• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evina Laila Mardiani - etheses UIN Mataram

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Evina Laila Mardiani - etheses UIN Mataram"

Copied!
129
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pencapaian prestasi belajar sekolah yang optimal dalam proses belajar siswa dicapai dengan adanya kemandirian belajar siswa. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan “Layanan Bimbingan Kelompok Untuk Membina Kemandirian Belajar Siswa Kelas IX MTs Negeri 6 Lombok Tengah”.

Rumusan Masalah

Mengingat kesulitan-kesulitan yang ada di sekolah-sekolah tersebut, mendorong kemandirian belajar menjadi sangat penting bagi siswa khususnya di kelas IX. kelas sangat diperlukan, karena mengingat bahwa IX. di sekolah maupun di luar sekolah (di rumah). ), perlu adanya penerapan bimbingan kelompok untuk kemandirian belajar siswa yang lebih besar. Bagaimana proses pelaksanaan layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa dengan metode peningkatan kemandirian belajar siswa melalui metode diskusi kelompok di kelas IX MTs Negeri 6 Lombok Tengah.

Tujuan Dan Manfaat Penelitian

Bagaimana hasil layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa dengan metode diskusi kelompok di kelas IX MTs Negeri 6 Lombok Tengah.

Ruang Lingkup Dan Setting Penelitian

Telaah Pustaka

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan kemandirian belajar siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri 2 Rejang Lebong. 8Sri Asmawanti, “Efektivitas layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan kemandirian belajar siswa kelas XI.IPS 3 SMA Negeri 2 Rejang Lebong”, (Skripsi FT Institut Agama Islam Negeri (IAIN), Curup, 2019).

Kerangka Teori

  • Layanan Bimbingan Kelompok
  • Diskusi Kelompok
  • Kemandirian Belajar

Rizki Djibran dkk, “Layanan bimbingan kelompok dan dampaknya terhadap harga diri siswa”, Jurnal Ilmiah, Agustus 2017,. halaman 302. Ada dua pihak yang berperan dalam layanan bimbingan kelompok, yaitu ketua kelompok dan peserta atau anggota kelompok. a) Ketua kelompok.

Metode Penelitian

Kegiatan ini berisi pelaksanaan kegiatan layanan bimbingan kelompok yang dilakukan oleh guru konsultasi dan peneliti untuk mendorong kemandirian belajar siswa. Tahap aktivitas, tahap ini merupakan langkah tindak lanjut bagi peneliti dan guru BK setelah melakukan layanan bimbingan. Rencananya, kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah evaluasi setelah pelaksanaan layanan bimbingan kelompok untuk mengetahui hasil dari layanan tersebut.

Peneliti dan guru BK menyusun rencana evaluasi dan kegiatan untuk mengetahui perubahan setelah diberikan layanan, guru BK bekerja sama dengan guru matematika untuk melakukan evaluasi. Refleksi, pada poin ini peneliti dan guru BK membahas perubahan yang positif ke arah yang lebih baik untuk memperoleh hasil yang cukup baik. Peneliti akan mewawancarai guru BK karena, 1) guru BK membimbing dan mengetahui bagaimana kegiatan yang dilakukan oleh siswa selama berada di lingkungan sekolah dan guru BK membantu siswa untuk memecahkan masalah dan persoalan yang dialami siswa.

Dan peneliti mewawancarai 6 siswa kelas IX karena siswa tersebut sering dipanggil oleh guru pembimbing karena permasalahannya masing-masing, seperti siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar, ada yang sering masuk tanpa penjelasan, ada yang mengalami bullying dan lain-lain, siswa dapat melihat siapa yang memiliki kemandirian belajar dengan siswa yang belum mampu belajar mandiri. Dalam penelitian kualitatif, keabsahan data dan temuan sangat diperlukan untuk membuktikan kesesuaian antara data yang diteliti dengan kenyataan sehingga data tersebut menjadi valid.

