1. Pengertian Keberhasilan Pembelajaran
Pembelajaran merupakan aktivitas yang me- miliki keterukuran secara jelas. Keberhasilan pem- belajaran adalah ketercapaian atau penguasaan terhadap materi pelajaran yang ditandai dengan penguasaan tujuan pembelajaran. Ukuran keberhasilan pembelajaran dalam pengertian yang operasional adalah penguasaan materi pembelajaran yang dinyatakan tujuan pem- belajaran khusus dan memiliki kontribusi bagi tujuan di atasnya. Merujuk pada rumusan operasional ke- berhasilan pembelajaran apabila diikuti ciri-ciri:
a. Daya serap terhadap materi pembelajaran mencapai prestasi tinggi, baik ditinjau dari sisi individu maupun kelompok;
b. Perilaku yang dituangkan dalam tujuan pembelajaran khusus telah dicapai oleh peserta didik baik secara individual maupun kelompok;
2. Faktor Penunjang Keberhasilan Pembelajaran
Ada banyak faktor yang menunjang keberhasilan pembelajaran. Made Wena (2014) menjelaskan secara umum ada lima faktor yang mempengaruhi dalam keberhasilan pembelajaran, yaitu: (a) Kemampuan guru dalam membuka pembelajaran; (b) Kemampuan guru dalam melaksanakan kegiatan inti pembelajaran; (c) Kemampuan guru melakukan penilaian pembelajaran;
(d) Kemampuan guru menutup pembelajaran; dan (e) Faktor penunjang lainnya. Adapun penjelasannya berikut ini:
a. Kemampuan guru dalam membuka pembelajaran Pada tahap ini ada beberapa pertanyaan yang perlu dijawab: (a) apakah guru suda menucapkan salam dan berdoa bersama peserta didik? (b) Apakah guru suda menjelaskan tujuan pembelajaran terlebih dahulu ke perta didik?
b. Kemampuan guru dalam melaksanakan kegiatan inti pembelajaran
Pada tahap ini ada beberapa pertanyaan yang perlu dijawab: (a) Apakah strategi pembelajaran yang digunakan guru mampu merangsang dan mendorong peserta didik aktif mengalami dan melaksanakan aktivitas pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang
ingin dicapai? (b) Apakah strategi yang digunakan guru mendorng dan melibatkan peserta didik untuk bekerja sama dengan peserta didik lainnya? (c) Apakah strategi yang digunakan guru mampu mendorong peserta didik untuk mengeksplorasi dan memperluas pemahaman peserta didik? (d) Apakah guru mampu mengguakan sumber belajar yang sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan? (e) Apakah strategi yang digunakan guru mampumenciptakan suasana belajar yang menyenang- kan? (f) Apaka isi pembelajaran yang disajikan sesuai dengan kompetensi dasar dan indicator dalam kurikulum? (g) Apakah secara teoretik dan empiris isi pembelajaran yang disampaikan akurat atau benar? (h) Apakah isi pembelajaran dijabarkan dan dikembangkan dari kompetensi dasar dan indicator dalam kurikulum yang memadai? (i) Apakah guru telah menguasai dan dapat mendemonstrasikan kompetensi yang seharusnya dikuasai peserta didik melalui contoh-contoh atau pemodelan? (j) Apakah guru mampu memberikan balikan dan model secara jelas terhadap perilaku pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang seharusnya? (k) Apakah guru mampu merespon pertanyaan dan komentar peserta didik secara tepat dan memadai?
c. Kemampuan guru melakukan penilaian pembelajaran Pada tahap ni ada beberapa pertanyaan yang harus dijawab: (a) Apakah guru mendorong peserta didik untuk mengungkapkan dan menyimpulkan apa yang telah dipelajarinya? (b) Apakah guru melakukan
penilaian dengan alat yang sesuai dengan kompetensi dan kinerja yang jelas? (c) Apakah guru member kesempatan pada peserta didik melakukan penilaian diri sendiri dan/atau penilaian antar teman? (d) Apakah guru menggunakan pdenilaian autentik dalam proses pembelajaran?
