BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
7. Visi dan Misi Madrasah
Adapun visi dan misi MTs Al-Ikhlashiyah Perampuan dalam melaksanakan proses pendidikan dan pengajaran adalah:
a. Visi
Unggul, Cerdas, dan Seni dalam Imtaq b. Misi
1). Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan akhlak mulia yang berdasarkan Iman dan Taqwa.
2). Meningkatkan kemampuan siswa dalam meraih prestasi bidang akademik.
3). Memupuk semangat siswa dalam berkompetisi dibidang seni kaligrafi dan dekorasi serta olahraga.
4). Meningkatkan kemampuan siswa di bidang tahfiz.57
B. Peran Guru Akidah Akhlak Dalam Membina Etika Berpakaian Pada Siswa Kelas VIII MTs Al-Ikhlashiyah Perampuan Tahun Pelajaran 2016/2017
Peran Guru Akidah Akhlak dalam lingkungan Madrasah sesuatu kewajiban yang harus dilakukan untuk mendidik para siswa agar dapat menjadi siswa semistinya yang memang diharapkan oleh para guru diharapkan mampu memberikan perubahan baik sikap, perilaku dan pola fikir serta akhlak atau etika berpakaian pada anak didik di Madrasah, begitu pula dalam proses pendidikan dan pembelajaran, guru dan orang tua diharapkan mampu membimbing dan mengarahkan anak didiknya terutama dalam etika berpakaian dalam kehidupan sehari-hari, sebab etika berpakaian yang baik merupakan cerminan kepribadian yang baik pula pada anak didik. Meskipun demikian kenyataannya dalam kehidupan sehari-hari tidak semua anak didik mampu menunjukkan etika berpakaian yang baik sebagaimana yang diharapkan, meskipun sudah di didik dan dibina dengan berbagai kegiatan yang dilakukan di Madrasah.
Peran guru akidah akhlak di sekolah, sangatlah dibutuhkan dalam upaya membina etika berpakaian pada diri siswa. Ini artinya, guru memiliki peran yang sangat penting terutama dalam mengajar, mendidik dan menanamkan nilai-nilai etika berpakaian kepada anak didik, sehingga menjadi
57Dokumentasi, MTs Al-Ikhlasyiah Perampuan, 29 April 2017.
anak yang memiliki budi pekerti yang luhur dan etika berpakaian yang baik sesuai dengan tuntutan dan Ajaran Agama Islam.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti bahwa keberadaan guru akidah akhlak di Madrasah memiliki peran penting dalam membina etika berpakaian seperti hal yang dilakukan oleh guru akidah akhlak di MTs Al- Ikhlashiyah Perampuan sebagai pengerak dalam kegiatan ceramah agama dan guru akidah akhlak secara langsung mencotohkan para muridnya tentang etika berpakaian yang baik, hal tersebut selalu dibarengi dengan pengawasan terhadap para siswa ketika berada dalam lingkungan Madrasah untuk mencegah pelanggaran aturan baik cara berpakaian maupun aturan seragam sekolah sesuai dengan ketentuan hari, guru akidah akhlak juga ketika sebelum memulai kegiatan belajar mengajar terlebih dahulu memberikan nasehat- nasehat kepada peserta didik dengan bentuk kultum.58
Sedangkan beberapa hasil wawancara dengan kepala MTs Al- Ikhlashiyah Perampuan (Sayadi SE) mengatakan bahwa :
Kalau peran guru akidah akhlak itu posisinya penting karena salah satu guru yang berperan dalam membina etika berpakaian siswa dan bertangung jawab secara prosedur sesuai dengan nama mata pelajarannya. Guru akidah akhlak di sini setiap hari ketika mengajar di dalam kelas selalalu menasehati yang baik kepada siswa tidak serta merta mengajarkan materi yang dibahas.59
Selain menceritakan etika berpakaian yang baik pembinaan yang dilakukan juga melalui kegiatan imtaq dan ceramah agama di Madrasah.
