• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknik Analisis Data

BAB III METODE PENELITIAN

G. Teknik Analisis Data

Analsis data dilakukan untuk menganalisis data yang telah diperoleh secara keseluruhan. Analsiis data digunakan untuk menjawab rumusan masalah.

Data yang dianalsis dalam penelitian ini adalah tes angket, soal tes diagnosis dan hasi wawancara. Adapun langkah-langkah proses analisis data dalam penelitian ini adalah:

1. Angket (kuesioner)

Analisis data angket dilakukan untuk mengetahui tingkat adversity quotient siswa. Penentuannya diambil dari jumlah skor yang diperoleh siswa.

Berikut ini langkah-langkah yang dilakukan peneliti untuk menganalisis data penelitian tentang pengaktegorisasian adversity quotient siswa kelas VIII SMP Negeri 26 Makassar:

a. Menentukan skor dan pengolahan data

Menentukan skor tiap alternatif jawaban yang telah diberikan oleh responden pada setiap indikator adversity qoutient. Langkah berikutnya,

menghitung skor total tiap responden penelitian dan skor total dari setiap item pernyataan. Membuat tabulasi data dan menghitung jumlah pada setiap indikator adversity quotient. Penentuan skor ini berfokus pada 40 item. Bentuk angket menggunakan 5 alternatif jawaban. Untuk pernyataan positif yaitu sangat setuju (SS) = 5, Setuju (S) = 4, Biasa saja (BS) = 3,Tidak sejuju (TS) = 2, Sangat Tidak Setuju (STS) = 1. Sedangkan untuk pernyataan negatif kebalikan dari pernyataan positif.

b. Menentukan Kategorisasi

Pengkategorisasian dari adversity quotient penelitian secara umum dilakukan berdasarkan distribusi normal skor adversity. Siswa yang tergolong dalam kategori climbers memperoleh skor sebanyak 135-200 poin. Siswa yang tergolong dalam kategori campers memperoleh skor sebanyak 100-134 poin. Sedangkan siswa yang tergolong dalam kategori quitters memperoleh skor sebanyak < 100 poin.

Table 3.1 Kategorisasi Adversity Quotient

Kategori Skor

Climbers 135-200

Campers 100-134

Quitters < 100

Sumber: Stoltz (2000) 2. Tes Tulis

Data yang telah diperoleh dari instrumen tes diagnosis masih berupa data mentah yang dalam pemanfaatannya masih sangat terbatas. Agar data mentah yang telah diperoleh memberikan informasi yang diperlukan agar dapat menjawab rumusan masalah dalam penelitian, maka data tersebut harus diolah dan dianalisis menggunakan teknik-teknik tertentu sehingga diperoleh

suatu kesimpulan dari hasil penelitian. Adapun analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis data deskriptif. Pengolahan data secara deskriptif bermaksud untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat generalisasi. Analisis dilakukan secara mendetail untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal pola bilangan. Kesulitan menyelesaikan soal yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah kesulitan memahami konsep, kesulitan menerapkan prinsip, dan kesulitan menyelesaikan masalah verbal (skill).

3. Wawancara

Data dari hasil wawancara yang telah dilakukan selanjutnya diolah dan dianalisis secara deskriptif. Temuan-temuan informasi hasil wawancara diuraikan secara sistematis dan terstruktir agar dapat menjawab permasalahan dalam penelitian. Analisis hasil wawancara ini diharapkan dapat menambah dan memperkuan bukti-bukti kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal pola bilangan. Berikut tahapan dalam melakukan analisis terhadap hasil wawancara:

a. Reduksi Data

Sugiyono mengatakan bahwa mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, menfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Wawancara dilakukan dengan menggunakan sambungan telepon seluler yang direkam.

Hasil wawancara disusun lebih sederhana dengan bahasa yang lebih baik dan baku, selanjutnya dibuat catatan berupa poin-poin penting dari hasil

wawancara digunakan sebagai data yang digunakan untuk menarik kesimpulan mengenai kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal.

b. Penyajian Data

Pada tahap ini data yang telah diperoleh selanjutnya disajikan dengan menunjukkan dan menampilkan data yang telah tersusun dan telah dikategori berdasarkan kebutuhan sehingga peneliti dapat menarik sebuah kesimpulan. Adapun langkah yang dilakukan sebagai berikut:

1) Menyajikan hasil pekerjaan siswa, dimana hasil pekerjaan tersebut di analisis dan dijadikan bahan untuk wawancara.

