• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B. Kepala Sekolah

1. Pengertian Kepala Sekolah

Menurut Mulyasa (2012:16). Kepala Sekolah merupakan pemimpin tingkat satuan pendidikan yang harus memiliki dasar kepemimpinan yang kuat.

Kepala Sekolah merupakan pemimpin pada tingkat satuan pendidikn yang memiliki keinginan untuk membangun sekolahnya menjadi sekolah yang efektif, namun belum tentu mampu mewujudkannya, dikarenakan oleh berbagai hal yang melatar belakanginya. Ketidakmampuan Kepala Sekolah dalam menciptakan sekolah yang efektif terutama keterkaitan

dengan pemahaman, kepedulian dan komitmennya dalam menjalankan tugas kepemimpinannya, ada Kepala Sekolah yang aktif dan kreatif mempelajari berbagai hal untuk merealisasikan visi dan misinya dalam menciptakan sekolah efektif, tetapi tidak sedikit yang hanya menyibukkan diri dengan urusan administrasi dan masalah keuangan yang sebenarnya bisa dilimpahkan kepada orang lain. Allah SWT berfirman dalam Q.S Al- Baqarah (2) : 30



























































Terjemahannya:

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:

Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi. mereka berkata: Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau? Tuhan berfirman:

Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.

(Kementerian Agama RI 2011 : 6)

Berdasarkan ayat di atas, maka dapat dipahami bahwa Kepala Sekolah merupakan sosok yang sangat menentukan kemajuan dan kemunduran dari sekolah yang dipimpinnya, Nabi Muhammad SAW bersabda:

يَنِأ بَعَد َلبَق : َلبَق َىَّهَسًَ ِوْيَهَع ُالله َّم َص ِالله َل ٌُْسَس ٌََّأ ُوْنَع ُالله َيِضَسَةَشْيَشُى يِبَأ ٍْع

ٍَْيًَ بَئْيَش ْىِىِس ٌُْجُأ ٍِْي َكِنَر ُصُقْنَيَلْ ُوَعِبَت ٍَْيِس ٌُْجُأ ُمْثِيِش ْجَلأا ٍِْي ُوَن ٌَبَك يًذُى

َع ٌَبَك ٍتَن َلَ َض يَنِأبَعَد ْىِيِيبَثآ ٍِْي َكِنَر ُصُقْنَيَلْ ُوَعِبَت ٍَْي ِوبَثآ ُمْثِي ِىْثِلأا ٍَِي ِوْيَه

)ىهسي هاًس(بًئْيش

Artinya:

Dari abu Hurairah Radiallahu anhu bahwa Rasulullah SAW bersabda,”barang siapa yang mengajak kepada petunjuk maka dia mendapatkan pahala seperti orang yang mengikutinya dan pahala mereka tidak kurang sedikit pun. Dan barang siapa yang mengajak kepada kesesatan maka ia mendapatkan dosa separti orang yang mengikutinya, dan dosa mereka tidak dikurangi sedikit pun,”(H.R Muslim)

Berdasarkan hadis di atas, bahwa seorang pemimpin harus mengajak bawahannya kepada kebaikan dan tidak mengajak bawahannya pada keburukan. Karena pemimpin yang bertanggung jawab atas kepemimpinannya, seperti Kepala Sekolah bertanggung jawab atas sekolah yang dipimpimnya. Menciptakan sekolah efektif bukanlah hal yang mudah bagi setiap Kepala Sekolah, tetapi juga bukan hal yang mustahil. Artinya, setiap kepala sekolah dapat menciptakan sekolah yang efektif, asal dia memiliki pemahaman yang mumpuni. Sedikitnya terdapat semibilan aspek yang harus diperhatikan dalam menciptakan sekolah efektif. Kesembilan aspek tersebut berkaitan dengan: perencanaan pengembangan sekolah, pengembangan guru dan staf, pengembangan peserta didik, pelibatan orang tua dan masyarakat penghargaan dan insentif, tata tertib dan disiplin, pengembangan kurikulum dan pembelajaran, manajemen keuangan dan pembiayaan, serta pendayagunaan sarana dan prasarana sekolah.

2. Tugas Kepala Sekolah

a. Perencanaan dan Pengembangan Sekolah

Perencanaan pengembangan sekolah perlu dirumuskan dengan jelas, baik dalam jangka panjang, menengah maupun dalam jangka pendek. Jangka panjang dirumuskan dalam rencana strategik, yang mengcakup: visi, misi, tujuan, kebijakan, strategi, dan program untuk kurun waktu 5-10 tahun. Jangka menengah meliputi srategi dan program yang akan direalisasikan dalam kurun waktu 3-5 tahun. Jangka pendek meliputi program yang disusun dan direalisasikan setiap tahun ajaran.

b. Pengembangan Guru dan Staf

Keberhasilan pendidikan di sekolah sangat ditentukan oleh keberhasilan Kepala Sekolah dalam mengelolah dan memberdayakan seluruh warga sekolah, termasuk pengembangan guru dan staf.

