BAB II TINJAUAN PUSTAKA
B. Kajian Variabel Penelitian
4. Kepatuhan Wajib Pajak
a. Pengertian Kepatuhan Wajib Pajak
Kepatuhan perpajakan menurut Keputusan Menteri Keuangan No.544/KMK.04/2000 dalam (Chairunnisa, 2018) menjelaskan bahwa
“kepatuhan perpajakan adalah tindakan Wajib Pajak dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan dan peraturan pelaksanaan perpajakan yang berlaku dalam suatu Negara.”
Menurut (Pohan, 2016) Kepatuhan Wajib Pajak atau Tax Compliance adalah: “Berhubungan dengan kegiatan untuk mematuhi aturan perpajakan, yang meliputi : administrasi, pembukuan, pemotongan/pemungutan pajak, penyetoran, pelaporan, memberikan data untuk keperluan pemeriksaan pajak dan sebagainya, secara umum peraturan pajak akan dipatuhi oleh Wajib Pajak bila biaya untuk memenuhinya (compliance cost) relatif murah”.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kepatuhan wajib pajak adalah usaha dari seorang Wajib Pajak untuk memenuhi semua
kewajiban perpajakannya dengan melakukan dan melaksanakan sesuai dengan ketentuan undang-undang perpajakan yang berlaku.
b. Macam-Macam Kepatuhan Wajib Pajak
Menurut (Chairunnisa, 2018) terdapat dua macam kepatuhan yaitu : 1) Kepatuhan material, suatu keadaan dimana Wajib Pajak secara
substantif atau hakekat memenuhi semua ketentuan material perpajakan, yakni sesuai isi Undang-Undang Perpajakan
2) Kepatuhan formal, suatu keadaan dimana Wajib Pajak memenuhi kewajiban perpajakan secara formal sesuai dengan ketentuan dalam Undang- Undang Perpajakan.
c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak
Dalam memenuhi kewajiban perpajakan, terutama untuk melihat kepatuhan seorang wajib pajak, ada beberapa faktor yang mempengaruhinya. Menurut (Chairunnisa, 2018) Adapun faktor-faktor tersebut antara lain :
1) Pemahaman terhadap sistem pemungutan pajak, yaitu:
a) Official Assessment System, yaitu sistem pemungutan yang memberikan wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak terutang
b) Self Assessment System, yaitu sistem pemungutan pajak yang memberikan wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang
c) With Holding System, yaitu pemungutan pajak yang memberikan wewenang kepada pihak ketiga (bukan pemerintah dan bukan wajib pajak) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang
2) Kesadaran Wajib Pajak
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kesadaran dapat diartikan sebagai keinsafan, keadaan mengerti dan termasuk hal yang dirasakan atau dialami seseorang. Istilah kesadaran berasal dari bahasa Latin yaitu “concentia” yang artinya “mengerti dengan”. Dalam bahasa Inggris terdapat kata “consciousness” yaitu kesadaran.
Kesadaran ini berasal dari kata “sadar” yang berarti “insyaf”, merasa, tahu dan mengerti” (Yuniarto, 2013) Jadi, kesadaran wajib pajak adalah keadaan mengerti dan memahami keadaan bahwa wajib pajak yang mempunyai kewajiban untuk membayarkan pajaknya sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku. Kesadaran wajib pajak dalam membayar pajak penting bagi suatu negara agar penerimaan atau pemasukan negara sesuai dengan target yang ingin dicapai,
Untuk menjadi sadar akan kewajiban membayar pajak, Ditjen Pajak seharusnya tetap memperhatikan empat indikator penting dalam meningkatkan kesadaran Wajib Pajak (Yuniarto, 2013).
a) Menciptakan persepsi positif Wajib Pajak terhadap kewajiban perpajakannya
b) Mempelajari karakteristik Wajib Pajak
c) Meningkatkan pengetahuan perpajakan Wajib Pajak d) Penyuluhan perpajakan kepada Wajib Pajak
3) Kualitas Pelayanan
Pelayanan yang berkualitas harus dapat memberikan 4K, yaitu Keamanan, Kenyamanan, Kelancaran, dan Kepastian Hukum. Kualitas
pelayanan dapat diukur dengan kemampuan memberikan pelayanan yang memuaskan, dapat memberikan pelayanan dengan tanggapan, kemampuan, kesopanan dan sikap dapat dipercaya yang dimiliki oleh aparat pajak.
4) Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan yang semakin tinggi akan membuat masyarakat lebih mudah memahami ketentuan dan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan yang berlaku. Tingkat pendidikan yang semakin rendah juga akan tercermin dalam masih banyaknya wajib pajak yang enggan melaksanakan kewajiban perpajakannya karena kurangnya pemahaman.
5) Tingkat Penghasilan
Tingkat penghasilan akan mempengaruhi kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak tepat pada waktunya. Kemampuan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban pajak terkait erat dengan besarnya penghasilan dalam dalam membayar pajak tepat pada waktunya.
6) Persepsi Wajib Pajak Terhadap Sanksi Perpajakan
Faktor persepsi wajib pajak terhadap sanksi perpajakan memiliki pengaruh yang besar terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayarkan kewajibannya. Kondisi ini berarti bahwa jika persepsi/keyakinan wajib pajak terhadap sanksi perpajakan semakin tinggi akan menjadi pertimbangan wajib pajak dapat memenuhi kewajibannya dalam membayar pajak.
Faktor lain yang mempengaruhi kepatuhan perpajakan menurut (Rahayu, 2010) diantaranya adalah:
1) Kondisi Sistem Administrasi Perpajakan Suatu Negara Sistem administrasi perpajakan suatu negara akan efektif apabila didukung oleh instansi pajak yang efektif, sumber daya pegawai pajak yang mumpuni dan prosedur perpajakan yang baik pula.
2) Tinggi Rendahnya Tarif yang Ditetapkan
Tarif pajak yang tinggi tentunya memberikan dorongan Wajib Pajak untuk berupaya mengurangi jumlah utang pajaknya melalui tindakan penghindaran maupun penyelundupan pajak.
C. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu
No Nama Judul Hasil
1 (Subasma et al., 2021))
Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Pemahaman
Perpajakan Keadilan Perpajakan
Kesadaran Wajib Pajak dan E-Samsat Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak
Berdasarkan hasil penelitian, maka diperoleh kesimpulan bahwa kualitas pelayanan pemahaman perpajakan keadilan perpajakan pemahaman perpajakan keadilan perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak.
Sedangkan Kesadaran wajib pajak dan e-Samsat, tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak pada Kantor Samsat Bersama Denpasar.
2 (Oktavianing rum et al., 2021)
Pengaruh
Penerapan Sistem Informasi Online E- Samsat Jabar Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor (Studi Kasus Pada Kantor Samsat Kota
Bandung I
Pajajaran)
Maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara sistem informasi online E-Samsat Jabar terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik layanan E-Samsat Jabar, maka akan semakin tinggi juga kepuasan kualitas pelayanan dan pada akhirnya akan meningkatkan
kepatuhan WP dalam
membayarkan PKB.
3 (Hormati et al., 2021)
Pengaruh
Kesadaran Wajib Pajak Dan Kualitas Pelayanan
Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor Pada Kantor Samsat Tomohon
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pertama, kesadaran wajib pajak tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor di Kantor SAMSAT Kota Tomohon. Kedua, kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor di Kantor SAMSAT Kota Tomohon. Ketiga, kesadaran wajib pajak dan kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor di Kantor SAMSAT Kota Tomohon.
4 (Andriyani, 2021)
Pengaruh
Pelayanan Samsat Unggulan Terhadap Kepatuhan
Membayar Pajak Kendaraan
Bermotor Dengan Kesadaran Wajib Pajak Sebagai Variabel Intervening Di KB SAMSAT Banyuwangi Kota
Layanan samsat unggulan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesadaran wajib pajak langsung, variabel pelayanan samsat unggulan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak langsung, variabel kesadaran wajib pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak secara langsung, variable layanan samsat unggulan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak melalui kesadaran wajib pajak.
