• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keterampilan Proses Sains

BAB I PENDAHULUAN

C. Keterampilan Proses Sains

7) Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya.23

Dalam proses pembelajaran berbasis pendekatan saintifik, ranah sikap mengamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu mengapa”. Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”. Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu apa”.

Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan kemamuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skill) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skill) dari siswa yang meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.24

perlu dikembangkan melalui pengalaman-pengalaman langsung seseorang dapat lebih menghayati proses atau kegiatan yang sedang dilakukan.26

Menurut Subiyanto menyebutkan bahwa “Keterampilan proses merupakan pendekatan proses dalam pengajaran ilmu pengetahuan alam didasarkan atas pengamatan terhadap apa yang dilakukan oleh seseorang ilmuwan”. Untuk dapat memahami hakikat IPA secara utuh, yakni IPA sebagai proses, produk, dan aplikasi, siswa harus memiliki kemampuan keterampilan proses sains. Dalam pembelajaran IPA, aspek proses perlu ditekankan bukan hanya pada hasil akhir dan berpikir benar lebih penting dari pada memperoleh jawaban yang benar. Dengan kata lain bila seseorang telah memiliki keterampilan proses sains, IPA sebagai produk akan mudah dipahami, bahkan mengaplikasikan dan mengembangkannya. Keterampilan proses sains adalah semua keterampilan yang terlibat pada saat proses berlangsungnya sains. Keterampilan proses sains penting dimiliki guru untuk digunakan sebagai jembatan untuk menyampaikan pengetahuan atau informasi baru kepada siswa atau mengembangkan pengetahuan atau informasi yang telah dmiliki siswa. Menurut marjan keterampilan proses sains merupakan keseluruhan keterampilan yang terarah (baik kognitif dan psikomotorik) yang dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep,

26Darwis,R. & N.Rustaman, Pendekatan Berbasis Inkuiri Dengan efektivitas

LaboraturiumUntuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP, )Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 2016), h. 18

prinsip, atau teori untuk mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya, atau untuk melakukan penyangkalan terhadap adanya penemuan.27

Menurut Hariwibowo mengemukakan: keterampilan proses adalah keterampilan yang diperoleh dari latihan kemampuan-kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan-kemapuan yang lebih tinggi. Kemampuan-kemampuan mendasar yang telah dikembangkan dan telah terlatih lama-kelamaan akan menjadi suatu keterampilan, sedangkan pendekatan keterampilan proses adalah cara memandang anak didik sebagai manusia seutuhnya.

Cara memandang ini dijabarkan dalam kegiatan belajar mengajar memperhatikan pengembangan pengetahuan, sikap, nilai, serta keterampilan.Ketiga unsur itu menyatu dalam satu individu dan terampil dalam bentuk kreatifitas.28

Ada berbagai keterampilan dalam keterampilan proses, keterampilan- keterampilan tersebut terdiri dari keterampilan-keterampilan dasar (basic skills) dan keterampilan-keterampilan terintegrasi (intregated skills).29

Keterampilan proses dasar merupakan suatu fondasi untuk melatih keterampilan proses terpadu yang lebih kompleks. Berikut disajikan uraian tentang tiap-tiap aspek dari keterampialn proses dasar dan terpadu.

1) Mengamati

Keterampilan mengamati merupakan salah satu keterampilan proses dasar yang dilakukan dengan menggunakan alat indera yaitu penglihatan, pembau, peraba, pengecap dan pendengar. Jika peserta didik terlatih mengamati obyek dengan seksama, maka kesadaran dan kepekaan

2727Marjan, J, Pengaruh Pembelajaran Pendekatan Saintifik Terhadap Hasil Belajar Biologi dan Keterampilan Proses Sains Siswa MA. Mu Allimat NW Pancor Selong Kabupaten Lombok Timur Nusa Tenggara Barat, Jurnal Pendidikan IPA. Vol. 4, 2014

28Fitriani, “Penerapan Model Siklus Belajar Empiris-Induktif (SBEI) Berbasis Keterampilan Proses Sains Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Laju Reaksi, (Skripsi, Universitas Lampung, Bandar Lampung, 2010), h. 19

29Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), h.