d. Kemampuan guru menutup pembelajaran
Pada tahap ini ada beberapa pertanyaan yang harus dijawab, yaitu: (a) Apakah guru memberikan umpan balik dan atau kesimpulan terhadap materi yang dibelajarkan? (b) Dalam member umpan balik dan atau kesimpulan, apakah guru telah menghubungkan isi pembelajaran dengan isi-isu dan teknologi yang berkembang di masyarakat? (c) Apakah guru memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah? (d) Dalam memberikan tugas apakah guru telah mengembangkan masalah-masalah baru untuk pe- ngembangan konsep yang sudah dikuasai peserta didik?
(e) Apakah guru melakukan pemantapan terhadap perolehan belajar peserta didik?
e. Faktor penunjang lainnya
Pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijawab pada tahap ini antara lain: (a) Apakah guru mampu menggunakan bahasa secara jelas dan mudah dipahami peserta didik (b) Apakah guru memiliki sikap yang baik, santun, dan menghargai peserta didik? (c) Apakah guru mampu mengorganisasi waktu yang sesuai dengan alokasi yang disediakan? (d) Apakah guru berbusana
dan berdandan yang sopn sesuai dengan norma-norma yang berlaku?
3. Penilaian Keberhasilan Pembelajaran
Pengukuran taraf atau tingkat keberhasilan proses pembelajaran ternyata sangat penting, dengan demikian pengukurannya harus benar-benar sahih, handal dan luas berdasarkan aturan atau ketentuan penyusunan butir tes. Untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan peserta didik dalam proses pembelajaran dapat dilakukan melalui tes hasil belajar. Berdasarkan tujuan dan ruang lingkupnya, tes hasil belajar dapat digolongkan pada beberapa jenis penilaian, yaitu tes formatif dan tes sumatif. Berikut penjelasannya:
a. Tes Formatif
Penggunaan tes formatif adalah untuk mengukur satu atau beberapa materi pokok bahasan tertentu dan bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap peserta didik terhadap pokok bahasan tersebut.
Hasil tes dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki proses pembelajaran pada materi pembelajaran tertentu dan dalam waktu tertentu juga.
b. Tes Sumatif
Tujuan diadakan tes sumatif adalah untuk mengukur daya serap peserta didik terhadap materi pokok bahasan yang telah disampaikan selama satu semester. Tujuannya adalah untuk menetapkan tingkat
atau taraf keberhasilan belajar peserta didik dalam suatu periode belajar tertentu. Hasil dari tes sumatif ini dimanfaatkan untuk kenaikan kelas, menyusun peringkat atau sebagai ukuran mutu sekolah (lembaga pendidikan formal).
4. Tingkat Keberhasilan Pembelajaran
Untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran dapat ditinjau atas 4 (empat) tingkat, yaitu:
Pertama, Istimewa yaitu jika seluruh materi pembelajaran yang telah disampaikan dapat dikuasai oleh peserta didik.
Kedua, Baik Sekali, yaitu jika sebagian besar (85%
sampai dengan 94%) materi pembelajaran yang telah disampaikan dapat dikuasai oleh peserta didik.
Ketiga, Baik, yaitu apabila materi pembelajaran yang telah disampaikan hanya 75% sampai dengan 84%
dapat dikuasai oleh peserta didik.
Keempat, Kurang, yaitu apabila materi pem- belajaran yang telah disampaikan kurang dari 75%
dikuasai oleh peserta didik.
