• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.5 Identifikasi Kekuatan,Kelemahaan, Peluang,Ancaman

5.5.1 Kekuatan

Kekuatan menggambarkan hal yang dimiliki perusahaan yang dapat memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan itu sendiri. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan maka diperoleh beberapa kekuatan yang dimilikiCV. Hartini Utama dalam memasarkan produk Nata de coco.

Kekuatan tersebut antara lain ; (1) Segmentasi dan targeting perusahaan jelas, (2) Produk Nata de coco banyak dikenal,(3) Tipe Nata de coco yang

dihasilkan beragam,(4) Memiliki saluran distribusi di tiga wilayah, (5) Hubungan baik dengan agen atau toko,(6) Pasar Nata de coco tidak terbatas.

Dengan penjelasan dari masing-masing kekuatan sebagai berikut : 1. Segmentasi dan targeting perusahaan jelas.

Perusahaan telah mampu melakukan pengkelasan atau mensegmenkan konsumen yang akan dituju. Segmentasi dari CV. Hartini Utama didasarkan pada empat variabel yaitu geografis, demografis, psikografis dan perilaku. Begitu juga dengan targeting, perusahaan telah menetapkan target pasar yang akan dituju yaitu kombinasi atau gabungan dari keempat variabel diatas. Segmentasi penting dilakukan perusahaan karena langkah awal dalam memasuki pasar dan untuk mengarahkan pasar yang akan dituju. Sedangkan targeting memiliki peranan untuk memfokuskan akan konsumen yang akan dituju dalam pasar. Sehingga CV. Hartini Utama telah memiliki pijakan atau dasar dalam industri produk Nata de coco.

2. Produk Nata de coco banyak dikenal

Nata de coco di Indonesia telah dikenal masyarakat sejak tahun 1973.Di Indonesia pada awalnya, industri pengolahan nata de coco diawali di tingkat usaha rumah tangga (home industry) dengan menggunakan sari buah nanas sebagai bahan bakunya sehingga produknya sering disebut nata de pina.

Seperti pada umumnya usaha buah-buahan musiman lainnya, keberlangsungan produksi nata de pina terbentur dengan kendala sifat musiman tanaman nanas. Sehingga produksi nata de pina tidak dapat dilakukan sepanjang tahun.

3. Tipe Produk Nata de coco yang dihasilkan beragam

Dalam menghasilkan produk Nata de coco, CV. Hartini Utama menyesuaikan dengan karekteristik konsumen. Konsumen dapat memilih Nata de coco yang akan digunakan sesuai kegunaan dan keinginannya.

Terdapat lima jenis produk nata de coco yang dihasilkan perusahaan yaitu Gelas 220 ml, Std pouch-1000 ml, Std poush-500 ml, Bantal Nylon dan Bantal Lkl-1000 ml.. Di samping itu untuk memudahkan konsumen,pengemasan dariNata de coco juga disesuaikan sesuai kebutuhan.

4. Memiliki saluran distribusi diberbagai wilayah

CV. Hartini Utama memiliki saluran distribusi pemasaran di berbagai wilayah. Hal ini dilakukan perusahaan untuk menjangkau seluruh wilayah pemasaran dan menjamin ketersedian produk saat dibutuhkan konsumen.

5. Hubungan baik dengan agen atau toko

CV. Hartini Utama menciptakan dan menjalin hubungan baik dengan agen atau toko. Agen atau toko merupakan perpanjangan dari perusahaan yang berusah menghubungkan kebutuhan dari konsumen dengan produk yang dihasilkan perusahaan. Salah satu bentuk hubungan baik yang terjalin antara perusahaan dengan agen atau toko adalah bersedianya agen atau toko untuk menyediakan layanan konsumen akan Nata de coco yang dihasilkan CV. Hartini Utama yang kemudian diteruskan kepada

perusahaan.Serta perusahaan memberikan promosi penjualan kepada setiap agen atau toko yang menjual Nata de coco dari CV. Hartini Utama.

6. Pasar Nata de coco tidak terbatas

Pasar untuk produk Nata de coco untuk di Indonesia bisa dikatakan tidak terbatas karena produk yang diperjual-belikan bukan produk terbatas yang digunakan produk yang digunakan pada saat-saat tertentu tetapi secara terus-menerus oleh masyarakat. Di samping itu konsumen yang dituju adalah semua kalangan masyarakat.

