BAB 1 PENDAHULUAN
F. Kerangka Teori
3. Kemandirian Belajar
Belajar adalah suatu proses atau upaya yang dilakukan setiap individu untuk mendapatkan perubahan tingkah laku, baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai positif sebagai suatu pengalaman dari berbagai materi yang telah dipelajari. Belajar juga dapat di artikan sebagai segala aktivitas psikis yang dilakukan oleh setiap individu sehingga tingkah lakunya berada antara sebelum dan sesudah belajar. Perubahan tingkah laku atau tanggapan, karena adanya pengalaman baru, memiliki kepandaian/ilmu setelah belajar, dan kativitas berlatih.
Arti belajar adalah suatu proses perubahan kepribadian seseorang dimana perubahan tersebut dalam bentuk peningkatan kualitas perilaku, seperti peningkatan pengetahuan, keterampilan, daya pikir, pemahaman, sikap, dan berbagai kemampuan lainnya.17
Belajar merupakan hal yang vital dalam kehidupan manusia, karena “sebagaian besar perkembangan individu berlangsung melalui kegiatan belajar”. Belajar juga merupakan hal yang vatal dalam setiap usaha pendidikan, sehingga dapat dikatakan tiada pendidikan tanpa belajar. Proses belajar berlangsung sepanjang hidup manusia, terjadi kapan dan dimana saja, sehingga mestinya tiada hari tanpa belajar, dengan atau tanpa guru sekalipun. Belajar didefinisikan sebagai “Study is the
17Ahdar Djamaluddin dan Wardana, Belajar Dan Pembelajaran (4 Pilar Peningkatan Kompetensi Pedagogis), (Sulawesi Selatan: CV. Kaaffah Learning Center, 2019), hlm. 6.
18
process of applying the mind in order to acquire knowledge”. Proses belajar terjadi karena ada intraksi antara individu dengan lingkungan, seperti “belajar merupakan proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu dalam berintraksi dengan lingkungannya”.18
b. Kemandirian Belajar
Kemandirian dalam bahasa Indonesia berasal dari kata mandiri yang memiliki arti keadaan dapat berdiri sendiri dan tidak bergantung pada orang lain. Dalam refrensi bahasa asing, kemandirian sering di sebut dengan autonomy.
Adapun Kemandirian berkaitan dengan kebebasan sebagaimana yang telah dinyatakan bahwa “autonomy is usually identified with individual independence”. Adapun pendapat lain mengatakan bahwa kemandirian beraitan dengan mengatur diri sendiri dan bebas. Kemandirian yang merujuk pada kebebasan (independence) mengacu kepada kapasitas indvidu untuk memperlakukan diri sendiri. Dan selain itu kemnadirian adalah kondisi seseorang dalam kehidupannya yang mampu memutuskan atau mengerjakan sesuatu tanpa bantuan orang lain.
Makna kemandirian belajar dapat mengacu kepada beberapa istilah, antara lain: “Independent learning, self directed learning. Autonomous learning, self instruction, self accsess, self study, self education, out-of-class learning, self-planned learning”.
Beberapa istilah tersebut meskipun masing-masing lebih menekankan kepada aspek dari sudut pandang tertentu, namun didalamnya sama-sama mengandung makna kemampuan dan sikap mengontrol sendiri kegiatan belajarnya. Dari beberapa istilah tersebut, independent learning dan self directed learning lebih sering digunakan untuk menunjukkan adanya kemandirian belajar. Istilah belajar sendiri (learning by yourself) tidak sama
18Eti Nurhayati, “Bimbingan Konseling & Psikoterapi Inovatif”, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2011), hlm.19.
19
dengan kemampuan belajar oleh diri sendiri (the capacity to learn by yourself).
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kemandirian adalah suatu sikap dan perilaku individu mengatur diri sendiri dan tidak bergantung pada orang lain untuk menyelesaikan semua tugas dalam kehidupannya, termasuk belajar.19
Beberapa pendapat yang popular menjelaskan bahwa kemandirian belajar sebagai kemampuan diri mengambil tanggung jawab belajarnya. Kemandirian belajar juga diartikan sebagai relasi psikologis pembelajar dengan proses dan materi pembelajaran. Kemandirian belajar juga didefinisikan sebagai suatu situasi di mana pembelajar bertanggung jawab penuh mengambil keputusan dan menerapkannya dalam pembelajaran.
Konsep belajar mandiri biasa di kenal dan selalu dikaitkan dengan sistem pendidikan terbuka, karena porsi kegiatan belajar mandiri lebih dominan daripada kegiatan belajar tatap muka.