105

terhadap lingkungan disekitarnya akan berkembang. Pengamatan yang dilakukan hanya menggunakan alat indera disebut pengamatan kualitatif, sedangkan pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan alat ukur disebut pengamatan kuantitatif. Melalui proses mengamati dengan cermat siswa diharapkan akan mampu menggunakan kata-kata yang tepat untuk mendeskripsikan apa yang dilihat, didengar, dirasakan. Siswa juga didorong untuk dapat menemukan ciri khusus yang melekat pada obyek yang diamati; memisahkan obyek menjadi bagian-bagiannya; serta menggambar dan memberi label sesuai dengan nama bagian obyek pengamatan.

2) Mengklasifikasikan

Keterampilan mengklasifikasikan adalah proses yang digunakan untuk mengkategorikan atau melompokkan objek-objek atau kejadian-kejadian berdasarkan kesamaan ciri atau pola-pola yang dimilikinya.

Keterampilan mengklasifikasikan dinyatakan dapat dikuasi bila oleh siswa jika mereka menunjukkan kemauan untuk:

a. Mengidentifikasikan dan memberikan nama sifat-sifat yang dapat diamati dari sekelompok objek yang dapat digunakan sebagai dasar untuk mengklasifikasikan.

b. Menyusun klasifikasikan dalam tingkat-tingkat tertentu sesuai dengan sifat-sifat objek. Keterampilan ini berguna untuk melatih siswa menunjukkan persamaan, perbedaan dan hubungan timbal baliknya.30 3) Memprediksi

Prediksi adalah ramalan tentang kejadian yang dapat diamati diwaktu yang akan datang. Prediksi didasarkan pada observasi yang cermat dan inferensi tentang hubungan antara beberapa kejadian yang telah diobservasi. Perbedaan inferensi dan prediksi yaitu: inferensi harus didukung olef fakta hasil observasi, sedangkan prediksi dilakukan dengan meramalkan apa yang akan terjadi kemudian berdasarkan data pada saat pengamatan dilakukan. Sebagai contoh siswa diminta untuk menjawab pertanyaan seperti “apa yang akan terjadi jika sejumlah air dalam sebuah piring lebar dibiarkan selama sehari?” atau “Apakah yang akan terjadi jika baterai dalam sebuah lampu senter dipasang terbalik?Sebelum dilakukan pengamatan/percobaan.

4) Mengiferensi

Inferensi adalah sebuah pernyataan yang dibuat berdasarkan fakta hasil pengamatan.Hasil inferensi dikemukakan sebagai pendapat seseorang terhadap sesuatu yang diamatinya. Pola pembelajaran untuk melatih keterampilan proses inferensi, sebaiknya menggunakan teori belajar konstruktivisme, sehingga siswa belajaar merumuskan sendiri inferesinya. Keterampilan menginferensi merupakan proses inventif

30Elma Nurshinta, Keterampilan Proses Sains (KPS) Siswa Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Pada Materi Sistem Ekskresi Manusia di SMA N 1 Labuhanhaji, (Skripsi, FTK UIN AR-Raniry Darussalaman, banda Aceh, 2018)

dimana seseorang berusaha menarik atau membuat asumsi tentang suatu obyek, pola, atau kejadian. Keterampilan ini dapat dipicu dengan pertanyaan seperti “apa asumsi Anda tentang hewan ini?” dengan harapan siswa menjawab dengan “saya beramsunsi bahwa ini adalah insekta karena memiliki enam kaki, seperti yang pernah saya lihat sebelumnya.31

5) Mengkomunikasikan

Mengkomunikasikan merupakan serangkaian akumulasi berbagai subketerampilan yang terwujud dalam bentuk melaporkan data secara lisam maupn tertulis.Keterampilan berkomunikasi tertulis dapat terwujud dalam bentuk rangkuman, grafik, tabel, gambar, poster dan sebagainya.Keterampilan berkomunikasi ini sebaiknya sering dilatihkan di kelas dengan tujuan agar siswa terbiasa mengemukakan pendapat secara efektif dan efisien, sistematis, dan bertanggungjawab baik disajikan secara lisan maupun tertulis.32