2) Menyajikan hasil wawancara yang telah direkam pada alat perekam suara. Dimana penyajian hasil wawancara disusun dalam sebuah dialog.

c. Triangulasi

Dalam penelitian kali ini, teknik triangulasi yang digunakan adalah triangulasi sumber. Triangulasi sumber adalah menggali kebenaran informasi tertentu melalui berbagai metode dan sumber perolehan data.

Peneliti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda. Dalam penelitian kali ini, triangulasi sumber dilakukan dengan cara membandingkan hasil wawancara sampel dengan wawancara yang dilakukan dengan guru mata pelajaran matematika di sekolah tersebut.

4. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan adalah langkah akhir yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian. Dalam penelitian ini, penarikan kesimpulan dilakukan

dengan membandingkan seluruh hasil tes mulai dari tes angket, tes diagnosis sampai kepada hasil wawancara. Penarikan kesimpulan dilakukan untuk menjawab dan mengetahui kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal pada materi pola bilangan yang ditinjau dari aversity quotient.

53 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Sebagaimana telah dijelaskan pada BAB III bahwa teknik pengumpulan data dilaksanakan dengan menggunakan metode angket, metode tes dan metode wawancara. Metode angket berisi pernyataan untuk mengukur tingkat adversity quotient yang telah valid dan siap digunakan. Pengambilan data angket adversity quotient diberikan kepada semua siswa yang menjadi kelas penelitian dengan bantuan google formulir. Selanjutnya dipilih masing-masing 1 siswa yang mewakili kelompok yang berkatagori climbers, campers, dan quitters yang kemudian ditetapkan sebagai subjek penelitian. Subjek tersebut yang diberikan soal tes diagnosis.

Instrumen soal tes diagnostik berupa tes uraian pola bilangan yang telah divalidasi oleh ahli. Pemberian soal tes dilaksanakan pada tanggal 05 Oktober 2020 di lingkungan SMP Negeri 26 Makassar pada pukul 08.00 WITA. Hasil tes diagnosis selanjutnya diperiksa dan dianalisis berdasarkan jenis-jenis kesulitan menyelesaikan soal yang telah dibahas sebelumnya. Dalam melakukan analisis kesulitan menyelesaikan soal, dilakukan pula wawancara mendalam kepada subjek penelitian dengan pertanyaan yang mengacu pada hasil pekerjaan subjek.

A. Hasil Pemilihan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 26 Makassar. Pengambilan data angket adversity quotient menggunakan bantuan google formulir dengan jumlah 34 siswa. Adapun daftar siswa kelas VIII.5 dan skor adversity quotient masing-masing siswa ditunjukkan pada tabel 4.1

