Instansi Perencana, Penganggaran,
dan Koordinator Pelaksanaan
Instansi Pelaksana
Dunia Usaha
KemenPPN/ Bappenas Kemen-Keu Kemenko Ekon Kemen- KUKM Kemen- Ristekdikti Kemen- Dikbud Kemen- Naker Kemen- Perind Kemen- Des-PDTT Kemen- PPPA Kemen- Kominfo Bekraf KemenDag Kemen- Pora Pemda Badan yang Ditunjuk***
Sistem Pendukung:
1. Perencanaan Program dan Penganggaran
2. Koordinasi Pelaksanaan
Kegiatan Pelaksanaan:
Kelompok Sasaran Kewirausa-
haan
Definisi dan Kriteria
Tahapan Pengembangan
Wirausaha
Masyarakat Umum
WNI yang memiliki minat untuk
berwirausaha
Pendaftaran dan Pengidentifikasian Usaha (Online)*
Seleksi Administrasi Pendaftaran*
Pemasyarakatan Pra Wirausaha
Kegiatan
Instansi Perencana, Penganggaran,
dan Koordinator Pelaksanaan
Instansi Pelaksana
Dunia Usaha
KemenPPN/ Bappenas Kemen-Keu Kemenko Ekon Kemen- KUKM Kemen- Ristekdikti Kemen- Dikbud Kemen- Naker Kemen- Perind Kemen- Des-PDTT Kemen- PPPA Kemen- Kominfo Bekraf KemenDag Kemen- Pora Pemda Badan yang Ditunjuk***
Calon Wirausaha
WNI yang memiliki perilaku dan dan
semangat kewirausahaan dan memiliki ide bisnis, atau memiliki rintisan usaha namun belum menjalankan (mendirikan) usaha
Fasilitasi Ide Usaha
Diklat
Kewirausahaan untuk Calon Wirausaha
Wirausaha Baru
WNI yang sudah menjalankan usaha sesuai dengan kriteria sebagai berikut:
(1) memiliki
Inkubasi Bisnis Sesuai
kebutu han
Kegiatan
Instansi Perencana, Penganggaran,
dan Koordinator Pelaksanaan
Instansi Pelaksana
Dunia Usaha
KemenPPN/ Bappenas Kemen-Keu Kemenko Ekon Kemen- KUKM Kemen- Ristekdikti Kemen- Dikbud Kemen- Naker Kemen- Perind Kemen- Des-PDTT Kemen- PPPA Kemen- Kominfo Bekraf KemenDag Kemen- Pora Pemda Badan yang Ditunjuk***
rencana usaha, (2) memiliki usaha yang tercatat/teregist rasi, sekurang- kurangnya dalam bentuk ijin usaha mikro kecil (IUMK) dengan mengacu Perpres
98/2014, dan (3) usaha berusia kurang dari 42 bulan sejak pendirian usaha yang telah dicatatkan (teregistrasi).
Pendampingan Usaha
Permodalan (Start up Capital)
Wirausaha Mapan
WNI yang sudah menjalankan dan
Peningkatan Kapasitas Produksi:
Sesuai
kebutu han
Kegiatan
Instansi Perencana, Penganggaran,
dan Koordinator Pelaksanaan
Instansi Pelaksana
Dunia Usaha
KemenPPN/ Bappenas Kemen-Keu Kemenko Ekon Kemen- KUKM Kemen- Ristekdikti Kemen- Dikbud Kemen- Naker Kemen- Perind Kemen- Des-PDTT Kemen- PPPA Kemen- Kominfo Bekraf KemenDag Kemen- Pora Pemda Badan yang Ditunjuk***
mengelola usaha sesuai dengan kriteria sebagai berikut: (1) lebih dari 42 (empat puluh dua) bulan sejak sejak pendirian usaha yang yang telah dicatatkan (teregistrasi);
dan (2) telah memiliki dan menggaji karyawan tetap.
1. Pengembangan kualitas produk (Standarisasi dan sertifikasi produk)
2. Pengembangan inovasi produk
Penyusunan Exit Strategy**
Penciptaan Mentor Usaha
Keterangan:
* Pada tahun 2017 pendaftaran dan seleksi di masing-masing K/L masih bersifat manual, yang merupakan transisi ke sistem pendaftaran online yang terintegrasi dan nantinya akan dikoordinasikan oleh Kemen KUKM
** Penyusunan exit strategy merupakan langkah di dalam pencapaian target RPJMN dan adanya upaya berkelanjutan di dalam pengembangan kewirausahaan di masa-masa mendatang.
Finalisasi exit strategy setiap K/L Pusat dikoordinasikan oleh Kementerian PPN/ Bappenas dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
*** Sementara waktu, pendanaan (Start Up Capital) dilakukan berdasarkan kebijakan masing-masing K/L, Pemerintah Daerah, dan dunia usaha, sampai terbentuknya Badan yang ditunjuk setelah penetapan NSPK Pengembangan Kewirausahaan dan yang diatur dalam peraturan perundangan terpisah.
