• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kebijakan Keuangan

Dalam dokumen pemerintah provinsi dki jakarta (Halaman 36-40)

BAB I PENDAHULUAN

3) PDRB Menurut Pengeluaran Tahun 2011

2.2 Kebijakan Keuangan

Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi DKI Jakarta Tahun Anggaran 2011 dilaksanakan dengan berpedoman pada, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 yang ditetapkan sebagai Petunjuk Pelaksanaan.

Sejalan dengan ditetapkannya peraturan perundang-undangan tersebut maka pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efektif, efisien, transparan dan akuntabel dengan memperhatikan azas keadilan, kepatutan dan manfaat untuk masyarakat. Pengelolaan keuangan daerah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dilaksanakan dalam suatu sistem yang terintegrasi, yang diwujudkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Di dalamnya memuat tentang hak dan kewajiban daerah yang dibayarkan dalam bentuk pendapatan, belanja dan pembiayaan serta disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan, dilaksanakan berdasarkan kemampuan pendapatan daerah, yang mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi distribusi dan stabilisasi, dan meningkatkan efisiensi pengelolaan APBD baik dari sisi pendapatan, belanja maupun pembiayaan.

2.2.1 Kebijakan Pendapatan

Untuk tahun 2011, kebijakan fiskal yang merupakan bagian integral dari kebijakan ekonomi makro, akan tetap diarahkan untuk menjaga

stabilitas ekonomi makro guna mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih berkualitas. dan tetap mengupayakan stimulus fiscal dalam batas-batas yang dapat ditopang oleh sumber-sumber pembiayaan yang tersedia.

Mengacu pada tantangan-tantangan tersebut, strategi kebijakan fiskal pada tahun 2011 akan tetap difokuskan pada langkah-langkah antara lain:

a. meningkatkan efisiensi pengelolaan Pendapatan Daerah;

b. meningkatkan sumber pendapatan daerah melalui intensifikasi dan ekstensifikasi PAD dan Dana Perimbangan yang lebih rasional dan proporsional;

c. meningkatkan peran serta masyarakat dan sektor swasta, baik dalam pembiayaan maupun pelaksanaan pembangunan.

Kebijakan pokok di bidang pendapatan daerah dilakukan dengan memperbaiki kebijakan perpajakan di tahun 2011. Kebijakan ini selain ditujukan untuk meningkatkan penerimaan daerah juga akan diarahkan untuk memberikan stimulus secara terbatas guna mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih berkualitas.

Sehubungan dengan kebijakan tersebut akan dilakukan langkah- langkah berkaitan dengan intensifikasi dan ekstensifikasi pajak dan retribusi daerah serta pengelolaan BUMD yang efisien dan efektif sebagai berikut:

a. Kebijakan Pendapatan Asli Daerah

Secara umum kebijakan Pendapatan Asli Daerah akan dilakukan dengan meningkatkan sumber-sumber penerimaan Pendapatan Asli Daerah yang diprediksi akan memberikan sumbangan yang berarti pada perolehan pendapatan. Kebijakan tersebut diantaranya sebagai berikut :

1) Kebijakan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

a) Optimalisasi Pajak Daerah melalui Online Sistem Pajak Hotel dan Restoran, dan implementasi Perda tentang Pajak Daerah;

c) Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pajak dan Retribusi Daerah;

d) Memperluas Tim Optimalisasi Pendapatan Pajak Daerah;

e) Melakukan evaluasi terhadap Perda Nomor 1 Tahun 2006 tentang Retribusi Daerah dan mempercepat Revisi Perda Retribusi.

f) Mempercepat pelaksanaan pendaerahan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan dengan terbitnya UU nomor 28 tahun 2009.

2) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah

a) Meningkatkan kemampuan manajemen Pengelolaan bisnis BUMD melalui Kontrak Kinerja Direksi;

b) Evaluasi terhadap seluruh perjanjian-perjanjian pemanfaatan asset daerah dengan Pihak Ketiga;

c) Pengembangan asset daerah yang berada di lahan-lahan yang strategis dan ekonomis melalui kerjasama dengan Pihak Ketiga.

b. Kebijakan Dana Perimbangan

Untuk meningkatkan dana perimbangan, Pemerintah Provinsi akan berkoordinasi dengan Pemerintah Pusat untuk memperoleh insentif DAU, DAK dan bagi hasil pengelolaan asset pusat di daerah.

c. Kebijakan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah

Melakukan koordinasi untuk pencairan Hibah MRT yang telah dituangkan dalam Naskah Perjanjian Penerusan Hibah (NPPH) serta berkoordinasi untuk memperoleh Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus.

2.2.2 Kebijakan Belanja

Kebijakan belanja daerah pada tahun 2011 tetap ditekankan dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat dan upaya memenuhi kebutuhan dasar sarana dan prasarana pelayanan. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan diupayakan agar pelayanan bergeser dan menjadi lebih dekat kepada masyarakat. Untuk itu, peningkatan alokasi anggaran pada jajaran pemerintahan dari tingkat kotamadya/kabupaten ke bawah terus menjadi perhatian seiring dengan pendelegasian kewenangan pada SKPD dimaksud.

Arah kebijakan Belanja Daerah pada tahun 2011 dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Kenaikan gaji PNS sebesar 10 persen (kebijakan pusat) dan acress 2,5 persen.

b. Kenaikan TDL 10 persen dengan upaya efisiensi hanya dialokasi kenaikan 8 persen.

c. Mengacu pada IKU SKPD dan pemenuhan SPM.

d. Prioritas pada kegiatan yang berkontribusi terhadap pencapaian target strategis RPJMD 2007-2012

e. Memenuhi belanja mengikat, antara lain TALI, Tipping Fee, Rekening Listrik PJU, Pembayaran Hutang Pinjaman + bunga, Bantuan dan hibah serta Belanja Tak Terduga.

f. Menjamin alokasi belanja dedicated program dan multiyears.

g. Proporsi anggaran Urusan Pendidikan minimal 20 persen dari total belanja

h. Anggaran Urusan Kesehatan diupayakan lebih tinggi 8 persen dari belanja daerah (amanah Perda yaitu 15 persen)

i. Mencukupi anggaran untuk JPKM-Gakin

j. Meningkatkan proporsi alokasi belanja pada tingkat Kota/Kabupaten, penguatan Kecamatan dan Kelurahan yang pelaksanaannya harus transparan sampai pada tingkat RW k. Efisiensi belanja non fisik, utamanya honorarium PNS (Tahun

2008=Rp1,2 T; 2009=Rp 903 M; 2010=Rp 444 M)

l. Semaksimal mungkin mengakomodir usulan kegiatan dari hasil Musrenbang Kelurahan sampai Provinsi.

2.2.3 Kebijakan Pembiayaan

Pembiayaan Daerah adalah semua penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun anggaran berikutnya. Pembiayaan Daerah terdiri dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan.

Pembiayaan Daerah Tahun Anggaran 2011 terdiri dari:

1. Penerimaan Pembiayaan adalah semua penerimaan rekening kas umum daerah, antara lain berasal dari penerimaan pinjaman, pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan kembali pinjaman yang diberikan kepada pihak ketiga, dan penjualan investasi permanen lainnya. Adapun penerimaan pembiayaan tahun 2011 diperoleh dari Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) tahun yang lalu yaitu Tahun Anggaran 2010.

2. Pengeluaran Pembiayaan, terdiri dari:

a. Pembentukan Dana Cadangan yang diperoleh dari pendapatan jasa giro dana cadangan.

b. Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah untuk PT MRT Jakarta, PT Jalan Tol.

c. Pembayaran Pokok Utang.

2.3 Indikator Pencapaian Target Kinerja APBD

Dalam dokumen pemerintah provinsi dki jakarta (Halaman 36-40)

Dokumen terkait