B. Remedial (Perbaikan)
1. Pengertian Pembelajaran Remedial
Pembelajaran remedial adalah suatu bentuk pembelajaran yang bersifat menyembuhkan atau membetulkan, atau pembelajaran yang membuat menjadi baik. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran, tidak semua peserta didik dapat mencapai ketuntasan dalam belajar, artinya ada peserta didik yang tidak
mencapai standar kompetensi sebagaimana yang telah ditetapkan dalam tujuan pembelajaran. Made Alit Mariana (2003) menyatakan, untuk memberikan kesempatan agar peserta didik yang terlambat mencapai ketuntasan menguasai materi pelajaran tersebut, maka perlu diadakan pembelajaran remedial atau perbaikan.
2. Tujuan Pembelajaran Remedial
Tujuan umum pembelajaran remedial adalah agar setiap peserta didik dapat mencapai hasil belajar sesuai dengan tujuan pembelajaran sebagaimana yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan pembelajaran remedial ini diharapkan agar peserta didik yang mengalami kesulitan belajar dapat mencapai hasil belajar yang diharapkan melalui penyembuhan atau perbaikan.
3. Kapan Pembelajaran Remedial Dilakukan
Pelaksanaan proses perbaikan dapat dilakukan jika terdapat tanda-tanda adanya kegagalan dalam belajar peserta didik, yaitu:
a. Jika 85% dari jumlah peserta didik mencapai taraf keberhasilan optimal atau bahkan maksimal (mencapai 75% penguasaan materi), maka proses pembelajaran berikutnya dapat membahas pokok bahasan yang baru sehingga tidak begitu penting untuk menyelenggarakan program perbaikan.
b. Jika 75% atau lebih dari jumlah peserta didik yang mengikuti proses pembelajaran mencapai taraf keberhasilan kurang (dibawah taraf minimal), maka
proses pembelajaran berikutnya hendaknya bersifat perbaikan (remedial).
Pembelajaran remedial biasanya mengandung kegiatan-kegiatan di antaranya sebagai berikut:
a. Mengulang materi pokok bahasan seluruhnya;
b. Mengulang bagian dari materi pokok bahasan yang hendak dikuasai;
c. Memecahkan masalah atau menyelesaikan soal secara bersama-sama;
d. Guru memberikan tugas-tugas khusus kepada peserta didik.
4. Prosedur Pembelajaran Remedial
Pembelajaran remedial merupakan upaya tindak lanjut dari usaha diagnosis kesulitan belajar. Adapun prosedur pembelajaran remedial dapat dilihat dalam skema berikut ini:
Bagan Prosedur Remedial diadaptasi dari Uzer Usman & Lilis Setiawati (1993)
Diagnostik Kesulitan Belajar
Rekomendasi
1. Penelaahan kasus
2. Pilihan alternative tindakan 4. Pelaksanaan
remedial
5. Post test pengukuran kembali hasil belajar
6. Re-evaluasi Re-diagnostik
Hasil yang diharapkan TP
3. Layanan penyuluhan/psi komotorik
7. Tugas tambahan
Skema tersebut, dapat dikembangkan 4 alternatif prosedur pembelajaran remedial yang dapat dilakukan sesuai keperluan:
Prosedur:
Pertama; mencakup langkah: 1 -2 - 4 -5 - 6 Kedua; mencakup langkah: 1 – 2 – (3) – 4 – 5 - 6 Ketiga; mencakup langkah: 1 – 2 – 4 – 6 – (7)
Keempat; mencakup langkah: 1 – 2 – 3 – 4 – 5 – 6 – (7) 5. Perbedaan Pembelajaran Biasa dengan
Pembelajaran Remedial
Abu Ahmadi dan Widodo Supriono (1991), menjelaskan tujuh perbedaan pembelajaran biasa dengan pembelajaran remedial, berikut ini:
a. Kegiatan pembelajaran biasa sebagai program pembelajaran di kelas dan semua peserta didik ikut berpartisipasi, sedangkan kegiatan pembelajaran perbaikan dilakukan setelah diketahui adanya kesulitan belajar, kemudian diadakan pelayanan khusus.
