• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kesulitan Menerapkan prinsip Siswa yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

C. Analisis Data dan Pembahasan

8. Kesulitan Menerapkan prinsip Siswa yang

Pada bagian ini akan dianalisis tentang kesulitan dalam menerapkan prinsip dari siswa yang berkategori quitters yang dalam pengambilan subjek nya diberi kode nama QT. Pada tahap ini akan memuat analisis yang menjawab rumusan masalah yang terdapat pada BAB 1.

Berdasarkan hasil tes subjek berkategori quitters dengan kode nama QT tentang kesulitan dalam menerapkan prinsip serta wawancara yang telah dilaksanakan diperoleh bahwa dalam pengerjaan soal nomor 3 subjek berkategoti quitter tidak menuliskan jawaban sama sekali namun sebenarnya subjek tersebut mengetahui dengan baik apa yang diketahui di dalam soal dan apa yang ditanyakan. Subjek memilih untuk tidak menuliskan semuanya dikarenakan ia lupa dengan rumus dari deret geometri. Rumus yang sebelumnya telah diketahui menjadi lupa karena banyak rumus lain yang harus dikuasai.

Berdasarkan analisis tersebut maka dapar disimpulkan bahwa subjek yang berkategori quitter memiliki kesulitan dalam menerapkan prinsip yang sama dengan subjek lainnya. Kesulitan ini terjadi karena CBktor daya ingat

yang tidak baik sehingga subjek lupa dengan rumus yang digunakan untuk menjawab soal yang dimaksud.

9. Kesulitan Menyelesaikan Soal Bentuk Verbal (Skill) Siswa yang Berkategori Quitters

Pada bagian ini akan dianalisis tentang kesulitan dalam menyelesaikan soal bentuk verbal (skill) dari siswa yang berkategori quitters yang dalam pengambilan subjek nya diberi kode nama QT. Pada tahap ini akan memuat analisis yang menjawab rumusan masalah yang terdapat pada BAB 1.

Berdasarkan hasil tes subjek berkategori quitters dengan kode nama QT tentang kesulitan dalam menyelesaikan soal bentuk verbal (skill) serta wawancara yang telah dilaksanakan diperoleh bahwa dalam pengerjaan soal nomor 6 subjek berkategori quitters juga tidak menuliskan jawaban apapun dalam menjawab soal tersebut. Sehingga dalam menyelesaikan soal cerita subjek quitter jelas memiliki kesulitan dalam menjawabnya. Untuk mendapatkan informasi yang jelas maka dilakukan wawancara untuk menggali fakta tentang kesulitan tersebut. Dari wawancara yang dilakukan ditemukan bahwa subjek quitters kesulitan dalam mengerjakan soal bentuk verbal (slill) dikarenakan tidak mampu menuliskan apa yang diketahui di soal dan merubahnya kedalam kalimat matematika. Dengan demikian jelas bahwa subjek juga tidak mampu membedakan jenis dari soal cerita tersebut.

Berdasarkan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa subjek berkategori quitters mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal bentuk verbal (skill).

Ini terjadi karena ketidakmampuan subjek menuliskan informasi yang ada di

soal kedalam kalimat matematika sehingga subjek juga kesulitan untuk membedakan jenis dari soal cerita yang ditanyakan.

D. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan yang dialami dalam penelitian ini adalah proses pengambilan data yang dilaksanakan disituasi pandemi Covid-19 yang membuat proses pembelajaran di sekolah diliburkan. Sehingga dalam proses pengambilan data penelitian tidak bisa dilakukan di sekolah. Keterbatasan lain adalah proses pengambilan data yang sebagian besar dilaksanakan dengan tidak bertemu lansung. Keterbatasan tersebut berdampak pada proses analisis data yang kurang maksimal untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini.

87 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV yang telah dipaparkan, dapat ditarik sebuah kesimpulan antara lain:

1. Deskripsi kesulitan siswa yang berkategori climbers dalam menyelesaikan soal pola bilangan di kelas VIII SMP Negeri 26 Makassar.