5.5.2 Kelemahan

Kelemahan menggambarkan hal yang tidak dimiliki perusahaan tetapi perusahaan lain memilikinya. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan maka diperoleh beberapa kelemahan yang ada pada CV. Hartini Utama dalam memasarkan Produk nata de coco . Kelemahan yang terdapat antara lain

;(1)Posisi kompetitif dalam pasar yang belum ditetapkan perusahaan, (2) Merek nata de coco CV. Hartini Utama belum dikenal luas, (3) Teknologi yang Digunakan Standar (4) Kualitas Produk Rendah, (5) Kurang melakukan kegiatan promosi. Penjelasan dari masing-masing kelemahan sebagai berikut : 1. Posisi kompetitif dalam pasar yang belum ditetapkan perusahaan Positioning adalah tahap akhir yang dilakukan perusahaan dalam memasuki pasar. Positioning tidak hanya pernyataan atau slogan dari produk yang dihasilkan perusahaan tetapi posisi yang ingin ditempati oleh produk tersebut. Dalam pasar posisi yang ingin ditempati oleh produk disebut posisi kompetitif. Beberapa posisi kompetitif yang terdapat dalam

pasar yaitu sebagai pemuka pasar, sebagai penantang pasar, sebagai pemanut pasar dan sebagai penceruk pasar. Untuk hal tersebut CV. Hartini Utama belum mementukan posisi kompetitif yang akan ditempati.

Walaupun dalam pangsa pasar CV. Hartini Utama menenpati posisi yang baik tetapi posisi kompetitif belum ditetapkan perusahaan.

2. Merek nata de coco CV .Hartini Utama belum dikenal luas Nata de coco yang dihasilkan CV. Hartini Utama untuk saat ini belum dikenal luas. Hal ini dikarenakan promosi yang dilakukan oleh perusahaan masih terbatas.

Di samping itu orientasi pasar sasaran dari CV .Hartini Utama Indonesia lebih pada ekspor yaitu 90%. Sehingga untuk pasar sasaran domestic menjadi prioritas kedua.

3. Teknologi yang Digunakan Standar

Era globalisasi yang menuntut dengan munculnya perkembangan teknologi yang maju harus dimanfaatkan secara maksimal olehCV. Hartini Utama , karena teknologi yang digunakan tergolong standar.

4. Kualitas Produk Rendah

Persaingan antar produk yang bervariatif sangatlah berpengaruh pada tingkat keuntungan CV. Hartini Utama. Apabila kualitas produk rendah dan kurang menguntungkan maka Cv. Hartini Utama akan kalah bersaing dengan Perusahaan industry minuman lainya.

5. Kurang melakukan kegiatan promosi

Promosi yang dilakukan oleh CV. Hartini Utama hanya sebatas mensponsori turnamen atau pertandingan atau kegiatan-kegiatan dari

daerah saja. Untuk kegiatan promosi yang lain seperti melakukan iklan dimedia elektronik atau media cetak belum dilakukan karena membutuhkan biaya promosi yang besar. CV. Hartini Utama belum memiliki anggaran khusus untuk promosi periklanan.

4.6.3. Peluang

Peluang merupakan faktor yang berasal dari lingkungan dan jika perusahaan memanfaatkannya dapat menguntungkan bagi perusahaan.

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan maka diperoleh beberapa peluang yang dapat dimanfaatkan oleh CV. Hartini Utama dalam memasarkanProduk nata de coco. Peluang tersebut antara lain ; (1) Peraturan Pemerintah tentang Standar Nasional Indonesia, (2) Kekuatan tawar-menawar pemasok dapat dikendalikan perusahaan, (3) Tidak ada produk pengganti, (4) Hambatan masuk industri yang besar, (5) Teknologi yang terus berkembang. Adapun penjelasan dari masing-masing peluang adalah sebagai berikut :

1. Peraturan Pemerintah tentang Standar Nasional Indonesia

Dengan adanya Peraturan Pemerintah RI nomor 102 tentang Standar Nasional Indonesia bisa menjadi peluang bagi Cv. Hartini Utama Karena dalam peraturan tersebut mengatur standar produk yang dihasilkan di Indonesia termasuk Nata de coco. Pada peraturan tersebut mengatur standar Nata de coco yang akan dihasilkan perusahaan. Adanya peraturan tersebut bias mengangkat citra dan nama Nata de coco CV. Hartini Utama . Produk Nata de coco yang dihasilkan perusahaan telah mengikuti standar yang

berlaku yaitu ITF, serta menunjukan Nata de coco tetapi CV. Hartini Utama sebagai produk berkualitas sesuai standar yang ditetapkan pemerintah.