b. Tujuan pembelajaran biasa adalah dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran yang ditetapkan sesuai dengan kurikulum yang berlaku dan sama untuk semua peserta didik, sedangkan pembelajaran perbaikan tujuannya disesuaikan dengan kesulitan belajar peserta didik, walaupun tujuan akhirnya sama.
c. Metode yang digunakan dalam pembelajaran biasa sama untuk semua peserta didik, sedangkan metode dalam pembelajaran remedial disesuaikan dengan latar belakang kesulitan.
d. Pembelajaran biasa dilakukan oleh guru, sedangkan pembelajaran perbaikan oleh tim (kerja sama)
e. Alat pembelajaran remedial lebih bervariasi.
f. Pembelajaran perbaikan lebih diferensial dengan pendekatan individu.
g. Evaluasi pembelajaran perbaikan disesuaikan dengan kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didik.
C. Pengayaan
1. Pengertian Pengayaan
Pengayaan adalah kegiatan tambahan yang diberikan kepada peserta didik yang telah mencapai ketentuan dalam belajar yang dimaksudkan untuk menambah wawasan atau memperluas pengetahuannya dalam materi pelajaran yang telah dipelajarinya.
Dalam hal ini, Mukhtar dan Rusmini (2005) menyatakan bahwa kegiatan pengayaan merupakan kegiatan yang relatif bebas, karena bersifat memperluas, memperdalam, dan menunjang satuan pelajaran yang diterapkan kepada para peserta didik yang sudah mastery (tuntas) dalam belajar. Artinya, kegiatan pengayaan ini bukanlah merupakan suatu kasus yang pelik sebagaimana kegiatan perbaikan yang dialami oleh peserta didik yang belum mastery, yang disebabkan oleh kelambatan, kesulitan, atau kegagalan dalam belajar.
Kegiatan pengayaan ini ada dua macam, yaitu:
a. Pengayaan horizontal, yaitu upaya memberikan tugas sampingan yang akan memperkaya pengetahuan peserta didik mengenai materi yang sama, karena dalam suatu kelas, peserta didik dan teman-temannya yang memiliki perbedaan tingkat pengetahuan, mungkin akan merasa bosan atau jenuh bila seseorang pendidik tetap menerangkan bahan yang sudah dikuasainya.
b. Pengayaan vertikal, yaitu kegiatan pengayaan yang berupa peningkatan dari tingkat pengetahuan yang sedang diajarkan ke tingkat yang lebih tinggi yang akan diajarkan, sehingga peserta didik maju dari satuan pelajaran yang sedang diajarkan kesatuan pelajaran berikutnya menurut kemampuan dan kecerdasannya sendiri.
2. Tujuan Pengayaan
Adapun tujuan program pengayaan selain untuk meningkatkan pemahaman dan wawasan terhadap materi yang sedang atau telah dipelajarinya juga agar peserta didik dapat belajar secara optimal baik dalam hal pendayagunaan kemampuannya maupun perolehan dari hasil belajar.
3. Prosedur Pelaksanaan Program Pengayaan
Pelaksanaan program pengayaan didasarkan pada hasil tes formatif atau sumatif yang fungsinya sebagai feedback bagi pendidik dalam rangka memperbaiki kegiatan pembelajaran, akan terdapat dua kemungkinan:
a. Bagi peserta didik yang taraf penguasaannya kurang dari 75% perlu diberikan perbaikan (remedial teaching);
b. Bagi peserta didik yang taraf penguasaannya lebih dari 75% perlu diberikan pengayaan.
Pelaksanaan kegiatan pengayaan ini bisa dilakukan baik di dalam atau di luar jam tatap muka.
Untuk jam tatap muka bisa dengan cara menyelipkan materi pengayaan pada saat menyampaikan satu topik pembahasan. Sedangkan untuk pengayaan diluar jam tatap muka bisa dilakukan melalui kegiatan les. Jika jadwal sekolah dilakukan pada waktu pagi hari, maka lesnya bisa dilakukan di sore hari.
