• Tidak ada hasil yang ditemukan

pembelajaran terjemah al-qur'an

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "pembelajaran terjemah al-qur'an"

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

diajukan kepada Universitas Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember Untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh

gelar sarjana Pendidikan (S.Pd) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jurusan Pendidikan Islam dan Bahasa Program Studi Pendidikan Agama Islam

Oleh:

Nurul Faizah NIM: T20181451

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

2022

(2)

MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KELAS IV DI MADRASAH ALIYAH AL FALAH PUTRI

WULUHAJEMBER

TAHUN PELAJARAN 2022/2023

SKRIPSI

diajukan kepada Universitas Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember Untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh

gelar sarjana Pendidikan (S.Pd) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jurusan Pendidikan Islam dan Bahasa Program Studi Pendidikan Agama Islam

Oleh:

Nurul Faizah NIM: T20181451

Disetujui Pembimbing

As‟ari, M.Pd.1 NIP. 197609152005011004

(3)

MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KELAS IV DI MADRASAH ALIYAH AL FALAH PUTRI WULUHAN JEMBER.

SKRIPSI

diajukan kepada Universitas Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember Untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh

gelar sarjana Pendidikan (S.Pd) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jurusan Pendidikan Islam dan Bahasa Program Studi Pendidikan Agama Islam

Hari : Rabu

Tanggal : 28 Desember 2022

Tim Penguji

Ketua Sekretaris

Dr. Hj. Fathiyaturrahmah, M.Ag Rachma Dini Fitria, M.Si NIP. 1975080820031003 NIP. 199403032020122005

Anggota

1. Dr. H. Zainuddin Al Haj Zaini, Lc., M.Pd.I ( )

2. As’ari,M.Pd.I ( )

Menyetujui

Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Prof. Dr. Hj. Mukni’ah, M.Pd.I NIP. 196405111999032001

(4)

















Artinya: “Dan Sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Quran untuk pelajaran, Maka Adakah orang yang mengambil pelajaran?”*

*

*Kementrian Agama Republik Indonesia, Al Qur‟an dan Terjemahan ( Surakarta: Ziyad Books, 2014 ).

(5)

1. Bapak Soewandy dan ibu Siti Aminah yang selalu mendoakan, mendidik, membimbing, mengarahkan, memberikan motivasi serta memperjuangkan pendidikanku hingga saat ini dan seterusnya.

2. Adikku, Ahmad Ilman Djazuli, Calon suami saya, Mas Ahmad Sumarji, dan seluruh keluarga yang selalu mendukung, memberikan semangat juga motivasi untuk terus berjuang untuk menyelesaikan skripsi ini.

(6)









Alhamdulillahirobbil „alamin, puji syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan subtitusi ini dengan lancar. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada junjungan nabi kita Muhammad SAW. penulis menghaturkan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian skripsi ini, serta semua pihak yang senantiasa memberikan bimbingan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini, yakni kepada :

1. Prof. Dr Babun Soeharto, SE, MM Selaku rektor UIN khas Jember yang telah memberikan fasilitas dan layanan untuk membantu kelancaran penyusunan skripsi ini.

2. Prof. Dr. Hj. Mukni‟ah M.Pd.I Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN KHAS Jember yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

3. Dr. Mashudi, M.Pd.I Selaku wakil dekan bidang akademik Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN KHAS Jember yang telah memberikan izin dan kesempatan saya untuk melakukan penelitian ini.

4. Dr. Rif‟an Humaidi, M.Pd Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam dan Bahasa yang telah memberikan arahan kami.

5. Dr. Hj. Fathiyaturrohmah, M.Ag Selaku koordinator program studi Pendidikan Agama Islam yang selalu memberikan arahan kepada kami.

(7)

memberikan arahan kepada kami.

7. Bapak As‟ari M,Pd Selaku Dosen Pembimbing Skripsi Yang selalu meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Bapak Franky Imadussyuban S.Pd selaku kepala sekolah MA Al-Falah Wuluhan yang telah mengizinkan saya untuk melakukan penelitian serta membantu kelancaran skripsi ini.

Penulis menyadari adanya keterbatasan dan kekurangan dalam penulisan skripsi ini, semoga ridho Allah SWT tidak menyertai kemana arah kaki melangkah dan di mana langkah berpijak. Dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembacanya amin.

Jember, 10 November 2022 Penulis

Nurul Faizah NIM. T20181451

(8)

Nurul Faizah, 2022. Pembelajaran Terjemah Al-Qur’an Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler kelas IV di MA Al-Falah Wuluhan Jember Tahun Pelajaran 2022/2023.

Kata Kunci : Pembelajaran Terjemah Al-Qur‟an, Kegiatan Ekstrakurikuler.

Pembelajaran terjemah Alquran melalui kegiatan ekstrakurikuler kelas 4 di ma al-falah Wuluhan Jember ini adalah proses belajar mengajar menerjemahkan Alquran ke dalam bahasa lain dengan menggunakan metode pptq safinda yang sudah diterapkan sejak tahun 2021. Proses pembelajaran ini terletak pada saat kegiatan ekstrakurikuler berlangsung dan diajarkan oleh tutor yang berasal dari santri lulusan Alfiah di ponpes Al Falah Putri Wuluhan Jember. Program terjemah Alquran ini juga memiliki pembelajaran mengenai ilmu nahwu shorof yang sesuai dengan tingkatan juznya. Pembelajaran berjamaah Alquran ini jika dilihat sebagai peningkatan kualitas peserta didik dalam mempelajari terjemah Alquran dan ilmu nahwu shorof yang terkandung dalam Alquran di bidang akademis.

Fokus masalah yang diteliti dalam skripsi ini adalah : 1) Apa Tujuan Pembelajaran Terjemah Al Quran Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Kelas 4 di MA Al-Falah Wuluhan Jember tahun pelajaran 2022-2023. 2) Apa materi Pembelajaran Terjemah Al Quran Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Kelas 4 di MA Al-Falah Wuluhan Jember tahun pelajaran 2022-2023. 3) Bagaiamana Langkah Langkah Pembelajaran Terjemah Al Quran Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Kelas 4 di MA Al-Falah Wuluhan Jember tahun pelajaran 2022- 2023. 4) Bagaimana Evaluasi Pembelajaran Terjemah Al Quran Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Kelas 4 di MA Al-Falah Wuluhan Jember tahun pelajaran 2022- 2023.

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan jenis deskrptif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Untuk analisis data menggunakan analisis data model Miles dan Huberman, yakni kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Pada pengujian keabsahan data, peneliti menggunaka triangulasi sumber dan triangulasi metode.

Hasil penelitian dari pembelajaran terjemah Alquran melalui kegiatan ekstrakurikuler di mana Al Falah Wuluhan Jember tahun pelajaran 2022-2023 yaitu : 1) Tujuan pembelajaran terjemah Alquran adalah agar peserta didik mampu menerjemahkan dengan baik dan benar, dan juga mampu menganalisis ilmu nahwu shorof yang ada di dalam Alquran.2) .materi yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah materi terjemah Alquran PPTQ. 3) Langkah-langkah pembelajaran terjemah Al Qur‟an diawali dengan membuka pelajaran berupa salam, doa dan pengecekan absensi, selanjutnya adalah menerjemahkan Alquran dengan cara membaca kosakata yang berwarna merah terlebih dahulu dan diulang secara tiga kali dari ayat-ayat selanjutnya menafsirkan ayat secara singkat dan mengulas materi nahwu sorof yang ada di buku panduan materi tambahan MFQ.

Selanjutnya pembelajaran ditutup dengan doa dan salam.. 4) Evaluasi dalam pembelajaran terjemah Alquran ini meliputi penilaian menggunakan teknik formatif dengan jenis tes lisan.

(9)

Hal.

HALAMAN SAMPUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ………. ... v

KATA PENGANTAR ……… .. vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

A. Konteks Penelitian ……… 7

B. Fokus Penelitian ……… 7

C. Tujuan Penelitian ……….. 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Definisi Istilah ……….. 9

F. Sistematika Pembahasan ………... 11

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN ……….. 12

A. Penelitian Terdahulu ……… . 12

B. Kajian Teori ……… .. 21

(10)

2. Materi Pembelajaran Terjemah Al-Qur‟an ……….. 22

3. Langkah-langkah Pembelajaran Terjemah Al-Qur‟an ……… . 34

4. Evaluasi Pembelajaran Terjemah Al-Qur‟an ……….. . 36

5. Kegiatan Ekstrakurikuler ……… . 40

BAB III METODE PENELITIAN ………... 46

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ………. .. 46

B. Lokasi Penelitian ………... .. 47

C. Subjek Penelitian ………... ... 47

D. Teknik Pengumpulan Data ………. .. 47

E. Analisis Data ………... ... 53

F. Keabsahan Data ... 54

G. Tahap-tahap Penelitian ... 55

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... 57

A. Gambaran Objek Penelitian ………. ... 57

B. Penyajian Data dan Analisis ………. .... 60

C. Pembahasan Temuan ………... .... 72

BAB V PENUTUP ………. .... 78

A. Kesimpulan ... 78

B. Saran ………. .... 79

DAFTAR PUSTAKA ……….. ... 81

(11)

Hal.