2. Kekuatan tawar-menawar pemasok dapat dikendalikan perusahaan. CV.

Hartini Utama menjalin hubungan dan kerjasama yang baik dengan para pemasok. Hubungan tersebut terjalin atas dasar kesepakatan kedua belah pihak dan berlangsung dalam waktu yang lama. Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku dalam proses produksi, perusahaan tidak hanya mengandalkan satu pemasok. Perusahaan memiliki tiga perusahaan sebagai pemasok bahan baku. Hal itu dilakukan perusahaan untuk membandingkan danmencari yang terbaik serta agar perusahaan tidak tergantung pada satu pemasok saja. Salah satu bentuk kerjasama yang sudah terjalin adalah kesepakatan pengiriman dan pembayaran yang fleksibel sesuai kondisi kedua belah pihak.Kondisi seperti ini menjadi peluang bagi CV. Hartini Utama untuk mendapatkan bahan baku yang berkualitas sehingga tercipta produk yang berkualitas pula.

3. Tidak ada produk pengganti

Produk Nata de coco adalah barang komplementer bukan barang substitusi.

Kondisi tersebut bisa menjadi peluang bagi CV. Hartini Utama, karena konsumen tidak dapat beralih ke produk lain yang dapat memberikan fungsi yang sama seperti Nata de coco.

4. Hambatan masuk industri yang besar

Dalam industri Nata de coco terdapat beberapa hambatan yang mempersulit perusahaan baru untuk memasuki industri. Faktor penghambat dalam

industri bola tennis yaitu konsumen sudah percaya dan terbiasa menggunakan merek tertentu, untuk perusahaan baru dibutuhkan modal yang besar dan pengalaman tentang produk Nata de cocoo serta skala ekonomi yang besar yang harus dijalani oleh pendatang baru. Dengan adanya faktor penghambat bias menjadi peluang bagi CV. Hartini utama untuk mengembangkan pasar dan meningkatkan pangsa pasar.

5. Teknologi yang terus berkembang

Dengan adanya teknologi baru yang terus berkembang dapat menjadi peluang bagi CV. Hartini Utama . Teknologi baru yang dapatmenciptakan produk lebih baik dan berkualitas serta dapat diserap atau diadopsi oleh perusahaan. Teknologi saat ini yang sedang berkembang dalam industri Nata de coco adalah Sistem Cooling. Sistem cooling digunakan untuk menetralisir Nata de coco yang dihasilkan menjadi lebih stabil dan lentur.

Adanya teknologi baru dan perusahaan mampu meresponya terhadap teknologi tersebut bisa menjadi peluang bagi perusahaan untuk menciptakan produk yang lebih baik dan berkualitas.

5.5.4 Ancaman

Ancaman merupakan faktor yang berasal dari luar perusahaan yang harus diatasi untuk mengurangi dampak yang merugikan bagi perusahaan.

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan maka diperolah beberapa ancaman yang dihadapi CV. Hartini Utama dalam memasarkan produk Nata de coco . Ancaman yang dihadapi adalah sebagai berikut ; (1) Kekuatan tawar- menawar pembeli yang tinggi, (2) Kondisi ekonomi dalam negeri, (3) Tingkat

Persaingan Dengan perusahaan lain , (4) Perilaku Konsumen, (5) Peraturan yang di terapkan perusahaan tidak baik. Adapun penjelasan dari masing- masing ancaman adalah sebagai berikut :

1. Kekuatan tawar-menawar pembeli yang tinggi

Kekuatan tawar-menawar pembeli bagi CV. Hartini Utamamenjadi ancaman. Karena pembeli memiliki kekuatan tawar-menawar yangtinggi terhadap produk yang dihasilkan perusahaan. Pembeli memiliki kekuatan untuk memilih Nata de coco yang akan digunakan serta membandingkan Nata de coco yang dihasilkan CV. Hartini Utama dengan Nata de coco merek lain. Pembeli bisa mempengaruhi akan jenis atau tipe Nata de coco yang dihasilkan perusahaan. Untuk mengantisipasi kekuatan pembeli yang tinggi CV. Hartini Utama akan meluncurkan produk baru yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen.

