B. Kajian Teori
5. Kegiatan Ekstrakurikuler
wawancara yakni wawancara terstruktur dan tak terstruktur.29 Jelasnya, wawancara adalah instrumen non-tes dalam memperoleh informasi melalui tanya jawab dan percakapan secara langsung atau tidak langsung dan sistematis atau bebas.
c) Skala Sikap
Skala sikap merupakan instrumen non-tes yang menggunakan sejenis angket tertutup, di mana pertanyaan atau pernyataannya mengandung sifat-sifat dari nilai yang menjadi tujuan pembelajaran.30
Oleh karena itu, evaluasi pembelajaran pada penelitian ini menggunakan teknik tes berupa tes objektif berupa tes lisan.
mereka.32 Dalam ekstrakurikuler terdapat tiga unsur yang melengkapinya, yaitu bakat, minat, dan kemampuan.33
Keterampilan sosial sebagai perwujudan dari kompetensi sosial individu menjadi sangat penting dan krusial manakala sudah menginjak remaja (seusia siswa SMA). Hal ini disebabkan karena pada masa remaja individu sudah memasuki dunia pergaulan yang lebih luas dimana pengaruh teman-teman dan lingkungan sosialnya akan sangat menentukan.
Kegagalan remaja dalam menguasai ketrampilan – ketrampilan sosial akan menyebabkan rasa rendah diri, dikucilkan dari pergaulan, cenderung berperilaku yang kurang normatif dan bahkan dalam perkembangan yang lebih ekstrim bisa menyebabkan terjadinya gangguan jiwa kenakalan remaja, tindakan kriminal, tindakan kekerasan.Kompetensi sosial siswa pada penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam bekerjasama, membangun interaksi sosial dan mampu berkomunikasi dengan baik antar siswa di dalam lingkungan sekolah dengan memanfaatkan sumber-sumber yang ada di lingkungannya untuk mampu berperilaku secara tepat dan akurat dalam segala kondisi lingkungannya. Dimensi kompetensi sosial yang dapat dikembangkan di lingkungan sekolah, diantaranya : (1) kerja tim, (2) melihat peluang, (3) peran dalam kegiatan kelompok, (4) tanggung jawab sebagai warga sekolah, (5) kepemimpinan, (6) relawan sosial, (7) kedewasaan dalam berelasi, (8) berbagi dengan orang lain, (9) berempati, (10) kepedulian kepada sesama, (11) toleransi, (12) solusi konflik, (13)
32 Hardi Tambunan, dkk. Manajemen Pendidikan,(Bandung: Media Sains Indonesia,2002),143.
33 Faidilah Kurniawan dan Tri Hadi Karyono, Ekstrakurikuler Sebagai Wahana Pembentukan Karakter Siswa di Lingkungan Pendidikan Sekolah, ( Yogyakarta:Jurnal Pendidikan),6
menerima perbedaan, (14) kerjasama, dan (15) komunikasi. Tujuan penelitian ini mendiskripsikan kegiatan ekstra kurikuler dalam pengembangan kompetensi sosial siswa.34
a. Bakat
Bakat (apitude) biasanya diartikan sebagai kemampuan bawaan yang merupakan potensi (potential ability) yang masih perlu dikembangkan atau dilatih untuk dapat terwujud.35 Kemampuan (ability) adalah daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil suatu bawaan dan latihan. Kemampuan menunjukan bahwa suatu tindakan dapat dilaksanakan sekarang, sedangkan “bakat” memerlukan latihan dan pendidikan agar suatu tindakan dapat dilakukan di masa yang akan depan.
Jadi, bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan atau keterampilan, yang relatif bisa bersifat umum (misalnya, bakat intelektual) atau khusus ( bakat akademis khusus ).
Bakat khusus juga disebut dengan talent Bakat dan kemampuan menentukan “prestasi” seseorang. Orang yang berbakat matematika, misalnya, diperkirakan akan mampu mencapai prestasi tinggi dalam bidang itu. Jadi, prestasi merupakan perwujudan dari bakat dan kemampuan. Prestasi yang sangat menonjol dalam satu bidang, mencerminkan bakat yang unggul dalam bidang tersebut.