Pengembangan Guru dan Staf merupakan pekerjaan yang harus dilakukan kepala sekolah dalam manajemen personalia pendidikan, yang bertujuan untuk mendayagunakan guru dan staf secara efektif dan efesien untuk mencapai hasil yang optimal, namun tetap dalam kondisi yang menyenangkan. Sehubungan itu, fungsi pesonalia yang harus dilaksanakan kepala sekolah adalah menarik, mengembangkan, menggaji, dan memotivasi guru dan staf untuk mencapai tujuan pendidikan, membantu guru dan staf mencapai posisi dan standar perilaku, memaksimalkan perkembangan karier guru dan staf, serta menyelaraskan tujuan induvidu dan organisasi sekolah. Olehnya itu,

seorang guru harus mempertimbangkan tingkat perkembangan kognitif siswa ketika merencanakan topik yang harus dipelajari serta metode apa yang digunakan. Sebagaimana sabdah Rasulullah SAW:

Artinya:

Dari Aisyah Rahimahallah berkata, sesungguhnya perkataan Rasulullah adalah ucapan yang sangat jelas, dan dapat memahamkan orang yang mendengarkannya. (HR. Abu Dawud).

Berdasarkan hadist di atas, seorang guru diharapkan dalam mengajar harus memperhatikan tingkat pemahaman siswa dan suara guru harus jelas, supaya memudahkan siswa dalam merespon pembelajaran.

c. Pengembangan Peserta Didik

Pengembangan peserta didik atau manajemen kesiswaan (peserta didik) merupakan salah satu bidang operasional sekolah. Pengembangan peserta didik adalah penataan dan pengaturan terhadap kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik, mulai masuk sampai keluar sekolah dari sekolah. Pengembangan peserta didik bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di sekolah dapat berjalan lancar, tertib, dan teratur, serta mencapai tujuan pendidikan sekolah.

d. Pelibatan Orangtua dan Masyarakat

Hubungan sekolah dengan masyarakat pada hakikatnya merupakan suatu sarana yang sangat berperan dalam membina dan mengembangkan pertumbuhan pribadi peserta didik di sekolah. Dalam hal ini, sekolah sebagai sistem sosiamerupakan bagian integral dari sistem sosial yang lebih besar, yaitu masyarakat. Sekolah dan masyarakat memiliki hubungan yang sangat erat dalam mencapai tujuan sekolah atau pendidikan secara efektif dan efesien. Penglibatan orang tua dan masyarakat dalam program sekolah bertujuan antara lain (1) untuk memajukan kualitas pembelajaran dan pertumbuhan peserta didik; (2) memperkokoh tujuan serta meningkatkan kualitas dan penghidupan masyarakat; dan (3) menggairahkan masyarakat untuk menjalin hubungan dengan sekolah. Jika hubungan sekolah dengan masyarakat berjalan dengan baik, rasa tanggung jawab dan partisipasi masyarakat untuk memajukan sekolah juga akan baik dan tinggi. Rasullah SAW, bersabda

ُدَلوُي ٍدوُلْوَم ُّلُك َمَّمَسَو ِوْيَمَع ُوَّملا ىَّمَص ُّيِبَّنلا َلاَق َلاَق ُوْنَع ُوَّملا َي ِضَر َةَرْيَرُى يِبَأ ْنَع ِةَرْطِفْلا ىَمَع

ْوَأ ِوِناَرِّصَنُي ْوَأ ِوِناَدِّوَيُي ُهاَوَبَأَف َءاَعْدَج اَييِف ىَرَت ْلَى َةَميِيَبْلا ُجَتْنُت ِةَميِيَبْلا ِلَثَمَك ِوِناَسِّجَمُي

Artinya:

Dari Abu Hurairah berkata: Nabi SAW bersabda: setiap anak dilahiran dalam keadaan fitrah. Kemudian kedua orang tuanyalah yang menjadikan anak itu menjadi Yahudi, Nashrani atau Majusi sebagaimana binatang ternak yang melahirkan binatang ternak dengan sempurna. Apakah kalian melihat ada cacat padanya. (H.R Bukhari).

Berdasarkan hadist di atas, bahwa anak mendapat didikan pertama dari orang tuanya, sedangkan guru juga merupakan orang tua peserta didik di sekolah. Karena guru bertugas kepada peserta didik untuk membimbing, melatih, mengarahkan, dan mengevaluasi peserta didik, supaya tujuan pendidikan dapat tercapai.

e. Penghargaan dan Insentif

Sekolah yang efektif menyadari bahwa pemberian penghargaan jauh lebih penting ketimbang menghukum atau menyalahkan peserta didik. Hal ini dinilai oleh Reynolds sebagai suatu strategi motivasi yang penting untuk meningkatkan citra diri (self-image) peserta didik serta mengembangkan iklim yang bersahabat dan suportif. Penghargaan dan insentif mendorong munculnya perilaku positif dan dalam beberapa hal mengubah perilaku peserta didik dan juga guru.