Tabel 4.1 Skor Adversity Quotient Siswa Kelas VIII.5 SMP Negeri 26 Makassar

No Kode Nama L/P

Indikator Adversity Quotient

Pengendalian Diri

Asal Usul dan

Pengakuan Jangkauan Daya Tahan

1 ANH P 30 28 31 24 113

2 ACB P 30 34 26 24 114

3 AT P 40 33 32 33 138

4 AA P 39 37 42 38 156

5 DR P 31 37 39 35 142

6 ERD P 22 27 23 25 97

7 F P 28 31 30 33 122

8 CB P 39 40 42 41 162

9 IMS P 41 41 43 40 165

10 M P 37 34 37 42 150

11 NRH P 42 40 46 41 169

12 NA P 38 43 40 34 155

13 NIN P 40 36 35 36 147

14 CP P 28 29 29 27 113

15 S P 41 34 40 41 156

16 SRAI P 32 30 29 27 118

17 AF L 39 38 42 37 156

18 AE L 42 46 43 44 175

19 ARH L 30 30 30 30 120

20 AS L 25 25 25 21 96

21 CS L 39 35 41 41 156

22 F L 33 34 30 34 131

23 MF L 38 34 36 34 142

24 MRR L 39 32 38 35 144

25 MRM L 42 35 39 36 152

26 MAA L 44 30 35 33 142

27 MAR L 37 34 37 30 138

28 MNW L 33 34 28 29 124

29 MR L 38 43 34 37 152

30 MRAS L 32 33 34 34 133

31 MAS L 33 33 30 35 131

32 MAF L 36 36 31 40 143

33 MCS L 35 31 37 37 140

34 RM L 36 38 40 35 149

Dari tabel tersebut selanjutnya dipilih 3 subjek penelitian yang masing- masing mewakili siswa yang berkategori Quitters, Campers, dan Climbers. Dalam pemilihan subjek penelitian dilihat dari kategori Adversity Quotient. Pemilihannya juga dilakukan dengan pertimbangan guru matematika dengan memperhatikan siswa yang memiliki kemampuan mengkomunikasikan apa yang ditulis dan yang dipikirkannya. Selain alasan tersebut, ketiga subjek penelitian juga bersedia mengikuti seluruh proses penelitian yang akan dilaksanakan. Sehingga peneliti lebih mudah dalam menganalisis kesulitan yang dialami masing-masing subjek tersebut. Subjek penelitian terpilih disajikan pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 Subjek Penelitian Terpilih

Kategori Adversity Quotient Kode Siswa

Climbers CB FA

Campers CP NRD

Quitters QT AS

Untuk mudah menganalisis data dalam penelitian ini, maka setiap petikan pertanyaan dari pewawancara dan jawaban dari subjek akan diberikan kode tertentu. Petikan pertanyaan dari pewawancara akan diberikan kode “W”

sedangkan untuk petikan jawaban subjek akan diberikan sesuai kode nama.

Subjek yang berkategori Climbers akan diberi kode “CB”, subjek yang berkategori Campers akan diberi kode “CP” dan subjek yang berkategori Quitters akan diberi kode “QT”. Selanjutnya masing-masing setelah kode pewawancara dan subjek diberi 1 digit angka sebagai butir soal yang dibahas. 2 digit setelahnya sebagai kode urutan pertanyaan dan jawaban. Sebagai contoh untuk kode pewawancara “W1-01” diartikan sebagai kode petikan pertanyaan pewawancara untuk soal nomor 1 dan pertanyaan pertama pada wawancara. Begitupun dengan

jawaban sabjek, contoh kode “CB1-01” ini berarti kode petikan jawaban siswa yang berkategori climbers pada soal nomor 1 dan pada jawaban pertanyaan yang pertama.

B. Paparan Data

Bagian ini bertujuan untuk memberikan paparan data tentang kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal pola bilangan ditinjau dari adversity quotient masing- masing subjek penelitian.

1. Subjek Berketagori Climbers a. Kesulitan memahami konsep

Di bawah ini akan dipaparkan kesulitan siswa dalam memahami konsep dari siswa yang berkategori climbers. Paparan disajikan dalam bentuk hasil tes soal nomor 2 dan dari hasil wawancara yang telah dilakukan.

Gambar 4.1 Lembar Jawaban CB2

Hasil tes di atas menunjukkan bahwa siswa yang memiliki kategori climber:

1) Mampu menyelesaikan soal nomor 2 dengan baik dan benar.

2) Subjek telah mampu menuliskan apa yang diketahui dalam soal.

3) menggunakan rumus yang dibutuhkan dalam menjawab soal.

4) Terlihat dari hasil pekerjaan siswa nilai b tidak dipaparkan cara memperolehnya.

Selanjutnya akan disajikan paparan data hasil wawancara subjek berkategori climbers untuk soal nomor 2 tentang kesulitan siswa dalam memahami konsep. Berikut adalah petikan wawancara dari pewawancara dan subjek penelitian.

W2-01 Apakah anda paham dengan soal nomor 2 yang saya berikan?

CB2-01 Iya, saya paham.

W2-02 Dari jawaban anda, bagaimana cara mendapatkan b=3?

CB2-02 Saya dapatkan dari opersi U2 ─ U1

W2-03 Rumus apa yang anda gunakan pada soal nomor 2?

