• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Kelayakan Model Regresi Data Panel

BAB III METODE PENELITIAN

H. Metode Analisis Data

5. Uji Kelayakan Model Regresi Data Panel

Uji LM ini didasarkan pada distribusi chi-square dengan degree of freedom sebesar jumlah variabel independen, dengan kriteria menurut (Winarno, 2017) adalah sebagai berikut:

1) H0 diterima apabila nilai LM < statistik chi-squares sebagai nilai kritis.

2) H1 diterima apabila nilai LM > statistik chi-squares sebagai nilai kritis.

terhadap variabel dependen. Uji F digunakan untuk melakukan uji hipotesis koefesien (slope) regresi secara menyeluruh..

Dengan membandingkan probabilitas (pada tabel Anova tertulis Sig) dengan taraf nyatannya (0,05 atau 0,01). Apabila hasil :

Jika probabilitas > 0,05 maka model ditolak Jika probabiltias < 0,05 maka model diterima.

Kriteria pengujiannya adalah nilai F observasi > F tabel atau probabilitas F-statistic < taraf nyata, maka keputusannya adalah tolak H0. Dengan menolak H0 berarti minimal ada satu variabel independen yang berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.

c) Uji-t (Uji Parsial)

Menurut (Winarno, 2017) Uji statistik t digunakan untuk menunjukan seberapa jauh satu variabel penjelas secara individual dalam menerangkan variabel-variabel terikat.

Menurut (Ghozali, 2013) uji t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan melihat probabilitasnya:

1) Jika probabilitas/signifikansi > 0,05 maka model ditolak 2) Jika probabilitas/signifikansi < 0,05 maka model diterima

Pengambilan keputusan juga dilakukan dengan membandingkan t tabel dengan t hitung dengan ketentuan level of significant (a) sebesar 5% (tingkat

kesalahan 5% atau 0,05) atau taraf keyakinan 95% atau 0,95 dapat digunakan rumus:

Df = n - k di mana:

n: jumlah observasi/sampel pembentuk regresi.

k: jumlah variabel (bebas + terikat) Dasar pengambilan keputusan

1) Apabila t hitung ≤ t tabel, maka Ho diterima dan H1 ditolak.

2) Apabila t hitung ≥ t tabel, maka Ho ditolak dan H1 diterima.

69 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Objek penelitian dalam penelitian ini adalah perusahaan sub sektor Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) berjumlah 11 perusahaan, dikarenakan menggunakan purposive sampling maka perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2014-2019.

Oleh karena itu, diperoleh sampel penelitian sebanyak 11 Perusahaan dengan jumlah data penelitian sebanyak (66 = 6 tahun x 1 x 11 perusahaan).

Berikut adalah profil perusahaan sub-sektor Perbankan yang terpilih untuk dijadikan sampel:

1) BNBA (Bank Bumi Artha Tbk)

Bank Bumi Arta yang semula bernama Bank Bumi Arta Indonesia didirikan di Jakarta pada tanggal 3 Maret 1967 dengan Kantor Pusat Operasional di Jalan Tiang Bendera III No. 24, Jakarta Barat. Kebijaksanaan Pemerintah melalui Paket Oktober (PAKTO) 1988 di mana perbankan diberikan peluang yang lebih besar untuk mengembangkan usahanya, dan berkat persiapan yang cukup lama dan terarah dari pengelola Bank, maka pada tanggal 20 Agustus 1991 dengan persetujuan dari Bank Indonesia, Bank Bumi Arta ditingkatkan statusnya menjadi Bank Devisa.

Bank Bumi Arta mulai melayani sendiri transaksi devisa di Kantor Pusat Operasional Jalan Roa Malaka Selatan sejak tanggal 2 Desember 1991 dan hingga saat ini jaringan bank koresponden internasional Bank Bumi Arta mencakup sekitar 130 bank di berbagai benua di seluruh dunia.

2) BBCA (Bank Central Asia Tbk)

Bank Central Asia Tbk didirikan pada tahun 1957 dengan nama Bank Central Asia NV Knitting Factory di pusat perniagaan Asemka.

Pada tahun 1960 dikukuhkan menjadi Bank Central Asia Tbk.

Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasarnya, BCA beroperasi sebagai Bank Umum. BCA bergerak dibidang perbankan dan jasa keuangan lainnya sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia.