Menurut Motirmore dalam Mulyasa, (2012:78)

“Mengidentifikasi beberapa cara yang dilakukan oleh sekolah efektif dalam pemberian insentif, seperti memberi penghargaan kepada guru yang berprestasi dalam kegiatan olah raga dan sosial. Bentuk- bentuk penghargaan kepada guru dan peserta didik berprestasi dapat berupa materil, seperti hadiah, dan nonmateril, seperti pemberian sertifikat penghargaan”.

f. Tata Tertib dan Disiplin

Menurut Moedjiarto dalam Mulyasa, (2012:79). Pada dasarnya tata tertib dan disiplin merupan harapan yang dinyatakan secara eksplisit yang mengandung peraturan tertulis mengenai perilaku peserta didik yang dapat di terima, prosedur disiplin, dan sanksi-sanksinya”.

Hal ini menunjukkan bahwa tata tertib dan disiplin merupakan suatu hal yang harus dilakukan oleh kepala sekolah dalam mengatur sebuah

lembaga sekolah. Karena Karakteristik ini sangat penting dalam menwujudkan sekolah efektif melalui penciptaan disiplin belajar.

g. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran

Pengembangan kurikulum dan program pembelajaran merupakan bagian dari manajemen sekolah. Pengembangan kurikulum dan program pembelajaran mencakup kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian kurikulum. Perencanaan dan pengembangan kurikulum nasional pada umumnya telah dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasional pada tingkat pusat. Karena itu level sekolah yang paling penting adalah bagaimana merealisasikan menyusaikan kurikulum (Standar Kompotensi dan Kompotensi Dasar/SKKD) tersebut dengan kegiatan pembelajaran.

Disamping itu, sekolah juga bertugas dan berwewenang untuk mengembangkan kurikulum muatan local dan life skill sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan lingkungan setempat.

Kepala sekolah diharapkan dapat membimbing dan mengarahkan pengembangan kurikulum dan program pembelajaran serta melakukan pengawasan dalam pelaksanaannya. Dalam proses pengembangan program sekolah, kepala sekolah hendaknya tidak membatasi diri pada pendidikan dalam arti sempit, ia harus menghubungkan program-program sekolah dengan seluruh kehidupan peserta didik dan kebutuhan lingkungan.

Kepala sekolah merupakan seorang manajer di sekolah. Ia harus bertanggung jawab terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian

perubahan dan perbaikan program pembelajaran di sekolah. Untuk kepentingan tersebut, sedikitnya terdapat empat langkah yang harus dilakukan, yaitu menilai kesusaian program yang ada dengan tuntutan kebudayaan dan kebutuhan peserta didik, meningkatkan perencanaan program, serta menilai perubahan program.

Untuk menjamin efektivitas pengembangan kurikulum dan program pembelajaran, kepala sekolah sebagai pengelola program pembelajaran bersama dengan guru-guru harus menjabarkan isi kurikulum (SK-SD) secara lebih rinci dan operasional kedalam indikator-indikator. Dalam hal ini, silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) wajib dikembangkan guru sebelum melakukan kegiatan pembelajaran.

Menurut Mulyasa (2012:82). Berikut diperinci beberapa prinsip yang harus diperhatikan.

1) Tujuan yang di kehendaki harus jelas, makin operasional tujuan, makin mudah terlihat dan makin tepat program-program yang dikembangkan untuk mencapai tujuan.

2) Program harus sederhana dan fleksibel.

3) Program-program yang disusun dan di kembangkan harus sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

4) Program yang dikembangkan harus menyeluruh dan harus jelas pencapaiannya.

5) Harus ada kordinasi antar komponen pelaksana program di sekolah.

Dalam hal ini, perlu dilakukan pembagian tugas guru, penyusunan kalender pendidikan dan jadwal pembelajaran, pembagian waktu yang digunakan, penetapan pelaksanaan evaluasi belajar, penetapan penilaian, penetapan norma kenaikan kelas, pencatatan kemajuan belajar peserta didik, serta peningkatan perbaikan pembelajaran serta pengisian waktu jam kosong.

Pengembangan sekolah yang efektif, efisien, produktif, dan akuntabel perlu ditunjang oleh perubahan berbagai aspek pendidikan lainnya, termasuk iklim sekolah (school climate). Perubahan iklim sekolah perlu dilakukan untuk merespons kondisi pendidikan dewas a ini yang semakin terpuruk. Hal ini lebih diperkuat lagi dengan perubahan- perubahan mendasar dalam berbagai aspek kehidupan, yang menuntut penyusaian pendidikan, dan iklim sekolah yang kondusif yang menunjang terhadap pembelajaran yang bermakna. Dalam kerangka inilah perlunya Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam menciptakan iklim dan budaya sekolah dan kondusif, untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif, efisien, mandiri, produktif, dan akuntbel.

C. Membangun Lingkungan Sekolah yang Kondusif Dalam

Dokumen terkait