BAGIAN 15 KESIMPULAN
Dari kajian terhadap sejumlah literatur dan berdasarkan rumusan masalah yang diajukan, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa: 1) Guru profesional adalah guru yang dianggap ahli dan mumpuni dalam menjalankan profesi keguruan. Secara umum guru professional harus memiliki minimal dua kompetensi, untuk melaksanakan pembelajaran yang efektif, yaitu:
menguasai materi pembelajaran dan menguasai ilmu mendidik. 2) hakikat pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk membelajarkan peserta didik. 3) Ada beberapa strategi yang harus diperhatikan dalam melaksanakan pembelajaran yaitu, pertama, strategi dalam berkomunikasi dengan peserta didik;
kedua, strategi memotivasi peserta didik; ketiga, membuat tujuan pembelajaran yang jelas; keempat, merancang metode pembelajaran; kelima, merancang model
pembelajaran; keenam, aktif melakukan evaluasi; ketujuh, merancang variasi pembelajaran; kedelapan, mumpuni dalam melakukan umpan balik saat pembelajaran;
kesembilan, aktif melakukan remedial dan pengayaan.
GLOSARIUM
Efektif : mencapai sasaran sesuai yang diinginkan.
evaluasi : proses untuk menentukan nilai dari suatu tindakan.
Guru
profesional : guru yang ahli dan mampu dalam menjalankan profesinya sebagai guru.
Komunikasi : suatu proses penyampaian pesan atau informasi dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi di antaranya
Materi
pembelajaran
: medium untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dipelajari oleh peserta didik.
Media : segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
Media
Pembelajaran
: sesuatu yang dapat membawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara pendidik dengan peserta didik
Metode : suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah di- tetapkan.
Metode
Ceramah : metode pembelajaran yang dilakukan dengan penyajian materi melalui penjelasan lisan oleh seorang guru kepada peserta didik.
Metode
Demonstrasi : metode membelajarkan dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pembelajaran yang relevan dengan pokok bahasan yang sedang disajikan.
Metode
Diskusi : suatu cara penyampaian pelajaran di mana guru bersama-sama peserta didik mencari jalan pemecahan atas persoalan yang dihadapi.
Metode
Karyawisata : metode pembelajaran dengan me- ninjau lokasi atau tempat tertentu atau objek yang mengandung sejarah, agar peserta didik dapat belajar atau memperdalam materi tertentu secara langsung di lapangan.
Metode
Pembelajaran : cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada diri peserta didik dalam upaya untuk mencapai tujuan
Metode Tanya
Jawab : cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada peserta didik, tetapi dapat pula dari peserta didik kepada guru.
Metode Simposium
: metode yang memaparkan suatu seri pembicara dalam berbagai kelompok
topik dalam bidang meteri tertentu.
Model
Pembelajaran
: kerangka konseptual yang meng- gambarkan prosedur sistematik dalam pengorganisasian pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu.
Motivasi : dorongan yang memungkinkan peserta didik untuk bertindak dan melakukan sesuatu.
Pembelajaran : serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk membelajarkan peserta didik Pembelajaran
Remedial
: suatu bentuk pembelajaran yang bersifat menyembuhkan atau mem- betulkan, atau pembelajaran yang membuat menjadi baik.
Pengayaan : kegiatan tambahan yang diberikan kepada peserta didik yang telah mencapai ketentuan dalam belajar yang dimaksudkan untuk menambah wawasan atau memperluas penge- tahuannya dalam materi pelajaran yang telah dipelajarinya.
Profesi : bidang pekerjaan dan pengabdian tertentu yang membutuhkan per- syaratan dasar, keterampilan teknis dan kepribadian tertentu.
Profesional : seseorang yang ahli dan mampu dalam menjalankan profesinya.
profesionalisme : mutu atau kualitas dan tindak tanduk
yang merupakan ciri suatu profesi atau orang yang profesional.
