• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kerangka Konseptual

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

E. Kerangka Konseptual

Kreatifitas adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk menemukan dan menciptakan sesuatu hal yang baru, cara-cara baru, model baru yang berguna bagi dirinya dan bagi orang lain. Jika dikaitakan dengan pengembangan kreatifitas siswa dalam proses pembelajaran, maka dapat dikatakan bahwa pengembangan kreatifitas siswa adalah kemampuan yang dimiliki oleh guru untuk menemukan dan menciptakan sesuatu hal yang baru, cara-cara baru, model baru dalam pembelajaran agar siswa menjadi kreatif, bukan membuat siswa menerima saja yang diajarkan guru.

Pengembangan kreatifitas dapat dilakukan melalui proses pembelajaran yang mengembangkan kemampuan berpikir divergen dan bukan berpikir

konvergen. Berpikir divergen adalah proses berpikir melihat sesuatu masalah dari berbagai sudut pandangan, atau menguraikan sesuatu masalah atas beberapa kemungkinan pemecahan. Untuk mengembangkan kemampuan demikian, guru perlu menciptakan proses pembelajaran yang banyak memberi kesempatan kepada siswa untuk memecahkan masalah, melakukan percobaan, mengembangkan gagasan atau konsep-konsep siswa sendiri. Situasi demikian menuntut pula sikap yang lebih demokratis, terbuka, bersahabat, dan percaya kepada siswa.

Mengembangkan kreativitas siswa perlu didukung oleh lingkungan belajar yang kondusif untuk melahirkan prestasi kreatif bagi siswa. Artinya, untuk mengembangkan kreativitas siswa dalam pembelajaran, seorang guru harus memiliki kecakapan, keterampilan, dan motivasi yang tinggi menciptakan suana belajar yang kondusif. Suana belajar yang kondusif ini memungkinkan siswa untuk mempelajari masalah secara sistematis, menghadapi bermacam tantangan dengan cara yang terorganisasi, merumuskan pertanyaan yang inovatif, dan merancang solusi orisinal.

Pembelajaran adalah sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berfikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran. Oleh sebab itu, pengembangan kreativitas siswa dapat dilakukan melalui proses pembelajaran maupun melalui lingkungan belajar yang kondusif bagi kreativitas siswa. Gambaran kerangka konseptual pengembangan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran dapat dilihat pada bagan berikut ini.

.

Gambar 1. Bagan Kerangka Konseptual Penelitian Pengembangan

Kreativitas Siswa Dalam Proses Pembelajaran

Proses Pembelajaran - Pendekatan Pengajaran

- Teknik-teknik Pengajaran Reaksi Siswa Kreatif dalam Proses Pembelajaran Lingkungan Belajar

Kondusif bagi Kreativitas Siswa

A. Lokasi Penelitian

Berdasarkan Kriteria kemudahan dalam memasuki situasi sosial, maka pemilihan lokasi di di SMK Negeri 3 Kota Pekanbaru Provinsi Riau menjadi pilihan bagi peneliti. Peneliti adalah guru SMK Negeri 3 Kota Pekanbaru Provinsi Riau, sehingga peneliti mudah memasukinya, tidak begitu kentara jika dilakukan penelitian terhadap situasi itu, apalagi izin untuk melakukan penelitian dapat diperoleh dan aktivitas dapat terjadi secara berulang. Selain pertimbangan kemudahan memasuki situasi sosial, peneliti berkeyakinan bahwa hasil penelitian ini akan sangat berguna bagi peningkatan kreativitas siswa dalam pembelajaran di SMK Negeri 3 Kota Pekanbaru Provinsi Riau.

B. Informan Penelitian

Peneliti akan mewancarai orang-orang yang dianggap berpotensi untuk memberikan informasi. Guru adalah sumber utama informasi yang akan diolah dalam penelitian ini. Pengembangan informan menggunakan prinsip bola salju (snow ball), artinya informan penelitian tetap akan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan penelitian dan akan berakhir setelah tidak ditemukan lagi indikasi munculnya informasi baru. Dalam pemilihan informan, peneliti menetapkan kriteria sebagai berikut: (1). Guru dan siswa yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran, (2). Subjek merupakan orang yang dipandang aktif, dan mengenal dengan baik lingkungan SMK Negeri 3 Kota Pekanbaru Provinsi Riau. (3).