PAPARAN DAN TEMUAN

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

  • Sejarah Singakat Berdirinya MTs Negeri 6 Lombok
  • Visi dan Misi MTs Negeri 6 Lombok Tengah
  • Letak Geografis MTs Negeri 6 Lombok Tengah
  • Keadaan Guru dan Pegawai di MTs Negeri 6 Lombok
  • Struktur Organisasi MTs Negeri 6 Lombok Tengah
  • Keadaan Sarana Prasaran MTs Negeri 6 Lombok Tengah

Berdasarkan observasi dan wawancara yang peneliti lakukan selama proses bimbingan di MTs Negeri 6 Lombok Tengah, peneliti mengamati proses bimbingan kelompok untuk mendorong kemandirian belajar pada siswa. Dalam bimbingan kelompok ini ketua kelompok mengangkat tema tumbuh kembangnya kemandirian belajar siswa kelas IX sesuai dengan permasalahan atau kesulitan yang dihadapi. Dalam melaksanakan layanan bimbingan kelompok untuk mendorong kemandirian belajar, terdapat komponen yang digunakan dalam layanan bimbingan kelompok selain tahapan yaitu.

92 Fini Yolanda Hasibuan, “Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Terhadap Kemandirian Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 7 Medan”, (Disertasi, FKIP Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Medan, 2017), hlm. Pada bab sebelumnya, peneliti dapat melihat hasil yang signifikan dari proses pelaksanaan layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa dengan teknik diskusi kelompok di MTs Negeri 6 Lombok Tengah. Hal ini menunjukkan keberhasilan bimbingan kelompok dalam meningkatkan kemandirian belajar siswa dengan teknik diskusi kelompok di MTs Negeri 6 Lombok Tengah.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan konseling kelompok dengan teknik diskusi kelompok dapat meningkatkan kemandirian belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian tentang layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa IX. kelas di MTs Negeri 6 Lombok Tengah, peneliti memberikan saran kepada pihak terkait berdasarkan permasalahan yang muncul. Apakah ada perubahan layanan konseling kelompok sebelum dan sesudah layanan konseling dilaksanakan dalam mendorong kemandirian belajar siswa.

Wawancara dengan guru pembimbing tentang proses pelaksanaan layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa.

Proses Penerapan Layanan Bimbingan Kelompok Untuk

Hasil Layanan Bmbingan Kelompok Dapat Menumbuhkan

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru pembimbing, guru mata pelajaran dan beberapa siswa di MTs Negeri 6 Lombok Tengah dalam pelaksanaan layanan bimbingan kelompok, peneliti mengamati proses bimbingan kelompok untuk memperoleh hasil yang dapat mendorong kemandirian belajar siswa. Ketika saya memberikan tugas individu, saya memberi tahu siswa IX. ditekankan kepada seisi kelas untuk tidak bekerjasama dengan temannya, diancam seperti (jika ada yang kedapatan bekerja sama, dikurangi nilainya, meskipun jawabannya benar)”. 66. Sebelumnya mereka mendapatkan layanan konseling bagi siswa IX. kelas, sebagian besar dari mereka tidak dapat meningkatkan kemandirian belajar, yang terlihat dari kebiasaan mereka selama pembelajaran di kelas, mereka sering meminta jawaban atau meminta bantuan teman mereka, dan setelah menerima layanan bimbingan kelompok, terjadi perubahan pada mereka, mereka tidak lagi tergantung temannya, ketika mengerjakan tugas mereka berusaha mengerjakan sendiri tugasnya, jika ada yang tidak dimengerti mereka bertanya kepada teman atau guru ketika mereka khawatir, intinya perubahannya adalah siswa ini mau mencoba untuk memenuhi kewajibannya."

Dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa dengan melakukan layanan bimbingan kelompok membuat siswa kelas IX mengalami perubahan dalam kemandirian belajarnya sehingga siswa tidak lagi bergantung kepada temannya dalam pengerjaan tugas, hal ini terlihat ketika mereka berusaha untuk menyelesaikan tugasnya. mengerjakan tugas sendiri dan tidak saling bertukar jawaban dengan temannya dan jika ada yang kurang paham bertanya kepada temannya atau guru yang bersangkutan dan kembali meminta klarifikasi seperti pernyataan salah satu siswa berinisial (AEP) bahwa . Dari pernyataan tersebut terlihat bahwa perubahan siswa menjadi lebih baik terlihat pada sikap siswa yang senang ketika memberikan pernyataan tersebut karena layanan bimbingan yang diberikan dapat mengubah cara berpikir siswa menjadi lebih baik. Oleh karena itu saya juga merasa terbantu dengan pelayanan yang diberikan oleh guru BK karena ada perubahan pada siswa kelas IX.

Sehingga para guru di MTs Negeri 6 Lombok merasa sangat terbantu dengan adanya layanan bimbingan kelompok tersebut. Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti melalui penerapan layanan bimbingan kelompok dengan metode diskusi kelompok pada siswa kelas IX MTs Negeri 6 Lombok Tengah menurut peneliti berhasil karena penggunaan metode diskusi kelompok meningkatkan perubahan. dalam kemandirian belajar siswa, hal ini berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti dari observasi awal hingga observasi terakhir.

PEMBAHASAN

Proses Penerapan Layanan Bimbingan Kelompok Untuk

Subyek penelitian ini adalah siswa MTs Negeri 6 Lombok Tengah yang masih kurang mandiri dalam belajar. Oleh karena itu, guru bimbingan belajar dalam penelitian ini memberikan pendampingan kepada siswa untuk membentuk kemandirian belajar siswa dengan menggunakan jasa bimbingan belajar kelompok. Dalam proses bimbingannya, guru pembimbing menggunakan teknik diskusi kelompok.

Hasil Layanan Bmbingan Kelompok Dapat Menumbuhkan

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa kemandirian belajar siswa dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti lingkungan sosial dan lingkungan sekolah. Melalui kegiatan ini anggota kelompok dapat berlatih menunaikan tanggung jawab sehingga terbentuk kemandirian belajar siswa. Tahap ini merupakan tahap inti dari kepemimpinan kelompok, pada tahap ini ketua kelompok dipersilakan untuk menyampaikan materi bimbingan terkait masalah yang dihadapi anggota kelompok untuk mendorong kemandirian belajar.

Selain untuk menumbuhkan kemandirian belajar siswa, tujuan dari layanan bimbingan belajar kelompok adalah untuk mengembangkan keterampilan sosial dan melatih kemampuan siswa untuk berkomunikasi dengan semua orang dan menambah pengetahuan mereka, karena ini merupakan tahapan pelatihan yang penting pada usia mereka. Sejalan dengan penjelasan guru pembimbing yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, bahwa kurangnya kemandirian belajar siswa dipengaruhi oleh faktor keluarga. Peran kelompok tidak akan terwujud tanpa adanya partisipasi aktif anggota kelompok.92 Dalam kegiatan bimbingan belajar, peran anggota kelompok melibatkan siswa kelas IX MT Negeri 6 Lombok Tengah sebagai peserta kegiatan bimbingan belajar untuk mendorong kemandirian belajar.

Dalam rangka implementasi layanan bimbingan kelompok dalam penelitian ini, seperti yang dikatakan oleh guru pembimbing dan khususnya guru Bahasa Inggris, “untuk mendorong kemandirian belajar khususnya bagi siswa, dan melatih siswa untuk memiliki kekompakan kerjasama yang baik tanpa harus selalu bergantung pada orang lain, dan siswa dapat mengembangkan keterampilan dan pengetahuan bersosialisasi dan komunikasi yang baik. Hal ini merupakan hasil dari seorang guru pembimbing yang memberikan bimbingan dan solusi untuk mengatasi masalah kemandirian belajar yang rendah. Hasil pelaksanaan layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa melalui diskusi kelompok Tekniknya adalah adanya perubahan kemandirian belajar siswa yang sebelumnya rendah dan kurang aktif dalam belajar serta tidak dapat mengatur waktu belajar dengan baik menjadi lebih efektif.

