BAB I PENDAHULUAN
F. Kerangka Teori
a. Definisi Persepsi
Persepsi adalah Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) persepsi adalah tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu.11 Proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui pancaindranya. Jadi persepsi adalah proses mengumpulkan informasi mengenai dunia, melalui pengindraan yang kita miliki sebuah proses individu mengorganisasikan dan menginterpretasikan kesan sensoris untuk memberikan pengertian pada lingkungannya.12
10 Irwina Safitri, Persepsi Orang Tua Murid Tentang Pendidikan Dan Dukungan Menyekolahkan
Anak, (Skripsi, IAIN Salatiga, Salatiga 2015), hlm 27.
11 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia pusat bahasa, cetakan pertama edisi 4, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), hlm. 10612.
12 Stephen P. Robbins dan Timothy A. Judge, Perilaku Organisasi, (Jakarta: Salemba Empat) 2016, hlm. 10.
Persepsi didefinisikan sebagai proses kognitif di mana seorang individu memilih, mengorganisasikan, dan memberikan arti kepada stimulus lingkungan. Melalui persepsi, individu berusaha untuk merasionalisasikan lingkungan dan objek, orang, dan peristiwa di dalamnya. Setiap orang memberikan pengertian mereka sendiri terhadap stimulus, individu yang berbeda akan “mempersepsikan” hal yang sama dengan cara yang berbeda.13
Persepsi adalah pengamatan tentang objek, peristiwa, atau hubungan- hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna stimulus inderawi (sensory stimulus). Pengertian persepsi dalam Kamus Lengkap Psikologi mengatakan persepsi (perception) merupakan:
1) Proses mengetahui atau mengenali objek atau kejadian objektif dengan bantuan indera.
2) Kesadaran dari proses-proses organis.
3) (Titchener) satu kelompok penginderaan dengan penambahan arti-arti yang berasal pengalaman dimasa lalu.
13 John M. Ivancevich, Perilaku dan Manajemen Organisasi, (Jakarta: Erlangga, 2006), hlm. 1165.
4) Variabel yang menghalangi atau ikut campur tangan, berasal dari kemampuan organisme untuk melakukan pembedaan di antara perangsang-perangsang.
5) Kesadaran intuitif mengenai kebenaran langsung atau keyakinan serta merta mengenai.14
b. Faktor yang mempengaruhi Persepsi
Faktor yang mempengaruhi persepsi tidak selalu sesuai dengan realita yang ada. Hal ini karena persepsi individu terhadap sesuatu dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti:
1) Pengalaman pribadi 2) Status sosial ekonomi 3) Kondisi lingkungan 4) Tingkat pendidikan 5) Suku
6) Motivasi 7) Perhatian15
c. Macam-macam persepsi
Persepsi Ada dua macam persepsi, yaitu:
14 Irwina Safitri,Persepsi Orang Tua Tentang Pendidikan Dan Dukungan Menyolahkan Anak, (Skripsi, Insitut Agama Islam Negeri Salatiga, Semarang 2016). hlm 18.
15 Sarlito W. Sarwono, Psikologi Lintas Budaya, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hlm. 24.
1) Externl perception, yaitu persepsi yang terjadi karena adanya rangsang yang datang dari luar diri individu.
2) Self-perception, yaitu persepsi yang terjadi karena adanya rangsang yang berasal dari dalam diri individu, dalam hal ini yang menjadi objek adalah dirinya sendiri.16
d. Syarat terjadinya persepsi
Syarat terjadinya persepsi antara lain :
1) Adanya objek – stimulus – alat indra (reseptor) Stimulus berasal dari luar individu (langsung mengenai alat indra/reseptor) dan dari dalam diri individu (langsung mengenai saraf sensoris yang bekerja sebagai reseptor).
2) Adanya perhatian sebagai langkah pertama untuk mengadakan persepsi.
3) Adanya alat indra sebagai reseptor penerima stimulus.
4) Saraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus ke otak (pusat saraf atau pusat kesadaran). Dari otak dibawa melalui saraf motoris sebagai alat untuk mengadakan respons.17
e. Proses terjadinya persepsi
Proses terjadinya persepsi melewati tiga proses, yaitu:
16 Sunaryo, Psikologi untuk Keperawatan, (Jakarta: Buku Kedokteran EGC 2002), hlm. 94.
17 Ibid., hlm. 98.
20 Zakiah Daradjat, Ilmu PendidikanIslam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm. 35.
1) Proses fisik: objek – stimulus – reseptor atau alat indra 2) Proses fisiologis: stimulus – saraf sensoris – otak
3) Proses psikologis: proses dalam otak sehingga individu menyadari stimulus yang diterima. 18
2. Konsep Tentang Orang Tua a. Pengertian Orang Tua
Orang tua adalah Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) orang tua merupakan ayah dan ibu kandung dari seorang anak.19 Orang tua juga dapat diartikan sebagai orang yang menjadi panutan bagi setiap anaknya, dan merupakan pendidik pertama bagi anak-anaknya dalam penanaman nilai tauhid. Dikatakan sebagai pendidik pertama, karena orang tualah yang pertamakali mendidiknya kemudian dilanjutkan dengan sekolah-sekolah formal yang merupakan institusi pendidikan yang melengkapi orang tua dalam pendidikan anaknya. Zakiah Daradjat memiliki pendapat juga tentang orang tua, dia mengatakan bahwa “Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anaknya”.20
Sedangkan pengertian orang tua adalah ayah dan ibu yakni orang yang pertama bertanggung jawab atas terwujudnya kesejahteraan anak baik
18 Ibid., hlm 98.
19 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1993), hlm. 995.
22 Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,2008), hlm. 35.
secara jasmani, rohani maupun sosial. Orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh dan membimbing anak-anaknya untuk mencapai tahapan tertentu yang menghantarkan anak untuk siap dalam kehidupan bermasyarakat.21
Orang tua merupakan pendidik yang pertama dan utama bagi anak- anak mereka karena merekalah tempat anak mula-mula menerima pendidikan. Dengan demikian bentuk pertama dari pendidikan terdapat dalam kehidupan keluarga. Orang tua merupakan tempat bersandar dan harapan setiap anak. Dari mereka berdualah, seorang anak mendapatkan kasih sayang dan kelembutan serta penjagaan dan pemeliharaan. Anak akan menjadikan orang tuanya sebagai tempat untuk mengadu tentang segala permaslahan yang dihadapinya.22
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa orang tua adalah ibu dan bapak kandung dari seorang anak. Orang tua memiliki tanggung jawab merawat, membesarkan serta memberikan Pendidikan untuk anak.
b. Kewajiban Orang Tua Terhadap Anak
Dalam pandangan Islam, anak merupakan amanat yang dititipkan Allah SWT kepada orang tuanya. Oleh karena itu, orang tua harus menjaga,
21 Soerjono Soekanto, Sosiologi Keluarga, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hlm. 172.
memelihara, dan mendidik serta menyampaikan amanah itu kepada yang berharap menerimanya. Karena manusia adalah milik Allah SWT. Mereka harus mengantarkan anaknya untuk mengenal dan menghadapkan diri kepada Allah SWT.23 Sebagaimana disebutkan dalam surat At-Tahrim ayat 6: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”(Q.S At- Tahrim: 6).24
c. Persepsi Orang Tua
Persepsi orang tua adalah suatu proses di mana seseorang menginterprestasikan kesan-kesan sensorinya dalam usaha memberikan suatu makna tertentu terhadap lingkungannya berdasarkan firasat terhadap kebenaran atau kepercayaan langsung terhadap sesuatu. Persepsi ini didahului oleh proses penginderaan seseorang terhadap stimulus yang diterima seseorang melalui panca inderanya atau pengelihatanya dan selanjutnya akan diteruskan ke proses persepsi yaitu bagaimana seorang menginterprestasikan stimulus sehingga orang tersebut menyadari, mengerti tentang apa yang dilihat dan dirasakan.25
23 Abuddin Nata, kapita Selekta Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), cetakan ke-2 hlm. 204.
24 Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: CV penerbit J- ART,
2004), hlm. 560.
Persepsi orang tua sangat penting dikarenakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal, yang pertama dan utama dialami oleh anak serta lembaga pendidikan yang bersifat kodrati orang tua bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi dan mendidik anak agar tumbuh dan berkembang dengan baik. Peran orang tua sangat penting dalam perkembangan anak. Orang tua yang memberikan segalanya untuk kegiatan belajar anak di rumah akan berbanding terbalik dengan orang tua yang hanya menyerahkan anaknya di sekolah. Orang tua yang menyadari betapa pentingnya pendidikan bagi anaknya, akan turut serta dalam upaya pendidikan anaknya di rumah. Orang tua akan senantiasa mendidik anaknya di rumah. Hal ini dikarenakan anak lebih banyak menghabiskan waktunya dirumah dibanding di sekolah. Untuk mengimbangi perkembangan anak di sekolah, tentunya orang tua juga mengoptimalkan aktivitas belajar di rumah.26
25 Irwina Safitri, Persepsi Orang Tua Tentang Pendidikan Dan Dukungan Menyolahkan Anak, (Skripsi, Insitut Agama Islam Negeri Salatiga, Semarang 2016). hlm 32.