Bank Central Asia Tbk berkedudukan di Jakarta dengan kantor pusat berada di Menara BCA, Grand Indonesia, Jalan MH Thamrin No 1, Jakarta Pusat. Bank Central Asia Tbk memiliki 139 kantor cabang utama, 873 kantor cabang pembantu, 244 kantor kas dan 2 kantor perwakilan luar negri.

3) BDMN (Bank Danamon Indonesia Tbk)

PT Bank Danamon Indonesia Tbk yang berdiri sejak 1956, per 31 Desember 2020 mengelola total aset konsolidasi sebesar Rp 200 triliun bersama anak perusahaannya, yaitu PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk. (Adira Finance). Dalam hal kepemilikan saham, 92,47%

saham Danamon dimiliki oleh MUFG Bank, Ltd. dan 7,53% dimiliki oleh publik.

Bank Danamon Indonesia Tbk berkedudukan di Jakarta dengan kantor pusat berada di Menara Bank Danamon, Jalan HR. Rasuna Said Blok C No. 10, Jakarta Selatan. Danamon didukung oleh 846 jaringan kantor cabang konvensional, unit Syariah dan kantor cabang anak perusahaannya serta lebih dari 60.000 jaringan ATM Danamon, ATM Bersama, PRIMA dan ALTO yang tersebar di 34 provinsi. Selain jaringan fisik, layanan Danamon juga dapat diakses melalui Danamon Online Banking, mobile banking melalui aplikasi D-Bank dan D-Card, SMS Banking, serta layanan phone banking melalui Hello Danamon.

4) BMRI (Bank Mandiri (Persero) Tbk)

Bank Mandiri didirikan pada 2 Oktober 1998, sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank pemerintah - yaitu Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan Indonesia - dilebur menjadi Bank Mandiri, dimana masing-masing bank tersebut memiliki peran yang tak terpisahkan dalam pembangunan perekonomian Indonesia. Sampai dengan hari ini, Bank Mandiri meneruskan tradisi selama lebih dari 140 tahun memberikan kontribusi dalam dunia perbankan dan perekonomian Indonesia.

Sejak berdiri, Bank Mandiri telah bekerja keras untuk menciptakan tim manajemen yang kuat dan profesional yang bekerja berlandaskan pada prinsip-prinsip Good Governance yang telah diakui secara internasional. Bank Mandiri disupervisi oleh Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dipilih berdasarkan anggota komunitas keuangan yang terpandang. Manajemen eksekutif tertinggi adalah Dewan Direksi yang dipimpin oleh Dewan Utama.

Bank Mandiri (Persero) Tbk beralamat di Jalan Jendral Gatot Subroto Kavling 36-38, Jakarta. BMRI saat ini memiliki 2.264 kantor cabang utama dan 1.845 kantor cabang mikro.

5) MEGA (Bank Mega Tbk)

Berawal dari sebuah usaha milik keluarga, Bank Mega Tbk awalnya berkedudukan di Surabaya. Seiring dengan perkembangannya Bank Mega Tbk pada tahun 1996 diambil alih oleh PARA GROUP (PT. Para Global Investindo dan PT. Para Rekan Investama). Pada bulan Juni 1997, PT. Mega Bank melakukan perubahan logo dengan tujuan bahwa sebagai lembaga keuangan kepercayaan masyarakat, akan lebih mudah dikenal melalui logo perusahaan yang baru tersebut.

Dan pada tahun 2000 dilakukan perubahan nama dari PT. Mega Bank menjadi PT. Bank Mega. Untuk memperkuat struktur permodalan maka pada tahun yang sama PT. Bank Mega melaksanakan Initial Public Offering dan listed di BEJ maupun BES. Dengan demikian

sebagian saham PT. Bank Mega dimiliki oleh publik dan berubah namanya menjadi PT. Bank Mega Tbk. Bank Mega mencuat sebagai salah satu bank yang tidak terpengaruh oleh krisis dan tumbuh terus tanpa bantuan pemerintah bersama-sama dengan Citibank, Deutche Bank dan HSBC pada saat dunia mengalami krisis ekonomi.

Kantor pusat Bank Mega Tbk saat ini beralamat di Menara Bank Mega lantai 15, Jalan Kapten P. Tendean no. 12-14A, Jakarta Selatan.

6) BBNI (Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk)

Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk pada awalnya didirikan di Indonesia sebagai Bank sentral dengan nama Bank Negara Indonesia pada tahun 1946. Kemudian pada tahun 1968 menurut perundang- undangan BNI ditetapkan menjadi Bank Negara Indonesia 1946 dan statusnya menjadi Bank Umum Milik Negara, selanjutnya pada tahun 1992 telah dilakukan penyesuaian bentuk hukum BNI menjadi Perusahaan Perseroan Terbatas (Persero).

Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk merupakan Bank BUMN (Badan Usaha Milik Negara) pertama yang menjadi perusahaan publik setelah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tahun 1996, untuk memperkuat struktur keuangan dan daya saingnya di tengah industri perbankan nasional Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk melakukan sejumlah aksi korporasi antara lain proses rekapitalisasi oleh Pemerintah di tahun 1999, divestasi saham

Pemerintah di tahun 2007 dan penawaran umum saham terabatas di tahun 2010.

Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk berkedudukan di Jakarta dengan kantor pusat berada di Gedung Graha BNI Jalan Jendral Sudirman Kavling 1, Jakarta Pusat. BNI memiliki 2.262 kantor cabang di Indonesia dan 8 kantor cabang diluar negri.

7) BBRI (Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk)

Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk didirikan pada tahun 1968, kemudian pada tahun 1992 berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia bentuk badan BRI diubah menjadi Perusahaan Perseroan (Persero).

Berdasarkan Pasal 3 Anggaran Dasar BRI yang terakhir, ruang lingkup kegiatan BRI adalah turut melaksanakan dan menunjang kebijakan program Pemerintah dibidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, khususnya dengan melakukan usaha dibidang perbankan sesuai dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku.

Kantor pusat Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk berlokasi di Gedung BRI Jalan Jendral Sudirman Kavling 44-46, Jakarta. BRI memiliki 467 kantor cabang utama, 611 kantor cabang pembantu, 952 kantor kas dan 5.382 BRI unit.

8) AGRO (Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk)

Didirikan oleh Dana Pensiun Perkebunan (Dapenbun) pada tanggal 27 September 1989, Bank AGRO mempunyai peranan penting

dan strategis dalam perkembangan sektor agribisnis Indonesia. Sebagai bank yang berfokus pada pembiayaan agribisnis, sejak berdiri hingga saat ini, portofolio kredit Bank AGRO sebagian besar (antara 60% – 75%) disalurkan di sektor agribisnis, baik on farm maupun off farm.

Bank AGRO yang didirikan dengan Akta Notaris Rd. Soekarsono, S.H., di Jakarta No. 27 tanggal 27 September 1989 memperoleh izin usaha dari Menteri Keuangan pada tanggal 11 Desember 1989 dan mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 8 Februari 1990.

Pada tahun 2003, Bank AGRO menjadi perusahaan publik berdasarkan persetujuan Bapepam-LK No. S-1565/PM/2003 tertanggal 30 Juni 2003 sehingga namanya berubah menjadi PT Bank Agroniaga Tbk dan pada tahun yang sama mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Surabaya, sedangkan pada tahun 2007, saham Bank AGRO dengan kode AGRO sudah mulai tercatat di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 2006, Bank AGRO meningkatkan statusnya menjadi Bank Umum Devisa berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No.

8/41/Kep.GBI/2006 tertanggal 8 Mei 2006. Pada tanggal 3 Maret 2011, dengan ditandatanganinya Akta Akuisisi Saham PT Bank Agroniaga Tbk antara Bank Rakyat Indonesia (BRI) dengan Dapenbun di Jakarta, Bank BRI secara resmi menjadi Pemegang Saham Pengendali pada PT Bank Agroniaga Tbk. Sebagai wujud komitmen bersama dalam sinergi bersama Bank BRI, pada tahun 2012 seiring dengan ulang tahun ke-23, Bank AGRO berganti nama menjadi BRI

AGRO (“BRI AGRO”, atau selanjutnya akan disebut sebagai

“Perseroan”).

Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk berkedudukan di Jakarta dengan kantor pusat berada di Gedung BRI Agro, Jalan Warung Jati Barat no. 139, Jakarta Selatan. Perseroan memiliki 1 Kantor Pusat Operasional, 16 Kantor Cabang, 17 Kantor Cabang Pembantu, dan 4 Kantor Kas.

9) BBTN (Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk)

Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk berdiri sejak tahun 1897 dengan nama Postpaarbank. Pemerintah Republik Indonesia mengubah nama Postpaarbank menjadi Bank Tabungan Pos pada tahun 1950 dan kemudian berganti nama lagi menjadi Bank Tabungan Negara pada tahun 1963.