58 Hasil, Observasi, MTs Al-Ikhlashiyah Perampuan, Hari Rabu 10April 2017, Pukul 10.03 Wita.
59 Sayadi, Kepala Sekolah MTs. Al-Ikhlashiyah Perampuan, Wawancara, 27 April 2017.
Berdasarkan wawancara dengan kepala MTs Al-Ikhlashiyah Perampuan (Sayadi SE) mengatakan bahwa :
Kegiatan yang dilakukan seperti kegiatan ceramah Agama dan mencontohkan langsung etika berpakaian oleh para guru terutama Guru akidah akhlak yang punya peran penting agar memahami mana yang baik dan salah dalam berpakaian entah itu ketika berada di sekolah maupun dirumah masing-masing.60
Hal ini penting dilakukan untuk memberikan siraman rohani dan kesadaran kepada anak didik tentang arti pentingnya etika berpakaian yang baik dan benar baik di lingkungan Madrasah maupun di luar lingkungan Madrasah.
Berdasarkan dari hasil observasi bahwa para siswa dalam penggunaan seragam yang digunakan ketika d sekolah mengunakan seragam Putih Biru pada Hari Senin dan Selasa kemudian pada Hari Rabu dan Kamis mengunakan seragam batik yang diperuntuhkan oleh Madrasah. Sedangkan pada Hari Jum’at dan Sabtu menggunakan seragam peramuka. Jadi MTs Al-Ikhlasyiah
Perampuan menggunakan tiga macam seragam.61
Menurut Ibu Uswatun Khasanah, S.Ag (Guru Akidah Akhlak) mengatakan bahwa :
ada program yang kami rencanakan untuk membina etika berpakaian siswa dilingkungan sekolahini seperti langkah-langkah yang ditempuh oleh kepala sekolah dalam rangka pembinaan seperti penetapkan Hari belajar dengan menggunakan seragam Putih Biru yaitu Hari Senin dan Selasa. Sedangkan Rabu Kamis menggunakan batik dan Jum’at sama Sabtu menggunakan seragam Pramuka.62
60Sayadi, Kepala Madrasah MTs. Al-Ikhlashiyah Perampuan, Wawancara, 27 April 2017
61 Hasil, Observasi, MTs Al-Ikhlasyiah Perampuan, Hari Senin-Sabtu Tanggal 10-15 April 2017
62 Uswatun Khasanah, Guru Akidah Akhlak MTs. Al-Ikhlashiyah Perampuan, Wawancara 28 April 2017.
Peraturan itupun bukan hanya sebatas diperhatikan tetapi dipraktekkan dengan syarat bajunya tidak boleh pendek, tidak boleh memasuki baju, tidak boleh memakaian baju yang tipis atau transparan, tidak boleh memakai sandal dan harus memakai sepatu serta kaos kaki, pakaian yang digunakan harus bersih dan rapi selayaknya dipakaian siswa muslimah menurut ajaran agama Islam dan peraturan yang telah diterapkan. Dan apabila ada siswa yang melakukan pelangaran maka sangsi yang akan didapat siswa berupa hukuman keagamaan seperti menghafal Al-Qur’an, menulis hafal Al- Qur’an dengan cara seperti itu juga siswa dapat menyadarkan siswa dan tidak akan melakukan lagi karena dengan cara itu siswa akan berfikir tidak akan melakukan kesalahan lagi atau melanggar etika perpakaian.
Adapun peran guru akidah akhlak dalam membina etika berpakaian pada siswa MTs Al-Ikhlashiyah Perampuan dilakukan dalam berbagai bentuk kegiatan pembinaan sesuai dengan hasil wawancara dan observasi yang peneliti lakukan di MTs Al-Ikhlashiyah Perampuan yaitu sebagai berikut:
a. Ceramah Agama
Ceramah agama merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh para guru termasuk guru akidah akhlak di Madrasah. Untuk memahami agama islam lebih mendalam termasuk memahami etika berpakai yang diajarkan oleh agama islam.