Adapun kesulitan yang dialami oleh subjek climbers dalam menyelesaikan soal pola bilangan adalah:

a. Kesulitan dalam memahami konsep barisan dan deret sehingga dalam menjawab soal hanya mengandalkan informasi yang terdapat dalam soal untuk menggunakan rumus tanpa mengetahui konsep dari soal tersebut.

b. Kesulitan dalam menerapkan prinsip dari pola bilangan persegi dikarenakan lupa dengan rumus yang digunakan dalam menjawab soal nomor 1. Namun subjek menyelesaikan dengan analisisnya sendiri.

c. Subjek sudah dapat menyatakan apa yang diketahui dalam soal namun kesulitan dalam membedakan soal-soal cerita dari materi pola bilangan. Hal ini berdampak pada kekeliruan subjek dalam menggunakan rumus yang harus digunakan dalam menjawab soal.

2. Deskripsi kesulitan siswa yang berkategori campers dalam menyelesaikan soal pola bilangan di kelas VIII SMP Negeri 26 Makassar.

a. Subjek campers tidak memahami dengan baik konsep dari barisan dan deret serta konsep aritmatika dan geometri. Sehingga dalam menentukan jenis soal pola bilangan yang diberikan, subjek hanya melihat informasi yang tertera di dalam soal tanpa melakukan intrerpretasi terhadap soal yang diberikan. Subjek juga kesulitan dalam memahami konsep penggunaan r – 1 dan 1 – r.

b. Kesulitan dalam menerapkan prinsip yang digunakan untuk mencari penyelesaian soal nomor 1 dikarenakan subjek kurang menganalisis soal dengan baik dan benar. Kesulitan lain adalah subjek juga lupa dengan rumus pola bilangan persegi.

c. Kesulitan dalam mentransformasikan soal cerita kedalam kalimat matematika serta tidak mampu membedakan soal cerita dari barisan dan deret aritmatika.

3. Deskripsi kesulitan siswa yang berkategori quitters dalam menyelesaikan soal pola bilangan di kelas VIII SMP Negeri 26 Makassar.

a. Subjek yang berkategori quitters mampu menyelesaikan soal nomor 2 dengan baik namun subjek tersebut mengalami kesulitan dalam memahami konsep dikarenakan pemahaman tentang konsep dari aritmatika dan geometri yang masih kurang. Subjek juga kesulitan dalam memahami konsep dari penggunaan rumus barisan aritmatika.

b. Kesulitan dalam menerapkan prinsip yang sama dengan subjek lainnya yaitu lupa dengan rumus yang dapat digunakan dalam menjawab soal.

c. Bahwa subjek berkategori quitters mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal bentuk verbal (skill). Ini terjadi karena ketidakmampuan menuliskan informasi yang ada di soal kedalam kalimat matematika sehingga subjek juga kesulitan untuk membedakan jenis dari soal cerita yang berikan.

B. Saran

Dari hasil peneltian serta kesimpulan yang telah disajikan, maka dapat diberikan saran kepada:

1. Guru mata pelajaran untuk lebih mengutamakan pemahaman memahami konsep dari materi pola bilangan sehingga pembelajaran bisa lebih bermakna. Karena jika pemahaman konsep yang dimiliki siswa baik maka akan memudahkan siswa dalam mengerjakan soal khususnya soal pola bilangan. Pemahaman konsep yang baik akan berbanding lurus pada pemahaman prinsip dan juga menyelesaikan soal bentuk verbal (skill).

2. Guru mata pelajaran juga agar lebih sering melakukan latihan soal cerita dari materi pola bilangan. Dengan harapan, siswa akan lebih terampil dalam merubah soal cerita kedalam bentuk kalimat matematika.

3. Siswa tidak hanya menggunakan metode hapalan, tetapi yang lebih penting adalah kemampuan memahami konsep dari sebuah materi agar pembelajaran bisa lebih bermakna dan tidak mudah untuk lupa dengan suatu prinsip.