CB2-03 Saya menggunakan rumus barisan aritmatika

W2-04 Apa alasan anda menggunakan rumus tersebut?

CB2-04 Saya lihat soalnya menggunakan kalimat barisan jadi saya menggunakan barisan aritmatika.

W2-05 Anda paham apa yang dimaksud dengan barisan dan juga deret?

CB2-05 Saya lupa pengertiannya, seingat saya jika pemisah antar suku pada soal adalah tanda koma, maka soal tersebut adalah barisan.

Sementara jika pemisah antar suku pada soal adalah tanda tambah maka soal tersebut adalah deret.

W2-06 Apakah anda paham apa yang dimaksud dengan aritmatika dan geometri?

CB2-06 Saya lupa dengan pengertiannya.

Dari wawancara tersebut dapat dipaparkan bahwa:

1) Mengetahui dengan baik apa yang diketahui dalam soal tersebut.

2) Subjek tidak dapat memberikan alasan mengapa ia menggunakan rumus barisan aritmatika (CB2-04).

3) Sabjek juga tidak dapat memberikan jawaban tentang pengertian dari barisan dan deret karena subjek lupa (CB2-05).

4) Subjek tidak dapat memberikan jawaban mengenai pengertian dari aritmatika dan geometri karena subjek lupa (CB2-06).

b. Kesulitan menerapkan prinsip

Di bawah ini akan dipaparkan kesulitan siswa dalam menerapkan prinsip dari siswa yang berkategori climbers. Paparan disajikan dalam bentuk hasil tes soal nomor 1 dan dari hasil wawancara yang telah dilakukan.

Gambar 4.2 Lembar Jawaban CB1

Hasil tes yang ditunjukkan di atas menunjukkan bahwa siswa yang berkategori climbers:

1) Tidak menggunakan rumus yang dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan pada soal nomor 1.

2) Subjek dapat mengerjakan dengan caranya sendiri untuk menjawab pertanyaan soal.

3) Subjek menggunakan analisis pola sampai kepada pola ke-11 sehingga ia dapat menentukan nilai dari suku yang ditanyakan.

Selanjutnya akan disajikan paparan data hasil wawancara subjek berkategori climbers untuk soal nomor 1 tentang kesulitan siswa dalam menerapkan prinsip. Berikut adalah petikan wawancara dari pewawancara dan subjek penelitian.

W1-01 Apakah anda paham dengan soal yang saya berikan?

CB1-01 Iya saya paham, ini adalah soal pola bilangan persegi.

W1-02 Apa yang ditanyakan pada soal nomor 1?

CB1-02 Suku ke-11

W1-03 Apakah menurut anda, jawaban yang anda tuliskan itu sudah benar?

CB1-03 Iya sudah benar, namun saya tidak menggunakan rumus pola bilangan persegi karena saya lupa dengan rumus itu.

W1-04 Apa yang menyebabkan anda bisa lupa dengan rumusnya?

CB1-04 Dalam materi pola bilangan terlalu banyak rumus yang harus dihapalkan sehingga kadangkala rumus yang telah dihapal bisa

lupa kembali.

W1-05 Lalu bagaimana anda bisa menyelesaikan soal nomor 1 ini?

CB1-05 Saya melihat pola selisih antar suku dari soal tersebut adalah bilangan ganjil yang dijumlahkan dengan bilangan sebelumnya.

Jadi saya jumlahkan dengan bilangan ganjil sampai mendapat suku ke-11.

W1-06 Apakah anda sudah sangat yakin dengan jawaban itu?

CB1-06 Iya saya sudah sangat yakin, hasilnya adalah 121.

Dari wawancara di atas dapat diberikan paparan data bahwa subjek berkategori climbers:

1) Mampu mengetahui apa yang diinginkan dalam soal (CB1-01).

2) Subjek mengalami kesulitan dalam menggunakan rumus yang diinginkan dalam menjawab soal tersebut dikarenakan lupa dengan rumusnya (CB1- 03).

3) Subjek mengatakan bahwa ia sering lupa dikarenakan terlalu banyak rumus yang ingin dihapalkan (CB1-04).