Kemudian subjek bersedia dan memiliki waktu untuk dimintai informasi.

32

C. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan sebagai berikut:

1. Pengumpulan data melalui observasi

Observasi dilakukan dengan mengamati langsung subjek penelitian, yakni guru SMK Negeri 3 Kota Pekanbaru Provinsi Riau dalam melaksanakan tugas pembelajaran. Dalam hal ini peneliti menggunakan observasi partisipasi (participation observation) yaitu langsung ke tempat lokasi penelitian yaitu SMK Negeri 3 Kota Pekanbaru Provinsi Riau. Namun, peneliti menggunakan partisipasi pasif, dimana peneliti lebih menonjol sebagai peneliti atau pengamat disuatu sistem sosial.

2. Wawancara

Pengumpulan data juga dilakukan dengan wawancara, karena tidak semua data yang dibutuhkan dapat diperoleh melalui kegiatan observasi. Dalam hal ini peneliti mengajukan pertanyaan kepada informan sesuai dengan data yang dibutuhkan. Ada dua alasan peneliti menggunakan wawancara. Pertama, dengan wawancara peneliti dapat menggali yang apa saja yang diketahui dan yang dialami seorang atau objek yang diteliti. Kedua, yang akan ditanya kepada informan bisa mencakup hal-hal yang bersifat lintas waktu yang berkaitan dengan masa lampau, masa sekarang, dan juga yang akan datang.

Wawancara peneliti lakukan terhadap informan, seperti: Guru, kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan siswa. Kegiatan wawancara peneliti lakukan diruangan kelas pada waktu istirahat, kantor, ruangan kepala sekolah, dan tempat- tempat lain sesuai situasi dan konteks pembicaraan.

Agar wawancara tetap berlangsung dalam konteks permasalahan, maka peneliti melakukannya dengan langkah-langkah yang dikemukakan dalam Lincoln dan Guba (dalam Sanapiah, 1990:36) sebagai berikut: (1). Menetapkan kepada siapa wawancara tersebut dilakukan (2). Menyiapkan pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan (3). Mengawali atau membuka alur wawancara (4) Melangsungkan alur wawancara (5). Menginformasikan ikhtiar hasil wawancara dan mengakhirinya (6). Menuliskan hasil wawancara kedalam catatan lapangan (7). Mengidentifikasikan tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh.

3. Dokumentasi

Untuk melengkapi data penelitian ini peneliti juga menggunakan data dokumentasi, seperti: persiapan atau rencana pembelajaran yang disusun guru , hasil-hasil penelitian, absensi guru, dokumen sekolah dan dukumen lainya yang berkaitan dengan penelitian ini.

D. Teknik Menjamin Keabsahan Data

Peneliti akan melakukan teknik penjamin keabsahan data dengan mengadaptasi teknik yang dikemukakan Moleong (1989:327). Terdapat beberapa kriteria yang diperiksa dengan satu atau beberapa teknik pemeriksaan tertentu, yang diiktisarkan sebagai berikut:

1. Perpanjangan keikutsertaan, berarti peneliti tinggal di lapangan sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai. Melalui perpanjangan keikutsertaan memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan terhadap data yang dikumpulkan;

2. Ketekunan pengamatan, berarti peneliti mencari secara konsisten interpretasi dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis yang konstan atau tentatif. Mencari suatu usaha membatasi berbagai pengaruh. Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang diteliti, kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci;

3. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan atau berbagai pembanding terhadap data. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya. Denzin (dalam Moleong, 1989) mengemukakan empat macam teriangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori.

4. Pemeriksaan teman sejawat melalui diskusi. Teknik ini dilakukan dengan cara mengekpos hasil sementara yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan teman-teman sejawat. Hal ini bermaksud agar peneliti dapat mempertahankan sikap terbuka dan jujur, peneliti juga dapat menguji hipotesis kerja yang muncul dalam pemikiran peneliti.

5. Analisis kasus negatif. Teknik ini dilakukan dengan jalan mengumpulkan contoh dan kasus yang tidak sesuai dengan pola dan kecenderungan informasi yang telah dikumpulkan peneliti, dan mengggunakannya sebagai bahan pembanding.