Strategi
Pembelajaran : setiap kegiatan (cara atau jalan) yang dipilih atau direkayasa sedemikian rupa oleh pendidik yang dapat memberikan bantuan agar terjadi proses belajar pada diri peserta didik menuju tercapainya tujuan pem- belajaran tertentu
Sumber Belajar
: segala sesuatu yang dapat di- pergunakan sebagai tempat dimana materi pelajaran terdapat.
Tujuan
Pembelajaran : kemampuan-kemampuan yang di- harapkan dimiliki peserta didik setelah memperoleh pengalaman belajar.
Variasi : keanekaan yang membuat sesuatu tidak monoton
INDEKS B
Belajar, 39, 61, 64, 66, 67, 68, 121, 133, 160, 166
Berkomunikasi, 52
C
Ciri-ciri, 9, 18, 34, 78
E
Evaluasi, 35, 39, 99, 117, 118, 119, 120, 121, 151
F
Fungsi, 60, 73, 104, 126
G
Guru, 1, 5, 6, 9, 11, 13, 15, 16, 18, 19, 20, 23, 24, 26, 29, 35, 38, 40, 43, 54, 55, 56, 60, 67, 68, 73, 79, 80, 81, 82, 84, 95, 96, 97, 101, 106, 107, 111, 119, 125, 135, 148, 154, 157
I
Interaksi, 14, 23, 26, 34, 35, 38, 40, 46, 53, 54, 57, 104, 114, 116, 128, 131, 132, 133, 135, 136, 157
K
Kegunaan, 118, 120
Keterampilan, 20, 21, 22, 24, 25, 26, 27, 29, 30, 115
Klasifikasi, 46
Komponen, 30, 36, 128
Komunikasi, 39, 50, 51, 53, 54, 55, 132, 135, 157
Kriteria, 114, 121
M
Macam, 81, 94 Manfaat, 2, 45
Media, 39, 103, 104, 107, 108, 109, 111, 112, 113, 114, 115, 131, 137, 157, 166
Metode, 2, 38, 77, 78, 81, 82, 84, 85, 87, 88, 89, 90, 91, 93, 139, 151, 157, 158, 166
Model, 93, 94, 97, 100, 159, 166 Motivasi, 41, 57, 58, 59, 60, 61, 62,
63, 64, 67, 76, 138, 159
P
Pembelajaran, 15, 18, 20, 31, 32, 34, 35, 36, 37, 38, 40, 43, 45, 46, 47, 53, 55, 66, 71, 73, 75, 77, 78, 79, 81, 90, 93, 94, 103, 104, 105, 107, 109, 113, 123, 126, 127, 128, 137, 141, 142, 145, 146, 147, 148, 150, 151, 157, 158, 159, 160, 166
Pengayaan, 151, 152, 159 Peran, 32, 35, 36, 94, 97, 99 Prinsip, 40, 45, 61, 109, 110, 111,
127
Profesi, 5, 6, 9, 10, 159 Profesional, 5, 6, 11, 159 Profesionalisme, 5
R
Remedial, 146, 147, 148, 149, 150, 159
S
Sobry, 7, 8, 12, 15, 17, 24, 36, 39, 50, 55, 78, 79, 93, 94, 95, 98, 100, 103, 124, 165
Strategi, 43, 44, 45, 46, 47, 55, 67, 160, 166
T
Tahapan, 32
Tujuan, 21, 36, 51, 55, 71, 73, 75, 79, 94, 98, 115, 117, 123, 145, 147, 150, 152, 160
U
Umpan balik, 136 Unsur, 51, 64, 66, 108
V
Variasi, 24, 68, 123, 124, 127, 128, 129, 130, 131, 132, 160
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Majid. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Abimanyu. 1984. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran. Jakarta: Dirjen Dikti.