Adapun uraian untuk masing-masing unsur dari keterampilan proses terpadu diringkas sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi variabel

Variabel adalah satuan besaran kualitatif atau kuantitatif yang dapat bervariasi atau berubah sesuai dengan situasi dan kondisi. Besaran

31Y ustina Retno Kusuma Waradani, Efektivitas Pendekatan Saintik Dalam Meningkatkan Keterampilan Proses sains dan Sikap Ilmiah Siswa Pada Materi Pemisah Campuran, (Skripsi, FKIP Universitas Lampung, Bandarlampung, 2017), h. 20

32Yustina Retno Kusuma Waradani, Efektivitas Pendekatan Saintik Dalam Meningkatkan Keterampilan Proses sains dan Sikap Ilmiah Siswa Pada Materi Pemisah Campuran, (Skripsi, FKIP Universitas Lampung, Bandarlampung, 2017), h. 21-22

kualitatif adalah besaran yang tidak dapat dinyatakan dalam satuan pengukuran baku tertentu. Besaran kuantitatif adalah besaran yang dinyatakan dalam satuan liter. Dalam suatu keinginan ilmiah terdapat tiga macam variabel yang sama pentingnya, yaitu variabel manipulasi, variabel respon dan variabel kontrol.

a. Variabel bebas atau variabel manipulasi (independent variables) adalah suatu variabel yang dapat diubah secara sengaja atau dimanipulasi dalam situasi tertentu sesuai dengan rencana peneliti atau perencana kegiatan ilmiah.

b. Variabel terikat atau variabel respon (Independent variables) adalah variabel yang timbul atau dipengaruhi oleh adanya variabel bebas atau variabel yang dimanipulasi.

c. Variabel control (control variables) adalah variabel yang sengaja dipertahankan agar dalam keadaan konstan atau tidak berpengaruh terhadap variabel terikat.

2. Merumuskan definisi operasional variabel

Mendefinisikan secara operasional suatu variabel berarti menetapkan bagaimana suatu variabel itu akan diukur. Definisi operasional variabel adalah definisi yang menguraikan bagaimana mengukur suatu variabel. Definisi ini harus menyatakan tindakan apayang akan dilakukan dan adat atau informasi apa yang akan dicatat atau diukur dalam suatu eksperimen. Keterampilan ini merupakan

komponen keterampilan proses yang paling sulit dilatihkan karena itu harus sering diulang-ulang.

3. Menginterpretasi data

Keterampilan menginterpretasi data biasanya diawali dengan kegiatan mengumpulkan, menganalisis, dan mendekripsikan data.Mendeskripsikan data artinya menyajikan data dalam bentuk yang sudah dipahami misalnya bentuk tabel, grafik dengan angka-angka yang sudah di rata-rata.Data yang sudah dianalisis baru diinterpretasikan menjadi suatu kesimpulan atau dalam bentuk pernyataan.Data yang diintpretasikan harus data yang membentuk pola atau beberapa kecenderungan.Interpretasikan membutuhkan keterampilan berpikir kreatif yang menghasilkan invensi konseptual yang dapat memaknai data.Hasil interpretasi data selanjutnya dianalisis, dibahas, dan dideskripsikan secara deduktif dan jadikan dasar untuk mengambil kesimpulan tentang hasil dari eksperimen yang dilakukan.33

4. Perumusan hipotesis

Perumusan hipotesis adalah perumusan dugaan yang masuk akal yang dapat diuji tentang bagaimana atau mengapa sesuatu terjadi.Hipotesis sering dinyatakan sebagaimana pernyata jika dan maka.

Contohnya: “Dengan waktu pemanasan 1 menit, apabila volume air volume air semakin besar, maka suhu air akan semaakin kecil.” Dari rumusan ini dapat dikatakan bahwa hipotesis adalah dugaan tentang

33Wahab Jufri, Belajar dan Pembelajaran Sains, (Bandung: Pustaka Reka Cipta, 2017), h.

