• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keterbatasan Penelitian

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

D. Keterbatasan Penelitian

guru. Upaya ini dapat dilakukan dengan memberikan kesempatan yang luas bagi siswa untuk berperilaku kreatif, memperlihatkan respek pada pertanyaan, ide, yang ditemukan siswa dan memperlihatkan pada siswa bahwa ide mereka bernilai, di samping menciptakan bentuk suasana belajar yang dapat membimbing sensitivitas/perasaan untuk mendukung lingkungan belajar yang relevan dengan upaya yang mengembangkan kreativitas siswa.

laporan hasil penelitian ini, atas segala kekurangan dan keterbatasan peneliti dalam mengungkap hasil penelitian hendaknya dapat dimaklumi.

A. Kesimpulan

Seperti yang telah disebutkan pada Bab I bahwa tujuan penelitian ini ialah untuk mengungkapkan bagaimana strategi pembelajaran yang digunakan guru untuk mengembangkan kreativitas siswa. Berdasarkan temuan penelitian sebagaimana dijelaskan sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan berikut.

1. Temuan ini didasarkan pada fakta-fakta berikut: (a) Umumnya guru belum memberikan kesempatan belajar yang luas kepada siswa untuk mengembangkan kreativitas mereka melalui pendekatan “inquiry” (pencaritahuan) dalam strategi pembelajaran yang mereka laksanakan dalam kelas; (b) Dilihat dari teknik sumbang saran (brain storming), umumnya guru dalam strategi pembelajaran belum memotivasi siswa untuk mengekpresikan pendapat siswa dalam menyelesaikan sesuatu permasalahan yang ditemukan dalam belajar, hal ini terbukti kenyataan bahwa guru lebih banyak menyimpulkan sendiri suatu masalah, bukan meminta siswa pemecahan sendiri terlebih dahulu untuk mencoba memecahkan suatu masalah; (c) Dilihat dari teknik memberikan penghargaan bagi prestasi kreatif sedikit sekali guru yang menyukai siswa-siswa yang kreatif, walalau ada beberapa guru yang senang pada siswa yang kreatif; dan (d) dilihat dari teknik meningkatkan pemikiran kreatif melalui banyak media, hanya sebagian kecil guru dan bahkan hampir tidak ada guru yang menggunakan media pembelajaran untuk mendorong kreasi siswa dalam strategi pembelajaran,

70

sebab sebagian besar guru lebih fokus pada pengajaran (teaching) dari pada pembelajaran (learning) karena sekedar untuk pencapaian terhadap pencapaian hasil belajar siswa saja.

2. Pengembangkan kreativitas siswa melalui lingkungan belajar yang kondusif kurang diperhatikan guru terhadap siswa kelas II di SMK Negeri 3 Pekanbaru.

Berdasarkan temuan-temuan berikut: (a) Guru kurang memberikan kesempatan yang luas kepada siswa untuk berperilaku kreatif; (b) Walaupun beberapa guru telah menjalin hubungan yang harmonis dengan siswa melalui interaksi yang baik dalam proses pembelajaran, tetapi interaksi beberapa guru dalam melaksanakan proses pembelajaran oleh beberapa guru tidak berpusat pada siswa, sebab terlihat guru kurang fokus pada penghargaan pendapat siswa yang kreatif, dan hanya lebih fokus pada materi yang diajarkan; (c) Pengembangan lingkungan belajar yang kondusif dilakukan guru yang penulis amati hanya terlihat pada kegiatan ekstra kurikuler, seperti pada kegiatan pertandingan dan perlombaan antar kelas, kegiatan-kegiatan keagamaan pada hari besar Islam; dan (f) Guru belum maksimal membimbing dan membina siswa sesuai dengan minat dan bakat siswa, serta kurang memperhatikan siswa-siswa yang mempunyai kemampuan rendah.

B. Implikasi

Strategi pengembangan kreativitas siswa mutlak dilakukan, karena faktor kreativitas siswa berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa.

Pengembangan kreativitas siswa oleh guru dapat dilakukan melalui strategi pembelajaran maupun melalui lingkungan belajar yang kondusif bagi kreativitas siswa.