Abu Ahmadi & Widodo Supriyono. 1991. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Andi Prastowo. 2015. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik Terpau. Yogyakarta:
Prenadamedia Group.
Arief. S. Sadiman, et al. 1990. Media Pendidikan, Pengertian dan Pemanfaatannya. Jakarta: CV. Rajawali.
Arifin, I. 2000. Profesionalisme Guru: Analisis Wacana Reformasi Pendidikan dalam Era Globalisasi.
Simposium Nasional Pendidikan di Universitas Muhammadiyah Malang, 25-26 Juli 2001.
Arni Muhammad. 2014. Komunikasi Organisasi. Jakarta:
PT Bumi Akisara.
Atwi Suparman. 1997. Desain Instruksonal. Jakarta: PAU- PPAI Universitas Terbuka.
Benny A. Pribadi. 2011. Model Assure untuk Mendesain Pembelajaran Sukses. Jakarta: Dian Rakyat.
Catharina Tri Anni. 2004. Psikologi Belajar. Semarang:
UNNES Press.
Dedi Supriadi. 1998. Mengangkat Citra dan Martabat Guru.
Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.
Degeng, I.N.S. 1993. Mencari Pendekatan Baru Pemecahan Masalah Belajar. Malang: UNM.
Degeng, I.N.S. 1989. Ilmu Pembelajaran: Taksonomi Variabel. Jakarta: Dirjen Dikti.
Dick, Walter & Reiser, Robert A. 1989. Planing Effective Instruction. Boston: Allyn & Bacon.
Dick, Walter, & Carey, Lou. 1990. the Systematic Design of Instructional. Boston: Allyn & Bacon.
Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran.
Jakarta: Rineka Cipta.
Dimyati dan Mudjiono. 2013. Belajar & Pembelajaran.
Jakarta: Rineka Cipta.
Dori Wuwur Hendrikus. 2001. Belajar Efektif. Plores, NTT:
Nusa Indah.
Driscoll, Marcy P. 1994. Psychology of Learning for Instruction. Boston: Allyn and Bacon.
Dunne, Richard, & Wragg, Ted. 1996. Pembelajaran Efektif (diterjemahka oleh Anwar Jasin). Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Gagne Robert M. and Leslie J. Briggs. 1992. Principles Of Instructional Design, Fourth edition. San Diego:
Harcourt brace Jovanovich College Publisher.
Gagne, Robert M. 1985. The Conditions of Learning and heory of Instructions.4th ed. New York: Holt, Rinehart & Winston.
Gagne, Robert M., & Driscoll, Marcy P. 1989. Essentials of Learning for Instruction, Second Edition.
Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Glasser, W. 1998. Choice Theory: A New Psychology of Personal Preedom. New York: Prentice Hall-Inc.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar mengajar. Bandung:
Pustaka Setia.
Hamzah B. Uno dan Nurdin Muhammad. 2015. Belajar dengan Pendekatan PAIKEM. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamzah B. Uno. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta:
Bumi Aksara.
Hamzah B.Uno. 2014. Teori Motivasi & Pengukurannya.
Jakarta: Bumi Aksara.
Heinich, R., Molenda, M., & Russel, James D. 1989.
Instructional Media and the New Technologies of Instructional. New York: Macmillan Publishing Compani.
Ibrahim dan Nana Syaodih. 2003. Perencanaan Pengajaran.
Jakarta: Rineka Cipta.
Ibrahim, Refni Delfi dan Suciati. 2007. Belajar &
Pembelajaran 2. Jakarta: Universitas Terbuka.
Iif Khoiru Ahmadi, Sofan Amri, dan Tatik Elisa. 2011.
Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu. Jakarta:
Prestasi Pustaka Publisher.
Indra Priamudi. 2005. Mendidik dalam Memanusiakan Manusia. http://www.Kompas.com.
Iskandar, et al. 1995. Belajar dan Pembelajaran, Buku I.