2. Kondisi ekonomi dalam negeri

Kondisi ekonomi dalam negeri yang belum stabil bisa menjadi ancaman yang sewaktu-waktu bisa muncul dan terjadi. Beberapa variable ekonomi yang bias mempengaruhi kebijakan CV. Hartini utama dalam memasarkanNata de coco. Variabel tersebut diantaranya ketersedian energi (BBM), inflasi yang tinggi dan kurs dollar. Variabel-variabel tersebut dapat menjadi ancaman jika terjadi perubahan yang drastis. Perubahan yang drastis dari varibel ekonomi tersebut akan berpengaruh pada bahan baku yang akan digunakan yang akhirnya berpengaruh pada produk dan harga yang diberlakukan perusahaan.

3. Tingkat Persaingan Dengan perusahaan lain

Tingkat persaingan yang tinggi terhadap perusahaan lain melalui produk, pelayanan, kualitas produk menjadi sebuah ancaman besar bagi CV.

Hartini Utama dalam bersaing dengan perusahaan lain.

4. Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen yang masih ragu-ragu dan menganggap CV. Harini Utama sama saja dengan perusahaan lain hanya diganti labelnya saja menjadi ancaman besar untuk CV. Hartini Utama.

5. Peraturan Yang Diterapkan Tidak Baik

Peraturan yang ada di CV. Hartini Utama yang kurang memuaskan konsumen menjadi salah satu ancaman dalam persaingan terhadap perusahaan lain.

5.6 Formulasi Alternatif Strategi Pemasaran

Tahap selanjutnya yang dilakukan setelah menganalisis danmengidentifikasi kondisi lingkungan internal dan eksternal perusahaan adalah perumusan strategi. Perumusan strategi yang dilakukan melalui tiga tahapan yaitu tahap masukan, tahap pencocokan dan tahap pengambilan keputusan.

5.6.1 Tahap Masukan

Tahap masukan merupakan tahap untuk memasukan hasil analisis dan identifikasi terhadap kondisi lingkungan internal dan eksternal perusahaan yang telah dilakukan. Hasil analisis dan identifikasi kondisi lingkungan internal berupa kekuatan dan kelemahan akan disusun ke dalam matriks FI. Sedangkan hasil

analisis dan identifikasi kondisi lingkungan eksternal berupa peluang dan ancaman akan disusun ke dalam matriks FE.

1. Matriks FI

Matriks FI digunakan untuk mengetahui seberapa besar peranan dari faktor- faktor internal yang terdapat pada perusahaan. Matriks FI disusun berdasarkan hasil identifikasi dari kondisi lingkungan internal perusahaan berupa kekuatan dan kelemahan yang dimiliki CV. Hartini utama dalam memasarkan produk Nata de coco. Kekuatan yang dimiliki perusahaan yaitu segmentasi dan targeting perusahaan jelas, Produk Nata de coco banyak dikenal, Tipe Nata de coco yang dihasilkan beragam, Memiliki saluran distribusi di tiga wilayah, Hubungan baik dengan agen atau toko, Pasar Nata de coco tidak terbatas. Sedangkan kelemahan yang ada pada perusahaan adalah posisi kompetitif dalam pasar yang belum ditetapkan perusahaan, Teknologi yang Digunakan Standar , Kualitas Produk Rendah, Kurang melakukan kegiatan promosi. Untuk penjelasan dan perhitungan yang lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Matriks FI produk Nata de coco CV. Hartini Utama

No Faktor internal Bobot

(a)

Rating (b)

Skor terbobo t(axb) Kekuatan

1 2 3 4 5 6

Segmentasi dan targeting perusahaan jelas

Produk berkualitas dan berstandar nasional

Tipe produk yang dihasilkan beragam

Memiliki saluran distribusi pemasaran

Hubungan baik dengan agen atau toko.

Pasar Nata de coco tidak terbatas

15 20 15 19 20 11

3 4 3 3 4 3

45 80 45 57 80 33

jumlah 100 340

Kelemahan 1

2 3 4 5

P osisi kompetitif dalam pasar yang belum ditetapkan perusahaan Merek nata de coco CV. Hartini Utama yang belum dikenal luas Teknologi yang digunakan standar Kualitas produk rendah

Kurang melakukan kegiatan promosi

23 20 19 16 22

2 2 2 3 2

46 40 38 48 44

Jumlah 100 216

Total 124

Berdasarkan tabel matriks IF didapatkan total nilai skor dari nilai bobot kekuatan dan kelemahan yaitu 320 dan 216. Dari total nilai skor terbobot kekuatan dikurangi kelemahan dapat disimpulkan bahwa perusahaan berada pada posisi kuat yaitu 124. Hal ini dikarenakan kondisi internal berada di atas nilai rata-rata yakni tidak bernilai min. Kondisi tersebut menunjukan

faktor internal CV. Hartini Utama relatif lebih kuat dalam memanfaatkan kekuatan yang dimiliki dan mampu mengatasi kelemahan.