Pemerintah menunjuk BTN sebagai satu-satunya institusi yang menyalurkan Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) bagi golongan menengah kebawah pada tahun 1974, sejalan dengan program pemerintah yang tengah menggalakkan program perumahan untuk rakyat. BTN merupakan bank yang berfokus pada pembiayaan perumahan dengan tujuan untuk membantu masyarakat Indonesia dalam mewujudkan impian mereka untuk memiliki rumah idaman, keinginan ini ditujukkan dengan konsistensi dalam menyediakan beragam produk dan layanan di bidang perumahan, terutama melalui

KPR, baik KPR Subsidi untuk segmen menengah kebawah maupun KPR Non Subsidi untuk menengah keatas.

Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk beralamat di Menara Bank BTN Jalan Gajah Mada No 1, Jakarta. BTN saat ini memiliki 905 kantor cabang yang tersebar di seluruh Indonesia.

10) BJBR (BPD Jawa Barat dan Banten Tbk)

BPD Jawa Barat dan Banten Tbk adalah sebuah perusahaan nasionalisasi yang dimilik oleh Belanda yang berdomisili di Indonesia.

Peraturan berlaku untuk perusahaan milik Belanda, N.V. Denis (De Eerste Nederlandsch Indische Kepemilikan Saham) dan anak perusahaannya, yang kemudian diserahkan kepada Pemerintah Daerah Jawa Barat Tingkat I. Perusahaan bergerak dalam bisnis perbankan.

Perusahaan memulai operasi komersialnya pada tahun 1961.

Perusahaan juga menjalankan sistem dual banking, yang menyediakan layanan perbankan ke sistem konvensional dan sistem syariah.

BPD Jawa Barat dan Banten Tbk beralamat di Menara Bank BJB Jalan Naripan No 12-14, Bandung – Jawa Barat. BJBR saat ini memiliki 65 kantor cabang, 314 kantor cabang pembantu, 349 kantor kas, 1.529 ATM, 171 payment point, 5 kantor wilayah dan 34 weekend banking.

11) BJTM (BPD Jawa Timur Tbk)

BPD Jawa Timur Tbk yang dikenal dengan sebutan Bank JATIM, didirikan pada tanggal 17 Agustus 1961 di Surabaya.

Landasan hukum pendirian adalah Akta Notaris Anwar Mahajudin Nomor 91 tanggal 17 Agustus 1961 dan dilengkapi dengan landasan operasional Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor BUM.9-4-5 tanggal 15 Agustus 1961.

Selanjutnya berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1962 tentang Ketentuan Pokok Bank Pembangunan Daerah dan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perbankan, pada tahun 1967 dilakukan penyempurnaan melalui Peraturan Daerah Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur Nomor 2 Tahun 1976 yang menyangkut Status Bank Pembangunan Daerah dari bentuk Perseroan Terbatas (PT) menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).

BPD Jawa Timur Tbk beralamat di Jalan Basuki Rachmat No 98, Surabaya. BJTM saat ini memiliki 1 kantor pusat, 41 kantor cabang konvensional, 7 kantor cabang syariah, 160 kantor cabang pembantu konvesional, 9 kantor cabang pembantu syariah, 207 kantor kas, 191 kantor layanan syariah, 203 payment point, 8 payment point syariah, 92 mobil kas dan 6 mobil kas syariah.

B. Hasil Analisis Deskriptif

Statistik deskriptif dalam penelitian ini untuk mengetahui gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), nilai tertinggi (maximum), dan nilai terendah (minimum) dari variable-variabel

yang diteliti serta mesdeskripsikan dan membandingkan data setiap tahunnya (Oktiwiati, 2019)

Analisis deskriptif digunakan sebagai gambaran data variabel yang dimasukan dalam penelitian yaitu DPR, CAR, LDR, Growth dan ROA.

Variabel-variabel tersebut dijabarkan dalam mean, maximum, minimum dan standar devisiasi. Adapun hasil analisis deskriptif pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1

Hasil Analisis Deskriptif

No Variabel Mean Median Max Min Std. Dev

1 Dividend Payout

Ratio (DPR) 0.368936 0.336495 0.800670 0.060100 0.186591 2 Capital Adequacy

Ratio (CAR) 0.213672 0.218335 0.295770 0.146790 0.031980 3 Loan to Deposit

Ratio (LDR) 0.857850 0.871490 1.298640 0.194720 0.174669

4 Pertumbuhan Perusahaan

(Growth)

0.130312 0.118135 0.434580 -0.074290 0.102872

5 Return On Assets

(ROA) 0.017572 0.017955 0.031340 0.000670 0.007591

Sumber: Hasil Output Eviews 10, 2021

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.1 dapat diketahui gambaran variabel dependen dan variabel independen yaitu jumlah observasi pada penelitian ini sebanyak 66 dimana terdiri dari 11 sampel perusahaan dengan penelitian yang dimulai pada tahun 2014 sampai dengan tahun 2019.