6. Pengecekan anggota, ini sangat perlu dilakukan untuk memberikan reaksi pandangan dan situasi mereka sendiri terhadap data yang telah diperoleh

peneliti. Yang dicek meliputi data, kategori analitis, penafsiran, dan kesimpulan.

7. Uraian rinci. Peneliti bertanggungjawab terhadap penyediaan dasar secukupnya yang memungkinkan seseorang merenungkan suatu aplikasi pada penerima, sehingga memungkinkan adanya perbandingan. Dengan demikian, peneliti harus melaporkan hasil penelitian seteliti dan secermat mungkin.

8. Auditing, yaitu konsep bisnis, khususnya di bidang fiskal, yang dimanfaatkan untuk memeriksa ketergantungan dan kepastian data. Hal ini dilakukan baik terhadap proses maupun terhadap hasil atau keluaran.

E. Teknik Analisis Data

Dalam menganalisis data peneliti akan menggunakan urutan teknik analisis yang dikemukakan Spradley (1980), sebagai berikut:

1. Langkah-langkah analisis domain: (1) memilih satu hubungan semantik; (2) mempersiapkan satu lembar kerja analisis domain; (3) mencari istilah pencakup dan tercakup yang memungkinkan dan sesuai dengan hubungan; (4) memformulasikan pertanyaan struktural untuk masing-masing domain; (5) membuat daftar untuk semua domain yang dihipotesiskan.

2. Langkah-langkah analisis taksonomi: (1) memilih sebuah domain untuk analisis taksonomi; 2) mengidentifikasi kerangka substansi yang tepat; (3) mencari subset yang memungkinkan di antara beberapa istilah tercakup; (4) mencari domain lebih besar, lebih inklusif yang dapat masuk sebuah subset yang sedang dianalisis; (5) membuat taksonomi sementara; (6) memformulasikan pertanyaan struktural untuk membuktikan berbagai

hubungan taksonomi dan memperoleh berbagai istilah; (7) melakukan wawancara struktural tambahan; dan (8) membuat sebuah taksonomi lengkap.

3. Langkah-langkah analisis komponensial: (1) memilih domain untuk analisis;

(2) menginvetarisir seluruh kontras yang telah dikemukakan sebelumnya; (3) menyiapkan lembar paradigma; (4) mengidentifikasi dimensi kontras yang memiliki dua nilai; (5) menggabungkan dimensi kontras yang berkaitan erat menjadi satu yang mempunyai dua nilai; (6) mempersiapkan pertanyaan kontras untuk ciri yang tidak ada; (7) mengadakan pengamatan untuk menemukan informasi yang hilang; dan (8) mempersiapkan paradigma yang lengkap.

4. Langkah-langkah analisis tema. Analisis tema dilakukan dalam upaya untuk menemukan tema budaya dari situasi sosial yang diteliti berdasarkan analisis komponensial yang berkenaan dengan proses penelitian yang dilakukan di tempat penelitian. Analisis tema dilakukan untuk mencari batasan yang menyatukan lintas domain yang ditemukan dalam penelitian. Tema budaya akan peneliti ungkapkan sebagai suatu pernyataan. Pernyataan ini biasanya juga disebut sebagai kaedah kognitif. Strategi yang peneliti gunakan untuk menemukan tema, yaitu: (1) benar-benar tenggelam dalam adegan budaya selama melakukan penelitian; (2) melakukan analisis komponensial untuk seluruh ranah merupakan strategi lain bagi peneliti untuk mengidentifikasi tema-tema; (3) satu perspektif yang lebih luas akan dapat dicapai dengan jalan mencari ranah yang lebih besar.

A. Temuan Umum

SMK Negeri 3 Kota Pekanbaru adalah salah satu SMK yang sangat diminati masyarakat setiap tahun ajaran baru. Hal ini disebabkan faktor letak sekolah yang berada ditengah-tengah pusat kota pekanbaru, juga disebabkan faktor transportasi yang mudah dijangkau dari semua arah. Faktor lain yang juga menunjang ketertarikan orang tua/wali murid untuk menyekolahkan anaknya di SMK Negeri 3 Kota Pekanbaru adalah ketersediaan sarana penunjang proses pembelajaran yang memadai.