2. Matriks FE

Matriks FE digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari faktor-faktor eksternal dihadapi perusahaan. Matriks FE disusun berdasarkan hasil identifikasi dari kondisi lingkungan eksternal perusahaan berupa peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Berdasarkan hasil identifikasi dari kondisi lingkungan eksternal diperoleh beberapa peluang dan ancaman yang dihadapi CV. Hartini Utama dalam memasarkan Produk Nata de coco. Peluang yang dapat CV. Hartini Utama yaitu Peraturan Pemerintah tentang Standar Nasional Indonesia, Kekuatan tawar-menawar pemasok dapat dikendalikan perusahaan, Tidak ada produk pengganti, Hambatan masuk industri yang besar,Teknologi yang terus berkembang.

Sedangkan ancaman yang harus dihindari oleh CV. Hartini Utama adalah Kekuatan tawar-menawar pembeli yang tinggi, Kondisi ekonomi dalam negeri, Tingkat Persaingan Dengan perusahaan lain, Perilaku Konsumen, Pasar Produk Nata de coco tidak terbatas.Untuk penjelasan dan perhitungan yang lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Matriks FE produk Nata de coco CV. Hartini Utama

No Faktor Eksternal Bobot

(a)

Rating (b)

Skor terbobot (axb) Peluang

1 2 3 4 5

Peraturan perintah tentang standar nasional Indonesia

Kekuatan tawar menawar pemasok dapat dikendalikan perusahaan Tidak ada produ pengganti

Hambatan masuk industri yang besar

teknologi yang teus berkembang

20 18 17 21 24

3 2 4 3 4

60 36 80 63 96

jumlah 100 335

Ancaman 1

2 3 4 5

Kekuatan tawar menawar pembeli yang tinggi

Kondisi ekonomi dalam negri yang tinggi

Tingkat persaingan dengan perusahaan lain

Perilaku konsumen

Pasar Nata de coco terbatas

23 19 19 14 22

2 2 3 3 2

46 38 57 42 44

Jumlah 97 227

Total 108

Berdasarkan tabel matriks FE didapatkan total nilai skor dari nilai bobot peluang dan ancaman yaitu 335 dan 227. Dari total nilai skor terbobot peluang dikurangi ancaman dapat disimpulkan bahwa perusahaan berada pada posisi sedang yaitu 108. Hal ini dikarenakan kondisi internal berada di atas nilai rata-rata yakni tidak bernilai min. relatif lebih kuat dalam memanfaatkan kekuatan yang dimiliki dan mampu mengatasi kelemahan.

Dari total nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa CV. Hartini Utama berada pada posisi sedang dalam menghadapi peluang dan mengatasi ancaman.

5.6.2 Tahap Pencocokan

Tahap pencocokan adalah tahap untuk perumusan strategi berdasarkan hasil analisis dan identifikasi akan kondisi lingkungan internal dan eksternal perusahaan yang telah terkumpul. Pada tahap pencocokan model yang akan digunakan dalam perumusan strategi adalah matriks SWOT dan matriks Internal Eksternal (IE).

1. Matriks SWOT

Matriks SWOT disusun berdasarkan hasil identifikasi faktor internal dan eksternal perusahaan yang menggambarkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan serta peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan.

Kombinasi dari faktor internal dan eksternal perusahaan disusun secara sistematis dan terstruktur sehingga menghasilkan empat macam strategi.

Strategi yang terbentuk yaitu strategi S-O , S-T , W-O dan S-T . Strategi yang dihasilkan dari matriks SWOT dapat dilihat pada Tabel 7. Penjelasan yang lebih rinci mengenai strategi yang dihasilkan dari matriks SWOT yaitu kombinasi faktor internal yang menggambarkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan dengan faktor eksternal yang menggambarkan peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan , adalah sebagai berikut : a. Strategi S-O (Strength-Opportunity)

Strategi S-O adalah strategi yang menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk meraih peluang-peluang yang ada di luar

perusahaan.Strategi S-O yang dihasilkan adalah Brand Image Strategy yakni mensponsori turnamen atau kegiatan-kegiatan bergengsi bertaraf nasional untuk meningkatkan brand awareness serta beriklan di media yang tepat. Langkah yang dapat dilakukan perusahaan yaitu :

1. Mensponsori turnamen yang diadakan di Indonesia dengan memasang papan reklame yang berlogo Natakita sehingga dapat menjangkau audies lebih luas.