1.1 Persamaan dan Perbedaan Hasil Penelitian... 19

(12)

No. Uraian Halaman

4.1 Proses Pembelajaran Terjemah Al Qur‟an…………. 66

4.2 Evaluasi Terjemah ………. 69

(13)

1. Pernyataan Keaslian Tulisan ... 84

2. Matrik Penelitian ... 85

3. Instrumen Penelitian ... 86

4. Modul Pembelajaran PPTQ ... 88

5. Denah Sekolah MA Al Falah Wuluhan Jember ... 95

6. Sertifikat Pembina 1 ... 96

7. Sertifikat Pembina 2 ... 97

8. Sertifikat Pembina 3 ... 98

9. Jadwal Pelajaran Kelas X ... 99

10. Jurnal Penelitian ... 100

11. Surat Izin Penelitian ... 101

12. Surat Selesai Penelitian ... 102

13. Surat Lolos Cek Plagiarisme ... 104

14. Biodata Penulis ... 105

(14)

Satu kewajiban penting yang harus ditunaikan manusia di bumi ini adalah selalu membaca realitas yang terjadi secara serius. Membaca bermanfaat bagi peningkatan kualitas manusia sebab dalam kegiatan membaca berlangsung sebuah proses membangun makna-makna baru yang diharapkan dapat membuka ruang bagi tubuhnya harapan yang lebih baik di masa depan titik pembaca beserta segala aktivitas substansial lainnya bermuara pada upaya manusia untuk menemukan makna dirinya sebagai makhluk yang berbudaya beradab dan berbeda dengan makhluk tuhan lainnya membaca merupakan efektivitas belajar.2

Hal tersebut mengingat pembaca adalah upaya yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan pemahaman baru titik dengan membaca kita dapat memahami secara jelas makna, maksud dan tujuan dari hal-hal yang sebelumnya masih abu-abu. Melalui belajar kita juga dapat melakukan upaya pembenahan diri yang berguna bagi kepentingan bersama. Belajar kemudian dapat dipahami sebagai usaha sadar manusia untuk dapat mungkin melepaskan diri dari ketidaktahuan tentang banyak hal .

Belajar selanjutnya merupakan proses aktif yang muncul melalui pengalaman, pembelajaran atau pelatihan.3 belajar dan pembelajaran mendidik manusia agar mereka bisa membedakan mana yang seharusnya

2 Moh Yamin, Teori Belajar dan Metode Pembelajaran (Jakarta, Cita Intan Selaras, 2015),1

3 Sudarwan Danim dan Khairil, Psikologi Pendidikan, (Bandung,Alphabeta),122

(15)

dilakukan atau tidak, apa yang pantas dilakukan dan tidak dan begitu seterusnya. Dengan demikian, belajar merupakan sebuah kegiatan yang bermuara pada misi kemanusiaan, misi pembangunan manusia yang beradab dan bermartabat.

Dengan belajar, manusia kemudian bisa membangun cara pandang sendiri tentang bagaimana seharusnya berbuat untuk kepentingan bersama titik oleh karena itu, belajar kemudian harus diartikan sebagai proses mengembangkan dan menghidupkan kegiatan-kegiatan yang dilandaskan atas inovasi dan kreativitas. Belajar merupakan sebuah respon diri untuk menjawab segala kebutuhan dan kepentingan para pembelajar supaya mereka kemudian bisa melakukan kerja nyata dan konkrit. Belajar menjadi sebuah ciri mendasar atas terselenggaranya pendidikan yang memanusiakan manusia.

Islam telah secara tegas mewajibkan seluruh umat manusia untuk senantiasa belajar, sebagaimana firman Allah SWT dalam Alquran Surat Al Alaq ayat 1-5 :



















































Artinya : Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan (1).

Telah menciptakan manusia dari segumpal darah (2). Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Mulia (3). Yang mengajar (manusia) dengan pena (4). Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya (5). 4

4 Mushaf Standar Indonesia, Departemen Agama, 96:1-5

(16)

Dalam pembelajaran banyak variabel yang mempengaruhi, baik faktor internal yang berasal dari dalam diri individu maupun faktor luar yang berasal dari iklim. Dalam pembelajaran tugas utama penfdidik adalah mengkondisikan iklim untuk membantu melakukan perubahan bagi siswa.

Sebagian besar, pelaksanaan pembelajaran mencakup tiga hal: pre-test interaksi dan postes. Ilmu pengetahuan dibutuhkan oleh manusia untuk mencapai kepuasan sepanjang kehidupan sehari-hari, baik hidup di dunia ini maupun kehidupan setelah dunia khususnya alam agung. Mempelajari dunia dibutuhkan oleh orang-orang secara bersamaan selama manusia hidup di bumi yang sifatnya fana, sedangkan belajar ilmu akhirat adalah sebagai bekal manusia untuk kehidupan yang sifatnya kekal abadi.5

Dalam mendapatkan bekal manusia untuk kehidupan di akhirat, sesorang dianjurkan untuk mempunyai pemahaman ilmu pengetahuan serta emahaman ilmu agama, sarana yang tepat dalam menanamkan nilai- nilai tersebut salah satu diantaranya ialah melalui kegiatan ekstrakurikuler, salah satunya adalah program terjemah al-qur‟an.

Al-Qur‟an sebagai cahaya harus mampu menjadi penerang bagi kegelapan, mengangkat harkat dan martabat manusia, serta memberikan direksi bagi perubahan-perubahan sosial. Al-Qur‟an sebagai cahaya harus mampu membentuk sebuah paradigma yang bersifat komprehensif artinya,

5 Bukhari Umar,Hadist Tarbawi Perspektif Pendidikan dalam Hadist (Jakarta,2018),5

(17)

umat islam mempunyai tanggungjawab yang sangat besar untuk menerjemahkan pesan-pesan Tuhan untuk terang langit dan terang bumi.6

Memahami Al-Qur‟an ternyata bukanlah hal yang sulit, manakala kita dapat mengartikan dengan tepat dan benar, akan tetapi banyak diantara kita yang belum tau dan tidak mau berusaha untuk mecobanya, mungkin hal-hal semacam itulah yang membuat kita kesulitan dalam memahami isi kandungan Al-Qur‟an. Memahami Al-Qur‟an dan mengetahui isi kandungannya akan menjadi sangat mudah jika kita sudah mengetahui cara yang tepat di dalamnya, banyak kendala yang dihadapi oleh para penerjemah Al- Qur‟an mulai dari pengembangan minat, penciptaan lingkungan, pembagian waktu, sampai pada penerjemah itu sendiri.7

Berdasarkan pemaparan aspek diatas, peneliti tertarik untuk mendekirpsikan upaya yang dilakukan oleh MA Al Falah dalam menanamkan nilai nilai islam, melalui kegiatan ekstrakurikuler program terjemah Al Qur‟an. MA Al Falah terletak di Kecamatan Wuluhan Jember merupakan sekolah swasta yang berada dibawah nanungan Yayasan Pondok Pesantren Al Falah Putri Wuluhan. MA Al Falah adalah salah satu sekolah yang menerapkan program non formal berupa kegiatan esktrakurikuler terjemah Al Qur‟an.

6 Zuhairi Misrawi, Al-Qur’an Kitab Tolernansi: Inklusivisme, Puralisme dan Multikulturalisme, (Jakarta: Penerbit Fitrah, 2007), hlm. 93

7 Muhammad Taufik, BelajarCepat dan Mudah Terjemah Al-Qur’an Metode An- Nashr Buku

(18)

Banyak sekali metode yang bisa digunakan untuk membantu proses menerjemahkan Al-Qur‟an. Kita bisa mengikuti metode menerjemahkan Al-Qur‟an yang dipakai pada instansi pendidikan formal ataupun non- formal. Adapun metode yang digunakan siswi MA Al Falah dalam menerjemahkan Al-Qur‟an, yaitu metode PPTQ ( Program Pelatihan Terjemah Al Qur‟an ). Ekstrakurikuler tersebut merupakan upaya MA Al Falah yang tujuannya untuk tetap berkesinambungan dengan metode belajar di pondok pesantren yakni Baca Kitab Ala PPTQ.

Adapun proses implementasinya ini yaitu metode pptq ini diajar oleh seorang tutor atau seorang guru dimana tahapan-tahapan pembelajarannya yaitu: satu dimulai dengan guru dan murid-murid membaca ayat yang akan diterjemah lalu guru membaca satu kata dalam satu kalimat dalam ayat beserta artinya yang di mana itu diulang selama 3 kali setelah diulang tiga kali murid diharuskan menirukan arti dari ayat tersebut. Berlanjut ke kalimat-kalimat berikutnya sama seperti itu hingga bertemu dengan waqaf jika sudah membaca arti dari tiap kalimat sampai waqaf mujaris bersama murid-murid membaca arti dari ayat pertama sampai waqaf. Begitu seterusnya sampai mengeja satu demi satu kalimat dalam satu ayat. Jika sudah satu ayat maka dari setiap anak diwajibkan untuk mengartikan ayat pertama sampai ayat terakhir secara bergantian.