4) Subjek berkategori climbers memberikan jawaban yang benar tentang pola ke-11 yang ditanyakan dalam soal. Ia menggunakan analisisnya sehingga menemukan pola dari soal tersebut (CB1-05).

c. Kesulitan menyelesaikan soal bentuk verbal (skill)

Di bawah ini akan dipaparkan kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal bentuk verbal (skill) dari siswa yang berkategori climbers. Paparan disajikan

dalam bentuk hasil tes soal nomor 6 dan dari hasil wawancara yang telah dilakukan.

Gambar 4.3 Lembar Jawaban CB6

Berdasarhan hasil tes dari subjek berkategori climbers di atas dapat dipaparkan data bahawa:

1) Subjek telah mampu menginterpretasikan soal cerita kedalam bentuk kalimat matematika dengan baik.

2) Subjek dapat menjabarkan apa yang diketahui dalam soal cerita tersebut.

3) Subjek menggunakan rumus yang kurang tepat dalam menyelesaikan soal cerita. Rumus yang digunakan seharusnya adalah rumus barisan geometri tetapi subjek menggunakan rumus deret geometri.

Selanjutnya akan disajikan paparan data hasil wawancara subjek berkategori climbers untuk soal nomor 6 tentang kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal bentuk verbal (skill). Berikut adalah petikan wawancara dari pewawancara dan subjek penelitian.

W6-01 Bentuk soal apakah yang ada pada soal nomor 6?

CB6-01 Itu adalah bentuk soal cerita

W6-02 Apakah kamu paham maksud dari soal tersebut?

CB6-02 Iya saya paham.

W6-03 Apa saja yang diketahui dalam soal tersebut?

CB6-03 a = 3, r = 4 dan n = 5. Nilai n diambil dari 60 menit dibagi dengan 12 menit.

W6-04 Rumus apakah yang anda gunakan?

CB6-04 Deret geometri

W6-05 Apa alasan anda menggunakan rumus tersebut?

CB6-05 Saya menggunakan rumus tersebut karena di dalam soal mengatakan bahwa bakteri mengalami pembelahan, itu artinya sebuah kelipatan atau perkalian. Jadi saya menggunakan geometri. Sedangkan untuk penentuan deretnya saya melihat yang ditanyakan adalah jumlah, jadi saya beranggapan bahwa itu adalah deret.

W6-06 Apa yang terlintas dipikiran anda jika melihat soal cerita pola bilangan?

CB6-06 Lebih sulit dalam penyelesainnya karena kita harus menganalisis soalnya dengan saksama.

W6-06 Langkah apa yang harus dilakukan terlebih dahulu dalam menyelesaikan soal cerita pola bilangan?

CB6-06 Yang harus dilakukan adalah kita harus menentukan apa yang diketahui. Selanjutnya kita tentukan rumus yang akan digunakan dalam menyelesaikannya.

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dipaparkan data bahwa subjek yang berkategori climbers:

1) Mampu menjabarkan apa yang diketahui dalam soal cerita tersebut (CB6- 03).

2) Kesulitan dalam menggunakan rumus yang dapat digunakan untuk menyelesaikan soal. Hal ini diakibatkan karena subjek kesulitan menganalisis apa yang ditanyakan pada soal tersebut (CB6-05).

3) Mampu memberikan jawaban tentang langkah yang harus digunakan untuk menyelesaikan soal cerita pola bilangan (CB6-06).

2. Subjek Berkategori Campers a. Kesulitan memahami konsep

Di bawah ini akan dipaparkan kesulitan siswa dalam memahami konsep dari siswa yang berkategori campers. Paparan disajikan dalam bentuk hasil tes soal nomor 4 dan dari hasil wawancara yang telah dilakukan.

Gambar 4.4 Lembar Jawaban CP4

Berdasarkan jawaban yang telah disajikan oleh subjek berkategori campers di atas dapat memberikan paparan data bahwa:

1) Subjek telah mampu menuliskan apa yang diketahui dalam soal.

2) Subjek sudah mampu menggunakan rumus yang dibutuhkan dalam menyelesaikan soal tersebut.

3) Subjek menuliskan simbol Un yang seharusnya adalah menggunakan simbol Sn.