26 Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), hlm. 34.
Berdasarkan pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan suatu proses di mana seseorang menginter prestasikan kesan-kesan sensorinya dalam usaha memberikan suatu makna tertentu terhadap lingkungannya berdasarkan firasat terhadap kebenaran atau kepercayaan langsung terhadap sesuatu.
Persepsi ini didahului oleh proses penginderaan seseorang terhadap stimulus yang diterima seseorang melalui panca inderanya dan selanjutnya akan diteruskan ke proses persepsi yaitu bagaimana seseorang menginter prestasikan stimulus sehingga orang tersebut menyadari, mengerti tentang apa yang di lihat dan dirasakan.
3. Konsep Pembelajaran a. Belajar
Belajar merupakan suatu proses pembelajaran yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan itu sebagai proses belajar yang ditunjukkan dalam berbagai bentuk, seperti berubahnya pengetahuan, pemahaman, sifat serta tingkah laku yang mulai berubah oleh sebab itu belajar adal proses aktif. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh tingkah laku melalui pengalaman. Selanjutnya belajar merupakan suatu
proses kegiatan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat akan tetapi lebih luas dari itu yaitu mengalami.27
Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah. Hal ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. Oleh karena itu, setiap guru perlu memahami sebaik-baiknya tentang proses belajar murid agar ia dapat memberikan bimbingan dan menyediakan lingkungan belajar yang tepat dan serasi bagi murid-murid.28
Pengertian belajar sudah banyak dikemukakan oleh para ahli pendidikan, mereka mengemukakan definisi belajar menurut pendapat mereka masing-masing. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
27 Bahtiar, Strategi belajar mengajar sains (IPA), (Mataram: IAIN Mataram 2015), hlm. 1.
28 Darwyan Syah dan Supardi, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Diadit Media 2009), hlm. 3-4.
Jadi belajar bukan suatu tujuan tetapi merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan. Siswa akan mendapat pengalaman dengan menempuh langkah-langkah atau prosedur yang disebut belajar.29
Menurut Hilgard dan Bower dalam Bharudin Esa belajar merupakan : 1) to again knowledge, comprehension or mastery of through experience or
study.
2) to fix in the mind or memory,memorize.
3) To acquire through experience.
4) To become in fome of to find out
Belajar didefinisikan sebagai memperoleh penguatan atau menguasai pengetahuan melalui pengalaman, menguasai pengalaman dan mendapatkan informasi.30
Dalam persfektip keagamaan sesungguhnya belajar adalah kewajiban bagi setiap orang Islam dan dapat meningkatkan derajatnya dimana telah dijelaskan dalam Al-Qur’an yang artinya “Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu Berlapang-lapanglah dalam majlis “Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu dan apabila dikatakan “Berdirilah kamu” Maka berdirilah niscaya Allah akan
29 Bahtiar. Strategi belajar mengajar sains IPA, (Mataram: IAIN Mataram 2015), hlm. 2.
30 Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar & Pembelajaran (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), hlm. 13.
meninggikan orang orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.31
b. Pembelajaran
1) Pengertian Pembelajaran
Istilah pembelajaran berasal dari bahasa inggris ”instruction”
yang dimaknai sebagai usaha yang bertujuan membantu orang belajar.
Menurut Miarso, pembelajaran adalah suatu usaha yang disengaja, bertujuan dan terkendali agar orang lain belajar atau terjadi perubahan yang relatif menetap pada diri orang lain. 32 Pembelajaran bukan menitik beratkan pada apa yang dipelajari melainkan pada “bagaimana membuat pembelajar mengalami proses belajar” yaitu cara cara yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang berkaitan dengan cara pengorganisasian materi, cara penyampaian pelajaran dan cara mengelola pembelajaran juga dapat dipahami sebagai sebuah aktivitas yang dilakukan oleh guru dalam mengatur dan mengorganisasi lingkungan belajar dengan sebaik baiknya dan menghubungkannya dengan anak didik sehingga terjadi proses belajar.33
31 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang Diponogoro, 2008), hlm. 543.