Temuan penelitian ini menyimpulkan bahwa pengembangan kreativitas siswa dalam strategi pembelajaran di kelas II SMK Negeri 3 Pekanbaru, baik melalui proses pembelajaran maupun melalui lingkungan belajar, kurang bernuansa kreativitas siswa, karena belum terlihat guru mengupayakan berbagai cara yang ada secara maksimal untuk mengembangkan kreativitas siswa. Jika tidak, maka akan berdampak terhadap proses pembelajaran di kelas II SMK Negeri 3 Pekanbaru kurang efektif dan hasil belajar siswa akan menurun.

Pengembangan kreativitas siswa oleh guru melalui strategi pembelajaran dapat dilakukan guru melalui pendekatan “inquiry”. Pendekatan ini memungkinkan siswa melibatkan semua potensinya mental untuk menemukan konsep atau prinsip ilmiah, meningkatkan fungsi inteligensi, membantu siswa belajar melakukan penelitian, meningkatkan daya ingat, mengindari proses belajar yang focus pada hafalan, mengembangkan kreativitas, meningkatkan aspirasi, membuat proses pengajaran menjadi “student centered” sehingga dapat membantu lebih baik ke arah pembentukan konsep diri, dan memberikan lebih banyak kesempatan bagi siswa untuk aksen sendiri menampung serta memahami sesuatu informasi. Selain itu, guru dapat menggunakan pendekatan sumbang saran (brain storming), dengan cara siswa diminta untuk mengemukakan gagasan- gagasan. Apabila keseluruhan gagasan telah dikemukakan, siswa diminta meninjau kembali gagasan-gagasan tersebut, dan menentukan gagasan mana yang akan digunakan dalam pemecahan suatu masalah tertentu.

Selain dua pendekatan di atas, pengembangan kreativitas siswa oleh guru melalui strategi pembelajaran juga dapat dilakukan dengan memberikan

penghargaan bagi tingkah laku kreatif siswa, seperti menghargai siswa yang jarang mengajukan pertanyaan-pertanyaan selain menaruh respek terhadap gagasan yang kreatif, imajinatif sebab hal ini menunjukkan pada siswa bahwa gagasan mereka memiliki nilai. Pendekatan lain adalah meningkatkan pemikiran kreatif melalui banyak media, seperti dalam pengajaran guru menggunakan media secara bervariasi sesuai dengan fungsi dan materi pelajaran yang disampaikan, sehingga memungkinkan proses pembelajaran dapat mengembangkan kreativitas siswa.

Pengembangan kreativitas siswa dalam strategi pembelajaran melalui lingkungan belajar bagi pengembangan kreativitas siswa dapat dilakukan guru dengan memberikan kesempatan yang luas bagi siswa untuk berperilaku kreatif, memperlihatkan respek pada pertanyaan, ide, dan memperlihatkan pada siswa bahwa ide mereka bernilai, di samping menciptakan bentuk suasana belajar yang dapat membimbing sensitivitas/perasaan untuk mendukung lingkungan belajar yang kondusif.

Strategi Pengembangan Kreativitas siswa dalam strategi pembelajaran di kelas XI SMK Negeri 3 Kota Pekanbaru, baik melalui strategi pembelajaran maupun melalui lingkungan belajar yang kondusif bagi kreativitas siswa dengan maksimal diharapkan siswa menjadi kreatif dalam belajar dan hasil belajar siswa juga akan meningkat. Oleh sebab itu, strategi pengembangan kreativitas siswa harus menjadi agenda yang strategis bagi semua guru di kelas XI SMK Negeri 3 Pekanbaru untuk masa yang akan datang karena kreativitas prinsip pembelajaran

yang membelajarkan siswa, bukan mengajarkan siswa, sesuai dengan prinsip paradigma baru teknologi pendidikan.

C. Saran

Berdasarkan temuan penelitian ini, peneliti mengemukakan atau mengajukan beberapa saran seperti di bawah ini.