Sebagaimana observasi yang dilakukan oleh peneliti bahwa guru akidah akhlak melakukan kegiatan ceramah agama, ada dua bentuk ceramah agama yang dilakukan pertama ceramah agama yang dilukan
setiap Hari Jum’at yang diikuti oleh seluruh siswa dan guru, hal kedua yang dilakukan oleh guru akidah akhlak yaitu ceramah agama di dalam kelas kegiatan ini dilakukan ketika sebelum aktivitas belajar mengajar di dalam kelas dimulai guru akidah akhlak memberikan naseha-nasehat dan membuat kultum bergilir kepada para siswa.63
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan Uswatun Khasanah mengatakan bahwa:
Ada ceramah agama yang dilakukan satu kali seminggu setiap Hari Jum’at dan ceramah agama sebelum mulai kegiatan belajar mengajar seperti bentuk kultum itu dilakukan oleh saya dan dilakukan oleh siswa secara bergiliran agar mengasah mental pemahaman, semua itu sebenarnya bentuk untuk mengajarkan etika berpakaian yang baik agar mengerti nilai-nilai etika berpakaian yang dianjurkan oleh Agama Islam dan itu dilaksanakan dalam bentuk Implementasinya.64
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di atas bahwa Ceramah Agama yang dilakukan dengan tujuan untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada anak didik tentang etika berpakaian yang baik sesuai dengan aturan atau norma-norma agama Islam. Ceramah agama selain dilakukan oleh guru akidah akhlak, juga dilakukan secara bergiliran pada masing-masing siswa dalam satu kelas. Disamping itu masing-masing siswa mempunyai jadwal atau giliran yang sudah ditentukan pada masing-masing kelas. Menurut mereka (Guru Akidah Akhlak) Ceramah Agama sangat besar manfaatnya dalam pembelajaran akidah akhlak di Madrasah, ceramah agama selain memberikan
63 Hasil, Observasi, MTs Al-Ikhlashiyah Perampuan, Hari Jum’at 21 Maret 2017, Pukul 10.03 Wita.
64Uswatun Khasanah, Guru Akidah Akhlak MTs. Al-Ikhlashiyah Perampuan, Wawancara 28 April, 2017.
pemahaman keagamaan kepada anak didik juga dapat dijadikan sebagai sarana untuk menanamkan nilai-nilai ajaran Agama Islam sejak dini, termasuk nilai-nilai etika berpakaian kepada anak didik, sehinga setelah dewasa dapat dijadikan sebagai pedoman hidup dan dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
b. Memberikan contoh etika berpakaian yang baik pada anak didik
Memberikan contoh langsung merupakan suatu peraktik yang dilakukan untuk mengimbangi sebuah konsep atau teori sehingga berjalanya sesuatu dengan baik apabila konsep dan bentuk peraktik yang di lakukan dengan baik.
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan juga diperoleh gambaran bahwa para guru termasuk guru akidah akhlak MTs Al- Ikhlashiyah Perampuan dalam proses belajar mengajar di Madrasah digunakan pakaian yang bersih, rapi, sopan dan sesuai dengan tuntutan ajaran Agama Islam. Bahwa diantara guru di Madrasah ini menggunakan busana muslim selama kegiatan belajar mengajar berlangsung di sekolah.
Etika berpakaian yang diterapkan tersebut diharapkan dapat diikuti oleh anak didik baik ketika belajar di Madrasah maupun di lingkungan masyarakat yang lebih luas.65
Sebagaimana hasil wawancara dengan Uswatun Khasanah mengatakan bahwa:
65 Hasil, Observasi, MTs Al-Ikhlasyiah Perampuan, Hari Rabu Tanggal 26 April 2017.
Kemudian memberikan contoh langsung dalam berpakaian oleh para guru, kita tidak hanya mengajarnya secara teori tetapi guru juga mempraktekan secara langsung agar mereka melihat, menilai dan menghayati etika berpakaian yang baik sehingga anak didik menjadi motivasi untuk mengunakan pakaian yang sopan.66
Peran guru akidah akhlak dalam membina etika berpakaian tidak hanya dilakukan dalam bentuk ceramah agama, tetapi yang lebih penting dilakukan juga adalah memberikan contoh etika berpakaian yang baik pada diri anak didik yang ada di MTs Al-Ikhlashiyah Perampuan, baik di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan Madrasah seperti menggunakan busana muslim dan lainny. Memberikan contoh etika berpakaian yang baik pada anak didik sangat efektif dilakukan, sebab memberikan contoh yang baik, anak didik dapat melihat, menilai dan merasakan serta menghayati secara langsung bagaimana etika/cara berpakaian yang baik sesuai dengan tuntutan ajaran Agama Islam. Bahkan anak didik dapat termotivasi untuk meniru dan menggunakan pakaian yang sopan dan santun berdasarkan ajaran Agama Islam, karena siswa tidak hanya diberikan contoh cara berpakaian yang baik oleh guru, tetapi guru juga bisa dijadikan sebagai contoh (model) yang baik bagi anak didik di sekolah.
L. Didik (Waka Kesiswaan) mengemukakan pandangannya, dalam menerapkan peraturan etika berpakaian di MTs Al-Ikhlashiyah Perampuan. Mengatakan bahwa:
66Uswatun Khasanah, Guru Akidah Akhlak MTs. Al-Ikhlashiyah Perampuan, Wawancara 28 April, 2017.
pada awalnya siswa merasa tidak terbiasa, ada rasa yang minder, tetapi setelah diterapkan pada siswa maka menjadi sebuah kebiasaan bahkan keharusan baginya. Karena pelajaran akidah akhlak mengajarkan tentang batas-batas aurat laki-laki dan perempuan, batas-batas tersebut sesuai dengan etika atau akhlak mulia. Selain itu juga akidah akhlak sangat menunjang etika berpakaian siswa karena ada materi-materi akidah akhlak yang mengharuskan siswa untuk berpakaian yang beretika atau akhlak mulia (menutup aurat) contoh membaca al-Qur’an, praktek ibadah shalat dan lain-lain.67
Berdasarkan hasil wawancara di atas kepala Madrasah dan para guru khususnya guru akidah akhlak dalam membina etika berpakaian pada siswa MTs Al-Ikhlashiyah Perampuan, dilakukan dalam bentuk ceramah agama dengan tujuan untuk menanamkan nilai-nilai ajaran Agama Islam termasuk niai-nilai etika berpakaian itu sendiri dan memberikan contoh teladan yang baik kepada anak didik yang ada di MTs Al-Ikhlashiyah Perampuan kaitannya dengan etika berpakaian yang baik. Dengan demikian anak didik dapat mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Adapun peran guru akidah akhlak secara khusus ketika berada di dalam lingkungan sekolah. Dua betik kegiatan diatas sepeti ceramah agama dan memberikan contoh pakaian yang baik merupakan peran guru akidah akhlak secara umum. Adapun peran guru akidah akhlak ketika peserta didik melakukan pelanggaran etika berpakaian secara khusus adalah sebagai berikut:
67 L.Didik, Wawancara, Tanggal 25 April 2017.
1. Menghafal Al-Qur’an
Menghafal Al-Qur’an merupakan hukuman/sangsi yang diberikan oleh guru akidah akhlak ketika peserta didik melakukan pelanggaran etika berpakaian pada saat proses pembelajaran. Sebagaimana hasil wawacara dengan guru akidah akhlak yaitu sebagai berikut:
Hukuman yang diberikan waktu melanggar etika berpakaian dan melanggar aturan lain ialah mendapatkan hukuman menghafal Al- Qur’an. Hukiman ini diberikan pada siswa yang melanggar aturan terkait dengan cara berpakaian sebenarnya hukuman itu saya berikan dengan bentuk kasih sayang seorang guru pada muridnya.68
Kemudian hasil wawancara dengan siswa yang melakukan pelanggaran etika berpakaian mengatakan bahwa:
Saya dihukum oleh guru akidah akhlak dengan disuruh menghafal Al-Qur’an Al-Baqarah ayat 2-3 dikarenakan menggunakan pakaian yang salah di Madrasah ini memang hukumannya menghafal Al- Qur’an kalau ada yang melanggar aturan Madrasah.69
Berdasarkan hasil wawancara di atas merupakan peran guru akidah akhlak secara khusus dalam membina etika berpakaian dengan bentuk hukuman atau sangsi diberikan seperti menghafal Al-Qur’an hal itu merupakan bentuk didikan guru akidah akhlak terhadap peserta didik.
