negeri 6 Lombok. Membentuk kegiatan kelompok belajar yang di mana pembentukkan kelompoknya berdasarkan kerja sama Guru BK dengan Guru Mata Pelajaran Matematika. Dan hasil observasi di atas dapat disimpulkan bahwa siswa-siswa tersebut masih membutuhkan bimbingan dan pengawasan dari guru pada saat melakukan kegiatan seperti kegiatan imtaq dan kegiatan belajar karena ketika berada di dalam kelas mereka juga membutuhkan pengawasan dari ketua kelas agar siswa-siswa tersebut tidak membuat keributan ketika guru belum masuk mengisi jam pelajaran. Alasan pengelompokan berdasarkan level nilai supaya guru dapat mengetahui perkembangan siswa berdasarkan nilai semester lalu dengan semester selanjutnya. Kemudian siswa dapat bekerja sama dengan anggota kelompoknya dan akan terlihat hasil dari kerja setiap kelompok. Seperti pada tabel di bwah ini :
Tabel 2.3
Pembentukan kelompok kelas IX MTs Negeri 6 Lombok Tengah
Kelompok Nama Siswa Pangkat
Kelompok I
1. Baiq Zahra Awaliya S 2. Baiq Laely Oktaviana Putri 3. Lalu M. Azka Alfaqihi 4. M. Hilal Abdi Royan 5. Rani Juliani
6. Arman Asari
Ketua Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota
Kellompok II
1. M. Fasha Haikal 2. Baiq Nurul Azmi 3. Asriliyana Eka Putri 4. Kanaya Sasika 5. M. Ihsan` Hamid 6. M. Ilham Aditiya
Ketua Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota
38Ahmad Almuzani, Guru Bimbingan Konseling MTs Negeri 6 Lombok Tengah, Wawancara, 23 Maret 2022. Pukul 10.25
42 Kelompok III
1. M. Ridlo
2. Ahmad Zikri Sa’bani 3. M.Chirul Maurizan 4. M.Ramdani
5. Salman Alfarizi 6. Alan Kurnia Ramdhan
Ketua Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Jumlah Subjek 18 orang siswa
Sumber: Analisis Peneliti
Setelah mengetahui permasalahan tentang kemandirian belajar siswa, peneliti mengungkap faktor yang mempengaruhi permasalahan tersebut diantaranya adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian belajar yang disampaikan oleh bapak Ahmad Almuzani selaku guru BK di MTs Negeri 6 Lombok Tengah:
“Menurut saya seperti hasil bimbingan yang telah saya berikan tentang faktor yang mempengaruhi siswa kelas IX tidak mandiri dalam belajar karena faktor internal dan faktor eksternal. Seperti faktor internal faktor yang dipengaruhi dalam diri sedangkan faktor eksternal faktor yang dipengaruhi dari luar diri”.39
Selain itu pernyataan yang disampaikan oleh Ahmad Zikri Sya’bani salah satu siswa kelas IX bahwa:
“Tingkat kemandirian belajar seseorang tentu berbeda-beda, karena cara pengasuhan dan didikan orang tua akan berdamapak pada aktivitas belajar anak. Ada proses pendidikan yang diberikan orang tua kepada anak agar bisa melihat anaknya cerdas dan berprestasi di sekolah. Pengalaman saya sewaktu masih kecil akan terbawa hingga beranjak dewasa, orang tua saya jarang berada dirumah dan ibu saya pergi ke luar negeri dan saya tinggal dengan nenek karena itu saya merasa kurang diperhatikan”.