1. Diharapkan guru di SMK Negeri 3 Kota Pekanbaru Provinsi Riau patut peduli pada berbagai cara yang dapat untuk mengembangkan kreativitas siswa, baik melalui strategi pembelajaran maupun melalui lingkungan belajar yang kondusif bagi kreativitas siswa. Pengembangan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran dapat dilakukan melalui pendekatan “inquiry”, teknik sumbang saran (brain storming), memberikan penghargaan bagi prestasi kreatif, dan meningkatkan pemikiran kreatif siswa melalui media pembelajaran yang bervariasi. Sementara, pengembangan kreativitas siswa melalui lingkungan belajar yang kondusif dapat dilakukan dengan memberikan kesempatan yang luas bagi siswa untuk berperilaku kreatif, memperlihatkan respek pada pertanyaan, ide, dan memperlihatkan pada siswa bahwa ide mereka bernilai, di samping menciptakan bentuk suasana belajar yang dapat membimbing sensitivitas/perasaan untuk mendukung lingkungan belajar yang kondusif.

2. Diharapkan Kepala sekolah SMK Negeri 3 Kota Pekanbaru Provinsi Riau membantu dan membimbing guru dalam mengembangkan strategi pembelajaran yang kreatif. Upaya ini dapat dilakukan dengan memberikan pengarahan dan penjelasan kepada guru bahwa peningkatan prestasi belajar

siswa dapat dilakukan melalui pembelajaran yang kreatif dan lingkungan belajar yang kondusif.

3. Diharapkan Kepala Dinas Pendidikan Pekanbaru membantu dan membina sekolah-sekolah agar tumbuhnya strategi pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan. Upaya ini dapat dilakukan dengan cara memberikan pelatihan-pelatihan kepada guru tentang cara melaksanakan proses pembelajaran yang kreatif, serta melengkapi semua sarana dan prasarana yang dibutuhkan guna mengembangan kreativitas siswa dalam belajar.

76

Benny A Pribadi. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta. PT. Dian Rakyat

C. Asri Budiningsih. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:Rineka Cipta.

Conny Semiawan. 1996. Memupuk Bakat dan Kreativitas Siswa Sekolah Menengah.Jakarta: Gramedia.

Conny A. Raturandang. 1996. Peranan Metode Belajar Dalam Pengembangan Kreativitas siswa kelas V di SD Negeri di Ciganjur. Bandung: Thesis Pascasarjana IKIP Bandung.

Dedi Supriadi. 1994. Kreativitas Kebudayaan & Pengembangan Iptek. Bandung:

Alfabeta.

. 1989. Kreativitas dan Orang-orang Kreatif dalam Lapangan Keilmuan. Bandung: Disertasi Doktor di Fakultas Pascasarjana IKIP Bandung.

Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Enco Mulayasa. 2004. Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: Remaja Rosdakarya.

. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Fachruddin. 1996. Tingkat Kreativitas Siswa Ditinjau Dari Pola Asuh Orang Tua (Studi Kasus di SDN 09 Pagi Duren Tiga Jakarta Selatan). Bandung:

Thesis Pascasarjana IKIP Bandung.

Faisal Sanapiah. 1990. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecenderungan Anak Untuk Bekerja. Jakarta: FISIP UI.

Hernowo. 2007. Menjadi Guru yang mau dam mampu mengajar secara kreatif.

Bandung: MLC

Made Wena . 2009. Strategi pembelajaran inovattif kontemporer suatu tinjauan konseptual operasional. Jakarta: Bumi Aksara.

77

Mohammad Ansyar dan Nurtain.1991/1992. Pengembangan dan Inovasi Kurikulum Jakarta: Depdikbud Dirjendikti Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Mudjiran,dkk. 2005. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Depdikti.

Muhammad Abdul Jawwad. 2000. Mengembangkan Inovasi Dan Kreativitas Berfikir. (terjemahan: Fachruddin). Bandung: Asy-Syamil.

Moleong, Lexy. 1989. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nana Sudjanan . 2004. Dasar- dasar proses belajar mengajar . Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Nana Syaodih Sukmadinata. 2004. Landasan Psikologi Proses Pendidikan.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Oemar Hamalik. 2004. Pendidikan Guru; Berdasarkan Pendekatan Kompetensi.