152

pengaruh apa yang akan diberikan variabel manipulasi terhadap variabel respon. Oleh karena itu, di dalam rumusan hipotesis lazim terdapat variabel manipulasi dan variabel respon.Hipotesis dirumuskan dalam bentuk pernyataan.Hipotesis dapat dirumuskan dengan penalaran induktif berdasarkan data hasil pengamatan atau dirumuskan dengan penalaran deduktif berdasarkan data atau kasus menuju ke suatu pernyataan kesimpulan umum yang dapat berbentuk hipotesis atau teori sementara.Penalaran deduktif adalah penalaran yang dilakukan berdasarkan teori menuju pernyataan kesimpulan sementara yang bersifat spesifik. Beberapa perilaku siswa yang dikerjakan siswa saat merumuskan hipotesis adalah:

a. Perumusan hipotesis berdasarkan pengamatan dan inferensi.

b. Merancang cara-cara untuk menguji hipotesis.

c. Merevisi hipotesis apabila data tidak mendukung hipotesis tersebut.

5. Melakukan eksperimen

Melakukan eksperimen adalah pengujian hipotesis atau prediksi. Dalam suatu eksperimen, seluruh variabel harus dijaga tetap sama kecuali satu, yaitu variabel manipulasi. Dengan kata lain, eskperimen atau percobaan dapat didefinisikan sebagai usaha sistematik yang direncanakan untuk menghasilkan data untuk menjawab suatu rumusan masalah atau menguji hipotesis. Apabila suatu variabel akandimanipulasi dan jenis respon yang diharapkan dinyatakan secara

jelas dalam bentuk definisi operasional. Beberapa perilaku yang dikerjakan siswa saat melakukan eksperimen adalah:

a. Merumuskan dan menguji prediksi tentang kejadian-kejadian.

b. Mengajukan dan menguji hipotesis.

c. Mengidentifikasi dan mengontrol variabel.

d. Mengevaluasi prediksi dan hipotesis berdasarkan pada hasil-hasil percobaa.34

6. Penggunaan bilangan.

Penggunaan bilangan meliputi pengurutan, penghitungan, penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian bilangan.

Beberapa perilaku yang dikerjakan siswa pada saat menggunakan bilangan adalah:

a. Penghitungan b. Pengurutan

c. Penyusunan bilangan dalam pola-pola yang benar d. Penggunaan keterampilan matemmatika yang sesuai 7. Pengukuran

Pengukuran adalah penemuan ukuran dari suatu objek, berapakah suatu objek, berapa banyak ruang yang ditempati suatu pbyek.

Obyek tersebut dibandingkan dengan satu satuan pengukuran, misalnya sebuah penjepit kertas atau satuan baku centimeter. Proses ini digunakan

34Bahtiar, strategi Belajar dan Mengajar Sains(IPA), (Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Mataram 2015), h. 115-117

untuk melakukan pengamatan kuantitatif. Beberapa perilaku siswa adalah:

a. Pengukuran panjang, volume, massa, temperatur, dan waktu dalam satuan yang sesuai.

b. Memilih alat dan satuan yang sesuai untuk tugas pengukuran tertentu.35

Keterampilan proses siswa dalam dalam melakukan pengul merupakan salah satu keterampilaan praktik dan bersifat manipulasi dalam keterampilan proses penguasaan ilmu pengetahuan.

35Poppy Kamalia Dewi, keterampilan Proses Dalam Pembelajaran IPA, (Jakarta:

PPPPTK IPA, 2010), h. 82

BAB III

METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian

Setting penelitian ini dilakukan di kelas VIII A Sekolah Menengah Pertama Negeri 13 Mataram, dengan siswa yang berjumlah 30 orang, dengan tujuan meningkatkan keterampilan proses sains. Peneliti mengambil lokasi ini dengan pertimbangan dapat bekerja sama dengan guru kelas di SMPN 13 Mataram.

B. Sasaran Tindakan

Sasaran penelitian ini yaitu kelass VIII A SMPN 13 Mataram Tahun Pelajaran 2019/2020 pada materi struktur dan fungsi tumbuhan.