32 Nyanyu Khodijah, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persad, 2014), hlm. 175.
33 Novans Ardy Wiyani, Desain Pembelajaran Pendidikan Tata Rancang Pembelajaran Menuju Pencapaian Kompetensi, (Yogyakarta: ArRuzz Media, 2014), hlm. 20.
34 Thobroni.,Belajar dan Pembelajaran. (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2015), hlm. 17.
Jadi berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan pembelajaran adalah upaya pendidik dalam memperoleh pengetahuan dan untuk mencapai tujuan pembelajaran pada suatu lingkungan belajar.
Menurut Rombepajung dalam Thobroni berpendapat bahwa pembelajaran adalah “pemerolehan suatu mata pelajaran atau pemerolehan suatu keterampilan melalui pelajaran, pengalaman, atau pengajaran”. Kimble dan Garmezy dalam Thobroni mengemukakan bahwa pembelajaran adalah “ suatu perubahan perilaku yang relatif tetap dan merupakan hasil praktek yang diulang-ulang”.Pembelajaran memiliki makna bahwa siswa harus dibelajarkan bukan diajarkan.
Siswa dituntut untuk lebih aktif mencari, menemukan, menganalisis, merumuskan, memecahkan masalah dan dapat menyimpulkan masalah.34
Pembelajaran merupakan “Proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedagkan belajar dilakukan oleh siswa atau murid” Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) No.20 TAHUN 2003 menyatakan
35 Ibid.
bahwa pembelajaran adalah“proses interaksi peserta didik dengan pendidikdan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.”35
Dari penjelasan di atas maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran merupakan proses interaksi yang dilakukan oleh guru dan murid untuk mencapai suatu yang ingin dicapai dalam proses belajar berlangsung.
2) Komponen-Komponen Pembelajaran
Dalam pembelajaran terlebih dahulu guru harus mengetahui komponen-komponen yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran.
Komponen pembelajaran ini merupakan pengambilan keputusan yang harus dimiliki oleh guru sebelum dan sesudah pembelajaran.
Komponen-komponen pembelajaran itu, diantaranya:
a) Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran harus dirumuskan secara spesifik dalam bentuk perilaku akhir belajar. Tujuan dalam pembelajaran dapat dimakna sebagai suatu cita-cita yang bernilai formatif. Maksudnya dalam tujuan terdapat sejumlah nilai yang harus ditanamkan terhadap anak didik.
Roestiyah menyatakan bahwa suatu tujuan pengajaran adalah deskripsi tentang penampilan perilaku (performance) peserta didik yang diharapkan setelah mempelajari bahan pengajaran.41 Pada dasarnya anak didik memiliki kepribadian yang baik yang dicerminkan dalam kehidupan sehari-hari. Kepribadian tersebut terbentuk dari lingkungan keluarga, masyarakat, dan sekolah.
b) Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran adalah bahan yang digunakan untuk belajar dan yang dapat membantu untuk mencapai tujuan suatu pembelajaran.42 Agar dalam penyampaian materi tidak meluas dan tidak melebar perlu diperhatikan beberapa kriteria untuk menyeleksi materi yang akan diajarkan. Kriteria-kriteria tersebut antara lain:
1) Materi pelajaran harus relevan terhadap tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
2) Materi pelajaran harus sesuai dalam tarap kesulitannya dengan kemampuan siswa untuk menerima dan mengolah bahan pelajaran tersebut.
41 Syaiful Bahri Djaramah &Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1996), hlm. 49.
42 W. S Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: Grasindo, 1996), hlm. 295.
3) Materi pelajaran dapat menunjang motivasi siswa, karena relevan dengan kehidupan sehari-hari peserta didik.
4) Materi pelajaran membantu untuk melibatkan diri secara aktif, baik dengan berfikir sendiri maupun dengan melakukan berbagai kegiatan.
5) Materi pelajaran sesuai dengan media pengajaran yang tersedia.
3) Macam-Macam Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran sangatlah banyak dan beraneka ragam.