1. Letak geografis SMK Negeri 3 Kota Pekanbaru

SMK Negeri 3 Kota pekanbaru terletak dijalan Dr. Sutomo No. 110 fax.62.0761.23225 Kecamatan Sail Kota Pekanbaru Provinsi Riau. Sekolah ini didirikan pada tahun 1967 diatas areal tanah seluas 11.820 meter dengan status tanah bangunan kepemilikan pemerintah.

Secara geografis SMK Negeri 3 Kota Pekanbaru sebelah barat berbatas dengan kantor perdagangan sebelah timur berbatas dengan jalan suka terus, sebelah utara berbatas dengan asrama pancasila, dan sebelah selatan berbatas dengan jalan Suka Terus. Kondisi ini jelas menunjukkan bahwa keberadaan SMK Negeri 3 Kota Pekanbaru berada pada daerah yang ramai penduduknya.

Dilihat dari kondisi letak geografis SMK Negeri 3 Kota Pekanbaru. Ini merupakan salah satu faktor pendukung bagi guru mengembangkan kreativitas SMK Negeri Kota Pekanbaru. Hal ini disebabkan letak sekolah yang berada

38

dipusat perkotaan yang memungkinkan guru-guru untuk menambahkan pengetahuan dan keterampilannya diluar sekolah, seperti mencari buku-buku penunjang dalam melaksanakan tugas ditoko-toko buku maupun diperpustakaan daerah.

Selain itu juga, guru dapat bekerja dengan disiplin dan motivasi yang tinggi, karena ketersediaan sarana transportasi yang lengkap serta keberadaan sekolah yang didaerah perkotaan, hal ini jelas akan menambah motivasi kerja guru SMK Negeri 3 dalam mengajar.

2. Struktur Organisasi Sekolah

SMK Negeri 3 Kota Pekanbaru dikepalai oleh seorang kepala sekolah dibantu oleh 4 orang wakil kepala sekolah dan 77 orang guru. Gambaran struktur organisasi sekolah SMK Negeri 3 Kota Pekanbaru dapat dilihat pada lampiran 6.

Setiap personil memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing Suryo Subroto (2004:182). Adapun uraian tugas setiap personil akan diuraikan sebagai berikut ini:

a. Kepala Sekolah

Kepala Sekolah adalah orang yang bertanggung jawab penuh terhadap lembaga pendidikan yang dipimpinnya. Begitu juga dengan kepala sekolah SMK Negeri 3 Kota Pekanbaru, kepala sekolah bertugas dan bertanggung jawab secara keseluruhan bidang pengelolaan yang berkenaan dengan mengelola administrasi kesiswaan, mengelola administrasi kepegawaian, mengelola administrasi program pengajaran/kurikulum, mengelola administrasi sarana dan prasarana, mengelola

administrasi keuangan, mengelola administrasi tata usaha, mengelola administrasi hubungan sekolah dengan masyarakat, dan mengelola lingkungan sekolah.

b. Wakil Kepala Sekolah

Wakil Kepala Sekolah bertugas membantu kepala sekolah dalam urusan kurikulum, kesiswaan, sarana dan prasarana, serta hubungan sekolah dengan masyarakat.

c. Kepala Tata Usaha

Kepala Tata Usaha bertugas melaksanakan bidang ketatausahaan sekolah dan bertanggung jawab kepada kepala sekolah didalam kegiatan penyusunan program kerja tata usaha sekolah, pengelolaan keuangan sekolah, pengurusan administrasi ketenagaan dan siswa, pembinaan dan pengembangan karir pegawai tata usaha sekolah., penyusunan administrasi perlengkapan sekolah, penyusunan dan pengujian data/statistik sekolah, dan penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan mengurus ketatausahaan secara berkala.

d. Guru Bidang Studi/ Mata Pelajaran

Guru bertanggung jawab terhadap kepala sekolah dan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan PBM secara efektif dan efisien. Tugas tanggung jawab seorang guru meliputi menyusun program pengajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, melaksanakan kegiatan penilaian, proses belajar, ulangan harian mid semester, ujian akhir, melaksanakan analisis hasil ulangan harian, menyusun dan melaksanakan program perbaikan, mengisi daftar nilai siswa, melaksanakan kegiatan membimbing, membuat alat pelajaran/peraga/media pembelajaran, menumbuh kembangkan sikap menghargai karya seni, mengikuti kegiatan

pengembangan dan kemasyarakatan kurikulum, melaksanakan tugas tertentu disekolah, mengadakan perkembangan program pengajaran yang menjadi tanggung jawab, membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar siswa mengisi dan meneliti daftar hadir siswa, sebelum memulai pelajaran, mengatur kebersihan ruang kelas dan ruang praktek, mengumpulkan dan menghitung angka kredit untuk kenaikan pangkat guru.