Sangsi tidak diberikan berbentuk fisik melainkan dengan bentuk pemahaman keagamaan, memang secara tidak sadar para peserta didik tersebut ketika diberikan hukuman atau sangsi. Sebenarnya itu bentuk
68Hasil, Wawancara, Guru Akidah Akhlak MTs. Al-Ikhlashiyah Perampuan, 28 April 2017.
69 siswa
kasih sayang seorang guru dengan harapan kedepannya menjadi orang yang berguna dan taat terhadap Agama.
B.Etika Berpakaian Siswa di MTs Al-Ikhlashiyah Perampuan
Setiap Madrasah memiliki cerminan baik atau buruknya dapat dilihat dari etika berpakain siswa hal tersebut dapat menjadi tolak ukur keberhasilan tenaga pengajar (Guru)
Berdasarkan hasil observasi yaitu melihat dari cara berpakai para siswa kelas VIII di MTs Al-Ikhlashiyah Perampuan, para siswa mengunakan pakaian yang longgar atau tidak sempit dan menutupi aurat melihat gaya berpakaianya mengikuti yang dicontohi oleh guru akidah akhlak terkadang ada yang melanggar aturan seperti tidak memaksukan baju dan pakaian yang sempit akan tetapi pelanggaran aturan ini dapat di atasi dengan mudah oleh guru akidah akhlak karena para siswa ketika di nasehati dan ditegur dengan cepat para siswa respon terhadap perintah yang diberikan seperti halnya dengan tidak memasukan baju dengan segera baju di masukan. Dengan para siswa dengan cepat merespon terhadap aturan atau larangan yang ada di Madrasalah. Ada beberapa bentuk aturan khusus cara berpakaian siswa MTs Al-Ikhlashiyah Perampuan dan apabila peraturan tersebut tidak dipatuhi maka siswa akan diberikan beberapa sangsi :
1. Memakai jilbab, baju dan rok panjang (tanpa belahan) yang dimaksud dengan belahan disini adalah tidak berpakaian yang tidak bisa kelihatan bagian betis maupun pahanya, setiap Hari.
2. Setelah rok panjang dan baju (bahan tidak ketat/tidak tipis) dengan atasan 10 cm di atas lutut dan jilbab menutup bagian dada.
3. Setiap jam pelajaran harus memakai sepatu bukan sandal atau sejenis yang lain. Karena di dalam lingkungan sekolah siswa/siswi dan guru yang lain diharuskan memakai seragam yang rapi.
4. Tidak boleh memakai busana ketat atau berbahanya.
5. Tidak boleh memakai asesoris yang selain dari ketentuan sekolah 6. Dilarang menggunakan perhiasan kesekolah70
Sesuatu peraturan yang telah disepakati baik oleh guru dengan siswa maka mempunyai sangsi-sangsi tersendiri ketikan melakukan pelanggaran etika berpakaian sebagaimana sangsi-sangsi yang diberikan oleh Kepala Sekolah bersama Guru-guru di MTs Al-Ikhlashiyah Perampuan sebagai berikut:
1. Memberikan Teguran atau peringatan
2. Dipanggil kemudian diserahkan kebagian Bimbingan dan Konseling (BP).
3. Memberikan sangsi dengan Menghafal Al-Qur’an bagi setiap yang melanggar peraturan.
4. Memberikan surat Teguran terhadap orang tua/wali Murid
5. Memberikan skorsing bagi siswa yang telah diberikan surat teguran orang tua/wali murid ketika tidak mematuhi peraturan yang diberikan sesuai jangkan waktu yang ditetapkan.