4. Peneliti berikutnya yang ingin melakukan penelitian yang sejenis agar menjadikan ini sebagai sebuah rujukan dalam melakukan penelitian yang

akan dilakukan berikutnya. Serta melakukan analisis lebih mendalam tentang kesulitan yang dimiliki siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. 2012. Anak Berkesulitan Belajar: Teori, Diagnosis, dan Remediasi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Ahmadi, abu. 2009. Psikologi Umum. Jakarta: Rineka cipta.

Ariyanti, Sagita Nur & Wahyu Setiawan. 2017. Analisis Kesulitan Siswa SMP Kelas VIII dalam Menyelesaikan Soal Pola Bilangan Berdasarkan Kemampuan Penalaran Matematik. Journal On Educatio. 1(2): 390- 399.

Baron, Robert A & Byrne, Donn. 2002. Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga.

Darojat, Latifah & Kartono. 2016. Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa dalam Menyelesaikan Soal Open Ended Berdasarkan AQ dengan Learning Cycle 7E. Unnes Journal of Mathematics Education Research, 5 (1) : 1- 8.

Hamzah B. Uno & Masri Kudrat Umar, 2014, Mengelolah Kecerdasan dalam Pembelajaran Sebuah Konsep Pembelajaran Berbasis Kecerdasan, Jakarta: Bumi Aksara.

Hermawan, Rudy dkk. 2018. Analisis Kesulitan Belajar Persamaan Garis Lurus Pada Siswa Kelas VIII C SMP Negeri 5 Salatiga. Thesis. (Online) (http://repository.uksw.edu/handle/123456789/9801, diakses 20 februari 2020)

Hernawati, Iriyanti. 2017. Analisis Kesulitan Belajar Matematika Siswa Ditinjau dari Adversity Quotient (AQ) (Penelitian Dilaksanakan Di Kelas VIII SMP Negeri 9 Surakarta). Tesis. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.

J. Tombokan Runtukahu & Selpius Kandou, 2014. Pembelajaran Matematika Dasar bagi Anak Berkesulitan Belajar, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Khasanah, Umi & Sutama. 2015. “Kesulitan menyelesaikan soal cerita Matematika pada Siswa SMP”. Makalah Disajikan dalam Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika. UMS: 79-89.

Kurniawan, Aris. 2019. Pengertian Matematika – Bidang, Logika, Karakteristik,

Manfaat, Para Ahli, (Online),

(https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-matematika/, diakses 20 februari 2020)

M. Ali Hamzah & Muhlisrarini, 2014. Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika, Jakarta: PT. Raja Grafindo.

Mardianto. 2012. Psikologi Pendidikan, Medan: Perdana Publishing.

Muhibbin, S. 2010. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Nurjannah, Siti dkk. 2018. Analisis Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal- Soal Program Linear pada Siswa Kelas X TKJ PIRI 2 Yokyakarta.

Makalah disajikan dalam seminar Nasional Pendidikan Matematika Etnomatnesia, Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, 9 Desember. (Online) (http://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/etnomatnesia/index, diakses 17 ferbruari 2020)

Rahmawati, Tri Suci. 2018. Penyebab Kesulitan Belajar Matematika, (Online), (https://www.kompasiana.com/trisucirahmawati/5acce2b2caf7db09eb3c 3802/penyebab-kesulitan-belajar-matematika, diakses 17 februari 2020).

Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: Rajawali Press.

Sari, Nur Indha P., Subanji. & Erry, H. 2017. Diagnosis Kesalahan Penalaran Matematis Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Pola Bilangan. Jurnal Kajian Pembelajaran Matematika. 2 (2) : 64-69

Stoltz. G Poul. Adversity Quotient. 2000. Mengubah Hambatan Menjadi Peluang.

Jakarta. Grasindo.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: ALFABETA.

Suhandoyo, Guntur & Pradnyo Wijayanti. 2016. Profil Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam Menyelesaikan Soal Higher Order Thinking Ditinjau dari Adversity Quotient (AQ). Mathedunesa. 3 (5) : 156-165.

Supriyo, Titin. 2012. Studi Kasus Bimbingan dan Konseling. Semarang : CV.