e. Guru Produktif/Praktek

Tugas guru Praktek/Produktif sama dengan tugas guru bidang studi/mata pelajaran. Tambahan tugas guru praktek disamping tugas guru bidang studi adalah membina siswa dan melatih didalam tugas-tugas prakteknya. Apabila siswa akan praktek, terlebih dahulu guru memberikan teori, agar siswa dapat lebih mengerti sebelum mempraktekkannya. Guru praktek memberi nilai berdasarkan hasil kerja siswa. Misalnya, siswa jurusan tata boga akan mengolah brownis kukus. Sebelum praktek, siswa harus tahu apa bahan-bahan yang diperlukan, kemudian cara pengolahannya. Setelah siswa diberitahu, maka siswa mengolahnya. Guru memberi nilai berdasarkan hasil produk olahan brownis kukus.

f. Guru Kelas/Wali kelas

Wali Kelas membantu kepala sekolah dalam kegiatan pengelolaan kelas, penyelenggaraan administrasi kelas meliputi menyusun perbuatan statistik bulanan siswa, pengisian daftar kumpulan nilai siswa, pembuatan catatan khusus tentang siswa, pencatatan mutasi siswa, pengisian buku disiplin siswa, pengisian buku laporan penilaian hasil belajar, dan pembagian buku laporan penilaian hasil belajar siswa. Guru kelas membina siswa yang mempunyai masalah. Apabila guru

kelas tidak mampu mengatasi masalah siswa, maka guru kelas harus melaporkan pada guru bimbingan dan konseling

g. Guru Bimbingan dan Konseling

Guru Bimbingan dan Konseling membantu kepala sekolah dalam kegiatan penyusunan program dan pelaksanaan bimbingan dan konseling, koordinasi dengan wali kelas dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh siswa tentang kesulitan belajar, memberikan layanan dan bimbingan kepada siswa agar lebih berprestasi dalam kegiatan belajar, memberikan saran dan pertimbangan kepada siswa dalam memperoleh gambaran tentang lanjutan pendidikan dan lapangan kerja yang sesuai, mengadakan penelitian pelaksanaan bimbingan dan konseling, menyusun statistik hasil penelitian dan konseling, melaksanakan kegiatan analisa hasil evaluasi belajar, menyusun dan melaksanakan program tindak lanjut bimbingan dan konseling, dan menyusun laporan pelaksanan bimbingan dan konseling.

h. Pustakawan Sekolah

Pustakawan Sekolah membantu kepala sekolah dalam kegiatan perencanaan pengadaan buku /bahan pustaka/ media elektronik, pengurusan pelayanan perpustakaan, perencanaan pengembangan perpustakaan, pemiliharaan dan perbaikan buku-buku /bahan pustaka/media elektronik, melakukan layanan bagi siswa, guru dan tenaga kependidikan lainnya, serta masyarakat, penyimpanan buku-buku perpustakaan/media elektronik, menyusun tata tertib perpustakaan, dan menyusun pelaksanaan kegiatan perpustakaan secara berkala.

i. Petugas Labor

Pengelola Laboratorium membantu kepala sekolah dalam kegiatan perencanaan pengadaaan alat dan bahan laboratorium, menyusun jadwal dan tata tertib penggunaan laboratorium, mengatur penyimpanan dan daftar alat laboratorium, memelihara dan perbaikan alat laboratorium, inventarisasi dan pengadministrasian peminjaman alat labor, dan penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan laboratorium.

j. Teknisi Media

Teknisi Media membantu kepala sekolah dalam kegiatan perencanaan alat- alat media menyusun jadwal dan tata tertib penggunaan media, menyusun program kegiatan teknisi media, mengatur penyimpanan pemiliharaan dan perbaikan alat media inventarisasi dan pengadministrasian alat-alat media, dan menyusun laporan pemanfaatan alat media.