Setiap metode mempunyai kelebihan dan kekurangan dibanding dengan metode lain. Dalam pembelajaran pendidik sering kali menggunakan metode secara variasi. Adapun metode yang digunakan itu berdiri sendiri, tergantung kepada pertimbangan yang didasarkan pada situasi pembelajaran yang relevan.36
a) Metode Ceramah
Metode ceramah adalah sebuah metode mengajar dengan menyampaikan impormasi dan pengetahuan secara lisan kepada peserta didik yang mengikuti secara pasif.37
Kelebihan dari metode ceramah sebagai berikut:
36 Aqib, Zainal, Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual Inovatif, Bandung 2013), hlm 70.
37 Nurhayati, Strategi Belajar Mengajar, (Makasar : Penerbit UNM, 20), hlm. 66.
38 Ibid.
1) Murah, metode ceramah dapat mengatasi kelangkaan buku atau sumber bacaan yang baik dengan kebutuhan jangkauan daya beli peserta didik. Juga pemanfaatan waktu dapat digunakan secara efisien.
2) Peserta didik mudah diawasi.
3) Mudah dibaikkan dengan situasi dan kondisi, penggunaan metode ceramah mudah dibaikkan dengan keterbatasan waktu, peralatan, dan ketersediaan bahan-bahan pelajaran.
Kelemahan dari metode ceramah sebagai berikut : 1) Menimbulkan rasa bosan bagi peserta didik 2) Cenderung terjadi satu arah
3) Peserta didik kurang kreatif dan kritis
4) Sebagian peserta didik dirugikan, dalam hal ini peserta didik yang kurang terampil dalam menyimak dan mencatat.38
b) Metode Demostrasi
Metode demostrasi adalah cara yang menunjukkan secara lansung seperti praktik atau memperlihatkan langsung kepada peserta didik secara langsung sesuai dengan situasi yang di pelajarinya.
Kelebihan menggunakan metode demostrasi adalah :
39 Ibid., hlm.
78.
1) Memperoleh pengalaman atau praktik dalam megembangkan kecakapannya.
2) Membantu peserta didik dalam memahami pembelajaran secara langsung.
3) Siswa mengambil secara aktif dalam proses pembelajaran.
4) Mengurangi kesalahan kesalahan yang terjadi bila mempelajari suatu hanya dari buku.
Kelemahan menggunakan metode demostrasi adalah 1) Peran serta siswa terbatas.
2) Siswa kurang akrab dalam apa yang di demostrasikan.
3) Demostrasi berlangsung secara mulus dapat mengakibatkan siswa terlalu yakin akan kebenarannya sehingga tidak dapat di bantah.39
c) Metode Diskusi
Metode diskusi adalah bertukar informasi, pikiran, pengalaman secara teratur untuk mendapatkan pengertian bersama yang lebih jelas dan teraur sesuai dengan topik yang di bahas. Metode diskusi sangat erat kaitannya untuk memecahkan masalah.
41 Ibid., hlm.
80.
Kelebihan menggunakan metode diskusi antara lain : 1) Meningkatkan hasil belajar siswa
2) Meningkatkan berpikir kritis dan motivasi belajar untuk berbicara
3) Memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan ide-ide.
Kelemahan menggunakan metode diskusi anatara lain 1) Sebagian siswa yang berperan aktif
2) Kurang efisiensi dalam menggunakan waktu 3) Sering kali keputusan akhir tidak di simpulkan40 d) Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab sering digunakan dalam proses pembelajaran di sekolah untuk mengecek kemampuan dan pemahaman peserta didik dan untuk merangsang pemikiran siswa untuk berpikir kritis secara umpan balik. Untuk mengetahui pemahaman peserta didik dengan cara mengajukan pertanyaan sehingga metode pembelajaran ini tidak dilakukan secara coba- coba.41
e) Metode Pembelajaran Kooperatif
40 Ibid., hlm. 80.
42 Ibid., hlm. 85.
Metode pembelajaran kooperatif metode yang menggunakan kerja sama dalam kelompok yang saling membantu dalam belajar.42
f) Metode Eksperimen
Metode eksperimen ini untuk mencoba mengerjakan sesuatu dan mengamati proses berlangsungnya pembelajaran.
Kelebihan menggunakan metode pembelajaran eksperimen adalah :
1) Siswa terlibat aktif dalam menemukan fakta-fakta melalui percobaan.
2) Siswa dapat menguji teoritis secara impiris.
3) Memperkaya penampilan dan dapat meningkatkan keterampilan.
4) Mengembangkan sikap berpikir ilmiah.
Kelemahan menggunkan metode eksperimen adalah : 1) Memerlukan waktu yang lama.
2) Terjadi kegagalan pada saat eksperimen.