Dalam sistem pendidikan yang demikian ini pembelajar di tuntut untuk memiliki kemandirian belajar yang lebih tinggi di banding pembelajar pada pendidikan biasa. Dengan demikian belajar mandiri adalah suatu bentuk belajar di pendidikan terbuka yang memberikan otonomi dan tanggung jawab kepada pembelajar untuk berinisiatif dan berperan aktif dalam mengatur diri sendiri sebagai aspek kegiatan belajar sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya, tanpa selalu tergantung kepada orang lain.20 Kemandirian dalam belajar bukan berarti siswa belajar sendiri, akan tetapi siswa belajar dengan inisiatifnya sendiri tanpa paksaan dari siapapun. Siswa yang memiliki kemandirian belajar akan mampu bekerja secara individu maupun kelompok dan berani mengemukakan gagasan atau ide yang dimiliki.21
19Muhammad Sobri, Kontribusi Kemandirian dan Kedisiplinan Terhadap Hasil Belajar, (Indonesia: Guepedia, 2020), hlm. 7.
20Eti Nurhayati, Ibid, hlm. 57-58.
21 Gusnita, Melisa, dkk, “Kemandirian Belajar Siswa Melalui Model
Pembelajaran Kooperatif Think Pair Square (TPSq)”, Jurnal BSIS, Vol. 3 Nomor 2, April 2021, hlm. 287.
20
Jadi dapat disimpulkan belajar harus dimulai dari kesadaran diri sendiri dan tanpa ada paksaan dari luar, apabila para siswa merasa ada paksaan atau rasa tidak suka, maka proses belajar akan menjadi kurang efektif karena secara tidak sadar akan terbentuk penghalang dalam pikiran siswa untuk menolak informasi yang diberikan. Di tambah lagi siswa harus belajar dari pagi sampai siang pasti akan merasa jenuh dan bosan karena siswa akan jenuh jika belajar hanya dengan metode teori saja, hal tersebut yang membuat rasa tidak suka dan minat belajar siswa rendah yang akhirnya menyebabkan siswa menjadi kurang semangat untuk belajar.
c. Ciri-ciri Kemandirian Belajar
Menurut Pannen Menegaskan bahawa ciri utama dalam belajar mandiri bukanlah ketiadaan guru, siswa, atau tidak adanya pertemuan tatap muka. Menurutnya, yang menjadi ciri utama dalam belajar mandiri adalah adanya pengembangan kemampuan siswa untuk melakukan proses belajar yang tidak tergantung pada faktor guru, teman dan lain-lain. Berdasarkan uraian di atas maka ciri-ciri kemandirian belajar adalah sebagai berikut:
1) Percaya diri, siswa yang kepada percaya diri sendiri akan berpikir positif dalam menjalankan tugas belajarnya, sebaliknya yang tidak percaya diri akan berpikir negatif, yaitu berpikir secara ragu-ragu dan jika akan melakukan pekerjaan.
2) Mampu bekerja sendiri
3) Menguasai keahlian dan keterampilan yang sesuai dengan kerjanya
4) Menghargai waktu 5) Tanggung jawab22
d. Aspek-aspek kemandirian belajar
Keseharian siswa sering di hadapkan pada permasalahan yang menuntut siswa untuk mandiri dan menghasilkan suatu
22Anto Purwo Santoso, Kecakapan Intrapersonal, (Yogyakata: Andi Offset, 2012), hlm. 81.
21
keputusan yang baik. Adapun kemandirian terdiri dari beberapa aspek, yaitu:
1. Personal Anttributes
Personal Anttributes merupakan aspek yang berkenaan dengan motivasi dari pembelajar, penggunaan sumber belajar, dan strategi belajar. Motivasi belajar merupakan keinginan yang terdapat pada diri seseorang yang meran gsang pembelajaran untuk melakukan keinginan belajar. Dalam belajar, sumber belajar yang digunakan siswa tudak terbatas, asalkan sesuai dengan materi yang dipelajari dan dapat menambah pengetahuan siswa. dan strategi belajar disini adalah segala usaha yang dilakukan siswa untuk menguasai materi yang sedang dipelajari, termasuk usaha yang dilakukan apabila siswa tersebut mengalami kesulitan.
2. Processes
Processes merupakan aspek yang berkenaan dengan otonomi proses pembelajaran yang dilakukan oleh pembejar meliputi perencanaan, monitoring, serta evaluasi pembelajaran.
Kegiatan perencanaan meliputi:
a) Mengelola waktu secara efektif (pembuatan jadwal belajar, menyusun kalender studi untuk menulis atau menandai tanggal-tanggal penting dalam studi, tanggal penyerahan tugas makalah, tugas PR, dan tanggal penting lainnya, mempersiapkan buku, alat tulis, dan peralatan belajar lainnya).
b) Menentukan prioritas dan menata diri (mencari tahu mana yang paling penting dillakukan terlebuh dahulu dan kapan mesti dilakukan).
3. Learning Context
Fokus dari learning context adalah faktor lingkungan dan bagaimana faktor tersebut mempengaruhi tingkat kemandirian pembelajar. Ada beberapa faktor konteks pembelajaran yang dapat mempengaruhi pengalaman mandiri pembelajar antara lain, structure dan nature of task.