Sehingga membuat siswa bersemangat untuk mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas merupakan pengaruh atau perubahan dalam mendorong kemandirian belajar siswa.

Saran-saran

Anis Nuril Laili Sulistyowati, “Layanan Bimbingan Kelompok untuk Meningkatkan Keterampilan Belajar Siswa”, Jurnal Penelitian Pendidikan Islam, Vol. Erlina Permata Sar, i “Pengembangan Model Layanan Bimbingan Kelompok Menggunakan Teknik Sosiodrama Untuk Meningkatkan Hubungan Prososial”, Jurnal Bimbingan Konseling, Vol. Fini Yolanda Hasibuan, “Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Terhadap Kemandirian Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 7 Medan”, Skripsi, FKIP Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Medan, 2017.

Gusnita, Melisa, dkk, “Kemandirian Belajar Siswa Melalui Model Berpikir Pembelajaran Kolaboratif Kuadratik (TPSq)”, Jurnal BSIS, Vol. Satria, “Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Menggunakan Teknik Home Room Dalam Meningkatkan Kemandirian Belajar Di SMPN 12 Bandar Lampung”, Skripsi, UIN FTK Raden Intan Lampung, 2021. Rizki Djibran dkk, “Layanan Bimbingan Kelompok dan Dampaknya Terhadap Siswa I -esteem", majalah Science, Agustus 2017.

Nurhidayah Nasution, Rizcka Fatya Rahayu, dkk “Pengaruh Kemandirian Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa”, Journal of Outdoor Education, Vol. Sri Asmawanti, “Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dalam Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa Kelas XI.IPS 3 SMA Negeri 2 Rejang Lebong”, Skripsi FT Institut Agama Islam Negeri (IAIN), Curup, 2019.

Gambar

Table 2.1  Keadaan Guru di MTs Negeri 6 Lombok Tengah

Referensi

Dokumen terkait

Hipotesis peneliti tindakan bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut “ layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama dapat meningkatkan sikap prososial

3 Melaksanakan Rencana Gambar 2.8 Hasil Jawaban Melaksanakan Rencana S4 Pada Soal Nomor 3 Berdasarkan gambar 2.8 dapat diuraikan sebagai berikut: S4 Tidak tepat dalam menjawab soal

2 Selalu ingin makan yang halal adalah kebutuhan yang menjadi awal masalah saya dalam pemilihan makanan 3 Pengalaman pribadi adalah informasi yang paling akurat yang saya jadikan

Adapun kelebihan menggunakan metode eksperimen ini adalah siswa semakin aktif untuk berbuat dan memecahkan sendiri, dapat melaksankan langkah-langkah dalam berfikir ilmiah, pengertian

Secara teoritis tujuan penting yang lain dari pembelajaran model resource based learning belajar berdasarkan sumber adalah untuk mendidik dan menanamkan sikap dan sifat mandiri,

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Ustadz Hamdani terkait dengan proses bimbingan pelaksanaan pengamalan tarekat qodiriah wa naqsabandiah, diutarakan bahwa: “Mursyid dalam hal

Dari hasil wawancara dengan ketua lembaga yaitu faktor pendukung enabling factors perubahan perilaku berkaitan juga dengan memanfaatkan SDM yang ada dalam struktur organisasi untuk

120 Hal ini didukung dengan nilai koefisien determinasi R2 sebesar 0,897 yang menunjukkan presentase kontribusi pengaruh pembiayaan murabahah, tabungan wadiah dan deposito mudharabah