Niew Setapak.

Winda Sari Nidia & Nissia Dzimar Sabrina. 2020. Upaya Mengatasi Kesulitan- Kesulitan Siswa pada Materi Aljabar Melalui Model Pembelajaran

Inquiri. (Online)

(https://scholar.google.com/citations?hl=en&view_op=list_works&gml a=AJsN-F7oVF79dpwgYHx-wlNXjGtukdum4B9d-FXlMk_6Hr- fx6dL5vo4e76OpzMr8-

eSpoAAw7qhxUmIlJyKP8UwPFWUBnbKKNOncgSCvvdFQzKc9ue moDKnE6PnYybEIt5T8JViTpo5UZ0YkUN10tCVX3y15AMxCw&use r=ozNEWs0AAAAJ, diakses 20 juli 2020)

LAMPIRAN A

Lampiran A.1 Indikator Instrumen Angket Adversity Quotient

Lampiran A.2 Instrumen Angket Adversity

Quetient

Lampiran A.1

Indikator Adversity Quetient

No Indikator

Butir Soal Jumlah

Soal Positif Negatif

Pengendalian Diri

Asal Usul dan Pengakuan

Jangkauan

Daya Tahan

1,2,3,4,5 11,12,13,14,15 21,22,23,24,25 31,32,33,34,35

6,7,8,9,10 16,17,18,19,20 26,27,28,29,30 36,37,38,39,40

10 10 10 10

40

Lampiran A.2

Angket ADVERSITY QUETIENT Petunjuk Pengisisan!

Angket ini terdiri dari sejumlah pernyataan berbentuk cerita tentang situasi yang benar-benar terjadi pada diri anda. Anda diminta untuk memilih salah satu dari pilihan mengenai apa yang anda rasakan dan anda setujui dalam situasi tersebut. beri tanda ( X ) pada pilihan jawaban yang mewakili diri anda. Jawaban anda tidak berkaitan dengan nilai matematika di sekolah. Saya sangat mengharapkan anda mengisi kuesioner ini dengan teliti dan jujur. Tidak ada jawaban benar atau salah, jawaban yang tepat adalah jawaban yang berasal dari kejujuran anda. Identitas jawaban anda dijamin penuh oleh etika akademik peneliti. Atas ketersediaan dan kejujuran anda, saya mengucapkan terimakasih.

Sekolah : SMP Negeri 26 Makassar

Nama :

Kelas :

1. Persaingan di kelas ini membuat saya merasa semakin bersemangat untuk tetap belajar dan berprestasi. Meskipun di kelas ini terdiri dari siswa-siswa terbaik, saya tidak minder. Justru saya jadikan ini sebuah tantangan yang harus saya jalani.

a. Sangat setuju b. Setuju c. Biasa saja d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak setuju

2. Salah satu teman di kelas memojokkan saya karena sebuah kesalahpahaman.

Saya dituduh mencuri soal karena nilai ulangan saya terbaik. Mereka bahkan menyebut nama orangtua dan menjelekannya dimuka umum. Saya mencobanya untuk tetap menahan emosi sampai dia tenang. Saya akan mencoba menjelaskannya dengan baik-baik hingga masalah ini selesai dan tetap bersaing dengan positif.

a. Sangat setuju b. Setuju c. Biasa saja d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak setuju

3. Ana terlihat sangat tegar menghadapi masalah akibat perceraian orangtuanya.

Didalam kelas Ana juga kurang di senangi teman-temanya karena dianggap sok pintar, tetapi Ana terlihat mencoba untuk tetap tegar menghadapi situasi yang sulit baginya.

a. Sangat setuju b. Setuju c. Biasa saja d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak setuju

4. Bersyukur sekali bisa membawa perubahan bagi Fais teman saya. Di sekolah dia terkenal nakal dan suka berkelahi. Pertama memang cukup sulit untuk mendekatinya tetapi lama kelamaan saya coba untuk memberikan hal-hal yang positif untuknya, baik itu nasihat ataupun bentuk aktifitas yang menyenangkan. Hingga saat ini Fais sadar dan sekarang sudah mulai berubah.

a. Sangat setuju b. Setuju c. Biasa saja d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak setuju

5. Nina adalah anak yang pintar dan juga banyak yang suka denganya, dilain pihak ada pula yang iri padanya. Di depan umum Nina dipermalukan dengan menyebut anak tukang siomai. Tetapi Nina tidak merasa malu, malah merasa bangga mempunyai orangtua yang dapat menyekolahkan anakanya.