Metode pptq Safinda ini dilakukan satu kali dalam satu minggu di hari sabtu ketika kegiatan ekstrakurikuler berlangsung. Setelah semua materi sudah terselesaikan mu‟allim membacakan asbabun nuzul dari setiap ayat

(19)

yang diajarkan kepada siswa-siswa yang yang bertujuan agar siswa lebih paham dan menguasai lebih dalam materi-materi tentang terjemah Al- Qur‟an yang ia pelajari.

Dari setiap juz yang terselesaikan maka tahapan-tahapan jus jus selanjutnya masing-masing siswa akan diperkenalkan dengan nahwu shorof dari setiap kalimat yang ada di ayat Alquran jadi di samping siswa memahami arti dari tiap-tiap kata siswa juga memahami nahwu shorof dari setiap kalimatnya.

Pembelajaran terjemah Al-Qur‟an melalui kegiatan ekstrakurikuler mengadakan evaluasi setiap pertemuannya berupa tes lisan. Evaluasi tersebut berfungsi agar setiap siswa memahami tiap-tiap arti dalam ayat Al-Qur‟an yang nantinya pembelajaran terjemah Al-Qur‟an melalui kegiatan ekstrakurikuler ini akan didemonstrasikan langsung di hadapan orang tua pada di penghujung tahun.

Berdasarkan pemaparan di atas maka peneliti tertarik untuk menggali lebih dalam lagi tentang pembelajaran terjemah Alquran melalui kegiatan ekstrakurikuler di MA Al falah. Sehingga peneliti tertarik mengambil judul penelitian “Pembelajaran Terjemah Al-Qur’an Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Kelas IV di MA Al-Falah Wuluhan Jember Tahun Pelajaran 2022/2023”.

(20)

B. Fokus Penelitian

Berikut fokus penelitiannya yaitu:

1. Apa Tujuan Pembelajaran Terjemah Al-Qur‟an Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Kelas IV di MA Al Falah Wuluhan Jember Tahun Pelajaran 2022/2023.

2. Apa Materi Pembelajaran Terjemah Al-Qur‟an Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Kelas IV di MA Al Falah Wuluhan Jember Tahun Pelajaran 2022/2023.

3. Bagaimana Langkah-Langkah Pembelajaran Terjemah Al-Qur‟an Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Kelas IV di MA Al Falah Wuluhan Jember Tahun Pelajaran 2022/2023.

4. Bagaimana Evaluasi Pembelajaran Terjemah Al-Qur‟an Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Kelas IV di MA Al Falah Wuluhan Jember Tahun Pelajaran 2022/2023.

C. Tujuan Penelitian

1. Mendeskripsikan Tujuan Pembelajaran Terjemah Al-Qur‟an Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Kelas IV di MA Al Falah Wuluhan Jember Tahun Pelajaran 2022/2023.

5. Mendeskripsikan Materi Pembelajaran Terjemah Al-Qur‟an Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Kelas IV di MA Al Falah Wuluhan Jember Tahun Pelajaran 2022/2023.

(21)

6. Mendeskripsikan Langkah-Langkah Pembelajaran Terjemah Al- Qur‟an Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Kelas IV di MA Al Falah Wuluhan Jember Tahun Pelajaran 2022/2023.

7. Mendeskripsikan Evaluasi Pembelajaran Terjemah Al-Qur‟an Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Kelas IV di MA Al Falah Wuluhan Jember Tahun Pelajaran 2022/2023.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis

Efek samping dari penelitian ini seharusnya menambah informasi dan wawasan tentang pembelajaran terjemah Al-Qur‟an melalui kegiatan ekstrakulikuler di MA Al Falah Ambulu Jember yang berguna untuk meningkatkan mutu Pendidikan.

2. Manfaat Praktis

a. Kepala Sekolah MA Al Falah Wuluhan Jember

Harapan Penelitian ini dapat di jadikan sebagai bahan pertimbangan dan tambahan informasi bagi kepala sekolah untuk memotivasi tenaga pendidik dalam melaksanakan kegiatan ekstrakulikuler yang efektif, efisien, dan menyenangkan.

b. Guru MA Al Falah Wuluhan Jember

Eksplorasi ini seharusnya menjadi pemikiran bagi para pendidik untuk meningkatkan ekstrakurikuler berbasis pesantren ini sehingga gerakan ini mencapai hasil yang ideal.

(22)

c. Peneliti

Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi kehidupan peneliti untuk menyalurkan ilmu yang sudah didapat dalam penelitian dan mengembangkan kompetensi peneliti dalam menambah ilmu pengetahuan terkait dengan implementasi pembelajaran terjemah Al Qur‟an melalui kegiatan ekstrakurikuler di sekolah MA Al Falah.

d. Pembaca

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajian atau acuan ujian di ranah per sekolahan dalam latihan ekstrakurikuler yang memanfaatkan pembelajaran terjemah Al- Qur‟an

E. Definisi Istilah

Definisi istilah adalah istilah-istilah yang menjadi titik perhatian dalam judul penelitian sehingga tidak terjadi kesalahpahaman makna istilah sebagaimana yang dimaksud oleh peneliti.8 Beberapa istilah-istilah dalam judul penelitian ini dibahas sebagai berikut.

1. Pembelajaran Terjemah Al-Qur‟an

Pembelajaran Terjemah Al-Qur‟an adalah proses belajar seseorang menerjemahkan atau mengartikan Al Qur‟an dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan metode atau cara yang dipilih untuk memudahkan dalam mengartikan ayat ayat Al-Qur‟an dengan maksud.

8 Tim Penyusun Karya Tulis Ilmiah, Pedoman Penulisan Karya Ilmah IAIN Jember (Jember: IAIN Jember, 2020), 45.

(23)

Dengan disertai teknis sesuai dengan rancangan pembelajaran terjemah yang berupa modul.

2. Ekstrakurikuler

Ekstrakurikuler merupakan kegiatan tambahan peserta didik yang masih berada di jam sekolah yang fungsinya untuk mengembangkan potensi, kecerdasan, keterampilan, kemampuan dari peserta didik sesuai dengan bakat dan minat dari masing masing peserta didik.

Ekstrakurikuler kelas terjemah Al-Qur‟an yang dimaksud peneliti adalah kelas 4 terjemah Al-Qur‟an. Istilah kelas ini mereka gunakan untuk penyederhanaan kelas yang di spesifikasikan oleh juz yang di ajarkan disetiap kelasnya. Nominal juz yang sedang mereka terjemahkan sesuai dengan kelas yang sedang mereka tempuh.

Kesimpulannya adalah proses belajar seseorang menerjemahkan atau mengartikan Alquran dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan metode atau cara yang dipilih untuk memudahkan dalam mengartikan ayat-ayat Alquran dengan maksud ini adalah pembelajaran terjemah Alquran yang dilakukan dalam kegiatan ekstrakurikuler atau kegiatan tambahan peserta didik yang masih berada di jam sekolah yang fungsinya untuk mengembangkan potensi, kecerdasan, keterampilan formal kemampuan dari peserta didik sesuai dengan bakat dan minat masing-masing peserta didik ada kelas 4 terjemah Alquran.

(24)

F. Sistematika Pembahasan

Penyusunan sistematika pembahasan penulisan ini, terdiri dari beberapa bab, yang mana masing-masing bab disusun secara sistematis dan merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan antara satu bab dengan bab yang lainnya. Pada bagian utama skripsi ini terdapat halaman judul, pengesahan, motto, persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan kemudian terdiri dari lima bab yaitu:

Bab pertama berupa pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, definisi istilah dan diakhiri dengan sistematika pembahasan

Bab kedua berupa kajian pustaka meliputi: analisis penelitian terdahulu dan kajian teori yang memuat tentang pembelajaran Terjemah Al-Qur‟an melalui kegiatan ekstrakurikuler.

Bab ketiga berupa metode penelitian yang memuat tentang:

pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, subyek penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data, keabsahan data, serta tahap-tahap penelitian.

Bab keempat berupa hasil penelitian dan pembahasan. Dalam bab ini diuraikan hasil penerapan model pembelajaran Terjemah Al-Qur‟an melalui Kegiatan Ekstrakurikuler.

Bab kelima berupa penutup yang memuat tentang kesimpulan dari hasil penelitian, dan saran. Pada bagian akhir dilengkapi dengan daftar pustaka, lampiran-lampiran dan daftar riwayat hidup.

(25)

Ada beberapa penelitian yang relevan dengan judul Pembelajaran Terjemah Al-Qur‟an Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler kelas IV di Madrasah Aliyah Al Falah Wuluhan Tahun Pelajaran 2022/2023. penelitian ini antara lain sebagai berikut :

1. M. Mahrus Ali. 2018 “Implementasi metode muhadhah dalam meningkatkan kemampuan menerjemah Alquran studi kasus di SMP Al hikmah Surabaya”.