Jakarta: Bumi Aksara.

Rachmy Diana Mucharam. 2002. Mengembangkan Kreativitas Dalam Perspektif Psikologi Islam (Studi Kasus: di SMU Negeri III Sukabumi). Jakarta:

Thesis Pascasarjana UIN Jakarta.

Spradley, J.P. 1980. Participant Observation. New York: Holt, Renehart and Winston.

Saylor, J.G., Alexander, W.M., dan Lewis, A.J. 1981. Curriculum Planning for Better Teaching and Learning. Nerw York: Holt, Rinehart and Winston.

Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.

Sudarsono Sudirdjo dan Eveline Siregar. 2004. Media Pembelajaran Sebagai Pilihan Dalam Strategi Pembelajaran. Jakarta: Universita Negeri Jakarta.

Syaiful Sagala.2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Utami Munandar. 1992. Kreativitas & Keberbakatan; Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif & Bakat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

78

Kerjasama dengan pusat Teknologi Komunikasi dan Informasi Pendidikan Pustekom DIKNAS.

Catatan Lapangan : Kondisi Sekolah Pengamatan : I (Pertama) Informan : Kepala Sekolah Hari/Tanggal : Senen/30 Maret 2009 J a m : 8.15 – 10.15 WIB

T e m p a t : SMK Negeri 3 Kota Pekanbaru

Pada pukul 7.00 WIB peneliti hadir di SMK Negeri 3 Kota Pekanbaru.

Peneliti terlebih dahulu mengecek inventarisasi sarana dan prasarana sekolah yang ada. Saat yang bersamaan lonceng tanda masuk sudah berbunyi, para siswa yang sudah berada di sekolah bergegas masuk ke dalam lokal setelah melaksanakan upcara bendera rutin setiap hari Senen, begitu juga dengan para majelis guru lainnya, maka proses pembelajaran berlangsung.

Saat itu juga peneliti langsung mengamati keadaan fisik sekolah secara keseluruhan dengan berjalan dan berkeliling sekolah, sambil menyinggahi ruang perpustakaan, dan lapangan olahraga di tengah bangunan sekolah yang sudah disemen, kantin dan rumah penjaga sekolah yang berada masih dalam satu komplek dengan pekarangan sekolah SMK Negeri 3 Kota Pekanbaru sambil mengamati sarana dan prasarana sesuai dengan inventarisasi sekolah yang ada.

Bangunan sekolah ini sudah permanen yang terdiri dari 2 lantai dan halaman sekolah cukup luas dan ditanami pepohanan di pinggir pagar pekarangan sekolah. Tempat parkir kendaaraan juga tersedia dengan ukuran lebar 2,5 meter dan panjangnya 30 meter. Adanya lapangan bola volli sekaligus disediakan untuk bermain bola basket yang sudah permanen. Lapangan bola volli ini juga

79

digunakan untuk kegiatan upacara hari Senin dan terlihat lingkungan sekolah cukup bersih, karena di kelilingi bunga sebagai batas pagar..

Temuan peneliti tentang kondisi sekolah ini, peneliti buat catatannya seperti pada tabel berikut.

No Temuan Peneliti Catatan-catatan Peneliti 1 Perpustakaan sekolah Cukup baik (buku tersusun rapi, ruangan

bersih, dan di lengkapi dengan meja dan kursi baca)

2 Lapangan Olahraga Lapangan bola volli juga digunakan untuk bola basket, serta upacara hari Senin (sudah permanen)

3 Kantin Sekolah Terletak di sudut sebelah Barat sekolah tapi masih dalam pekarangan sekolah (menyediakan makanan, seperti: Lontong, Pecal, Soto, Teh Manis, dan makanan kecil lainnya)

4 Rumah Penjaga Sekolah Perumahan guru terdiri 1 unit rumah ½ permanen, dan cat dindingnya warna kuning Gading, dengan atap dari seng dan lantai plester semen.