39Ahmad Almuzani, Guru Bimbingan Konseling MTs Negeri 6 Lombok Tengah, wawancara, 23 Maret 2022
43
Berikut adalah faktor-faktor yang memperngaruhi kurangnya kemandirian belajar siswa seperti yang disampaikan oleh beberapa wali siswa mengenai faktor internal sebagai berikut:
1. Faktor Keluarga
Dapat dilihat juga dari faktor keluarga karena keadaan siswa di sekolah ini menengah kebawah, kondisi ekonomi keluarga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi siswa oleh sebab itu yang terpenting siswa mau sekolah, siswa yang sekolah di sini di latar belakangi dari keluarga kurang mampu. Seperti yang disampaikan oleh Nenek Hayat adalah wali siswa dari Ahmad Zikri Sya’bani:
“Kemandirian belajar Zikri sangatlah kurang karena faktor lingkungan tempat tinggal kami karena orang tuanya pergi merantau ke luar negeri itulah yang menyebabkan Zikri menjadi tidak semangat belajar karena tidak ada yang mengawasinya setelah orang tuanya pergi merantau, saya jarang sekali melihatnya belajar sampai jarang ada di rumah, dia sering keluar keluyuran ke rumah temannya dan lebih banyak waktunya bermain. Saya sebagai neneknya jarang mengawasinya untuk belajar karena saya sendiri tidak bisa membaca”.40
Adapun pernyataan yang disampaikan oleh ibu Baiq Riam Ismayanti seorang ibu dari Baiq Laely Oktaviana Putri seperti berikut:
“Bila ditanya soal kemandirian belajar pada Putri saya jarang sekali melihatnya belajar, saya hanya melihat dia belajar ketika ada tugas dari gurunya dan ketika mau ujian itupun saya dan bapaknya sering memberikan tugas atau pertanyaan untuk mengetes kemampuan dari putri dan saya selalu mengingatkan jangan sampai lupa dengan belajar. Saya sebagai ibu termasuk orang yang ketat dalam pergaulan anak, ketika
40Hayat, Wali siswa Ahmad Zikri Sya’bani, Wawancara,Via Telpon. Tanggal 01 Juni 2022
44
Putri ingin pergi kerumah temannya saya tidak pernah mengizinkan karena tidak dibolehkan oleh bapaknya”.41 Pernyataan yang disampaikan oleh Ibu Baiq Riam Ismayanti sejalan dengan pernyataan Ibu Nurhasanah orang tua siswa Asriliayana Eka Putri yaitu:
“Saya sebagai ibu menekankan belajar tetap belajar pada anak, Eka anak satu-satunya oleh karena itu saya tidak ingin melihatnya ketinggalan dari temannya sampai saya sering mengawasi Eka ketika belajar suapaya dia lebih konsentrasi belajarnya agar mendapatkan hasil belajar yang maksimal, sebagai orang tua mengharapkan prestasi yang bagus seperti anak-anak lainnya tetapi dia akan belajar apabila di suruh dulu karena kalau tudak diingatkan dia tidak akan belajar dengan inisiatif sendiri. Eka tidak bisa jauh dari TV karena setiap hari dia lebih sering menonton TV dari pada belajar kadang bapaknya sampai menegurnya kalau tidak belajar”.42
Adapun pernyataan yang disampaikan oleh Ibu Endang selaku ibu dari siswa Baiq Nurul Azmi:
“Nurul belajar ketika ada tugas dari sekolahnya saja apabila ada yang tidak bisa dikerjakan dia bertanya pada bapaknya meminta bantuan untuk dijelaskan. Dia sering belajar ketika malam hari, tidak ada kegiatan yang membuatnya sibuk karena sepulang sekolah Nurul hanya diem di rumah lebih banyak waktu dengan adeknya kadang dia membantu saya membereskan rumah. Nurul tidak gampang bergaul dengan teman-temannya di
41Baiq Riam Ismayanti, Orang Tua Baiq Laely Oktaviana Putri, Wawancara, Via Telpon. Tanggal 01 Juni 2022
42Nurhasanah, Orang Tua Asriliyana Eka Putri, Wawancara, Via Telpon.
Tanggal 01 Juni 2022
45
rumah mungkin karena tempat sekolah mereka bereda jadi dia lebih banyak diem di rumah”.43
Pernyataan yang disampaikan juga oleh Ibu Mahroni orang tua siswa dari M. Hilal Abdi Royyan yaitu:
“Apabila di singgung masalah cara belajar Hilal ketika di rumah dia sangat jarang belajar bisa di bilang tidak pernah belajar ketika di rumah, tapi saya juga sebagai ibunya sering mengingatkan dia untuk belajar dan selalu menasehati jangan terlalu sibuk dengan HPnya karena sebentar lagi akan ujian tetapi Hilal terkadang tidak nurut hanya menjawab “nanti bu”
sampai saya pernah marah dan tidak memberika uang jajan untuk dia agar dia bisa sedikit berubah. Dengan cara seperti itu Hilal dapat berubah tapi tetap jarang belajar kalau bukan karena tugas dari guru, jadi belum sepenuhnya dia bisa mandiri dalam belajar”.44
Adapun pernyatan dari Ibu Rusnah selaku orang tua siswa M.