Penelitian ini memfokuskan kajiannya pada tiga rumusan masalah yaitu (1) bagaimana implementasi metode muhada dalam meningkatkan kemampuan menerjemah Alquran siswa di SMP Al hikmah Surabaya (2) Apa faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan implementasi metode muhadha dalam meningkatkan kemampuan menerima Alquran siswa SMP Al hikmah Surabaya. (3) bagaimana upaya yang dilakukan oleh para guru SMP Al hikmah Surabaya dalam mengatasi kendala implementasi metode muhad tersebut. Jenis penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dan menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa implementasi muhadhah yang diterapkan di SMP Al hikmah ini sangat bagus dan cocok untuk membantu siswa mempermudah dalam menghafal, menerjemah Dengan memahami ayat Alquran khususnya yang ingin mendalami arti

(26)

sekaligus maknanya. Para siswa setelah dilakukan evaluasi mengenai penerapan metode ini ternyata siswa mampu menerjemah dengan baik dan benar. Metode Muwahhadah ini juga dapat diterapkan di sekolah-sekolah lain yang mengembangkan pembelajaran Alquran sebagai upaya untuk mencetak generasi yang Qurani.

Persamaan dari penelitian ini adalah sama-sama mengimplementasikan terjemah Alquran dan penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan data yang ditemukan di lapangan. Sedangkan perbedaan dari penelitian ini adalah penelitian terdahulu menggunakan metode terjemah muhadhah sedangkan yang peneliti gunakan adalah metode pptq penelitian terdahulu tersebut dilakukan di SMP Al hikmah Surabaya sedangkan peneliti mengambil penelitian di MA Al falah Wuluhan Jember.9

2. Ira Humaira. 2020 “Implementasi Metode Tamyiz Dalam Menerjemahkan Alquran Studi Kasus Kelas 7 Siswi SMP Alquran Ma‟rifatus Salam Subang”.

Fokus dalam penelitian ini adalah implementasi metode teknis dalam menerjemahkan Alquran serta mengetahui faktor pendukung dan penghambat pembelajaran metode tangis di SMP Al-Qur‟an makrifatussalam Subang. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

9 M Mahrus Ali. Implementasi metode muhadhah dalam meningkatkan kemampuan menerjemah Alquran studi kasus di SMP Al hikmah Surabaya (skripsi, UIN sunan Ampel Surabaya, 2018)

(27)

pelaksanaan pembelajaran metode tamsis sudah sesuai dengan buku petunjuk pintar terjemah Quran dan kitab kuning, di mana metode pembelajaran yang menggunakan metode ceramah, metode latihan, metode demonstrasi dan teknik belajar lagi ini. Adapun pelaksanaannya ditemukan faktor penghambat ialah kurangnya SDM pengajar dan alokasi waktu jam pembelajaran titik sedangkan faktor pendukungnya adalah dipenuhinya sarana prasarana sesuai kebutuhan pembelajaran, adanya pembekalan dan pelatihan untuk mengajar dan materi yang mendukung program sekolah.

Persamaan dari penelitian ini adalah sama-sama mengimplementasikan terjemah Alquran di lembaga sekolah. Perbedaan dari penelitian ini adalah metode yang digunakan untuk menerjemah Alquran serta tempat yang diteliti. Persamaan dari penelitian ini adalah sama-sama mengimplementasikan terjemah Alquran di lembaga sekolah..10

3. Lilis Karlina Padang, 2021 “Implementasi metode samai dalam menghafal Alquran di sekolah SMP Jabal Rahmah mulia Medan”.

Penelitian ini membahas mengenai implementasi metode simai dalam menghafal Alquran di sekolah SMP Jabal Rahmah mulia Medan tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apa saja metode pembelajaran tahfidz Alquran di SMP Jabal Rahmah mulia Medan, untuk mengetahui bagaimana penerapan metode Sinai

10 Ira Humaira. Implementasi Metode Tamyiz Dalam Menerjemahkan Alquran Studi Kasus Kelas 7

(28)

dalam proses pembelajaran tahfidz Quran di SMP Jabar Rahmah mulia Medan untuk mengetahui apa saja faktor penunjang dan penghambat yang dihadapi selama proses pembelajaran tahfidz Quran di SMP Jabar Rahmah mulia Medan titik jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian lapangan (field research) bersifat deskriptif kualitatif.

Berdasarkan hasil dari penelitian menunjukkan bahwa dalam pembelajaran tahfid di SMP Jabal Rohmah mulia Medan ada beberapa metode yang mereka gunakan yaitu metode simari, dan juga tahsin. Untuk penerapan metode simei di sekolah ini dilakukan dengan cara melakukan simakan sesama siswa dan setoran memperdengarkan hafalan baru memperdengarkan hafalan nama setelah menambah hafalan baru. Adapun faktor penunjang hafalan siswa di SMP Jabal Rahmah mulia Medan ini yaitu dengan menerapkan metode yang bagus dan cocok untuk siswa, diwajibkan simak-an sesama siswa, usia siswa yang ideal untuk menghafal Alquran, motivasi dan nasehat yang diberikan sebelum memulai hafalan baru, lokasi yang nyaman bagi siswa dalam menghafal Alquran, serta melakukan evaluasi setiap semester. Untuk faktor penghambat kekebalan sosial yang di sekolah ini yaitu, murojaah hafalan kurang maksimal pada saat libur sekolah terlalu terburu-buru dalam menambah hafalan dan tidak sabar dalam menghafal.

(29)

4. Aliyah nasichatil. 2022. “Implementasi Metode An-nasr Untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Terjemah Ayat Al-Qur‟an Pada Siswa MTS NU Pakis”.

Fokus penelitian dalam skripsi ini yakni mendeskripsikan implementasi metode an-nasr dalam meningkatkan kemampuan menghafal terjemah ayat Alquran pada siswa MTS NU, mengetahui peningkatan kemampuan menghafal terjemah ayat Alquran melalui program metode an-nasr pada siswa MTS NU sekolah dan mengetahui evaluasi dari penerapan program metode an-nasr dalam meningkatkan kemampuan menghafal terjemah ayat Alquran pada siswa MTS NU pakis.

Hasil penelitian ini meliputi beberapa hal 1.implementasi metode an nasr dalam meningkatkan kemampuan menghafal terjemah ayat Alquran di MTs NU Pakis melalui beberapa proses yaitu perencanaan dan pelaksanaan titik di dalam perencanaan dilakukan tes awal pada siswa yang bertujuan untuk memudahkan pengelompokan kelas berdasarkan kemampuan membaca Alquran sesuai titik kemudian pada pelaksanaannya mengikuti buku panduan metode an-nasr dalam proses pembelajaran: titik peningkatan kemampuan menghafal terjemah ayat Alquran pada siswa dapat dilihat dari catatan jurnal pembelajaran titik 3 titik evaluasi pembelajaran pelaksanaan metode an-nasr dapat dilakukan dengan cara penilaian terhadap hafalan siswa, teguran untuk seorang guru pembimbing.

Persamaan dari penelitian ini adalah sama-sama menggunakan jenis penelitian kualitatif ikatan kualitatif deskriptif sedangkan perbedaan dari

(30)

penelitian ini adalah metode yang digunakan dalam menghafal terjemah ayat Alquran adalah metode annasr. Yang terdahulu ini snu pakis, sedangkan peneliti mengambil penelitian di MTs SA al-falah Wuluhan Jember11

5. Haidar Idris, Amilus Sholikhati, 2022 “Implementasi Metode Program Pelatihan Terjemahan Al QUR‟AN SAFINDA dalam menerjemahkan Al- Qur‟an di Pesantren Darun Najah Petahuan.

Fokus penelitian ini yaitu 1) bagaimana implementasi metode program pelatihan terjemahan Al-Qur‟an Safinda dalam menerjemahkan Al-Qur‟an di pesantren Darun Najah Petahuan.2) apa factor penghambat dan pendukung metode PPTQ Safinda dalam menerjemahkan Al-Qur‟an.

Dengan menggunakan endekatan deskriptif kualitatif yang tujuannya untuk mendeskripsikan fonemena fenomena yang terjadi di lapangan.

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa implementasi metode PPTQ Safinda dalam menerjemahkan Al-Qur‟an dapat disimpulkan bahwa santri dapat dengan mudah mengetahui makna Al-Qur‟an kata perkata, sehingga siswa dapat banyak mengerti kosa kata Bahasa arab dan metode ini banyak mendapat segi positif dari hasil pembelajaran yang diajarkan pada santri. Kemampuan santri Darun Najah dalam menerjemahkan Al- Qur‟an dengan menggunakan metode PPTQ Safinda dapat disimpulkan bahwa ada du acara dalam menilai kemampuan santri yang sudah mempelajari metode PPTQ dalam menerjemahkan Al-Qur‟an. Cara yang

11 Aliyah Nasihatun, Implementasi Metode An-Nasr Untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Terjemah Alquran Pada Siswa MTS NU Pakis. (Skripsi, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

2022)

(31)

pertama dengan menilai tes lisan dan yang kedua yakni melihat tes hasil menerjemahkan kata perkata.