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Biasa saja d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak setuju

6. Ahmad sekarang diterima di kelas unggulan, tetapi dia semakin merasa minder dihadapan teman-teman lain yang lebih pintar. Ahmad tidak bisa mengontrol emosinya dan kurang termotivasi dalam belajar. Akibatnya prestasi yang diperoleh menurun diantara teman-teman yang lain.

a. Sangat setuju b. Setuju c. Biasa saja d. Tidak Setuju e. Sangat Tidak setuju

7. Ardi tiba-tiba menonjok Wahyu, alasannya karena Ardi iri terhadap prestasi Wahyu yang telah merebut posisinya menjadi juara kelas. Padahal Wahyu adalah anak baru di kelas tersebut.

a. Sangat setuju b. Setuju c. Biasa saja d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak setuju

8. Ari merasa putus asa, sedih dan tidak mempunyai semangat hidup.

Orangtuanya bertengkar hingga memutuskan untuk bercerai. Ari yang dulunya ceria, pintar dan baik sekarang putus sekolah gara-gara masalah tersebut.

a. Sangat setuju b. Setuju c. Biasa saja d. Tidak Setuju e. Sangat Tidak setuju

9. Puput merasa bangga dan selalu menceritakan kepada teman-teman tentang keberhasilan dan prestasinya. Dia mendapatkan juara 1 lomba Matematika tingkat SMP se-SULSEL. Puput selalu membuat orang lain merasa kagum padanya.

a. Sangat setuju

b. Setuju c. Biasa saja d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak setuju

10. Putri anak yang cantik, pintar dan selalu juara di kelas. Tetapi Putri malu terhadap orangtuanya yang bekerja sebagai tukang kebun di sekolah SD.

Hingga akhirnya dia tidak mengakui itu adalah orangtuanya.

a. Sangat setuju b. Setuju c. Biasa saja d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak setuju

11. Rina dan adiknya berboncengan naik sepeda di jalan raya. Setelah sampai di perempatan jalan, tiba-tiba ada sepeda motor yang lewat dengan kecepatan tinggi dan menyerempetnya dia dan adiknya jatuh. Rina selamat tetapi adiknya terluka parah dan masuk rumah sakit. Setelah kejadian tersebut, Rina menilai itu adalah sebuah musibah dan pasti ada hikmahnya.

a. Sangat setuju b. Setuju c. Biasa saja d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak setuju

12. Agus sangat mempersiapkan ujian akhir semester matematika yang akan dilaksanakan esok hari. Seharian Agus belajar hingga Ia tidak mau melakukan kegiatan apapun. Dia sangat sungguh-sungguh belajar agar hasil yang didapatkannya memuaskan.

a. Sangat setuju b. Setuju c. Biasa saja d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak setuju

13. Rina adalah anak yang pintar matematika. Suatu hari nilai ujian Matematikanya jelek, padahal Rina sudah merasa benar. Setelah diperiksa kembali, tidak ada kesalahan tetapi guru mencoretnya. Akhirnya Rina mencoba mengkonfirmasikan ke guru, ternyata memang gurunya salah

mencoret dan Rina mendapatkan nilai yang lebih baik.

a. Sangat setuju b. Setuju c. Biasa saja d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak setuju

14. Budi tidak merasa malu menceritakan pengalaman buruk kepada teman- temanya. Dia terjebak dalam pergaulan negatif hingga narkoba merusak tubuhnya sampai dia dimasukkan ke Panti Rehabilitasi. Setelah sadar dia sekarang mau berubah dan ingin hidup sehat.