5 Lingkungan sekolah Cukup bersih dengan ditanami pohon dan bunga di sekeliling sekolah

6 Tempat parkir Tersedia ukuran lebar 2,5 meter dan panjangnya 30 meter di samping bangunan sekolah dekat pintu gerbang sekolah.

Sumber: Catatan Lapangan Peneliti yang I (Pertama)

Catatan Lapangan 2 Observasi Terfokus

Catatan Lapangan : Proses Pembelajaran Pengamatan : II (Kedua)

Informan : Guru dan Siswa

Hari/Tanggal : Selasa/1 April 2009 J a m : 8.00 – 10.00 WIB

T e m p a t : Ruangan Kelas di SMK Negeri 3 Pekanbaru

Pada pukul 8.00 WIB peneliti melakukan pengamatan kegiatan pembelajaran. Hari itu, hari Selasa pagi. Saat yang bersamaan peneliti mengamati guru sedang melaksanakan kegiatan proses pembelajaran. Proses dialog pun berlangsung antara peneliti dan guru, tanpa menyebutkan maksud peneliti datang ke sekolah kepada guru tersebut, karena guru tersebut juga sudah mengetahui maksud kedatangan peneliti, peneliti pun langsung bertanya..

Dari pengamatan peneliti, hampir semua guru dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan metode ceramah. Selain itu juga, guru lebih banyak memberi catatan-catatan dengan memerintahkan salah satu siswa maju ke depan untuk mencatat di papan tulis. Ada juga guru yang mendikte, siswa mencatat.

Setelah itu baru diberi penjelasan dari materi yang dicatat siswa. Sesekali terjadi tanya jawab antara guru dan siswa.

Selanjutnya, penulis mengamati salah satu ruangan kelas XI. Di sana sedang berlangsung proses pembelajaran bidang studi Matematika, hal ini terlihat oleh peneliti salah satu siswa sedang mengerjakan soal di papan tulis. Sementara siswa yang lain, lalu lalang dari mejanya masing-masing menuju meja guru mengumpulkan tugas pekerjaan rumah (PR). Tanpa membahas secara rinci, guru Matematika tersebut mulai melaksanakan pembelajaran dengan materi baru.

Temuan Peneliti: Dari hasil pengamatan ini peneliti menyimpulkan bahwa proses pembelajaran yang dilaksanakan guru masih bersifat konvensional. Dimana, guru memberi catatan-catatan lalu diterangkan. Kadang-kadang, siswa diberi kesempatan untuk bertanya lalu guru menjawabnya tanpa diberi penjelasana secara rinci dan jelas. Ini menunjukkan bahwa proses pelaksanaan pembelajaran dapat dikatakan kurang berupaya mengembangkan kreatif siswa, karena pembelajaran masih berpusat pada guru.

Catatan Lapangan 3 Observasi Terseleksi Catatan Lapangan : Kegiatan Praktik Pengamatan : III (Ketiga)

Informan : Siswa

Hari/Tanggal : Rabu/6 April 2009 J a m : 8.30 – 11.30 WIB

T e m p a t : Lapangan Olahraga dan Ruang Perpustakaan di SMK Negeri 3 Kota Pekanbaru

Pada pukul 8.30 WIB peneliti hadir di SMK Negeri 3 Kota Pekanbaru untuk melakukan pengamatan kegiatan pembelajaran praktik. Hari itu, hari Rabu, peneliti sampai di sekolah melihat ada beberapa siswa sedang melaksanakan kegiaatan olahraga bola volli dan yang lainnya sedang asik berkumpul. Lalu, peneliti bertanya pada salah seorang siswa yang berpakaian olahraga, kelas berapa nak? (Anak kelas berapa?), siswa tersebut menjawab kelas XI (sebelas) pak!

Ternyata siswa yang sedang praktik olahraga tersebut adalah siswa kelas XI (sebelas). Peneliti melihat siswa-siswa sangat senang dan gembira melaksanakan kegiatan olahraga tersebut, sesekali mereka bersorak dan berteriak.

