• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

B. Pengembangan Hipotesis

1. Pengaruh Capital Adequacy Ratio Terhadap Dividend Payout Ratio

CAR adalah rasio untuk mengukur permodalan dan cadangan penghapusan dalam menanggung perkreditan terutama resiko yang terjadi karena bunga gagal ditagih (Kasmir, 2012). Menurut (Kurniawati, et al, 2019) CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah rasio kecukupan modal yang berfungsi menampung risiko kerugian yang kemungkinan dihadapi oleh bank.

Semakin tinggi CAR maka semakin baik kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit atau aktiva produktif yang berisiko.

Semakin tinggi CAR juga dapat mengindikasikan bahwa bank mempunyai permodalan yang baik untuk memenuhi kebutuhan dana dalam menjalankan kegiatan usaha dan dapat menanggung risiko-risiko yang timbul.

Hal tersebut dapat mengindikasikan tingkat laba ditahan yang ditahan perusahaan semakin kecil karena bank memiliki modal yang cukup, sehingga dapat meningkatkan pembagian dividen perusahaan. Dengan demikian maka tingkat pembagian dividen akan semakin tinggi, karena modal yang kuat akan meningkatkan kepercayaan internal perusahaan dalam menangung aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko dan membagikan dividen kepada investor.

Hal tersebut juga ditunjukkan oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh (Karauan et al, 2017), (Purba, 2019), (Pangalila dan Ogi, 2019) dan (Wahyuni, 2014) menyatakan bahwa capital adequacy ratio dengan dividend payout ratio terdapat pengaruh yang positif sehingga dapat dirumuskan dengan hipotesis sebagai berikut:

H1: capital adequacy ratio berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio 2. Pengaruh Loan to Deposit Ratio Terhadap Dividen Payout Ratio

Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan rasio untuk menggambarkan kemampuan bank membayar kembali penarikan yang dilakukan nasabah dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditas.

Semakin tinggi LDR semakin rendah pula kemampuan likuiditas sebuah bank (Wahyuni, 2014).

Rasio LDR merupakan rasio antara jumlah kredit yang diberikan bank kepada deposan dengan dana yang dimiliki bank yang berasal dari pihak ketiga. Dana pihak ketiga tersebut dapat berasal dari tabungan, deposito berjangka dan giro yang dimilik oleh deposan. Nilai LDR yang tinggi memberikan indikasi rendahnya likuiditas bank tersebut, hal ini disebabkan jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit semakin besar. Nilai rasio yang tinggi tersebut, disebabkan jumlah kredit yang diberikan oleh bank kepada deposan lebih banyak daripada dana pihak ketiga yang diperoleh bank (Andhini, 2015). Semakin tinggi jumlah kredit yang diberikan kepada deposan maka tingkat kecukupan modal bank akan semakin sedikit, dengan semakin sedikitnya kecukupan modal maka dapat mempengaruhi stabilitas dalam membayar kembali penarikan yang dilakukan nasabah. Dengan demikian tingkat pembagian dividen akan semakin menurun karena laba ditahan perusahaan akan semakin tinggi yang digunakan untuk menggantikan modal yang terus berkurang karena membayar kembali penarikan yang dilakukan nasabah.

Hal tersebut juga ditunjukkan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Rasyid, 2018) dan (Wahyuni, 2014) menyatakan bahwa loan to deposit ratio dengan dividend payout ratio terdapat pengaruh yang negatif, sehingga dapat dirumuskan dengan hipotesis sebagai berikut:

H2 : Loan to deposit ratio berpengaruh negatif terhadap dividend payout ratio

3. Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Dividend Payout Ratio Pertumbuhan perusahaan yaitu rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mempertahankan posisi perusahaan di dalam industri dan dalam perkembangan ekonomi secara umum (Fahmi, 2014). Menurut (Brigham dan Houston, 2010) Pertumbuhan perusahaan merupakan peningkatan atau penurunan total aset yang dimiliki perusahaan. Pertumbuhan perusahaan mencerminkan pertumbuhan sumber daya berupa aset yang dimiliki perusahaan dan diukur dari perbedaan nilai total aset setiap tahun.

Semakin cepat tingkat pertumbuhan perusahaan, maka semakin besar kebutuhan dana di waktu yang akan datang untuk membiayai pertumbuhannya. Perusahaan akan lebih untuk menahan laba daripada membagikannya sebagi dividen dengan mengingat batasan-batasan biayanya.

Apabila perusahaan telah mencapai tingkat pertumbuhan yang baik, dimana kebutuhan dana perusahaan telah terpenuhi dengan dana dari pasar modal atau sumber ekternal lainnya, maka keadaan dapat berbeda. Dalam hal ini perusahaan dapat menetapkan dividend payout ratio yang tinggi bagi para pemegang saham.

Hal tersebut juga ditunjukkan penelitian yang dilakukan oleh (Trisnadewi et al, 2019), (Hung, 2018), (Alfisah dan Kurniaty, 2018), (Sulaiman dan Sumani, 2016), (Sari dan Sudjani, 2015), dan (Lopolusi, 2013) menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan dengan dividend payout ratio memiliki pengaruh yang negatif, sehingga dapat dirumuskan dengan hipotesis sebagai berikut

H3: Pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif terhadap dividend payout ratio

4. Pengaruh Return On Assets Terhadap Dividen Payout Ratio

Profitabilitas merupakan gambaran dari kinerja perusahaan dalam mengelola perusahaan yang menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba. Profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan (Kasmir, 2016). Perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi akan menggunakan tingkat utang yang relatif kecil dibadingkan ekuitas perusahaan (Brigham dan Houston, 2014). Menurut (Pradana dan Sanjaya, 2014) hubungan antara ROA terhadap DPR adalah perusahaan mampu mengelola asetnya dengan efektif dan efisien cenderung menghasilakan kinerja keuangan yang baik. Hal ini direalisasikan dengan adanya laba yang tinggi.

Dengan demikian perusahaan tersebut diangap mampu untuk membayar sebagian porsi labanya dalam bentuk dividen tunai. Semakin tinggi laba yang mampu dihasilkan kemungkinan besar pula perusahaan untuk membagikan dividen.

Pihak manajemen akan membayarakan dividen untuk memberikan sinyal mengenai keberhasilan perusahaan dalam pembukuan profit. Sinyal tersebut menyimpulkan bahwa kemampuan perusahaan untuk membayar dividen merupakan fungsi dari keuntungan. Perusahaan yang memperoleh keuntungan cenderung akan membayar porsi keutungannya lebih besar

sebagai dividen. Semakin besar pula keuntungan yang diperoleh maka akan semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.

Hal tersebut juga ditunjukkan oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh (Firdaus dan Purba, 2019), (Madyoningrum, 2019), (Hung, 2018), (Ginting, 2018), (Ingrit et al, 2017), (Tahir dan Mustaq, 2016), (Baramuli, 2016), , (Sulaiman dan Sumani, 2016), (Sari dan Sudjarni, 2015) dan (Nurhayati, 2013) yang menyatakan bahwa return on assset dengan dividend payout ratio terdapat pengaruh yang positif. Sehingga dapat dirumuskan dengan hipotesis sebagai berikut:

H4: Return on asset berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio

Dokumen terkait