Faktor pendukung dan Penghambat Metode PPTQ Safinda dalam menerjemahkan al-Qur‟an dapat disimpulkan bahwa dalam rangka mewujudkan pembelajaran yang kondusif dan efektif maka diperlukan adanya faktor pendukung yang bisa memaksimalkan metode pembelajaran PPTQ Safinda dan terdapat faktor Penghambat yang menjadikan kendala bagi berlangsungnya penerapan metode PPTQ Safinda.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah sama sama menggunkan metode PPTQ Sebagai metode pembelajaran Al- Qur‟an. Perbedaan dari penelitian ini adalah penelitian terdahulu melaksanakan penelitian bertempat di SMP Al Hikmah Surabaya sedangkan penelitian ini bertempat di MA Al Falah Wuluhan Jember.

Persamaan dari penelitian ini adalah sama-sama menggunakan menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Sedangkan perbedaan dari penelitian ini yang pertama adalah penelitian terdahulu menggunakan metode terjemah Alquran samai dalam menghafal Alquran di sekolah SMP Jabal Rahmah Mulia Medan sedangkan peneliti mengambil penelitian metode pembelajaran terjemah Quran pptq. Yang kedua adalah tempat dilaksanakannya penelitian adalah SMP Jabal Rahmah Mulia Medan.

Adapun penelitian terdahulu yang telah digambarkan secara umum dapat disajikan melalui tabel berikut :

(32)

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Nama dan Judul

Penelitian

Persamaan Perbedaan

1 2 3 4

1 M. Mahrus Ali, 2018.

Implementasi metode muhadhah dalam meningkatkan

kemampuan

menerjemah Alquran studi kasus di SMP Al hikmah Surabaya.

Persamaan dari

penelitian ini adalah sama-sama

mengimplementasikan terjemah Alquran dan

penelitian ini

menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan data yang ditemukan di lapangan.

perbedaan dari penelitian ini adalah penelitian terdahulu menggunakan

metode terjemah muhadhah sedangkan yang peneliti gunakan adalah metode pptq.

penelitian terdahulu tersebut

dilakukan di SMP Al hikmah Surabaya sedangkan peneliti mengambil penelitian

di madrasah

Tsanawiyah 1 atap Al falah Wuluhan Jember

2 Ira Humaira. 2020 Implementasi Metode

Tamyiz Dalam

Menerjemahkan

Alquran Studi Kasus Ke9las 7 Siswi SMP Alquran

Ma‟rifatusSalam Subang.

Persamaan dari

penelitian ini adalah sama-sama

mengimplementasikan terjemah Alquran di lembaga sekolah.

Perbedaan dari penelitian ini adalah

metode yang

digunakan untuk menerjemah Alquran serta tempat yang diteliti

3. Lilis Karlina Padang, 2021

implementasi metode sama‟i dalam menghafal Alquran di sekolah SMP Jabal Rahmah mulia

Persamaan dari

penelitian ini adalah sama sama menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif dan sama sama membahas mengenai

Perbedaan dari penelitian ini adalah penelitian terdahulu memakai metode sima‟I sedangkan penelitian ini

(33)

No Nama dan Judul Penelitian

Persamaan Perbedaan

1 2 3 4

Medan. 2021. impelementasi

pembelajaran Al Qur‟an.

memabahas

mengenai metode PPTQ. Penelitian terdahulu bertempat di Sekolah SMP Jabal Rahmah Mulia Medan. Sedangkan

tempat yang

dilakukan peneliti berada di MA Al Falah Putri Wuluhan Jember.

4. Haidar Idris, Amilus Sholikhati, 2022.

Implementasi Metode Program Pelatihan Terjemahan Al-Qur‟an

Safinda dalam

Menerjemahkan Al- Qur‟an di Pesantren Darun Najah Petahunan.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah sama sama menggunkan metode PPTQ Sebagai metode pembelajaran Al Qur‟an.

Perbedaan dari penelitian ini adalah penelitian terdahulu melaksanakan

penelitian bertempat di SMP Al Hikmah Surabaya sedangkan penelitian ini bertempat di MA Al Falah Wuluhan Jember.

5. Aliyah nasichatil. 2022.

Implementasi Metode

An-nasr Untuk

Meningkatkan

Kemampuan Menghafal Terjemah Ayat Al Qur‟an Pada Siswa MTS NU Pakis

Persamaan dari

penelitian ini adalah sama-sama

menggunakan jenis penelitian kualitatif ikatan kualitatif deskriptif

perbedaan dari penelitian ini adalah

metode yang

digunakan dalam menghafal terjemah ayat Alquran adalah metode annasr

Berdasarkan tabel penelitian terdahulu diatas bahwa posisi penelitian ini adalah melanjutkan penelitian sebelumnya dengan lokasi penelitian yang berbeda, yaitu meneliti terkait implementasi pembelajaran

(34)

terjemah Al Qur‟an melalui kegiatan ekstrakurikuler kelas IV di MA Al Falah Wuluhan Jember tahun pelajaran 2002/2023.

B. Kajian Teori

Bagian kajian teori ini peneliti membahas teori yang digunakan dalam penelitian secara luas dan mendalam, guna memperdalam wawasan peneliti dalam mengkaji permasalahan yang akan dipecahkan sesuai dengan fokus penelitian dan tujuan penelitian.12 Beberapa teori yang akan peneliti bahas yakni pembelajaran Terjemah Al-Qur‟an Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler di MA Al Falah Wuluhan Jember.

1. Tujuan Pembelajaran Terjemah Al-Qur’an

Secara yuridis pembelajaran terjemah Al-Qur‟an bisa diselenggarakan dalam bentuk pendidikan atau lembaga dunia non formal.

Berdasarkan peraturan menteri agama republik Indonesia nomor. 13 tahun 2014 tentang pendidikan keagamaan Islam bagian ketiga pasal 45 bahwa bentuk pendidikan dunia formal meliputi madrasah Diniyah taqniyah, pendidikan Al-Qur‟an majelis taklim, pendidikan keagamaan Islam lainnya. Bentuk-bentuk ini memberikan arti bahwa banyak ragam dan model pembelajaran terjemah Al-Qur‟an. Bentuk yang sangat relevan dengan pembelajaran Al-Qur‟an dan sesuai dengan tujuan dibentuknya ialah majelis taklim nama karena berdasarkan tujuannya yang tertera di pasal 4 dalam peraturan menteri agama republik Indonesia nomor 29 tahun

12 Tim Penyusun Karya Tulis Ilmiah, Pedoman Penulisan Karya Ilmah IAIN Jember, 46.

(35)

2019 tentang majelis taklim 1 diantara tujuannya ialah meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam membaca dan memahami Al Qur‟an.

Adapun tujuan utama diadakannya program ini agar masyarakat mampu memahami Alquran dan makna-maknanya seperti motto yang dipegang lembaga yaitu moco Qur‟an angen-angen sak maknane atau membaca Al-Qur‟an seperti membaca koran. Sehingga setelah mengikuti program pelatihan pembelajaran Alquran yang melembaga memiliki seperti pembelajaran tahsin tahfid, terjemah, tafsir dan ulumul Quran masyarakat mampu memahami makna Alquran mulai makna kata, makna satu kalimat dan makna satu ayat dalam Al-Qur‟an.13

Pembelajaran terjemah Alquran dapat dipahami sebagai bentuk interaksi yang terjadi antara tutor atau guru dengan masyarakat atau peserta didik dalam mempelajari isi kandungan Alquran dengan menerjemahkan ayat-ayatnya secara harfiah atau maknawiyah dan memanfaatkan buku pedoman yang telah disusun oleh penemu-penemu metode terjemah Alquran dalam sebuah proses pelatihan atau kegiatan yang terjadwal.

2. Materi Pembelajaran Terjemah Al-Qur’an

Beberapa materi pembelajaran terjemah Al-Qur‟an terdiri dari metode-metode yang dipilih guna sebagai program belajar dan pembelajaran terjemah Al-Qur‟an, Seperti :

13 Arbain Nurdin, Nurul Zainab, (Pembelajaran Terjemah Alquran Bantul, ladang kata, 2020), 20-

(36)

a. Metode Manhaji

Metode manhaji merupakan sebuah metode yang sistematis, mudah dan sederhana dalam mengantarkan peserta didik mengerti bahasa Arab dengan objek pembelajaran langsung Alquran.