a. Sangat setuju b. Setuju c. Biasa saja d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak setuju

15. Sepeda motor Andi rusak akibat terkena banjir, setelah dibawa ke bengkel manapun tidak ada yang mampu memperbaikinya. Andi memutuskan mencoba memperbaiki sepedanya sendiri. Akhirnya, mesin sepeda motor Andi bisa menyala dan bisa digunakan kembali.

a. Sangat setuju b. Setuju c. Biasa saja d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak setuju

16. Rina dan adiknya berboncengan naik sepeda di jalan raya. Setelah sampai di perempatan jalan, tiba-tiba ada sepeda motor yang lewat dengan kecepatan tinggi dan menyerempetnya dia dan adiknya jatuh. Rina selamat tetapi adiknya terluka parah dan masuk rumah sakit. Setelah kejadian itu Rina selalu murung dan sedih. Dia tidak semangat untuk ke sekolah dan melakukan apapaun. Rina selalu menyalahkan dirinya sendiri.

a. Sangat setuju b. Setuju c. Biasa saja d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak setuju

17. Saya tetap memutuskan mengikuti acara pertemuan persiapan lomba karya Ilmiah malam ini, padahal besok waktunya ujian akhir sekolah Matematika.

Saya berpendapat “bagi saya sekarang adalah sekarang dan besok adalah besok”.

a. Sangat setuju b. Setuju c. Biasa saja d. Tidak Setuju e. Tidak Setuju

18. Aulia siswa yang pintar matematika di kelas, tetapi pemalu dan penakut.

Terbukti saat ujian nilainya jelek padahal kalau dikoreksi kembali, jawabannya banyak yang benar. Penyebabnya karena jawaban dikoreksi bersama. Teman-teman yang usil denganya mencoba menyalahkan jawaban Aulia dengan sengaja. Aulia diam saja dan tidak mau membela dirinya. Dia membiarkan dirinya mendapatkan nilai ujian jelek.

a. Sangat setuju b. Setuju c. Biasa saja d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak setuju

19. Dina mendapat nilai ujian yang bagus, namun nilai itu didapat dari hasil contekan pada saat ujian. Setelah di konfirmasi, Dini tidak mengakui perbuatan tersebut dan menganggap nilai yang dia dapatkan berasal dari kerja kerasnya.

a. Sangat setuju b. Setuju c. Biasa saja d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak setuju

20. Rudi tidak ingin memperbaiki sepeda motornya yang rusak akibat jatuh. Rudi putus asa karena sudah membawanya ke bengkel berulangkali tetapi masih ada yang rusak. Padahal seandainya Rudi mau, dia bisa memperbaikinya sendiri. Rudi tidak mau kotor dan capek hanya untuk memperbaiki motornya sendiri.

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Biasa saja d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak setuju

21. Meskipun teman-taman menghina karena saya anak seorang penjual kerupuk di pasar. Saya tidak merasa malu dan tetap semangat untuk meraih cita-cita di sekolah. Bagi saya, itu hanyalah ejekan yang bersifat sementara dan tidak akan menghalangi saya menggapai cita-cita.

a. Sangat setuju b. Setuju c. Biasa saja d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak setuju

22. Meskipun di rumah sedang ada masalah besar dengan orangtua yaitu perceraian. Masalah tersebut tidak akan saya bawa ke sekolah. Saya mencoba untuk selalu bersemangat dalam belajar sehingga permasalahan di rumah tidak mengganggu kegiatan saya di sekolah dan tidak menghalangi saya untuk tetap berprestasi.

a. Sangat setuju b. Setuju c. Biasa saja d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak setuju

23. Evi anak yang pintar dan berprestasi. Selalu melakukan aktifitas yang dapat meningkatkan prestasinya di sekolah, hingga kehadirannya selalu dibutuhkan.