Berdasarkan bentuk struktur organisasi yang dijelaskan sebelumnya, terlihat jelas bahwa masing-masing warga sekolah telah mempunyai tugas dan tanggung jawabnya masing-masing, selain itu juga, guru dapat menggunakan sarana dan prasarana sekolah yang ada selama maksimal seperti: perpustakaan sekolah, laboratorium dan media pembelajaran yang ada. Hal ini disebabkan jika menemui kesulitan akan dibantu oleh petugas-petugas yang ada pada bagian tersebut.

Sehingga guru dalam melaksanakan tugas pengelolaan pembelajaran dapat terlaksana dengan optimal.

3. Kondisi Guru dan Siswa SMK Negeri 3 Kota Pekanbaru

Gambaran jumlah guru yang mengajar di SMK Negeri 3 Kota Pekanbaru berdasarkan mata pelajaran yang diajar dan latarbelakang pendidikan pada tahun pelajaran 2009/2010 dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Latar Belakang Pendidikan Guru SMK Negeri 3 Kota Pekanbaru Tahun Pelajaran 2009/2010

Sumber : Kantor TU SMK Negeri 3 Pekanbaru, Tahun 2009

Berdasarkan data guru pada tabel 1 di atas dapat terlihat bahwa dari 77 orang guru, hanya 54 orang (72%) yang mengajar sesuai dengan latarbelakang pendidikan guru, sedangkan 18 orang guru (28%) tidak mengajar sesuai sesuai dengan latar belakang pendidkan guru. Hal ini jelas akan berdampak terhadap strategi pembelajaran yang digunakan guru dalam pengembangan kreativitas siswa.

No. Guru

Latar Belakang Pendidikan Guru

Jumlah Sesuai dengan

Tugas Mengajar

Tidak Sesuai dengan Tugas Mengajar

S1/D4 S2 D1/D2 S1/D4 S2

1 PPKN 4 4

2 IPS 1 1

3 B. Indonesia 4 4

4 B. Inggris 7 7

5 Agama 4 4

6 Penjas 1 1

7 B.Konseling 2 1 3

8 IPA 1 1 2

9 MTK 5 5

10 Seni Budaya - 1 1

11 B. Perancis 1 1

12 Produktif 24 2 1 15 2 44

Jumlah 54 2 1 18 2 77

Data siswa SMK Negeri 3 Kota Pekanbaru Tahun Pelajaran 2003/2004 sampai dengan tahun pelajaran 2009/2010 ( tujuh tahun terakhir) menunjukkan terjadinya penurunan. Hal ini dapat dilihat secara jelas dalam tabel 2.

Tabel 2. Jumlah Siswa Kelas X, XI, dan XII SMK Negeri 3 Kota Pekanbaru Tahun Pelajaran 2003/2004 – Tahun Pelajaran 2009/2010

Tahun Pelajaran

Kelas X Kelas XI Kelas XII

Jumlah siswa Jumlah Jumlah Jumlah

2003/2004 288 343 298 929

2004/2005 345 300 286 931

2005/2006 284 302 282 868

2006/2007 285 274 298 857

2007/2008 288 268 253 809

2008/2009 263 271 246 780

2009/2010 260 270 238 768

Sumber: Kantor TU SMK Negeri 3 Pekanbaru, Tahun 2009

Penurunan jumlah siswa di SMK Negeri 3 Kota Pekanbaru ini terlihat semakin menurun. Penurunan jumlah siswa ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, misalnya: kualitas guru yang kurang baik karena masih banyak guru yang mengajar tidak sesuai dengan keahliannya. Gambaran prestasi akademik SMK Negeri 3 Kota Pekanbaru yaitu hasil ujian nasional tahun pelajaran 2004/2005 sampai tahun pelajaran 2008/2009 dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Presentase Data Kelulusan siswa kelas XII SMK Negeri 3 Kota Pekanbaru

PRESENTASE DATA KELULUSAN SISWA KELAS XII

Tahun Jumlah siswa

Nilai tertinggi Nilai terendah Presentase Kelulusan MTK B. Indo B. ING MTK B.Indo B. ING