34 Wafraturrohmah, “ manfaat kegiatan ekstrakurikuler dalam pengembangan kompetensi sosial SMA”, manajemen pendidikan no. 2 ( Desember ) : 139-155
Sebaliknya, belum tentu apabila orang berbakat akan selalu mencapai prestasi yang tinggi. Ada faktor-faktor lain yang ikut menentukan sejauh mana bakat seseorang dapat terwujud. Faktor- faktor itu sebagian ditentukan oleh keadaan lingkungan seseorang, seperti kesempatan, sarana, dan prasarana yang tersedia, dukungan dan dorongan orang tua, taraf sosial ekonomi orang tua, tempat tinggal, di daerah perkotaan atau daerah perdesaan, dan sebagainya. Sebagian faktor ditentukan oleh keadaan dalam diri orang itu sendiri, seperti minatnya terhadap suatu bidang, keinginannya untuk berprestasi, dan keuletannya untuk mengatasi kesulitan atau rintangan yang mungkin timbul. Sejauh mana seseorang mencapai prestasi yang unggul, banyak bergantung pada motivasinya untuk berprestasi, disamping bakat bawaanya. Keunggulan dalam salah satu bidang, apakah itu bidang sastra, matematika, atau seni, merupakan hasil interaksi dari bakat pembawaan dan faktor lingkungan yang menunjang, termasuk minat dan dorongan pribadi.
b. Minat
Pengertian minat menurut bahasa (etimologi) ialah usaha dan kemampuan untuk mempelajari (leraning) dan mencari sesuatu. Secara terminologi minat adalah keinginan, kesukaan dan kemauan terhadap sesuatu hal yang diminatinya. Segala sesuatu yang menarik minat orang lain belum tentu menarik minat oran tertentu selam sesuatu itu tidak sesuai dengan kebutuhannya. Siswa yang berminat terhadap
sesuatu pelajaran akan mempelajarinya dengan sungguh-sungguh karena ada daya tarik baginya. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. Minat terhadap sesuatu dipelajari dan mempengaruhi belajar selanjutnya. Berdasarkan kutipan-kutipan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian minat adalah ketertarikan, keterlibatan sepenuhnya seseorang pada bidang studi tertentu dan merasa suka, senang mempelajari materi itu untuk memperoleh pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang baru. Dengan demikian minat belajar dapat ditandai dengan: (a) rasa senang dan suka terhadap pelajaran; (b) perhatian dalam proses belajar mengajar;
(c) keingintahuan terhadap matematika lebih dibandingkan disiplin ilmu yang lain; (d) ketekunannya dalam belajar; dan (e) kemauan untuk lebih terlibat dalam berbagai kegiatan.
Adapun faktor-faktor yang mendukung pengembangan minat adalah sebagai berikut:
1. Faktor Intern ( Faktor Bawaan :Hereditas)
Faktor ini merupakan faktor yang mendukung perkembangan individu dalam minat sebagai totalitas karakteristik individu yang diwariskan orang tua kepada anak dalam segala potensi melalui fisik maupun psikis yang dimiliki individu sebagai pewarisan dari orangtuanya, seperti faktor kepribadian. Faktor kepribadian yaitu keadaan psikologis dimana perkembangan potensi anak tergantung pada diri dan emosi anak itu sendiri. Hal
ini akan membantu anak dalam membentuk konsep serta optimis dan percaya diri dalam mengembangkan minat.
2. Faktor Eksternal
Faktor lingkungan merupakan olahan dari berbagai hal untuk mendukung pengembangan minat. Faktor lingkungan terdiri atas beberapa bagian yaitu: (i) Lingkungan keluarga, merupakan tempat latihan atau belajar dan tempat anak memperoleh pengalaman, karena merupakan lingkungan pertama dan paling penting bagi anak; (ii) Lingkungan sekolah, suatu lingkungan yang mempengaruhi proses belajar mengajar kondusif yang bersifat formal. Lingkungan ini sangat berpengaruh bagi perkembangan minat karena di lungkungan ini minat anak dikembangkan secara intensif; dan (iii) Lingkungan sosial, suatu lingkungan yang berhubungan dengan kehidupan masyarakat. Di lingkungan ini anak akan mengaktualisasikan minatnya kepada masyarakat.
Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kualitatif di mana penelitian kualitatif merupakan riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif titik desain penelitian kualitatif harus bersifat fleksibel dan terbuka serta datanya bersifat deskriptif, yaitu data berupa gejala-gejala yang dikategorikan atau berupa bentuk lainnya seperti foto, dokumen lapangan pada saat penelitian dilakukan.36Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif karena permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini tidak berkenaan dengan angka-angka, tetapi mendeskripsikan, menguraikan dan menggambarkan data yang diperoleh.
Jenis penelitian deskriptif kualitatif merupakan sebuah metode penelitian yang memanfaatkan data kualitatif dan dijabarkan sejara deskriptif.
Jenis penelitian deskriptif kualitatif kerap digunakan untuk menganalisis kejadian, fenomena, atau keadaan secara sosial. Penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang tujuannya untuk menyajikan gambaran lengkap mengenai setting sosial atau dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial. Caranya dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti antara fenomena yang diuji.
36 Dr.Rukin,S,Pd,Metode Penelitian Kualitatif,(Sulawesi Selatan:Yayasan Ahmar Cendikia Indonesia.2019),6