Vita lebih memilih tetap tinggal di Makassar meskipun orangtuanya tinggal jauh di Surabaya untuk tuntuan kerja. Padahal Vita akan disekolahkan disana, tetapi Vita sudah berfikir lebih jauh dan dia memutuskan lebih baik disini dalam menggapai cita-citanya.

a. Sangat setuju b. Setuju c. Biasa saja d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak setuju

24. Aisya terkena penyakit demam berdarah hingga mengharuskan dia dirawat di rumah sakit. Semua mata pelajarannya di sekolah dipercepat, hingga dia ketinggalan 2 ujian yang belum diikuti. Hal tersebut tidak mematahkan

semangat Aisyah untuk tetap berprestasi. Setelah sembuh Aisyah mampu meningkatkan nilai ujian yang lainnya meskipun nilai 2 ujian tidak bisa di harapkan. Baginya, sakit tidak akan menghalangi untuk tetap berprestasi.

a. Sangat setuju b. Setuju c. Biasa saja d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak setuju

25. Hikmah adalah siswa yang terkenal baik, pintar dan ramah di kelas. Suatu hari dia meminjam uang kepada Gita sahabatnya. Tetapi Hikmah lupa mengembalikan uang tersebut sehingga Gita jengkel dan membicarakan hal negatif yang memojokkan Hikmah. Persahabatan mereka pun renggang.

Kemudian Hikmah ingat dan mengembalikan uang tersebut. Hikmah pun meminta maaf dan mencoba mengingatkan Gita. Lain kali jika dirinya lupa, bisa langsung mengingatkan dan jangan membuat hal negatif di depan teman- taman yang lain. Akhirnya mereka berdua saling memaafkan dan bersahabat kembali.

a. Sangat setuju b. Setuju c. Biasa saja d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak setuju

26. Sebagai siswa yang pintar di kelas saya merasa bangga. Disis lain saya juga merasa malu karena orangtua hanyalah penjual es di depan sekolah. Jika ditanya, saya tidak akan mengaku didepan teman-teman bahwa saya adalah anak penjual es.

a. Sangat setuju b. Setuju c. Biasa saja d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak setuju

27. Bunga adalah anak yang cantik dan selalu tampil perfect di sekolah. Suatu hari, jerawat muncul di wajahnya. Bungan sangat malu untuk pergi ke sekolah, padahal waktu itu ada ulangan Matematika. Bunga lebih memilih meninggalkan ulangan dari pada dia akan malu di hadapan teman-temannya dengan masalah tersebut.

a. Sangat setuju

b. Setuju c. Biasa saja d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak setuju

28. Yuli lebih memilih ikut pamannya ke kota dan meninggalkan sekolahnya.

Padahal kurang dari 3 bulan lagi dia akan UN. Yuli juga anak yang cukup pintar dan berprestasi. Dia gengsi sekolah di desa, akhirnya dia menerima tawaran pamannya untuk ke kota dengan mengulang kelas tiga awal.

a. Sangat setuju b. Setuju c. Biasa saja d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak setuju

29. Adi adalah anak yang sensitif dan tidak mau berusaha lebih ketika kesulitan menghadangnya. Suatu hari dia mengalami masalah ekonomi di rumah dan menyebabkan orangtuanya memutuskan agar Adi putus sekolah. Adi putus asa dan trauma akan kemarahan orangtuanya. Adi tidak bisa berbuat apa-apa dan pasrah dengan keputusan orangtuanya untuk tidak menyekolahkannya tanpa melakukan sebuah usaha agar dia tetap sekolah.

a. Sangat setuju b. Setuju c. Biasa saja d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak setuju

30. Ana tidak akan memaafkan Wati dikarenakan kepercayaan yang dia berikan kepada Wati untuk tidak menceritakan hal pribadinya ke orang lain di langgar.

sampai kapanpun dia tidak ingin menerima alasan dari Wati, walaupun sebenarnya masalahnya belum jelas.

a. Sangat setuju b. Setuju c. Biasa saja d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak setuju

31. Meskipun orangtua saya merasa sekarang adalah saat-saat sulit dalam ekonomi keluarga. saya dan orangtua selalu yakin dan terus berusaha untuk

Dokumen terkait