5 (Virgiawati, 2019)
Pengaruh
Pengetahuan Wajib Pajak, Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan, Dan Sanksi Pajak Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor (Studi Pada Wajib Pajak Di SAMSAT Jakarta Selatan)
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa:
a. Pengetahuan wajib pajak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor b. Modernisasi sistem
administrasi perpajakan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor c. Sanksi pajak tidak
berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor
6 (Pratiwi &
Irawan, 2019)
Pengaruh Sistem Administrasi
Perpajakan Modern
Dan Sanksi
Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan
Bermotor (Studi Kasus Wajib
Pajak Kendaraan Bermotor Roda Dua di Kantor Samsat Cimareme)
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Sistem administrasi
perpajakan modern
berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor 2. Sanksi perpajakan
berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor 3. Sistem administrasi
perpajakan modern dan sanksi perpajakan berpengaruh positif secara simultan terhadap kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor.
7 (Waru, 2018) Pengaruh Pengetahuan Perpajakan,
Modernisasi Sistem Administrasi
Perpajakan,
Kualitas Pelayanan
Pajak, Dan
Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Empiris Pada Kantor Pelayanan Pajak Ruteng)
Berdasarkan hasil olah data tersebut dapat disimpulkan:
a. Pemahaman peraturan perpajakan dan sanksi pajak berpengaruh positif secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi.
b. Kualitas pelayanan dan kesadaran wajib pajak tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi.
c. Pemahaman peraturan perpajakan, kualitas pelayanan, kesadaran wajib pajak, dan sanksi pajak berpengaruh signifikan secara simultan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi.
8 (Dwi, 2018) Pengaruh Layanan Samsat Keliling, Kesadaran Wajib Pajak, Sosialisasi Perpajakan, Dan Sanksi Perpajakan Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Kendaraan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat diberikan kesimpulan yaitu layanan samsat keliling, kesadaran wajib pajak, sosialisasi perpajakan, dan sanksi perpajakan secara simultan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor di Kabupaten Klaten.
Bermotor Di Kabupaten Klaten 9 (Rustandi,
2020)
Pengaruh Sistem E-
Samsat Dan
Kepuasan Kualitas Pelayanan
Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Pemilik Kendaraan
Bermotor (Studi
Kasus pada
Mahasiswa Fakultas Bisnis di Universitas Buddhi Dharma)
Berdasarkan hasil penelitian yang telah ada dalam pembahasan sebelumnya, kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Sistem E-Samsat berpengaruh signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pemilik Kendaraan Bermotor
b. Kepuasan Kualitas Pelayanan berpengaruh signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pemilik Kendaraan Bermotor
c. Sistem E-samsat dan Kepuasan Kualitas Pelayanan berpengaruh secara bersama- sama berpengaruh signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pemilik Kendaraan Bermotor.
10 (Farandy, 2018)
Pengaruh Sanksi Administrasi,
Kesadaran Wajib Pajak, Tingkat Pendapatan Dan Modernisasi Sistem Administrasi
Perpajakan Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor (Studi Empiris pada Wajib Pajak Kendaraan Bermotor Kantor SAMSAT
Purbalingga)
Berdasarkan hasil penelitian yang telah ada dalam pembahasan sebelumnya, kesimpulan dari penelitian ini adalah sanksi administrasi, Kesadaran wajib pajak, tingkat pendapatan, dan modernisasi sistem administrasi perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak.
D. Kerangka Pikir
Berdasarkan latar belakang dan landasan teori yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat menetapkan suatu kerangka pemikiran sebagai berikut. Pajak merupakan iuran wajib yang dibebankan
oleh masyarakat yang telah menjadi wajib pajak kepada pemerintah untuk meningkatkan infrastruktur dan bertujuan untuk kesejahteraan rakyat. Inovasi harus dilakukan dalam pemungutan pajak kendaraan bermotor, tujuannya agar wajib pajak merasakan kemudahan dan kepraktisan dalam pembayaran pajak kendaraan bermotor. Adapun langkah yang dilakukan adalah dengan memodernisasi sistem administrasi perpajakan. Bentuk dari sistem perpajakan yang modern tersebut adalah dengan adanya e-Samsat yang merupakan alternatif layanan pembayaran pajak kendaraan bermotor dan adanya kualitas layanan yang bagi dari samsat. Dalam penerapannya sistem ini telah mengikuti reformasi perpajakan daerah yang menginginkan proses administrasi yang cepat, sederhana, adil, efektif dan efisien sehingga sistem ini dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam membayarkan kendaraan bermotornya.