Surabaya: University Press IKIP Surabaya.
Jen ZA Hans. 2005. Pengembangan Diri. Jakarta: Al Hasani Press.
Kadar Nurjaman dan Khaerul umam. 2012. Komunikasi public Reletion. Bandung: CV Pustaka setia.
Keller, JM. 1983. The Systematic Process of Motivatioanal Design. Performance & Instruction.
Lindgren, H.C. 1976. Educational Psychology in the
Classroom. 5th ed. New York: John Wiley & Sons Inc.
Made Alit Mariana. 2003. Pembelajaran Remedial. Jakarta:
Depdiknas: Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Tenaga Kependidikan.
Made Wena. 2014. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.
Mohammad Syarif Sumantri. 2015. Strategi Pembelajaran:
teori dan praktik ditingkat pendidikan dasar. Jakarta:
Penerbit PT Raja Grafindo Persada.
M. Sobry Sutikno. 2014. Metode dan Model-model Pembelajaran. Lombok: Holistica.
Moore, Kenneth D. 1999. Middle and Secondari School Instructional Methods, Second Edition. Boston:
McGraw-Hill Companies, Inc.
Morgan, Clifford T., 1961. Introduction to Psychology.
London: McGraw Hiil Company Inc.
Mozes R. Toelihere & Yuhara Sukra. 1986. Pedoma Perbaikan Pendidikan. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).
Mudhoffir. 1990. Teknologi Instruksional. Bandung:
Remaja Rosda Karya.
Muh. Uzer Usman & Lilis Setiawati. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Muhibbin Syah. 2004. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Mukhtar & Rusmini. 2005. Pengajaran Remedial. Jakarta:
Nimas Multima.
Mukhtar dan Martinis Yamin. 2005. Metode Pembelajaran yang Berhasil. Jakarta: Nimas Multima.
Mulyasa. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mulyono. 2012. Strategi Pembelajaran Menuju Eektivitas Pembelajaran di Abad Global. Malang: UIN Maliki Press.
Musfiqon. 2012. Pengembangan Media & Sumber Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. 1991. Media Pengajaran.
Bandung: Sinar Baru.
Nana Sudjana, & Wari Suwaria. 1991. Model-Model Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Nana Sudjana. 1989. Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Nana Sudjana. 2000. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar.
Bandung: PT. Sinar Baru Algesindo.
Nana Sudjana.1991. Dasar-DasarProses Belajar Mengajar.
Bandung: Sinar Baru.
Nana Syaodih Sukmadinata. 2007. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Rosda Karya.
Nasution. 2000. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Oemar Hamalik. 1992. Psikologi Belajar. Bandung: Sinar baru.
Oemar Hamalik. 1999. Kurikulum dan Pembelajaran.
Jakarta: Bumi Aksara.
Onong Uchjana Effendy. 2006 Ilmu komunikasi. Bandung:
PT Remaja posdakarya.
Priyono Pasti. Menuju Pendidikan Demokratis-Humanistik.
Kompas, Sabtu 23 juli 2005.
Pupuh Fathurrohman & M Sobry Sutikno. 2007. Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami. Bandung: PT Refika Aditama.
Reigeluth, Charles M. 1987. Instrctional Theories in Action, Lesso Illustrating Selected Theories and Models.
Hillsdale, New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Inc.
Roestiyah, N.K. 1989. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Bina Aksara.
Rung Kaewdang. 2002. Belajar dari Monyet. Jakarta:
Grasido
Sardiman A.M. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Sardiman. 2004. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Saroj Buasri. 1970. A.Philosophy of Education for Thailand:
The Confluence of Buddhism and Democracy.
Bangkok: Ministry of Education.
Semiawan, Conny R. 2002. Belajar dan Pembelajaran dalam Taraf Usia Dini. Jakarta: PT Prenhallindo.
Skinner. D. F. 1973. Science and Human Behaviour. New York.Mc.: Milan.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.