3) Memerlukan alat dan bahan dalam jumlah relative yang banyak.43
c. Pembelajaran Online
Menurut Moore, Diekson-Deane dan Galyen, pembelajaran daring atau online merupakan kegiatan belajar mengajar yang memanfaatkan jaringan internet dengan aksibilitas yang mudah, konektivitas yang baik, fleksibilitas yang dikerjakan dimanapun dan kapanpun sehingga terjadi interaksi yang baik antara guru dan peserta didik.44 Muhamad Yusuf Hidayat menyatakan bahwa, pembelajaran daring (Online atau E- Learning) merupakan pembelajaran yang menggunakan jaringan global untuk menyampaikan materi ajar serta memanfaatkanya sebagai interaksi antara pengajar dan peserta didik pada proses pembelajaran berlangsung.45
Dengan demikian ketika akan melaksanakan pembelajaran online yang perlu diperhatikan oleh seorang guru yaitu model pembelajaran, sekiranya apa yang cocok dan metode yang digunakan seperti whatsapp, google clasroom, edmodo, google form, google meet, dan aplikasi zoom agar mudah utuk digunakan selama kegiatan belajar secara lansung, agar interkasi antara guru dan peserta didik terjalin dengan baik walaupun secara online.
43 Ibid., hlm 85
44 Ali Sadikin dan Afreni Hamidah, Pembelajaran, hlm. 215
45 Muh Yusuf Hidayat, Pengaruh Model Pembelajaran Hybrid Learning Berbantuan Media Schoology Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas XI MIA MAN Pangkep, Jurnal Pendidkan Fisika (JPF), Vol. 7, Nomor 2, 2019, hlm. 143.
4. Konsep Kimia
Pada dasarnya pembelajaran kimia adalah sesuai dengan karakteristiknya harus dimulai dari permasalahan sehari hari baik dari peserta didik, lingkungan dan sebagainya. Melalui menyelesaikan masalah dalam kehidupan keseharian atau kehidupan nyata dengan menerapkan pengetahuan kimia. Peserta didik diharapkan dapat membangun pengetahuan dan pemahaman konsep kimia lebih jelas dan bermakna.
Kimia memerlukan sesuatu pembelajaran yang inovatif sehingga mampu meningkatkan motivasi siswa untuk memperkaya belajar dan dapat mentransfer pengetahuannya.46
5. Covid-19
1) Karakteristik Covid-19
Sub-family virus corona dikategorikan ke dalam empat genus; α, , ,
d an δ. Selain virus baru ini (Covid-19), ada tujuh virus corona yang telah diketahui menginfeksi manusia. Kebanyakan virus corona menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), tetapi Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERSr CoV), severe acute respiratory syndrome associated coronavirus (SARSr CoV) dan novel coronavi-rus 2019 (Covid- 19) dapat menyebabkan pneumonia ringan dan bahkan berat, serta
46 Rosita Fitri Hrawati, Pembelajaran Kimia Berbasis Multiple Representasi, Jurnal Pendidikan Kimia, Universitas Surakarta, Vol. 2 Nomor 2 Maret 2013, hlm. 38.
penularan yang dapat terjadi antar manusia. Virus corona sensitif terhadap sinar ul-traviolet dan panas, dan dapat dinonaktifkan (secara efektif dengan hampir semua disinfektan kecuali klorheksidin). Oleh karena itu, cairan pembersih tangan yang mengandung klorheksidin tidak direkomendasikan untuk digunakan dalam wabah ini.47
2) Karakteristik Epidemiologi
Angka fatalitas kasus case fatality rate (CFR), tergantung pada ketersediaan layanan kesehatan, usia dan masalah kesehatan dalam populasi, dan jumlah kasus yang tidak terdiagnosis. Penelitian pendahuluan telah menghasilkan angka tingkat fatalitas kasus antara 2% dan 3%, pada Januari 2020. WHO menyimpulkan bahwa tingkat fatalitas kasus adalah sekitar 3%, dan 2% pada Februari 2020 hanya di Provinsi Hubei. WHO memperkirakan rasio fatalitas infeksi rata-rata instrument flight rulus (IFR), mortalitas di antara yang terinfeksi berkisar antara 0,8% - 0,9%. Sebuah penelitian observasional terhadap sembilan orang tidak menemukan penularan vertikal dari ibu ke bayi yang baru lahir.48
47 Safrizal, Pedoman Umum Menghadapi Pandemi Covid-19, (Jakarta: Menteri Dalam Negeri,
2020), hlm. 10.
48 Ibid.