2004/2005 281 870 933 867 300 330 350 82.86%

2005/2006 278 830 940 880 400 560 260 99.27%

2006/2007 294 - - - - - - 93.19%

2007/2008 248 850 900 900 610 700 700 100%

2008/2009 254 900 950 950 600 625 600 97.18%

Sumber : Kantor TU SMK Negeri 3 Pekanbaru, Tahun 2009

Berdasarkan tabel 3 terlihat prestasi akademik dari nilai terendah ujian nasional untuk mata pelajaran matematika, bahasa Inggris, dan bahasa Indonesia, mulai dari tahun 2004/2005 sampai dengan tahun 2008/2009, terlihat masih ada yang belum mencapai nilai rata-rata minimum hal ini jelas merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi rendahnya minat siswa untuk memasuki suatu sekolah.

Berdasarkan kondisi guru yang ada di SMK Negeri 3 Kota Pekanbaru dapat dikatakan sudah mencukupi, dimana masing-masing mata pelajaran telah tersedia guru walaupun masih ada yang tidak sesuai dengan latar belakang yang dimilki guru tersebut. Hal ini jelas akan mempengaruhi strategi pembelajaran yang digunakan guru dalam pengembangan kreativitas siswa SMK Negeri 3 Kota Pekanbaru.

Sementara dilihat dari kondisi siswa, tidak terjadi peningkatan yang tinggi, bahkan cenderung menurun. Hal ini memungkinkan bagi guru untuk dapat melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab, karena pengaturan dan pengawasan siswa yang sedikit lebih mudah jika dibandingkan dengan siswa yang begitu banyak. Kemudian jika dilihat dari kondisi nilai ujian bahasa Inggris, matematika dan bahsa Indonesia masih rendah dibandingkan nilai mata pelajaran yang lain. Hal ini dapat sebagai evaluasi bagi guru dalam melaksanakan strategi pembelajaran dalam pengembangan kreativitas siswa SMK Negeri 3 Kota Pekanbaru. Dengan demikian akan mendukung tercapainya nilai yang lebih baik lagi.

4. Kondisi Sarana dan Prasarana Sekolah di SMK Negeri 3 Kota Pekanbaru Keadaan gedung SMK Negeri 3 kota pekanbaru saat ini mempunyai 25 ruangan kelas untuk belajar, 1 ruangan kepala sekolah, 1 ruangan guru adaptif dan guru normatif, 1 ruangan tata usaha, 1 ruangan tamu, 1 ruangan labor bahasa, 1 ruangan laboratorium IPA, 1 ruangan laboratorium komputer, 1 ruangan perpustakaan, 1 ruangan bimbingan konseling, 1 ruangan UKS, 1 ruangan koperasi simpan pinjam guru dan pegawai SMK Negeri 3, 1 ruangan osis, 1 ruangan self access, 1 ruangan komite sekolah, 4 ruangan majelis guru produktif, 1 buah aula/ ruangan serba guna, 1 ruang ibadah, 2 ruangan gudang, 1 buah cafetaria, 1 rumah penjaga sekolah, 1 buah gerai tempat menjual hasil karya siswa dan alat tulis menulis yang diperlukan guru maupun siswa, yang dilengkapi mesin foto copy, selain itu juga dilengkapi dengan pos jaga 2 buah, 1 bagian depan sekolah dan 1 lagi dibagian belakang sekolah. Selain itu juga, dilengkapi dengan WC guru 5 buah, WC siswa 5 buah, 1 ruangan warnet, 2 ruangan restoran, 5 ruangan praktek busana, 2 ruangan praktek kecantikan, dan 16 kamar hotel tempat siswa praktek hotel. Pekarangan sekolah ditanami dengan berbagai jenis pohon dan bunga, serta dikelilingi oleh pagar besi dan beton. Peralatan dapur yang ada diruangan training boga berasal dari bantuan pemerintah Austria. Peralatan yang moderen ini umumnya menggunakan arus listrik yang besar. Sebahagian peralatan ini tidak bisa digunakan karena arus listrik yang tidak mencukupi.

Untuk menunjang pelaksanaan proses belajar mengajar baik yang bersifat kurikuler maupun ekstrakurikuler terdapat juga buku penunjang sebanyak lebih kurang 145 judul (4866 eksemplar), meja dan kursi guru sebanyak 77 buah, meja

Dokumen terkait