Selanjutnya akan disajikan paparan data hasil wawancara subjek berkategori campers untuk soal nomor 4 tentang kesulitan siswa dalam memahami konsep. Berikut adalah petikan wawancara dari pewawancara dan subjek penelitian.

W4-01 Apakah anda paham dengan soal nomor 4?

CP4-01 Iya saya paham.

W4-02 Rumus apa yang anda gunakan?

CP4-02 Deret geometri.

W4-03 Apa yang diketahui dalam soal tersebut?

CP4-03 a = 2 dan r = 3

W4-04 Apa yang ditanyakan pada soal?

CP4-04 Jumlah 6 suku pertama.

W4-05 Coba anda cek jawaban anda, apakah ada kekeliruan?

CP4-05 Setelah saya perhatikan, dalam menjawab saya menggunakan Un, seharusnya saya gunakan Sn.

W4-06 Lalu mengapa anda menggunakan Un?

CP4-06 Saya terburu-buru dalam mengerjakan soal tersebut.

W4-07 Pada rumus deret geometri, kapan kita menggunakan r – 1 dan kapan digunakan 1 – r?

CP4-07 Saya tidak mengetahuinya, saya lupa syaratnya kapan digunakan.

W4-08 Apakah anda paham apa yang dimaksud dengan barisan dan

deret?

CP4-08 Saya lupa. Yang saya ketahui adalah ketika tanda (,) yang memisahkan antar suku dalam suatu soal maka itu barisan, sementara jika tanda (+) itu adalah soal deret.

W4-09 Apakah anda paham konsep dari aritmatika dan geometri?

CP4-09 Saya tidak paham.

Dari wawancara di atas dapat disajikan paparan data bahwa subjek berkategori campers:

1) Dapat menggunakan rumus dengan benar sesuai apa yang diinginkan oleh soal. Ia juga sudah mampu menuliskan apa yang diketahui dalam soal (CP4-03).

2) Dalam menjawab soal ia terburu-buru sehingga salah dalam menuliskan apa yang ditanyakan (CP4-05 dan CP4-06).

3) Mengalami kesulitan dalam penggunaan konsep dari r – 1 dan 1 – r (CP4-07).

4) Tidak mengetahui konsep dari barisan dan deret serta aritmatika dan geometri dengan baik karena lupa (CP4-08).

b. Kesulitan menerapkan prinsip

Di bawah ini akan dipaparkan kesulitan siswa dalam menerapkan prinsip dari siswa yang berkategori campers. Paparan data disajikan dalam bentuk hasil tes soal nomor 1 dan dari hasil wawancara yang telah dilakukan.

Gambar 4.5 Lembar Jawaban CP1

Hasil tes tersebut menunjukkan bahwa siswa berkategori campers:

1) Menggunakan rumus yang tidak tepat dalam menjawab soal. Rumus yang digunakan seharusnya adalah rumus pola bilangan persegi. Tetapi subjek menggunakan rumus barisan aritmatika.

2) Jawaban yang didapatkan menjadi keliru dan tidak menjawab pertanyaan dari soal tersebut.

Selanjutnya akan disajikan paparan data hasil wawancara subjek berkategori campers untuk soal nomor 1 tentang kesulitan siswa dalam menerapkan prinsip. Berikut adalah petikan wawancara dari pewawancara dan subjek penelitian.

W1-01 Apakah anda paham dengan soal yang saya berikan?

CP1-01 Iya saya paham.

W1-02 Apa yang ditanyakan pada soal nomor 1?

CP1-02 Suku ke-11 atau U11

W1-03 Rumus apa yang anda gunakan dalam menyelesaikan soal tersebut?

CP1-03 Rumus barisan aritmatika

W1-04 Apakah anda pernah mempelajari rumus pola bilangan persegi?

CP1-04 Iya saya pernah mempelajari rumus itu, tapi saya lupa dengan rumusnya.

W1-05 Mengapa anda bisa lupa dengan rumusnya?

CP1-05 Pada materi pola bilangan ada banyak rumus yang harus di kuasai akhirnya saya terkadang ingat dengan rumus yang satu, tapi bisa lupa dengan rumus yang lain.