Muhammad Anas membagi tahapan-tahapan metode manajer ini menjadi 4 tahap yang diringkas dalam empat jenis buku titik pertama adalah tinta dasar, adalah tingkat untuk memahami arti kata-kata dan jenisnya, objek kajiannya Alquran juz ke-1 titik kedua adalah tingkat menengah mengajarkan teknik memahami arti kata perkata, sesuai dengan perubahan kata-katanya, dan memahamkan cara mengubahnya dalam kurung ilmu saraf tutup kurung objek kajiannya Alquran juz kedua titik ketiga adalah tingkat atas, mengenal susunan kalimat buka kurung ilmu nahwu atau kawat dengan objek kajian ketiga titik keempat adalah tingkat kajian bahwa dengan objek kajian jus keempat.14

Manhaji adalah gabungan dari metode pondok pesantren salaf buka kurung tradisional pondok pesantren modern, dan gaya pembelajaran timur tengah titik belajar memahami Alquran dengan metode mad haji merupakan perangkat teknik memahami Alquran dengan cara praktis dan dapat dipelajari secara otodidak, karena setiap ayat banyak pengulangan kata-kata, dan arti yang mengiringi setiap ayat pun dapat membantu menemukan artinya perkata secara mudah.

14 Mahma Amila Sholiha,“Implementasi Metode Manhaji dalamPembelajaran Nahwu Shorof di Manhaji Course”. No 1 (Juni 2018):182-186.

(37)

Materi yang disajikan dalam metode ini adalah metode nahwu, saraf, dan balaghah dalam Alquran. Setiap kata dalam Alquran diterjemahkan dan dijelaskan susunan khawarid, saraf, dan balagahnya.

Dengan metode ini pula mufrodat dan susunan kalimat akan sering dijumpai pada ayat selanjutnya, sehingga siswa dengan mudah menerjemahkan titik metodologi pembelajaran yang digunakan dalam manhaji ada 8, yaitu:

a. Menggunakan sistem talaki yaitu dengan tatap muka langsung face to face antara siswa dan pengajar.

b. Teori aplikatif, yaitu setiap teori yang diajarkan langsung dipraktekkan dalam memahami Alquran dan pembacaan kitab kuning.

c. Analisis nahwiyah: setiap siswa diajarkan tahlil nahwiyah analisis nahwiyah mengetahui kedudukan i'rob Alquran dan kitab kuning.

d. setiap siswa diajarkan teks Arab dengan baik dan benar sesuai kaidah bahasa Arab, baik pada teks Alquran maupun kitab kuning.

e. Qiroah: semua siswa dididik menguasai pembacaan terhadap literatur kitab klasik secara baik dan benar sesuai dengan kaidah bahasa Arab yang disertai dengan dzaug, tidak hanya diajarkan membaca literatur klasik akan tetapi para siswa juga dibina untuk membaca tulisan-tulisan seperti buku kontemporer majalah koran

(38)

dan novel.

f. Rumus dan kode dengan nasyid agar pembelajaran lebih menarik dan tidak membosankan, maka dalam memahami kaidah dirumuskan dengan kode dan lagu titik

g. Alqalam: dalam hal ini, siswa diajarkan aktif berbahasa Arab baik dalam bentuk percakapan, latihan khutbah bahasa Arab maupun debat.

h. Tarjamah: untuk melengkapi kompetensi-kompetensi

i. Dari hasil pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Tahapan pembelajaran nahwu Sharaf di Manhaji Course dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Jilid 1 adalah tahap pengenalan mufrodat dan istilah-istilah nahwu shorof. Pada tahap pertama ini peserta kursus baru diperkenalkan mengenai istilah-istilah dalam kaidah-kaidah nahwu shorof dan jenisnya dengan ditunjukkan contoh- contohnya secara sederhana.

Contoh-contohnya diambilkan dari ayat-ayat al-qur‟an juz I (Q.S al- Fatihah dan Q.S. al-Baqarah: 1-101) Cara mengajarkan rumus- rumus kaidah ini dengan nasyid atau dinyanyikan. Tujuannya adalah agar peserta merasa enjoy dalam mempelajarinya dan akan membantu dalam mengingat kaidah-kaidah nahwu shorof.

2. Jilid 2 adalah tahap pengenalan dan penerapan kaidah ilmu shorof.

Pada tahap kedua bagian awal peserta mulai menerapkan kaidah- kaidah shorof pada ayat-ayat al-quran. Peserta diajarkan mentashrif

(39)

wazan-wazan fi‟il. Pada bagian akhir peserta diajarkan tentang i‟rob. Contoh-contohnya diambilkan dari ayat-ayat al- quran juz II (Q.S. al-Baqarah :101-176).

3. Jilid 3 adalah tahap pengenalan dan penerapan kaidah ilmu nahwu.

Pada tahap ketiga ini peserta diajarkan tentang susunan kalimat. Objek kajiannya adalah juz 3 dan juga diajarkan membaca kitab kuning.

b. Metode PPTQ

Metode PPTQ Safinda (Program Pelatihan terjemahan al- Qur‟an Safinda) adalah program pelatihan terjemahan al-Qur‟an yang dikembangkan oleh Pondok Pesantren Safinatul Huda di Surabaya.

Metode ini menggunakan metode menerjemahkan kata demi kata dan menggabungkannya menjadi satu kalimat. Kemudian, makna al- Qur‟an jauh lebih dalam. Pada tahun 1996, Yayasan Safinatul Huda Surabaya adalah bermula dari kegiatan TPQ di mushalla yang digunakan sebagai tempat belajar membaca Al-Qur'an untuk anak- anak di kawasan lingkungan sekitarnya yang didirikan oleh Drs.

Choirul Anam, M.E.I. Lembaga ini merupakan salah satu unit yang berada di bawah naungan Yayasan Safinatul Huda Surabaya, awalnya unit ini dimulai dari tim pelaksana kemudian beralih menjadi LP PPTQ SAFINDA (Lembaga Pelaksana Program Pelatihan Terjemah al-Qur'an). Dari sinilah timbul metode safinda yang merupakan suatu program pelayanan kepada masyarakat luas terutama lingkungan sekitarnya, sebagai upaya pemahaman dalam belajar membaca al-

(40)

Qur'an serta paham maknanya.

Metode PPTQ Safinda dapat diajarkan sejak usia dini. Akan tetapi, ketika ia lancar membaca al-Qur‟an sejak usia dini, mulai mempelajari maknanya, dan menanamkan dalam dirinya bacaan, pengucapan, dan makna al-Qur‟an, maka terbentuklah generasi al- Qur‟an.15

Dalam Menerjemahkan al-qur‟an dengan Metode PPTQ Safinda, dalam aspek pengajarannya di Pondok Pesantren Darun Najah mempunyai beberapa tahap, di antaranya sebagai berikut:

Pertama, Guru sebagai pembimbing membacakan kata per kata dari ayat-ayat al-qur‟an yang diikuti oleh siswa. Hal ini bertujuan agar siswa mengetahui dan menyimak kata yang akan dipelajari. Setelah hal tersebut dilakukan maka guru beserta siswa membacakan lagi kata per kata akan tetapi diikuti juga dengan menguraikan nahwu serta sharafnya. Karena ilmu nahwu sebagai ibunya ilmu dan sharaf sebagai bapaknya ilmu. Dengan demikian maka akan menghasilkan susunan bahasa Arab yang baik.

Kedua, para siswa membacakan kata perkata kemudian guru mengartikannya, hal ini bertujuan agar para siswa dapat mengerti secara detail tentang makna dari kata per kata. Para siswa serentak membacakan dari keseluruhan ayat yang sudah diartikan secara kata per kata, hal tersebut dilakukan agar siswa dapat mengartikan makna

15 PPTQ Safinda, Program Pelatihan Terjemah Qur‟an (online), (PPTQ Safinda Surabaya Program

Pelatihan Terjemah Qur’an), di akses 22 Agustus 2022.

(41)

yang sudah dipelajari menjadi kalimat yang baik dalam mengartikan ayat al-qur‟an.

Tahapan berikutnya ialah mengikuti proses pembelajaran dengan berbagai materi yang sudah disiapkan, dan setiap materi memiliki jenjang pendidikan tersebut. secara garis besar materi atau kurikulum pembelajaran terjemahan Alquran dengan metode pemikiran ini dapat diklasifikasikan menjadi 3 materi atau kurikulum yaitu materi untuk jenjang dasar atau benda, materi untuk peserta didik di ginjal menengah dan materi untuk jenjang atas. Berikut materi-materi yang diajarkan dalam pembelajaran terjemahan dengan metode PPTQ SAFINDA.:

1. Kosa kata Al Qur‟an dengan tanda tandanya 2. Isim, fi’il, huruf dan tanda tandanya

3. Tashrif madhi, mudhaari’, amar, jamid, musytaq 4. Isim Masdar, fa’il, maf’ul, zaman, makan, alat.

5. Bina’ shahih dan mu’tal.

6. Wazan fi’il mujarrod mazid : fi’il tsulatsi mujarrod dan mazid, ruba’I mujarrod dan mazid.

7. Pembagian isim jamid : dhamir isyaroh, maushul, syarat, istifham, alam, dharaf, adad, idhafah, istitsna’, fi’il dan asma’ul khomsah.

8. Kalimat mabni dan mu’rob :

Mabni : fathah, kasroh, dlummah, sukun.

Mu’rob : marfu’, manshub, majrur, majzum.