Anehnya, peneliti tidak melihat guru di sekitar lapangan tempat anak sedang belajar praktik olahraga tersebut. Peneliti menghampiri salah satu siswi, lalu bertanya. Mana guru olahraganya nak? (Guru olahraganya dimana?), siswa tersebut menunjuk ke arah ruangan majelis guru, dan sambil berkata: kami disuruh bermain sampai jam 9.15 nanti.

Kemudian, peneliti melanjutkan pengamatan ke ruangan perpustakaan.

Di sana terdengar suara yang sangat gaduh. Ternyata, beberapa siswa sedang membaca buku dan duduk di ruang perpustakaan. Di antara siswa tersebut ada yang keluar masuk ruangan dan menonton kelas XI (sebelas) yang sedang

berolahraga, bahkan ada siswa yang ikut bergabung dengan siswa yang sedang praktik olahraga tersebut.

Lalu peneliti mendekati salah satu di antara siswa yang keluar masuk ruangan perpustakaan tersebut, lalu bertanya. Kelas berapa nak?, siswa tersebut menjawab kelas XI (sebelas) pak! Lalu, peneliti bertanya lagi, sedang belajar apa?

Kami disuruh Ibu guru membuat tugas menentukan topik dan isi dari suatu karangan atau cerita, dan kami disuruh mencari buku-buku yang ada diperpustakaan dan topiknya tidak boleh sama.

Temuan Peneliti: Dari hasil pengamatan ini peneliti menyimpulkan bahwa guru kurang membimbing dan membina siswa dalam kegiatan pembelajaran praktik, dimana siswa dibiarkan saja belajar tanpa adanya pengawasan dan arahan yang baik. Ini menunjukkan bahwa proses pelaksanaan pembelajaran dalam kegiatan praktik dapat dikatakan “Kurang Baik”.

Lampiran 2: Format Pedoman Wawancara

Untuk mempermudah memperoleh informasi di lapangan digunakan teknik wawancara tidak berstruktur atau wawancara bebas, dimana peneliti mengajukan sejumlah pertanyaan-pertanyaan guna mengundang jawaban atau komentar subjek secara bebas. Artinya, di dalam wawancara hanya membawa pedoman garis besarnya saja tentang hal-hal yang ditanyakan. Wawancara dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan, dan bentuk-bentuk pertanyaan tersebut dapat dilihat berikut ini.

No Bentuk Pertanyaan

1.

2.

3.

4.

5.

Apa yang Bapak/Ibu lakukan awal memulai proses pengajaran?

Apa yang Bapak/Ibu lakukan dalam melakukan pendekatan “inquiry”

(pencaritahuan)?

Apa yang Bapak/Ibu lakukan dalam menggunakan teknik-teknik sumbang saran (brain storming) ?

Apa yang Bapak/Ibu lakukan dalam memberikan penghargaan bagi prestasi kreatif?

Apa yang Bapak/Ibu lakukan dalam meningkatkan pemikiran kreatif melalui banyak media?

85

Format Pedoman Wawancara

No Bentuk Pertanyaan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

Apa yang diperintah guru dalam proses pengajaran?

Bagaimana cara guru dalam menyampaikan materi pengajaran?

Bagaimana peranan guru dalam proses diskusi kelas?

Apa yang dilakukan guru saat siswa sedang berdiskusi pelajaran?

Apa guru senang jika ada siswa yang bertanya dalam belajar?

Apakah guru yang mengajar menggunakan alat/media pembelajaran secara bervariasi?

Bagaimana metode mengajar yang sering diterapkan guru dalam pembelajaran?

Apakah guru sering memberikan contoh-contoh soal yang berkaitan dengan pembelajaran yang disampaikan?

Apakah guru sering bertanya tentang materi pembelajaran yang telah di ajarkan sebelum memulai pembelajaran?

Apakah guru sering memotivasi siswa dalam belajar?

Bagaimana sikap guru dalam pelaksanaan diskusi dalam belajar?

Apa yang menjadi fokus guru dalam proses belajar?