Berikut ini adalah aspek-aspek kemandirian belajar, yaitu:
22
a) Emosi, aspek ini ditunjukkan dengan kemampuan mengontrol emosi dan tidak bergantung kepada orang tua.
b) Emosi, aspek ini ditujukkan dengan kemampuan mengatur ekonomi dan tidak bergantungnya kebutuhan ekonomi pada orang tua.
c) Intelektual, aspek ini ditunjukkan dengan kemampuan untuk mentasi berbagai masalah yang dihadapi.
d) Sosial, aspek ini ditunjukkan dengan kemampuan untuk atau menunggu aksi dari orang lain.23
e. Manfaat kemandirian belajar
Ada beberapa manfaat kemandirian belajar antara lain sebagai berikut:
1. Memberikan kecerdasan kepada orang lain. Siswa harus memiliki kepintaran untuk bisa berkopentendi dalam kelas maupun diluar.
2. Memperdalam penyelidikan. Siswa bisa memperdalam penyelidikan dengan tekun dan rajin.
3. Menanamkan cara untuk berusaha sendiri tanpa menggantungkan orang lain.
4. Menambahkan daya ingat. Siswa harus bisa memperkuat daya ingat di dalam pikirannya.
5. Menambahkan pengalaman. Siswa harus bisa menambahkan wawasan dari teman maupun orang lain yang bisa bertukar pikiran.
6. Menyelesaikan persoalan. Siswa dapat memberikan solusi pada setiap persoalan yang dihadapi.
7. Mementingkan ketetapan. Siswa bisa memilih dan memilah terhadap keputusan yang diambil.
8. Bisa berimajinatif. Siswa harus bisa mengembangkan idenya.
9. Bersikap teliti. Siswa harus bisa cermat terhadap terhadap persoalan apapun.
23Atica Sella, “Pengaruh Kemandirian Belajar Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Pada Materi Klasifikasi Makhluk Hidup Kelas X SMA Muhammadiyah Limbung”, (Skripsi, FKIP Universitas Muhammadiyah Makasar, 2020), hlm. 9-11.
23
10. Meyakini diri sendiri. Siswa harus bisa percaya bahwa persoalan pasti ada solusinya.
11. Sebagai pelajaran buat diri sendiri. Siswa bisa mengevaluasi dirinya sendiri agar kedepannya bisa lebih baik.24
f. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian belajar
Kemandirian belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor yang ada dalam dirinya sendiri (faktor endogen) dan faktor-faktor yang terdapat diluar dirinya (faktor eksogen):
1) Faktor internal
Faktor internal adalah semua pengaruh yang bersumber dari dirinya sendiri, seperti keadaan keturunan dan konstitusi tumbuhnya sejak dilahirkan dengan segala perlengkapan yang melekat padanya. Segala sesuatu yang dibawa sejak lahir adalah bekal dasar bagi pertumbuhan dan perkembangan individu selanjutnya. Bermacam-macam sifat dasar dari ayah dan ibu mungkin akan di kembangkan di dalam diri seseorang, seperti bakat, potensi intelektual dan potensi pertumbuhan tubuhnya.
2) Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah semua keadaan atau pengaruh yang berasal dari luar dirinya, sering pula dinamakan dengan faktor lingkungan. Lingkungan hidup yang dihadapi individu sangat mempengaruhi perkembangan kepribadian seseorang, baik dalam segi negatif maupun positif. Lingkungan keluarga dan masyarakat yang baik terutama dalam bidang nilai dan kebiasaan-kebiasaan hidup akan membentuk kepribadian, termasuk pula dalam hal kemandirian.25
24Irfan Sugianto, Savitri Suryandari, dkk, “Efektivitas Model pembelajaran Inkuiri Terhadap Kemandirian Belajar Siswa Di Rumah”, Jurnal Inovasi Penelitian, Vol.
1, No 2, Agustus 2020, hlm. 165.
25Dedy Syahputra, “Pengaruh Kemandirian Belajar Terhadap Kemampuan Memahami Jurnal Penyesuaian Pada Siswa SMA Melati Perbaungan”, At-Tawassuth, Vol. II, No 2, 2017, hlm. 371-372.
24 g. Karakteristik kemandirian belajar
Dalam kemandirian belajar ada lima karakteristik antara lain:
1. Keyakinan, sikap yang harus dimiliki oleh siswa agar bisa berkompeten. Siswa bisa memahami materi oleh guru.
2. Bisa berusaha sekuat tenaga, siswa harus bisa berusaha sekuat tenaga untuk diberikan oleh guru.
3. Memahami bidang serta keahlian yang sama dengan tugasnya.
Siswa harus bisa kerajinan agar bisa memiliki keahlian yang khusus di bidangnya.
4. Memandang peluang, siswa tidak boleh bergantungg kepada orang lain. Siswa bisa memberikan perubahan yang lebih baik.
5. Menerima resiko, siswa harus menerima resiko, dari dalam kelas ataupun dari luar kelas.26
G.Metode Penelitian