(42)

9. Jumlah fi’liyah : fi’il fa’il, fi’il naibul fa’il, dan jumlah ismiyah : mubtada’ Khobar,

10. Majrurot : bi harfil jar, bi idhofah dan tawaabi’.

11. Manshubat seperti : maf’ul bih, maf’ul fih, maf’ul liajlij, maf’ul muthlaq, maf’ul ma’ah, hal. Ta,yiz, mustatsna bi illa, munada murokkab, isim inna dan saudaranya, khabar kaana dan saudaranya, nawasikh, tawabi’.

12. Kalimat yang berawalan nashab, jer, jazem.

13. Ilmu balaghah, ilmu ma’ani, aspek Khobar insya’, dzikir hadzf, ta’rif tankit.

14. Ilmu ma’ani, aspek taqdim ta’khir, ithlaq taqyid, washa fashal.

15. Ilmu bayyan : majaz, isti’aroh, kinayah.

16. Ilmu badi’ : muhassinat, lafdhiyah dan maknawiyah.16

Seusai semua langkah dilakukan maka selanjutnya yakni siswa ditunjuk secara acak untuk memecahkan materi yang sudah dipelajari, hal ini juga menguji kemampuan siswa seberapa paham siswa dalam memahami materi titik selain itu guru juga memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang materi juga belum dipahami oleh sesuatu langkah terakhir dalam proses pembelajaran ini yakni guru menjelaskan makna yang terkandung dalam ayat-ayat tersebut dipelajari dengan jelas titik dengan model pembelajaran yang telah tersebut di atas maka dikatakan bahwa metode PPT kisah pindah

16 Arba‟in Nurdin, Nurul Zainab, Pembelajaran Terjmah Al Qur‟an ( Bantul : ladang kata,2020),73-74

(43)

sangatlah mudah untuk cara pembelajarannya karena tidak terlalu rumit dalam aplikasi pembelajarannya

Alat peraga yang telah disediakan oleh pihak PPTQ Safinda carA penggunaannya mudah yakni pada lembaran-lembaran tersebut terdapat 2 warna dalam cetakannya.

Warna merah untuk lafadz yang belum dipelajari dan dihafalkan oleh siswa. Dan jika pada lafadz berikutnya ada lafadz yang sama dengan ayat yang sudah pernah disampaikan pada lafadz tersebut dicetak dengan warna hitam. Semakin banyak lafadz yang sudah dipelajari maka semakin sedikit juga lafadz yang bercetak warna merah cetakan lafad warna merah banyak terdapat pada surah al-baqarah sehingga surat-surat setelahnya banyak yang bercetak warna hitam pada jus-jus terakhir hampir tidak ada sama sekali cetakan lafadz yang berwarna merah.

c. Metode An Nashr

An-Nashr berasal dari bahasa arab yang artinya pertolongan.

An-Nashr merupakan nama dari sebuah metode terjemah Al-Qur'an.

Metode An-Nashr adalah suatu metode atau cara menerjemah Al- Quran baik perkata maupun perayat dengan teknik mengulang- ulang. Metode ini dianggap sebagai metode terjemah dari suatu mufrodat atau kosa kata bahasa Arab dengan cara yang sederhana.

Dengan metode An Nashr belajar terjemah semakin lama menjadi semakin mudah. Metode An-Nashr asal muasalnya berasal dari

(44)

kecamatan wajak kabupaten Malang dan ditemukan oleh seseorang bernaama Muhammad Taufik.17

Didalam metode ini, ada bebarapa tahapan yang digunakan.

Tahapan disini berbentuk pola yang berisi langkah langkah, diantaranya :

Pola 4-3-2-1untuk usia 7-12 tahun, Pola 3-3-2-1untuk usia 12-15 tahun Pola 2-1-1 untuk usia diatas 15 tahun

Praktik penerapan metode an-nashr dalam pembelajaran terjemah Al- Qur'an dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Pertama, guru membacakan Al Quran dari ayat yang hendak dihafalkan artinya, kemudian murid disuruh menirukan.

2. Hafalan arti dimulai dari surat Al Fatihah dan doa-doa yang ada didalam sholat, kemudian dilanjutkan dengan surat An Nass, Al Falaq, Al Ikhlas sampai dengan surat An Naba'. Apabila materi surat surat an pada juz 30 telah selesai, dilanjutkan pada juz 29 dimulai dari surat Al Mulk lalu surat Al Qolam dan surat-surat berikutnya sampai surat Al Mursalat.

3. Pelajaran tentang nahwu, cukup dipelajari oleh guru. Dan boleh disampaikan kepada murid disela-sela pelajaran menghafal arti kepada peserta didik yang sudah dianggap mampu saja.

17 Dewi Maesaroh, “metode terjemah Alquran an-nasr” kompasiana.com, Agustus 26, 2022, https://www.kompasiana.com/dewimaisaroh81984/6177fa48010190128773c484/metode-

terjemah-al-qur-an-an-

nashr#:~:text=Metode%20An%2DNashr%20adalah%20suatu,semakin%20lama%20menjadi%20s emakin%20mudah.

(45)

4. Guru harus memahami cara membaca kalimat bahasa arab dengan putus-putus per kata maupun per kelompok kata bersama artinya.

5. Guru harus menggunakan buku panduan guru sedangkan peserta didik menggunakan buku panduan peserta didik.

6. Usia murid dalam satu kelompok tidak boleh sama, namun hendaknya bedanya tidak terlalu jauh, yang penting kelancaran membaca Al-Qur'annya hampir sama.

7. Metode ini sangat bagus bila pembelajaran dilakukan setiap hari dengan durasi belajar antara 30 sampai 60 menit setiap tatap muka.

d. Metode Tamyiz

Metode tamyiz ini di launching pada tanggal 4 Juli 2009 di Jakarta dan merupakan metode hasil penelitian yang cukup lama dilakukan oleh aba-abaza MM hasil riset ini juga perpaduan antara pengalaman beliau saat mengikuti pembelajaran kitab kuning dengan gurunya kyai Anas tamyiz semasa kecil di tajuk at-tirmizi Indramayu.

Abaza melakukan riset dengan 1000 responden dan penelitiannya dilakukan dalam kurun waktu 7 bulan yaitu dari bulan Mei sampai Desember tahun 2009 pada tahap uji validasi terakhir yaitu menguji 56 santri pada liburan tengah semester tahun 2009/2010 dan hasilnya ditasih dan dikon firmasikan lagi oleh Dr. KH Ahsin Sakho Muhammad Al hafid pada tahun 2010 yaitu pada tanggal 10

(46)

Januari.18

Tujuan metode tamyiz ini adalah agar anak-anak dan orang tua bisa membaca, menerjemahkan Alquran dan menerjemahkan kitab kuning.

Metode Tamyiz memiliki dua jenis ada yang dikhususkan untuk peserta didik ada pula yang dikhususkan untuk pengajar atau tuturnya bila untuk belajar bagi peserta didik metode tangis memiliki tiga tahapan yaitu banyak meniru sedikit berpikir dan sedikit menghafal, sedangkan bila untuk mengajarkan metode tangis punya tiga tahapan juga yaitu memperdengarkan, memperlihatkan dan menuntun. Tahapan belajar dengan metode tamyiz ini lebih dikenal dengan istilah laduni artinya peserta didik yang belajar terjemah Alquran dengan metode ini perlu menirukan dengan suara lantang atau berbunyi agar apa yang diucapkan guru saat proses pembelajaran dapat diketahui dan dipahami oleh peserta didik.

Sedangkan tahapan pengajar dengan metode tamyiz ini lebih dikatakan dengan istilah Sentot artinya pengajar selalu memberikan stimulus kepada peserta didik dengan tiga tahapan yang telah disebutkan di atas tadi. Stimulus stimulus ini memberikan kemudahan bagi pengajar dan pemahaman bagi peserta didik sehingga mereka hanya menirukan dan menduplikasikan apa yang telah diajarkan oleh pengajar, dan kesan ini menjadi kunci

18 Abaza Tamyiz “mencetak generasi imam Syafi'I” Republika, Agustus 26 2022, https://www.republika.co.id/berita/n8w5w724/abaza-tamyiz-mencetak-generasi-imam-syafii

(47)

pembelajaran dengan metode tamyiz.19

3. Langkah Langkah Pembelajaran Terjemah Al Qur’an

Tahapan awal sebelum pembelajaran terjemah Alquran dengan metode pptq safinda dimulai setidaknya ada dan tersedianya waktu dan lokasi pembelajaran, waktu pembelajaran dapat diatur dan ditentukan oleh peserta didik yang sudah siap mengikuti pembelajaran, sedangkan terkait lokasi pembelajaran juga dipilih dan disediakan oleh peserta didik dengan mempertimbangkan jumlah peserta dengan luasnya ruang pembelajaran dan terpenting di dalam ruang pembelajaran tersedia alat pembelajaran seperti spidol dan papan tulis pada proses pembelajaran di awal jumlah peserta di setiap kelompoknya maksimal 40 peserta didik dengan alokasi waktu 90 menit setiap pekannya.