Hasil wawancara di atas menunjukkan paparan data bahwa subjek berkategori campers:

1) Kesulitan dalam menggunakan rumus yang tepat dalam menjawab sebuat soal (CP1-04).

2) Subjek tidak mengetahui rumus pola bilangan persegi dikarenakan ia lupa dengan rumus tersebut walaupun sebenarnya ia sudah mempelajarinya ( CP1-05).

c. Kesulitan menyelesaikan soal bentuk verbal (skill)

Di bawah ini akan dipaparkan kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal bentuk verbal (skill) dari siswa yang berkategori campers. Paparan data

disajikan dalam bentuk hasil tes soal nomor 6 dan dari hasil wawancara yang telah dilakukan.

Gambar 4.6 Lembar Jawaban CP6

Dari hasil tes siswa berkategori campers di atas dapat memberikan paparan data bahwa:

1) Subjek hanya mampu menentukan suku pertama pada soal cerita tersebut.

2) Informasi lainnya yang ada di soal tidak dapat dituliskan.

3) Subjek tidak dapat menyelesaikan soal tersebut.

Selanjutnya akan dipaparkan data hasil wawancara subjek berkategori campers untuk soal nomor 6 tentang kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal bentuk verbal (skill). Berikut adalah petikan wawancara dari pewawancara dan subjek penelitian.

W6-01 Apakah anda pahan dengan soal yang saya berikan?

CP6-01 Saya kurang paham dengan soal ini.

W6-02 Apakah anda tau ini bentuk soal apa?

CP6-02 Soal cerita pola bilangan.

W6-03 Apa yang anda ketahui di dalam soal tersebut?

CP6-03 Yang saya ketahui hanyalah a = 3 karena bakteri yang diketahui di dalam soal mula-mula hanya ada 3. Kemudian

untuk yang lainnya saya tidak mengetahuinya.

W6-04 Jika anda memperhatikan soal nya dengan saksama, rumus apakah yang bisa di pakai untuk menyelesaikan soal tersebut?

CP6-04 Saya tidak bisa menentukan rumus apa yang digunakan.

W6-05 Langkah apa yang dilakukan jika ingin menyelesaikan soal cerita seperti nomor 6?

CP6-05 Kita harus cermati soalnya dengan baik, kemudian kita ubah soal cerita tersebut kedalam bentuk kalimat matematika.

W6-06 Kesulitan apa yang anda rasakan jika berhaapan dengan soal cerita?

CP6-06 Saya terkadang bingung dan pusing untuk menentukan apa yang diketahui dan rumus apa yang bisa digunakan.

Dari hasil wawancara di atas dapat memberikan paparan data bahwa subjek berkategori campers:

1) Tidak mampu menginterpretasikan secara keseluruhan apa yang diketahui di dalam soal tersebut (CP6-03).

2) Subjek tidak dapat menentukan rumus apa yang bisa digunakan dalam menjawab soal (CP6-04).

3) Subjek campers sudah mengetahui langkah yang perlu dilakukan untuk menyelesaikan bentuk soal cerita dalam materi pola bilangan (CP6-05).

3. Subjek Berkategori Quitters a. Kesulitan memahami konsep

Di bawah ini akan diberikan paparan data tentang kesulitan siswa dalam memahami konsep dari siswa yang berkategori quitters. Paparan disajikan dalam bentuk hasil tes soal nomor 2 dan dari hasil wawancara yang telah dilakukan.

Gambar 4.7 Lembar Jawaban QT2

Dari hasil tes subjek berkategori quitters di atas dapat memberikan paparan data bahwa:

1) Subjek telah mampu menyelesaikan soal tersebut dengan baik dan benar.

2) Subjek juga telah mampu menuliskan apa yang diketahui dalam soal tersebut.

3) Subjek dapat menggunakan rumus dari barisan aritmatika dengan baik.

Selanjutnya untuk mengecek kesulitan apa saja yang sabjek quitters alami dalam pengerjaan soal ini akan dilakukan wawancara mendalam terkait hal tersebut. Berikut adalah petikan wawancara dari pewawancara dan subjek penelitian.

Dokumen terkait