9.4 SISTEM INFORMASI TERINTEGRASI (SIT)
Sistem informasi yang terintegrasi menjadi kebutuhan utama dalam pengembangan kewirausahaan nasional. Sistem informasi ini diperlukan untuk mempermudah sinkronisasi dan simplifikasi kebutuhan data dan informasi yang dimiliki oleh setiap K/L terkait kegiatan pengembangan kewirausahaan. Adanya sistem informasi terintegrasi, maka akses terhadap informasi akan lebih cepat, mudah, dan kredibel bagi semua pemangku kepentingan dalam pelaksanaan pengembangan kewirausahaan di Indonesia.
Sistem informasi terintegrasi dibangun dengan pemenuhan kriteria sebagai berikut:
1. Desain manajemen sistem informasi berorientasi pada kondisi saat ini dan prediksi kondisi ke depan.
2. Tata kelola manajemen sistem yang jelas.
a. Adanya kesesuaian antara sistem yang dikembangkan dan manajemen pelaksana sehingga SIT dapat berjalan efektif dan efisien. Kebutuhan penyiapan sumber daya manusia ditingkat operator menjadi salah satu faktor kunci dalam menjalankan SIT tersebut.
b. Adanya komitmen yang kuat dari seluruh pemangku kepentingan, baik pusat, daerah, maupun dunia usaha agar terwujud tata kelola manajemen sistem yang handal.
3. Pengembangan infrastruktur SIT dalam jangka menengah dan panjang merupakan salah satu jaminan kesinambungan pengembangan kewirausahaan.
Sistem informasi terintegrasi (SIT) dalam pengembangan kewirausahaan ke depan, utamanya akan dikembangkan melalui kolaborasi antara Kementerian Koperasi dan UKM dengan Kementerian Komunikasi dan Informasi. Selanjutnya, ada pembagian peran dari masing-masing K/L tersebut sebagai berikut:
(1) Kementerian Koperasi dan UKM sebagai Kementerian penanggungjawab penyediaan konten yang mengkoordinasikan dan melaksanakan penyusunan konten informasi berbagai kegiatan pengembangan kewirausahaan di seluruh pemangku kepentingan terkait,
(2) Kementerian Komunikasi dan Informasi sebagai penyedia piranti, baik piranti lunak dan piranti keras, dari SIT, dan
(3) Para pemangku kepentingan lain menyediakan dan mendukung pengkayaan konten pengembangan kewirausahaan sesuai dengan bidang masing-masing.
Kementerian Koperasi dan UKM sebagai penanggungjawab penyedia konten SIT memiliki tugas sebagai berikut:
1. Mengumpulkan data dan informasi dari berbagai instansi pelaksana pengembangan kewirausahaan. Data dan informasi harus mencakup hal-hal terkait dengan ruang lingkup, kriteria dan indikator pelaksanaan pengembangan kewirausahaan yang tertulis secara spesifik pada setiap prosedur di Bab 8 (SOP).
2. Mengidentifikasi kebutuhan data dan informasi dari masing-masing instansi pelaksana untuk dapat disajikan dalam SIT. Data dan informasi yang perlu disajikan dalam SIT merupakan data dan informasi yang relevan untuk dikoordinasikan dan disinkronisasi.
Data dan informasi tersebut disesuaikan dengan kriteria pengembangan kewirausahaan seperti yang telah disebutkan pada sub bab 6.4.
3. Bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika merancang model sistem informasi terintegrasi pengembangan kewirausahaan nasional sesuai kebutuhan.
4. Mengoperasikan pelaksanaan sistem agar berjalan sesuai kebutuhan secara efektif dan efisien, termasuk mengatasi kendala yang terjadi saat proses pelaksanaan.
Operasionalisasi pelaksanaan sistem perlu mempertimbangkan proses update data secara akurat agar sistem informasi terintegrasi ini dapat benar-benar memenuhi standar integrasi dan menghilangkan duplikasi program untuk penerima manfaat yang sama, dan untuk dapat melakukan proses monitoring dan evaluasi yang tepat.
5. Melakukan review secara berkala atas pelaksanaan SIT agar kehandalan sistem tetap terjaga.
Kementerian Komunikasi dan Informatika sebagai penanggungjawab penyediaan piranti lunak dan piranti keras dari SIT memiliki tugas sebagai berikut:
1. Merancang model sistem informasi terintegrasi yang tepat sesuai dengan kebutuhan hasil identifikasi kebutuhan yang dilakukan Kementerian Koperasi dan UKM;
2. Membangun model sistem informasi terintegrasi pengembangan kewirausahaan nasional; dan
3. Menjamin keterhubungan (interkoneksi) SIT antar pemangku kepentingan terkait.