Ilham Aditya yang disampaikan sebagai berikut:
“Aditya adalah anak yang aktif dari sejak masih kecil tetapi untuk belajar dia sangat jarang belajar di rumah bahkan kalau ada tugas dari gurunya dia meminta untuk dikerjakan oleh kakaknya dia malas belajar dan dia tidak mau berusaha untuk menyelesaikan sendiri, setelah itu saya sempat menegurnya untuk tidak selalu meminta kakaknya untuk mengerjakan tugasnya karena akan sulit bagi dirinya untuk ke depan akan selalu bergantung pada orang lain entah itu saudara, temannya
43Ending, Orang Tua Baiq Nurul Azmi, Wawancara, Via Telpon. Tanggal 01 Juni 2022
44Mahroni, Orang Tua M. Hilal Abdi Royyan, Wawancara, Via Telpon. Tanggal 01 Juni 2022
46
dan siapapun, sehingga dia tidak lagi menyuruh kakaknya untuk mengerjakan tugasnya”.45
Dari keseluruhan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa ada sebuah kesamaan pandangan bahwa faktor keluarga berpengaruh penting bagi siswa, keaktifan belajar siswa di rumah sangat berdampak dengan keadaan keluarga. Keharmonisan dalam keluraga sangat memberikan dampak positif dalam kemandirian belajar bagi siswa.
Tapi dari wawancara yang di lakukan peneliti terdapat ada beberapa orang tua siswa yang kurang aktif dalam memberikan dorongan untuk siswa dalam menumbuhkan kemandirian belajar, seperti orang tua meninggalkan anak meratau ke luar negeri sehingga menitipkan anak kepada neneknya, orang tua selalu menekan anak untuk selalu belajar di rumah tanpa mengetahui batasan-batasan kemampuan otak anak, orang tua kurang waktu mengawasi anak belajar dirumah karena kesibukan lain, orang tua kurang mengawasi pergaulan anaknya dirumah sehingga anak jarang meluangkan waktu untuk belajar.
Padahal setiap keluarga pasti menginginkan yang terbaik untuk anak akan tetapi anak terkadang salah memahami atas perintah dan perhatian dari orang tua, anak berpikir bahwa orang tua menekannya dan tidak memberi kebebasan padahal yang diinginkan orang tua mereka agar mereka dapat membiasakan diri untuk meluangkan waktu untuk belajar, dan orang tua yang kurang aktif dalam mengawasi anaknya akan membuat anak berpikir bahwa dia tidak diperhatikan oleh orang tuanya. Biasanya faktor dalam diri anak juga mempengaruhinya sehingga anak menjadi tidak mendengar nasehat orang tua dan bisa dikatakan tidak menuruti perintah orang tua seperti pernyataan yang disampaikan di atas.
Hal tersebut yang menyebabakan kemandirian belajar siswa manjadi kurang konsisten, bahkan perilaku siswa saat belajar di rumah ini berdampak pada minat dan perilaku siswa saat belajar di sekolah berdasrkan observasi peneliti waktu di sekolah terdapat masih banyak kemandirian belajar siswa yang masih kurang. Selain faktor internal yang mempengaruhi kurang kemandirian belajar siswa adapun faktor
45Rusnah, Orang Tua M. Ilham Aditya, Wawancara, Via Telpon. Tanggal 01 Juni 2022
47
eksternal seperti yang disampaikan oleh Ahmad Zikri Sya’bani siswa kelas IX bahwa:
2. Faktor Lingkungan
“Lingkungan yang baik akan melahirkan generasi yang berkualitas tetapi jika lingkungan tersebut kurang baik maka akan berpengaruh pada penduduknya seperti yang saya alami saya jarang berada di rumah seperti di lingkungan tempat tinggal saya banyak anak yang tidak sekolah atau putus sekolah, saya bergaul dengan teman- teman yang tidak sekolah sehingga mereka sering mengajak saya untuk tidak masuk sekolah dan bahkan saya jarang di rumah jadi apabila ada tugas saya tidak mengerjakan tugas tersebut”.46
Selain pernyataan Ahmad Zikiri Sya’bani adapun pernyataan yang disampaikan oleh Baiq Nurul Azmi siswa kelas IX:
“Kalau dilingkungan tempat tinggal saya anak- anak seusia saya di sana sering memilih-milih teman bergaul seperti yang saya alami anak-anak di sana bergaul dengan teman satu sekolahnya saja kalau berbeda sekolah dengan saya mereka tidak mau bermain bareng sehingga itu yang membuat saya tidak nyaman dengan mereka dan tidak bisa belajar bareng karena itu saya lebih memilih diam di rumah”.47
Adapun pernyataan lain yang disampaikan oleh bapak Ahmad Almuzani selaku guru BK di sekolah tentang faktor yang mempengaruhi kemandirian belajar siswa seperti:
“Dapat di lihat dari faktor lingkungan seperti keadaan situasi sekolah yang berpindah-pindah tempat lokasi sekolah, sebelumnya sekolah tersebut berasal dari sekolah satu atap dengan Madrasah Ibtidaiyah Negeri
46Ahmad Zikri Sya’bani, Siswa Kelas IX, Wawancara, 23 Maret 2022
47Baiq Nurul Azmi, Siswa Kelas IX, Wawancara, 23 Maret 2022
48
(MIN) Lombok Tengah. Dan dilihat dari keterbatasan sarana dan prasarana sekolah karena melakukan bimbingan harus ditempat khusus seperti ruangan konseling sedangkan untuk ruangan guru BK saja sampai saat ini belum ada, fasilitas yang lain belum tersedia karena kondisi sekolah belum stabil masih dalam proses pembenahan gedung sekolah yang baru dan termasuk anggaran juga belum ada dan siswanya hanya beberapa, jadi kalau untuk tekanan bimbingan konseling saat ini hanya mentargetkan siswa yang penting mau masuk sekolah. Peningkatannya sudah luar biasa karena dari sekolah asal-asalan menjadi siswa/i mulai mau disiplin masuk sekolah. Sehingga hal-hal tersebut membuat siswa/i sulit untuk menumbuhkan kemandirian belajar.48
Pernyataan pak Ahmad Almuzani sejalan dengan yang disampaikan oleh pak Hasan Nawadi selaku guru Bahasa Inggri:
“Faktor lingkungan sekolah dapat menjadi salah satu yang menyebabkan siswa kurang fokus dalam belajar karena seperti yang kita lihat suasana sekolah yang masih kurang bersih dan belum stabil karena baru beberapa bulan kita tempati setelah pindah dari lokasi sebelumnya yang mana sekolah kita berasal dari sekolah satu atap dengan Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Lombok Tengah. Dan untuk sekarang masih banyak kekurang fasilitas seperti kita mempunyai ruangan Laboratorium tapi untuk saat ini belum bisa digunakan karena belum di tata dan dirapikan”.49
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kemandirian belajar siswa dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti lingkungan bergaulnya dan lingkungan sekolah. Lingkungan bergaul
48Ahmad Almuzani, Guru BK, Wawancara, 23 Maret 2022. Pukkul 10..30
49Hasan Nawadi, Guru Bahasa Inggris MTs Negeri 6 Lombok Tengah, Wawancara, Via Telpon, 30 Mei 2022. Pukul 15.15
49
tersebut dapat mempengaruhi sikap dan pola pikir seseorang ketika berhadapan dengan masalah yang lebih sulit. Dan termasuk lingkungan masyarakat manjadi salah satu faktor karena adanya pergaulan yang tidak terkontrol pada anak seperti yang disampaikan oleh salah satu orang tua siswa yang menyatakan bahawa anaknya jarang di rumah dan lebih banyak bermain bahkan dengan siapa mereka bergaul akan berdampak pada diri anak. Jika di lihat dari faktor lingkungan sekolah karena sekolah tersebut sering berpindah- pindah lokasi, keadaan sekolah yang sederhana dan sarana prasarana yang terbatas seperti kurangnya fasilitas dalam kelas hal tersebut dapat berdampak pada kestabilan belajar siswa dan belum memiliki ruang BK khusus karena ruang BK-nya bergabung dengan ruang guru sebab itu siswa yang bermasalah menjadi kurang kondusif dalam penanganannya bahkan siswa merasa malu untuk menceritakan masalah yang dialami dan pihak sekolah mengizinkan siswa untuk membawa handpone ke sekolah, oleh karena itu dengan membawa handpone ke dalam kelas akan merusak konsentrasi belajar menjadi kurang fokus.