Dengan demikian dari uraian latar belakang masalah tersebut diduga bila sistem administrasi perpajakan modern berbasis e-Samsat dan dengan adanya kualitas layanan yang baik telah dilakukan karena prosesnya yang lebih efektif dan efisien untuk pembayaran pajak kendaraan bermotor maka terdapat pengaruh pada kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor untuk membayarkan kewajiban pajaknya. Untuk memudahkan dalam hal pemecahan masalah maka penulis telah menyusun kerangka pemikiran.
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dan sistematik, maka dijabarkan dalam gambar berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
E. Pengembangan Hipotesis
(Sugiyono, 2017) menyatakan bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru berdasarkan teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data atau kuesioner. Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka hipotesis dari penelitian ini adalah:
1. Sistem E-Samsat terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pemilik Kendaraan Bermotor.
E-Samsat adalah kepanjangan dari Elektronik Samsat dan tentunya jika terkait dengan elektronik maka akan erat berhubungan dengan sistem online. E-Samsat merupakan sebuah terobosan dari pihak terkait guna mempermudah Wajib Pajak (WP) untuk melaksanakan kewajibannya membayar pajak kendaraan bermotor di wilayah hukumnya (Rustandi, 2020). Sedangkan Kepatuhan perpajakan adalah tindakan wajib pajak dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan dan peraturan pelaksanaan perpajakan yang berlaku dalam suatu Negara.
X1
E-Samsat Y
Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan
Bermotor X2
Kualitas Pelayanan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Pohan, 2016) mengenai “Pengaruh Sistem Administrasi Perpajakan Modern Berbasis E-Samsat Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor (Studi Kasus Pada Kantor SAMSAT Daan Mogot Jakarta Barat)” menunjukkan bahwa Sistem administrasi perpajakan modern berbasis E-Samsat berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pemilik Kendaraan Bermotor. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti dapat merumuskan hipotesis sebagai berikut:
H1: Sistem E-Samsat berpengaruh signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pemilik Kendaraan Bermotor.
2. Kualitas Pelayanan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pemilik Kendaraan Bermotor.
Kualitas pelayanan merupakan tingkat keunggulan (excellent) yang diharapkan dan pengendalian atas keunggulan tersebut untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Rustandi, 2020) mengenai “Pengaruh Sistem E-Samsat Dan Kepuasan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pemilik Kendaraan Bermotor (Studi Kasus pada Mahasiswa Fakultas Bisnis di Universitas Buddhi Dharma)” menunjukkan bahwa kepuasan kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak pemilik kendaraan bermotor. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti dapat merumuskan hipotesis sebagai berikut:
H2: Kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak pemilik kendaraan bermotor.
30 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Menurut (Sugiyono, 2017) Metode penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Penelitian ini akan meneliti mengenai data kajian yang bersifat numerik atau angka yang nantinya akan menghasilkan suatu interpretasi data. Desain penelitian ini adalah kausal, yaitu merupakan sebuah penelitian yang digunakan untuk menguji hipotesis mengenai pengaruh sistem perpajakan modern dimana variabelnya adalah e-Samsat dan kualitas pelayanan terhadap kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi pelaksanaan penelitian ini yaitu berada di Wilayah Samsat Kabupaten Gowa. Sedangkan waktu yang digunakan peneliti untuk penelitian ini dilaksanakan sejak dikeluarkannya ijin penelitian dalam kurung waktu kurang lebih 2 (dua) bulan, 1 (satu) bulan pengumpulan data dan 1 (satu) bulan untuk pengolahan data yang meliputi penyajian data dalam bentuk skripsi dan proses bimbingan berlangsung.
C. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran 1. Definisi Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2017) Berdasarkan judul penelitian yang dikemukakan diatas yaitu “Analisis Pengaruh Sistem Perpajakan Modern terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pemilik Kendaraan Bermotor (Studi Kasus pada Kantor SAMSAT Kabupaten Gowa)”, Maka dari itu, variabel yang diteliti yaitu:
a. Variabel Bebas atau Independen (X)
Menurut (Sugiyono, 2017) Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dalam penelitian yang menjadi variabel bebas adalah E-Samsat dan Kualitas Pelayanan
b. Variabel Terikat atau Dependent (Y)
Menurut (Sugiyono, 2017) Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat atau dependen adalah Kepatuhan Wajib Pajak Pemilik Kendaraan Bermotor
2. Operasionalisasi Variabel
Pengertian Operasionalisasi Variabel adalah variabel yang diungkap dalam definisi konsep tersebut, secara operasional, secara praktik, secara riil, secara nyata dalam lingkup obyek penelitian atau obyek yang diteliti.
Menurut (Sugiyono, 2017) operasionalisasi variabel adalah suatu atribut seseorang atau obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa operasionalisasi variabel operasionalisasi variabel merupakan konsep-konsep yang berupa kerangka yang kemudian diubah menjadi kata-kata yang menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat diamati, dapat diuji kebenarannya oleh orang lain.
Merupakan penjelasan dari teoritis variabel untuk diamati dan diukur.
sehingga pengujian hipotesis dapat dilakukan secara benar. Maka terdapat tiga variabel yang akan diukur, yaitu:
Tabel 3.1
Variabel Operasional Penelitian
Variabel Definisi Indikator Skala
E-Samsat E-Samsat merupakan sebuah terobosan dari pihak terkait guna mempermudah Wajib Pajak (WP) untuk
melaksanakan kewajibannya membayar pajak kendaraan bermotor di wilayah
hukumnya (Rustandi, 2020).
1. Cepat 2. Efektif 3. Efisien 4. Mudah 5. Aman 6. Mengurangi
tunggakan 7. Bermanfaat bagi
masyarakat 8. Memfasilitasi Pajak
Kendaraan Bermotor (PKB)
Likert
Kualitas Pelayanan
Kualitas pelayanan adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan (Tjiptono & Chandra, 2016)
1. Kehandalan 2. Ketanggapan 3. Jaminan 4. Empati
5. Bukti langsung 6. Penggunaan alat
bantu dalam pelayanan 7. Kepuasan
penggunaan 8. Kepuasan pada
tempat
Likert
Kepatuhan Wajib Pajak
kepatuhan perpajakan adalah tindakan Wajib Pajak dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya sesuai
1. Memenuhi kewajiban pajak sesuai dengan ketentuan yang
Likert
dengan ketentuan peraturan perundang undangan dan peraturan pelaksanaan perpajakan yang berlaku dalam suatu Negara (Chairunnisa, 2018)
berlaku
2. Wajib pajak tidak mempunyai tunggakan pajak 3. Membayar pajaknya
tepat pada waktunya 4. Wajib Pajak
memenuhi
persyaratan dalam membayarkan pajaknya
5. Wajib pajak dapat mengetahui jatuh tempo pembayaran 6. Tidak pernah
melanggar
ketentuan peraturan 7. Tarif pajak
kendaraan bermotor sangat adil dan tepat
8. Kesadaran dan pemahaman wajib pajak
9. Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dialokasikan untuk kepentingan rakyat.
Adapun penjelasan dari indicator pengukuran variabel diatas ialah:
a. Variabel E-Samsat (X1)
1) Membayar pajak kendaraan bermotor dengan menggunakan E-Samsat prosesnya sangatlah cepat dan bisa dilakukan kapan saja.
2) Dengan adanya E-Samsat, proses pelaporan dan pembayaran pajak kendaraan bermotor lebih efektif dan efisien dalam penggunaannya.
3) Selain mudah dalam penggunaannya, E-Samsat juga menjamin keamanan wajib pajak dalam membayar pajak kendaraan bermotor.
4) Dengan membayar pajak menggunakan E-Samsat, maka masyarakat bisa mengurangi tunggakan atau kewajbannya sebagai wajib pajak PKB.
5) E-Samsat sangatlah bermanfaat bagi masyarakat karena E-Samsat memberikan fasilitas kepada masyarakat dalam membayar pajak sebagai suatu kewajiban.
b. Variabel Kualitas Pelayanan
1) Kehandalan yaitu mampu untuk memberikan pelayanan sesuai dengan apa yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya.