Lampiran 3:Matriks Daftar Cek Komponen Kelengkapan Data

No Dimensi Penelitian Ada Tidak Ada 1 Kebijakan Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru

dalam pengembangan kreativitas siswa

2 Kebijakan Kepala SMK Negeri 3 Kota Pekanbaru dalam pengembangan kreativitas siswa

3 Koordinasi antara sesama guru dalam pengembangan kreativitas siswa

4 Kemampuan guru SMK Negeri 3 Kota Pekanbaru dalam mengelola proses pembelajaran yang kreatif

5 Kemampuan guru SMK Negeri 3 Kota Pekanbaru dalam mengelola lingkungan belajar yang kondusif

6 Sikap/pandangan guru SMK Negeri 3 Kota Pekanbaru terhadap siswa yang kreatif

7 Sikap/pandangan siswa kelas II SMK Negeri 3 Kota Pekanbaru terhadap pengajaran yang dilaksanakan guru

8 Pedekatan yang dilakukan guru dalam mengembangkan kreativias siswa dalam proses pengajaran

9 Cara guru mengembangkan kreativitas siswa kelas XI SMK Negeri 3 Kota Pekanbaru melalui lingkungan belajar yang kondusif

10 Kendala siswa kelas XI SMK Negeri 3 Kota Pekanbaru dalam mengembangkan kreativitas

87

Lampiran 4: Matriks Waktu

Dimensi Kecenderungan Interpretasi Hubungan guru dengan

guru

Hubungan guru dengan siswa

Upaya Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru

Upaya Kepala SMK Negeri 3 Kota Pekanbaru

Proses pembelajaran

Lingkungan belajar

Penggunaan media/sumber belajar

Kurang harmonis

Kurang keakraban

Cukup Aktif

Kurang aktif

Konvensional

Cukup mendukung

Tidak optimal

Saling acuh satu sama lain

Malu, takut

Koordinasi cukup baik

Pengawasan belum optimal

Berpusat pada guru dan buku teks pelajaran

Tersedianya sarana dan prasarana yang cukup

Jarang dan bahkan tidak dimanfaatkan

88

Lampiran 5: Matriks Kelompok Konseptual, Motif dan Sikap Guru dalam Proses Pengajaran

No Motif

Kaitan dengan SMKN 3

Kaitan dengan upaya

guru

Sikap

1 Menciptakan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan

TS, JS, PP,

HD 2 Menciptakan lingkungan belajar

yang kondusif

KS, PP, KM, KR 3 Membantu siswa yang

berkemampuan rendah

JS, PP, KR

4 Membimbing dan membina bakat dan minat siswa

JS, PP, HD

5 Prioritas kepada siswa JS, PP, HD

6 Memanfaatkan media untuk belajar

JS, KR, KA, KM

Keterangan:

TS ; Tidak semuannya JS : Jarang sekali PP : Perlu peningkatan HD : Harus dibenahi KS : Kurang sekali KA : Kurang aktif KM : Kurang mengerti KR : Kurang respon

89

Lampiran 6: Struktur Organisasi Sekolah SMK N 3 Kota Pekanbaru

Kepala Sekolah

Komite Sekolah Dunia Industri

Wakil Manajemen Ka.Bag. TU

Kaur Kepegawaian Kaur Kesiswaan

Kaur Sarpas Kaur Adm Kaur Keuangan

Waka Kurikulum

Waka Kesiswaan

Waka Sarpas

Waka Humas Ka. Program

Kahlian Tata Busana Ka. Program

Kahlian Pariwisata

Ka. Program Kahlian Tata Kecantikan

Ka. Program Kahlian MGBS Umum

Ka. Prodi Tata Boga

Ka. Prodi Akom Perhotelan

Ka. Prodi Tata Busana

Ka. Prodi Tata Kecantikan

Siswa Majelis Guru STUKTUR ORGANISASI SMK NEGERI 3 PEKANBARU

90

Lampiran 7: Hasil Dokumentasi

91

Gambar 1. Siswa Melaksanakan upacara bendera pada hari Senin

Gambar 2. Upacara Senin bersama Polantas

Gambar 3. Siswi Kelas XI Busana sedang Praktek Menjahit

Gambar 4. Siswa Kelas XI Restoran sedang Praktek Memasak

Dokumen terkait