Berdasarkan observasi dan wawancara yang telah peneliti lakukan di MTs Negeri 6 Lombok Tengah pada saat proses bimbingan, peneliti mengamati proses bimbingan kelompok untuk menumbuhkan kemandirian belajar pada siswa.
a. Tahap pembentukan
Pada tahap ini pemimpin kelompok membentuk anggota kelompok sebanyak 3 kelompok berdasarkan nilai pada semester lalu dan masing-masing kelompok berjumlah 6 orang. Dalam kegiatan bimbingan ini yang di maksud pemimpin kelompok adalah guru BK (Konselor sekolah) yang mengarahkan dan bertanggung jawab atas kegiatan bimbingan yang dilakukan.
Setelah itu pemimpin kelompok meminta pada semua anggota kelompok untuk membuat satu kesepakatan untuk saling menghargai dan berjanji untuk tidak akan membocorkan apa yang di bahas dalam proses kegiatan bimbingan kelompok. Dalam layanan bimbingan ada komponen-komponen yang perlu
50
digunakan untuk memudahkan guru BK dalam melakukan proses bimbingan seperti yang disampaikan bapak Ahmad Almuzani:
“Dala bimbingan perlu menggunakan komponen- komponen yang sesuai dengan prosedur bimbingan kelompok, dalam pelaksanaan layanan bimbingan saya sebagai guru BK atau pemimpin kelompok dan membentuk siswa menjadi anggota kelompok dan dalam proses bimbingan saya membebaskan setiap kelompok memilih salah satu yang menjadi ketua kelompok, supaya dalam proses kegiatan bimbingan dapat terarah dan dikordinasikan oleh ketua kelompok. Dengan terbentuknya komponen tersebut proses bimbingan dapat dilakukan dengan lebih terarah”.50
Setelah terbentuknya bimbingan tersebut maka proses bimbingan dapat dilakukan. Seperti yang disampaikan oleh Bapak Ahmad Almuzani selaku guru Bimbingan Konseling MTs Negeri 6 Lombok Tengah:
“Sebelum memulai proses bimbingan pemimpin kelompok mengajak semua anggota kelompok untuk berdoa agar kegiatan berjalan lancar dan pemimpin kelompok yang memimpin doa. Setelah itu pemimpin kelompok melakukan pendekatan agar menciptakan rasa nyaman pada proses bimbingan sehingga masing-masing anggota kelompok memperkenalkan diri satu sama lain untuk mempererat hubungan dan saling mengenal lebih dekat dalam kegiatan bimbingan tersebut, seperti memperkenalkan nama, hoby, cita-cita dan mengungkap tujuan dan harapan-harapan yang ingin dicapai guna untuk mencairkan suasan sesama anggota kelompok sehingga terjalin kedekatan antar anggota.51 Kemudian pemimpin kelompok menjelaskan tentang bimbingan kelompok, tujuan bimbingan kelompok, manfaat
50Ahmad Almuzani, Wawancara, 24 Maret 2022. Pukul 08. 53
51Ahmad Almuzani, Guru Bimbingan Konseling MTs Negeri 6 Lombok Tengah, Wawancara, 24 Maret 2022
51
bimbingan kelompok, fungsi bimbingan kelompok dan lainnya yang berkaitan dengan dilakukannya bimbingan kelompok supaya anggota kelompok sedikit tahu tentang bimbingan kelompok dan termotivasi untuk terbuka mengemukakan kesulitan dan masalah yang dihadapi”.
Dari paparan di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa pada tahap pembentukan tersebut sebelum melakukan proses bimbingan kelompok guru BK membentuk dan mengatur kelompok sesuai dengan kemampuan siswa seperti yang disampaikan oleh guru BK sebelumnya.
b. Tahap Peralihan
Pada tahap ini pemimpin kelompok memastikan bahwa semua anggota kelompok siap untuk mengikuti kegiatan dan saling terbuka dengan masalah yang akan di bahas pada bimbingan kelompok tersebut. Kesiapannya dapat terlihat pada anggota kelompok yang tidak merasa malu antar anggota kelompok, semua anggota kelompok benar-benar serius dan siap mengikuti kegiatan bimbingan kelompok. Setelah semua peserta sudah siap maka dapat dilanjutkan ke tahap selanjutnya. Pada bimbingan kelompok tersebut pemimpin kelompok menggunakan teknik diskusi kelompok dalam melakukan bimbingan pada siswa seperti yang disampaikan oleh bapak Ahmad Almuzani sebagai guru Bimbingan Konseling di MTs Negeri 6 Lombok Tengah:
“Diskusi kelompok digunakan dalam bimbingan kelompok dimana melibatkan banyak orang seperti terbentuknya tiga kelompok. Pada setiap kelompok memiliki peran masing-masing seperti ketua dan notulis sehingga siswa lain menjadi peserta atau anggota, dengan memiliki peran pada masing-masing siswa akan timbul rasa tanggung jawab dan saling menghargai dan dari sana akan terlihat bagaimana kemandirian siswa.