2) Ketanggapan adalah kecepatan pelayanan yang ditentukan oleh tingkat kepuasan penerima layanan pada kantor samsat.
3) Jaminan ialah memberi rasa aman kepada wajib pajak terkait dengan data pribai wajib pajak tersebut.
4) Empati merupakan sesuatu dimana pemberi layanan mampu memahami kondisi perasaan wajib pajak kendaraan bermotor.
5) Pelayanan yang berkualitas dapat memberikan bukti langsung kepada para nasabah atau wajib pajak.
6) Penggunaan alat bantu baik berupa papan informasi digital, microfon ataupun alat bantu lainnya dalam meberikan pelayanan adalah satu bentuk pelayanan yang berkualitas.
7) Merasa puasnya wajib pajak atas pelayanan yang diberikan serta tempat yang aman dan nyaman merupakan suatu bentuk penghargaan kepada wajib pajak kendaraan bermotor atas pelayanan publik yang diberikan demi terwujudnya pelayanan yang berkualitas.
c. Variabel Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor
1) Membayara pajak kendaraan bermotor adalah suatu bentuk pemenuhan kewajiban pajak karena telah diatur oleh undang-undang.
2) Wajib pajak yang patuh dalam memenuhi kewajiban perpajakannya ialah
ketika wajib pajak tidak mempunyai tunggakan pajak.
3) Membayar pajaknya tepat pada waktunya adalah suatu tindakan yang mencerminkan suatu kepatuhan dalam pemenuhan kewajiban pajaknya Wajib Pajak memenuhi persyaratan dalam membayarkan pajaknya.
4) Wajib pajak dapat mengetahui jatuh tempo pembayaran yaitu setiap setahun sekali untuk pajak kendaraan bermotor.
5) Wajib pajak yang patuh dalam membayar pajak adalah wajib pajak yang tidak pernah melanggar ketentuan peraturan.
6) Tarif pajak kendaraan bermotor sangat adil dan tepat maka dari itu dengan kesetaraan pembayaran wajib pajak merasa adil karena diperlakukan secara sama dengan adil dalam pemenuhan kewajiban pajak kendaraan bermotor.
7) Kesadaran dan pemahaman wajib pajak menjadi penting dikarenakan hal ini merupakan tingkatan pertama bagi seorang wajib pajak untuk memenuhi kewajiban perpajakannya.
8) Dengan membayar pajak kendaraan bermotor maka masyarakat akan sejahtera karena Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dialokasikan untuk kepentingan rakyat.
D. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi, terdiri dari subjek ataupun objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik yang ditetapkan pada peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2017) Berdasarkan objek penelitian yang telah ditetapkan, maka populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh wajib pajak kendaraan bermotor yang terdaftar di Kantor SAMSAT Kabupaten Gowa.
2. Sampel
Sampel merupakan jumlah maupun karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2017) Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh wajib pajak kendaraan bermotor yang terdaftar di Kantor SAMSAT Kabupaten Gowa. Dalam pemilihan sampel terdapat teknik sampling untuk menentukan sampel mana yang akan digunakan dalam penelitian.
Pada penelitian ini mempunyai 20 indikator, jadi mengikuti pedoman pada poin tiga di atas, penulis memutuskan untuk mengambil sampel sebanyak 100 buah untuk mengantisipasi terambilnya sampel yang tidak valid.
a. Teknik Sampling
Menurut (Sugiyono, 2017) Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Adapun teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini yaitu purposive sampling. “Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.
Alasan menggunakan teknik Purposive Sampling adalah karena tidak semua sampel memiliki kriteria yang sesuai dengan fenomena yang diteliti. Oleh karena itu, penulis memilih teknik Purposive Sampling yang menetapkan pertimbangan-pertimbangan atau kriteria-kriteria tertentu yang harus dipenuhi oleh sampel-sampel yang digunakan dalam penelitian ini. Adapun beberapa kriteria yang digunakan dalam pengambilan sampel penelitian yaitu sebagai berikut:
1) Wajib pajak kendaraan bermotor roda 2 dan roda 4 yang kendaraan