70 Dokumentasi, MTs Al-Ikhlasyiah Perampuan, Tanggal 27 April 2017.
6. Dikeluarkan dari sekolah atau di kembalikan kepada orang tua/wali murid masing-masing.
Sangsi-sangsi di atas sebagai sebuah bentuk tanggug jawab sebagai guru agar dapat membentuk keperibadian baik siswa baik dari etika berpakain maupun akhlak siswa. Lembaga pendidikan yang bermutu ketika memiliki aturan yang tidak melanggar hukum dan peraturan tersebut diterapkan semaksimal mungkin.
Peraturan pendukung dari peraturan di atas, maka peraturan pendungnya ialah kelasifikasi pelanggaran dan sangsi siswa di MTs Al- Ikhlashiyah Perampuan sebagai berikut:
Tabel 2.4
Klasifikasi Pelanggaran dan Sangsi Siswa71
No Klasifikasi Pelanggaran Sangsi
1 2 3
1 A1:
a. Datang terlambat masuk sekolah b. Piket kelas tanpa melaksanakan
tugas
c. Berpakaian seragam tidak
lengkap/melanggar aturan berpakain d. Makan di dalam kelas
e. Membeli makan waktu pelajaran f. Membuang sampah pada tempatnya g. Berhias yang berlebihan
h. Memakai gelang, kalung, anting bagi pria
i. Memakai perhiasan bagi wanita j. Rambut gondrong/tidak rapi
a. Menghafal Al-Qur’an dan terlibat membersihkan lingkungan sekolah
b. Melakukan pelanggaran tiga kali. diperingatkan harus membuat surat pernyataan yang diketahui wali kelas
c. Melakukan pelanggaran empat kali. Diperingatkan membuat surat pernyataan yang harus diketahui orang tua, wali kelas dan kepala Madrasah
d. Melakukan pelanggaran lima kali. Orang tua diundang kesekolah.
e. Melakukan pelanggaran tujuh
71 Dokumentasi, MTs Al-Ikhlasyiah Perampuan, Tanggal 27 April 2017.
kali. Diserahkan kepada orang tua selama satu hari.
f. Kemudian dapat masuk sekolah kembali bersama orang tua g. Melakukan pelanggaran
Sembilan kali, Diberikan kepada orang tua selama satu minggu.
Dapat masuk kembali bersama orang tua.
h. Melakukan pelanggaran lebih dari Sembilan kali, dikembalikan pada orang tua dan dipersilahkan mengajukan permohonan pindah sekolah.
2 B2:
a. Membuat izin palsu.
b. Membolos/keluar/meninggalkan sekolah tanpa izin.
c. Membawa buku/gambar porno.
d. Melindungi teman yang salah.
e. Melompat pagar.
f. Tidak mengikuti upacara.
g. Menganggu di dalam kelas atau membuat kekacauan di kelas lain.
h. Bersikap tidak sopan/menentang guru/karyawan.
i. Mencoret-coret tembok, pintu, meja dan kursi yang tidak mestinya.
a. Melakukan pelanggaran satu kali diberikan peringatan.
b. Melakukan pelanggaran dua kali. Diberikan peringatan dan membuat surat pernyataan diketahui orang tua, wali kelas dan kepala Madrasah.
c. Melakukan pelanggaran tiga kali. Orang tua dipanggil kesekolah.
d. Melakukan pelanggaran lima kali. Dikembalikan kepada orang tua selama satu hari, dapat masuk kembali bersama orang tua.
e. Melakukan pelanggaran tujuh kali. Diberikan kepada orang tua selama seminggu, baru boleh masuk kembali bersama orang tua.
f. Melakukan pelanggaran lebih tujuh kali. Dikembalikan kepada orang tua dan dipersilahkan mengajukan permohonan keluar sekolah.
3 C3:
a. Memasukan tanda tangan wali kelas/kepala Madrasah.
b. Membawa/minum-minuman keras.
c. Berkelahi/main hakim sendiri.
d. Merusak sarana prasarana sekolah.