Melalui kegiatan ini anggota kelompok dapat berlatih untuk memenuhi tanggung jawab supaya terbentuk kemandirian belajar siswa. Dengan model tersebut
52
membantu masing-masing anggota bimbingan kelompok untuk meningkatkan semangat belajarnya”.52
c. Tahap Kegiatan
Tahap ini merupakan tahap inti dari bimbingan kelompok, pada tahap ini dipersilahkan bagi pemimpin kelompok untuk menyampaikan materi bimbingan terkait dengan permasalahan yang dihadapi anggota kelompok untuk menumbuhkan kemandirian belajar. Pada awalnya anggota kelompok terlihat antusiasme mengikuti kegiatan bimbingan tersebut. Sehingga pemimpin kelompok mempersilahkan masing-masing anggota kelompok untuk meneceritakan permasalahan yang dialami terkait kurangnya kemandirian belajar siswa akan tetapi anggota kelompok terlihat kebingungan untuk mulai menceritakan permasalahan tersebut kemudian pemimpin kelompok mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengarah agar mempermudah anggota kelompok dan memperoleh jawaban. Pemimpin kelompok yakni guru BK bapak Ahmad Almuzani, S.Ag. Memberikan umpan petanyaan kepada anggota kelompok dengan kalimat sebagai berikut.
“Anak-anak mungkin kalian merasa kebingungan untuk mulai menceritakan masalahnya yang dialami, silahkan kalian ceritakan dengan berpatokan pada pertanyaan ini. Sejak kapan kalian merasa kurang mandiri dalam belajar sehingga sering mengeluh terhadap tugas dan apa faktor penyebabnya”.53
Setelah pemimpin kelompok memberikan pertanyaan tersebut anggota kelompok mulai paham sehingga dapat menceritakan keluhan mereka. Dan pemimpin kelompok memberikan kesempatan pada anggota kelompok untuk mengeluarkan apa saja yang menjadi kesulitan mereka sehingga memudahkan pemimpin kelompok dan anggota kelompok untuk
52Ahmad Almuzani, Guru Bimbingan Konseling MTs Negeri 6 Lombok Tengah, Wawancara, 24 Maret 2022
53Ahmad Almuzani, Wawancara,….. 24 Maret 2022
53
mendapatkan solusi atau jalan keluar secara bersama untuk dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi. Seperti yang disampaikan oleh Baiq Laela Oktaviana Putri siswa kelas IX:
“Keluhan saya saat belajar karena semenjak pandemi jam pelajaran di kelas dipersingkat sehingga waktu belajar lebih kurang dan faktor itulah membuat saya sulit memahami pelajaran”.54
Adapun pernyataan lain yang disampaikan oleh Asriliyana Eka Putri sebagai anggota kelompok:
“Saya merasa kesulitan saat belajar ketika guru menjelaskan materi, saya sulit memahami materi yang disampaikan walaupun sudah dijelaskan kembali seperti susah menangkap penjelasan harus dijelaskan berkali- kali baru bisa mengerti tapi tidak di semua mata pelajaran hanya di mata pelajaran tertentu saja seperti di pelajaran Matematika”.55
Pernyataan yang disampaikan Asriliyana Eka Putri selaras dengan yang disampaikan oleh Hilal Abdi Royan salah satu anggota kelompok:
“Saya merasa kesulitan memahami pelajaran karena menurut saya materinya sulit tapi hanya di mata pelajaran yang tidak disukai seperti mata pelajaran Matematika dan Bahasa Inggris. Saya kurang minat pada mata pelajaran tersebut karena menurut saya Matematika sulit memahami pada rumus-rumusnya dan di Bahasa Inggris kesulitan di bacaan karena berbeda dengan penulisan”.56
Berdasarkan wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa hampir sama keluhan atau kesulitan yang dialami siswa namun dari segi yang berbeda sehingga siswa sulit menumbuhkan
54Baiq Laela Oktaviana Putri, siswa kelas IX, Wawancara, 24 Maret 2022
55Asriliyana Eka Putri, siswa kelas IX, Wawancara, 24 Maret 2022
56Hilal Abdi Royan, siswa kelas IX, Wawancara, 24 Maret 2022