Implementasi pembelajaran terjemahan Alquran dengan metode PPTQ SAFINDA ini dibagi menjadi tiga metode yaitu metodologi, metode kowaid dan terakhir metode tafsir ringkas. Ketiga metode ini sesuai dengan pembagian materi yang sudah dijelaskan di atas, metode Lastri khusus untuk materi jenjang dasar yaitu mulai materi kosakata Alquran dan teknik dasar menerjemahkan materi klasifikasi isi ujiannya. Sedangkan metode kowaid untuk jenjang menengah yaitu mulai materi kalimat pembeni dan morap kali. Kalimat kalimat yang berawalan, jar dan jazam. Dan metode yang ketiga ialah metode tafsir ringkas untuk materi jenjang atas yaitu materi ilmu balagah yang meliputi ilmu ma'ani, ilmu bayan dan ilmu badi'.

(48)

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh Zainuddin di madrasah Diniyah Hidayatul mubtadiin Sidomulyo batu Malang ditemukan beberapa tahapan yang dilakukan guru dalam pembelajaran terjemah Alquran yang menggunakan metode pptq safinda, tahapan tersebut ialah pertama guru membaca setiap kata di dalam sebuah ayat Alquran lalu diikuti oleh peserta didik. Kedua guru bersama peserta didik membaca kosakata dalam Alquran secara berjamaah dengan tambahan menyebutkan nahwu dan sarafnya. Ketiga, peserta didik membaca kosakata dalam Alquran dan diikuti dengan terjemahannya yang dibacakan langsung oleh sang guru. Keempat peserta didik membaca bersama-sama satu ayat penuh beserta terjemahannya. Kelima guru memberikan kesempatan atau menunjuk peserta didik untuk membaca keseluruhan materi yang telah disampaikan yaitu tentang bacaan kosakata atau ayat Alquran beserta terjemahannya. Keenam guru menguraikan dan mendeskripsikan makna yang ada di dalam ayat-ayat Alquran yang sudah dipelajari.20

Pada tahapan pembelajaran terjemah Alquran dengan metode PPTQ SAFINDA, guru dibantu dengan berbagai media yang sudah disediakan oleh lembaga atau yayasan, seperti media lembar Alquran dan kamus lafadz Al Qur‟an. Media ini digunakan saat pelatihan menerjemahkan Alquran yang diawali dari surat al-fatihah lalu juz pertama yang ada di sebagian surat al-baqarah. Media lembar atau materi juz pertama ini berisi ayat-ayat suci Alquran yang ditandai dengan warna

20 Zainuddin, Ahmad “Implementasi metode pptq saat pindah dalam menerjemahkan Alquran di madrasah Diniyah Hidayatullah jurnal mahmukamah” no 2 (November 2016) 250-251.

(49)

merah (bagi kosakata yang belum diketahui artinya) oleh karenanya bila kosakata sudah dipelajari di ayat sebelumnya maka tanda merah sudah tidak ada, dan semakin banyak materi yang sudah dipelajari semakin sedikit tanda warna merah di kosakata ayat atau Alquran. Contoh akan diuraikan beberapa contoh metode terjemah berupa lembaran materi juz pertama beserta kamus lafadznya.

Berdasarkan hasil pengamatan insiyah bahwa tahapan atau langkah-langkah guru yang memberikan materi pelajaran terjemah Alquran dengan menggunakan metode PPTQ SAFINDA sebagai berikut21 :

1. Guru membacakan contoh kosakata yang sedang dipelajari 2. Peserta didik mengikuti bacaan tersebut.

3. Guru dan peserta didik membaca kosakata tadi bersama-sama.

4. Setiap peserta didik diminta untuk menerjemahkan kosakata

5. Setiap peserta didik diminta untuk membaca satu ayat lalu menerjemahkan secara nafiyah dan menyampaikan kaidah bahasanya.

6. Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengajukan pertanyaan terkait materi yang belum dipahami.

4. Evaluasi Pembeajaran Terjemah Al Qur’an

Pembahasan mengenai evaluasi pembelajaran tentu harus mengetahui makna dari evaluasi tersebut, sebab persepsi istilah evaluasi kadangkala disamaartikan dengan tes, pengukuran, atau asasmen.

21 Insiyah, “Hubungan Kegiatan Pembelajaran Terjemah Al Qur‟an dengan Spiritualis Santri di

(50)

Tujuannya adalah sama untuk menilai, namun sebelum itu harus memahami perbedaan makna dari setiap kata tersebut.

Tes merupakan suatu alat untuk memperoleh informasi hasil belajar peserta didik yang memerlukan jawaban benar atau salah.

Pengukuran merupakan penetapan angka tentang karakteristik atau keadaan individu menurut aturan-aturan tertentu. Asasmen adalah kegiatan menafsirkan data pengukuran hasil belajar dan perkembangan belajar siswa. Kemudian, evaluasi adalah penilaian keseluruhan program pendidikan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, kemampuan pendidik, manajemen pendidikan, secara keseluruhan.22

Oleh karenanya, evaluasi pembelajaran adalah kegiatan menilai seluruh program pembelajaran yang diperoleh dari beberapa informasi yang dikumpulkan (angka, deskripsi, analisis) dalam membuat keputusan pencapaian hasil belajar peserta didik. Evaluasi pembelajaran dalam penelitian ini menerapkan penilaian formatif yaitu proses mengumpulkan data/informasi mengenai sejauh mana kemajuan peserta didik dalam menguasai kompetensi, menginterpretasikan data/informasi tersebut, dan memutuskan kegiatan pembelajaran yang paling efektif bagi peserta didik agar dapat menguasai materi secara optimal.23 Bentuk penilaian formatif pada penelitian ini melalui teknik tes dan teknik non-tes observasi sebagai infomasi penilaian proses dan hasil pembelajaran peserta didik.

1) Tehnik Tes

22 Moh. Sahlan, Evaluasi Pembelajaran (Jember: STAIN Jember Press, 2015), 8.

23 Tim Pusat Penilaian Pendidikan, Model Penilian Formatif (Jakarta: Pusat Penilaian Pendidikan, 2019), 13.

(51)

a) Tes Uraian

Tes uraian merupakan bentuk tes yang yang memuat beberapa pertanyaan yang masing-masing mengandung permasalahan dan menuntut jawaban siswa melalui uraian kata dalam merefleksian kemampuan berpikir siswa.24 Singkatnya, tes ini mengandung butir pertanyaan dalam bentuk masalah yang kemudian siswa mampu berpikir untuk memberi jawab atas masalah itu.

b) Tes Objektif

Tes objektif adalah tes dengan jawaban singkat dan salah satu bentuk tes yang terdiri dari butir-butir soal yang dapat dijawab oleh tester dengan jalan memilih salah satu atau lebih.

Terdapat jenis tes objektif, antara lain tes melengkapi, pilihan ganda, menjodohkan, memilij antara benar/salah.25 Singkatnya, tes objektif adalah bentuk tes yang menuntut untuk memilih salah satu atau lebih jawaban diantara beberapa kemungkinan yang benar.

c) Tes Lisan

Tes lisan merupakan tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam komunikasi yang dila

Gambar

Tabel 2.1  Penelitian Terdahulu  No  Nama dan Judul

Referensi

Dokumen terkait

3 Abaza, MM. Tamyiz Anak Kecil Saja BISA yang Pernah Kecil Pasti Bisa.. Mengetahui faktor pendukung dan penghambat yang dihadapi dalam proses pembelajaran terjemah

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui profil pembelajaran menulis puisi menggunakan model sinektik berbasis media terjemah ayat Alquran, mengetahui proses

Bahrun Abubakar dan Hery Noer Ali, Terjemah Tafsir Al-Maraghi, (Semarang: PT. 13 Ahmad Mustafa Al-Maraghi, terj. Bahrun Abubakar dan Hery Noer Ali, Terjemah Tafsir Al-Maraghi,

Zaka al-Fansi tidak bisa merangkul secara keseluruhan metode terjemah yang digunakan di dalam kitab Tikmal, karena seperti yang dipaparkan di atas ternyata kitab Tikmal tidak

Implementasi Pembelajaran dalam Memahami Terjemah al-Qur’an dengan Pendekatan Metode Ummi (Study Multi Situs Di PP. Darul Mujtaba Segaran Malang Dan MA Al-Wasoya Ngoro

Selain riset terpresentasi di forum ini, berbagai tulisan tentang terjemah al- Qur`an di Indonesia juga telah menyoroti aspek penerjemahan al-Qur`an dengan berbagai

Al-Qur’an di MTs merupakan mata pelajaran yang terintegrasi sendiri, tidak terikat oleh pelajaran lainnya, yang mana setiap minggunya dipelajari selama 2 jam pelajaran

Berdasarkan hasil penelusuran wawancara dan dokumentasi, diketahui bahwa kegiatan pembelajaran terjemah al-Qur’an dengan kitab al-inayyah pada Jam’iyah Tadarus Al-Qur’an Nurul Qur’an