Dikembalikan kepada orang tua dan dipersilahkan mengajukan permohonan keluar sekolah.
e. Mengambil milik orang lain(mencuri).
f. Membawa/menyebarkan selebaran yang menimbulkan keresahan.
g. Berurusan dengan pihak yang berwajib karena kejahatan.
h. Membawa senjata tajam tanpa sepengetahuan Madrasah.
i. Merubah/memalsukan rapor.
j. Mengikuti organisasi terlarang.
k. Terlibat dalam penyalahan narkoba/zat adiktif lainnya.
l. Nikah/kawin selama dalam pendidikan sekoah.
Bedasarkan tabel di atas tabel ini merupakan klasifikasi pelanggaran dan sangsi di MTs Al-Ikhlashiyah Perampuan sehingga sebagai peraturan pendukung. Melihat dari klasifikasi pelanggaran A1 bagian c yang terterara tentang pelanggaran etika berpakaian di MTs Al-Ikhlashiyah Perampuan.
Berdasarkan hasil observasi yaitu melihat dari cara berpakaian para siswa kelas VIII di MTs Al-Ikhlashiyah Perampuan, para siswa mengunakan pakaian yang longgar atau tidak sempit dan menutupi aurat melihat gaya berpakaiannya mengikuti yang dicontohi oleh guru akidah akhlak terkadang ada yang melanggar aturan seperti tidak memaksukan baju dan pakaian yang sempit akan tetapi pelanggaran aturan ini dapat diatasi dengan mudah oleh guru akidah akhlak karena para siswa ketika dinasehati dan ditegur dengan cepat para siswa respon terhadap perintah yang diberikan seperti halnya dengan tidak memasukan baju dengan segera siswa memakusakan baju.
Dengan para siswa dengan cepat merespon terhadap aturan atau larangan yang ada di Madrasah.72
Berdasarkan dengan hasil wawancara yang pernah dilakukan peneliti bahwa etika berpakaian kelas VIII di MTs Al-Ikhlashiyah Perampuan
sebagian besar dan hampir seluruhnya memiliki etika berpakaian yang baik yang sesuai dengan ajaran Islam. Aturan sangat ditegakkan seperti para siswi wajib memakai jilbab dilingkungan sekolah bahkan peraturan tersebut sudah ditegakkan mulai sejak awal sampai sekarang ini dan Etika berpakaian sebagai alat pelindung tubuh khususnya perempuan dapat melindungi diri dari kejahatan.
Terkadang ada yang melanggar aturan ini tetapi bisa kami atasi dan siswa dapat dikatakan sebagian besar mengikuti aturan yang ada.73 Berdasarkan hasil observasi dan pernyataan di atas dapat dikatakan bahwa etika berpakaian yang dilakukan oleh siswa kelas VIII di MTs Al- Ikhlashiyah Perampuan memiliki cara berpakaian yang sopan satun sesuai ketentuan peraturan yang berlaku dan yang terpenting tidak menyimpang dengan etika berpakaian sesuai Ajaran Agama Islam dan selalu diperhatikan oleh guru kemudian dilestarikan secara terus menerus.
Sedangkan menurut para siswa ketika melakukan wawancara kepada beberapa siswa. Hasil wawancara peneliti dengan
1. Dewi Ayu Anjani siswa kelas VIII A mengatakan bahwa: etika berpakaian bagi saya kakak dapat menutup aurat agar terlihat lebih indah hal yang terjadi banyaknya teman dan guru bersikap baik terhadap siswa yang menggunakan pakaian yang tertutup dengan pakaian yang dianjurka.74
2. Siti Nurjana siswa kelas VIII A mengatakan bahwa: di sekolah ini kata teman-teman sekolah di sini guru selalu memberikan contoh-
72Hasil, Observasi, MTs Al-Ikhlashiyah Perampuan, Hari Rabu 21 April 2017, Pukul 10.03 Wita.
73 Uswatun Khasanah, Guru Akidah Akhlak MTs. Al-Ikhlashiyah Perampuan, Wawancara 10 Mei 2017.