2. Memasang profil perusahaan pada majalah atau Koran sebagai sarana untuk berpromosi.

3. Bekerjasama dengan instansi-intansi tertentu untuk dijadikan simbol dari minuman Natakita.

Strategi ini dilakukan dengan menggunakan kekuatan dari produk Nata de coco CV. Hartini Utama dan memanfaatkan peluang yang ada.

Kekuatannya berupa produk berkualitas dan berstandar Nasional serta produk yang dihasilkan beragam. Kekuatan di atas dapat menciptakan citra merek yang positif dan mengangkat nama perusahaan, serta agen atau toko terus dipertahankan karena sebagai sarana untuk berpromosi dan mendekatkan diri dengan konsumen. Peluang yang ada berupa Peraturan Pemerintah tentang Standar Nasional Indonesia dan teknologi yang terus berkembang dapat dimanfaatkan perusahaan untuk menciptakan citra Produk Nata de coco CV. Hartini Utama. Kondisi di atas dapat menunjukkan sebagai produk yang telah sesuai dengan standar yang dikeluarkan pemerintah dan produk dengan teknologi yang canggih dan modern.

b. Strategi S-T (Strength-Threath)

Strategi S-T adalah strategi yang menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman- ancaman yang berasal dari luar perusahaan. Strategi S-T yang dihasilkan adalah Market Development Strategy yakni meningkatkan pangsa pasar dengan membidik pasar pemain pemula melalui optimalisasi saluran distribusi dan terus mempertahankan hubungan baik dengan agen/toko.

Langkah yang dapat dilakukan perusahaan yaitu :

1. Memasuki wilayah-wilayah yang belum dijangkau oleh pesaing dengan mengoptimalkan saluran distribusi.

2. Memasuki took-toko penjual minuman untuk melakukan kerjasama dalam memasarkan Nata de coco.

Strategi ini diambil dengan dasar pada kekuatan yang ada dan ancaman yang dihadapi. Segmentasi dan targeting yang jelas serta saluran distribusi pemasaran berbagai wilayah memberikan kekuntungan bagi Nata de coco CV. Hartini Utama dalam memasuki pasar dan menjangkau konsumen. Mempertahankan hubungan baik yang telah terjalin dengan gen atau toko sebagai sarana untuk mendukung kegiatan pemasaran dari perusahaan. Strategi ini dilakukan untuk menghindari atau meminimalkan ancaman yang ada.

c. Strategi W-O (Weakness-Opportunity)

Strategi W-O adalah strategi yang dilakukan dengan memperkecil kelemahan internal perusahaan dan memanfaatkan peluang-peluang yang ada di luar perusahaan. Startegi W-O yang dihasilkan adalah Product Development Strategy yakni menciptakan produk yang berkualitas dengan melakukan inovasi yang berkelanjutan melalui penggunaan bahan baku yang baik dan teknologi yang canggih. Langkah yang dapat dilakukan perusahaan yaitu :

1. Menciptakan Nata de coco yang sesuai dengan karakteristik dan selera masyarakat Indonesia.

2. Penerapan teknologi baru untuk mendukung program perusahaan dalam menciptakan Produk Nata de coco yang berkualitas.

Strategi ini dilakukan untuk memperkecil atau mengurangi kelemahan yang dimiliki oleh Nata de coco CV. Hartini Utama dan memanfaatkan peluang yang ada. Kelemahan tersebut Produk Nata de coco belum banyak di kenal masyarakat merupakan kelemahan yang membuat produknya kalah bersaing dengan pesaingnya. Untuk mengatasi kondisi di atas perusahaan perlu menciptakan kualitas sesuai yang diharapkan konsumen dan sering melakukan promosi. Strategi ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan peluang yang ada pada perusahaan. Kekuatan tawar-menawar pemasok yang dapat terkendali dapat menguntungkan bagi perusahaan karena perusahaan memiliki posisi tawar yang tinggi untuk mendapatkan bahan baku yang baik dalam menciptakan produk yang berkualitas.Teknologi yang terus berkembang dan perusahaan dapat

Dalam dokumen strategi bauran pemasaran dalam menciptakan (Halaman 75-84)

Dokumen terkait