Tabel 4.1 diatas menunjukkan data yang diambil dari laporan keuangan tahunan yang diterbitkan oleh masing-masing perusahaan yang terdaftar dalam sub-sektor Perbankan. Berdasarkan tabel 4.1 tersebut,

dapat diketahui gambaran variabel dependen dan variabel independen sebagai berikut:

a) Dividend Payout Ratio (DPR) memiliki nilai tertinggi 0.800670 pada perusahaan Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk pada tahun 2019 dan nilai terendah 0.060100 pada perusahaan Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk pada tahun 2014. Tinggi rendahnya nilai DPR menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan dalam membagikan dividen, semakin tinggi nilai DPR maka semakin baik perusahaan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan investor. Nilai standar devisiasi DPR sebesar 0.186591 lebih kecil dibandingkan dengan nilai mean DPR sebesar 0.368936 artinya simpangan data Dividend Payout Ratio (DPR) dapat dikatakan relatif baik.

b) Capital Adequacy Ratio (CAR) memiliki nilai tertinggi 0.295770 pada perusahaan Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk pada tahun 2017 dan nilai terendah 0.146790 pada perusahaan Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk pada tahun 2014. Tinggi rendahnya nilai CAR menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan dalam menyediakan dana yang digunakan untuk mengatasi kemungkinan risiko kerugian, semakin tinggi nilai CAR mencerminkan kemampuan perbankan yang semakin baik dalam menghadapi kemungkinan risiko kerugian. Nilai standar devisiasi CAR sebesar 0.031980 lebih kecil dibandingkan dengan nilai mean CAR sebesar 0.213672 artinya

simpangan data Capital Adequacy Ratio (CAR) dapat dikatakan relatif baik.

c) Loan to Deposit Ratio (LDR) memiliki nilai tertinggi 1.298640 pada perusahaan Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk pada tahun 2014 dan nilai terendah 0.194720 pada perusahaan Bank Danamon Indonesia Tbk pada tahun 2015. Tinggi rendahnya nilai LDR menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dengan membagi total kredit terhadap total Dana Pihak Ketiga, semakin tinggi nilai LDR mencerminkan perusahaan tidak memiliki likuiditas yang cukup memadai untuk menutup kewajibannya terhadap nasabah. Nilai standar devisiai LDR sebesar 0.174669 lebih kecil dibandingkan dengan nilai mean LDR sebesar 0.857850 artinya simpangan data Loan to Deposit Ratio (LDR) dapat dikatakan relatif baik.

d) Pertumbuhan Perusahaan (Growth) memiliki nilai tertinggi 0.434580 pada perusahaan Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk pada tahun 2017 dan nilai terendah -0.074290 Bank Danamon Indonesia Tbk pada tahun 2016. Tinggi rendahnya nilai Growth menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan untuk berkembang, semakin tinggi nilai Growth akan menyebabkan semakin kecilnya rasio pembayaran dividen dikarenakan semakin banyak laba yang ditahan untuk digunakan sebagi modal mengembangkan perusahaan. Nilai standar devisiasi Growth sebesar 0.102872 lebih kecil dibandingkan dengan

nilai mean Growth sebesar 0.130312 artinya simpangan data Pertumbuhan Perusahaan (Growth) dapat dikatakan relatif baik.

e) Return On Assets (ROA) memiliki nilai tertinggi 0.031340 pada perusahaann Bank Central Asia Tbk pada tahun 2018 dan nilai terendah 0.000670 pada perusahaan Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk pada tahun 2019. Tinggi rendahnya nilai ROA menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan profit atau laba dengan cara membandingkan laba bersih dengan total aset yang dimiliki, semakin tinggi nilai ROA mencerminkan semakin baik kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Nilai standar devisiasi ROA sebesar 0.007591 lebih kecil dibandingkan dengan nilai mean ROA sebesar 0.017572 artinya simpangan data Return On Assets (ROA) dapat dikatakan relatif baik.

Dokumen terkait