REKAP NILAI AKHIR SIKAP PERILAKU PESERTA
H. KEBERLANJUTAN AKSI PERUBAHAN
I. KETERKAITAN DENGAN MATA PELATIHAN PILIHAN
Peserta m am p u mengimplementasikan fungsi manajemen dalam kaitannya dengan Manajemen Pemerintahan, Diagnosa Organisasi dan Gender Equality, Disability and Social Inclusion (GEDSI) / Kesetaraan Gender, Disabilitas dan Inklusi Sosial.
1. Manajemen pemerintahan
UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, menuntut adanya keterbukaan, akuntabilitas, ketanggapan, dan kreatifitas dari segenap Aparatur Sipil Negara (ASN). Dalam negara demokrasi yang sangat kompetitif, diperlukan kemampuan birokrasi dan sumber daya aparatur pemerintah daerah yang dapat memberikan tanggapan secara
Budaya Budaya
4 Menyusun Kalender Atraksi Seni
Menyusun Kalender Event Seni Budaya
5 Memiliki
Rintisan Desa Budaya.
Menyusun Rintisan Desa Budaya
Memiliki Rintisan Desa Budaya
6 Melaksanakan Monitoring dan Evaluasi
Monev. Pelaksanaan atraksi budaya di 7 (tujuh) lokasi
Laporan Monev
127
cepat terhadap berbagai reaksi yang muncul dimasayarakat secara bijaksana, adil, dan efektif. Partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan dibidang politik merupakan konsekuensi dari kehidupan demokrasi, dan diperlukan agar birokrasi dapat meningkatkan partisipasi seluruh lapisan masyarakat dalam program-program pemerintah. Pelayanan kepada masyarakat tidak hanya pada pertimbangan efisiensi, tetapi juga pada pertimbangan unsur equality dan kesetaraan antara nilai efisiensi dan demokrasi dalam pelaksanaan otonomi daerah. Dalam era reformasi dan era globalisasi, dituntut juga pelaksanaan reformasi struktural pemerintahan daerah.
Memasuki zaman industri 4.0 yang ditandai dengan perubahan yang sangat cepat dalam semua lini kehidupan masyarakat yang didukung perkembangan teknologi yang semakin canggih, setiap pemerintah daerah dihadapkan kepada minimal dua tantangan, yaitu; tantangan perubahan dari masyarakat agraris kemasyarakat industri, dan tantangan dalam menerima arus perubahan sikap dan perilaku masyarakat pada era industri 4.0, dapat memberikan dampak besar bagi peradaban manusia. Perubahan sikap ini akan melahirkan berbagai tuntutan masyarakat terhadap lingkungannya sebagai dampak perubahan teknologi dan penyesuaian paradigma dalam praktek administrasi pemerintah daerah, pengelolaan keuangan daerah dan pembangunan daerah pada semua sektor kehidupan manusia.
Dalam pengembangan sumber daya aparatur yang berkualitas diperlukan pengembangan sifat-sifat sebagai berikut :
1. Kemampuan untuk rnengembangkan jaringan-jaringan kerjasama (network). Networking diperlukan oleh karena manusia tidak lagi hidup terpisah-pisah tetapi berhubungan satu sarna lain. Manusia abad 21 hidup didalam dunia tanpa batas, sehingga yang dapat survive adalah manusia yang ahli dalam networking. Dunia perdagangan bebas akan semakin lancar apabila ada networking.
128
Tanpa networking m aka perluasan pasar akan menjadi sulit dilaksanakan.
2. Kerjasama (teamwork). Setiap orang didalam rnasyarakat abad 21 m ernpunyai kesempatan untuk mengembangkan keunggulan spisifikasinya. Secara keseluruhan sumber daya aparatur yang telah dikembangkan kemampuan spesifiknya. Akan dapat membangun kemampuan teamwork yang pada giliran dapat menghasilkan berbagai produk yang lebih unggul. Industri- industri maju telah mengembangkan konsep teamwork bukan saja dapat menghasilkaan produk yang tinggi mutunya tetapi menghasilkan produk yang semakin lama semakin disempurnakan, oleh sebab itu pelaksanaannya adalah personil yang terus menerus meningkatkan keunggulannya.
3. Berkaitan erat dengan prinsip kerjasama tersebut ialah cinta kepada produk yang berkualitas tinggi. Seorang aparatur negara yang prima adalah mereka yang terus-menerus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan sesuatu sehingga kualitas yang dicapai hari ini akan ditingkatkan hari esoknya dan seterusnya. Dengan demikian hasil karya atau produk akan terus-menerus meningkat dan dengan demikian dapat bersaing dengan produk lain ataupun produk bangsa lain.
Kondisi saat ini menuntut organisasi pemerintah untuk terus berbenah dan melakukan inovasi di berbagai sektor publik, untuk beradaptasi dengan zaman sesuai dengan prinsip-prinsip sebagaimana disebutkan dalam UU No 25 Tahun 2009 Tentang Pelayan Publik, yaitu; Partisipatif, Transparan, Responsif, Tidak Diskriminatif, mudah dan murah, efaktif dan efisien, Aksesibel, Akuntabel, berkeadilan.
Oleh karenanya, para aparatur pemerintah perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan yang baik dalam hal mengelola organisasi, salah satunya tentang bagaimana berkolaborasi dengan stakeholder untuk
129
mencapai tujuan. Selain itu para aparatur dituntut untuk mampu menyusun perencanaan hingga evaluasi yang beradaptasi dengan perkembangan jaman di era digital ini. Hal ini sangat penting terutama untuk para pejabat pengambil kebijakan dalam pengambilan suatu keputusan yang menyangkut hajat hidup orang banyak.
Project Leader berupaya untuk dapat mengimplementasikan Manajemen Pemerintahan menuju “Purworejo Berdaya Saing 2025”, di Institusi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan . Dinas mampu berbenah untuk kemajuan Pemerintah Kabupaten Purworejo dengan melakukan Optimalisasi Atraksi Seni Budaya melalui koordinasi dan kerjasama pihak ketiga . Harapannya dengan upaya ini diharapkan dapat Meningkatkan kinerja Manajemen Bidang Kebudayaan, meningkatkan kesejahteraan para pelaku seni, serta dapat mengembangkan seni budaya di kancah nasional yang dapat dipertanggungjawabkan kepada Masyarakat Kabupaten Purworejo.
2. Diagnosa Organisasi
Dengan mengenal Diagnosa perubahan project leader mampu mengidentifikasi permasalahan selanjutnya dilakukan analisa masalah dan mencari solusi dari permasalahan yang ditemui. Diharapkan dengan ditemukannya solusi dari setiap permasalahan maka akan segera dilakukan tindakan untuk mengatasinya.
Aksi perubahan ini dilakukan karena kurang optimalnya kelompok seni budaya yang ada di kabupaten Purworejo dalam mengapresiasikan kemampuan seninya serta belum berdampak pada peningkatan pendapatan para pelaku seni sehingga perlu dilakukan terobosan dalam uapaya mengoptimalkan kelompok seni budaya yang ada .
Project leader merasa perlu melakukan upaya berupa
“OPTIMALISASI ATRAKSI SENI BUDAYA MELALUI KOORDINASI DAN KERJASAMA PIHAK KETIGA DI DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN PURWOREJO”. diharapkan dengan
130
mengoptimalkan atraksi seni budaya Purworejo akan terjadi peningkatan kualitas seni dan budaya serta peningkatan pendapatan pelaku seni sehingga dapat dipergunakan sebagai dasar pengambilan keputusan pimpinan dan perbaikan nilai organisasi.
3. Gender Equality, Disability and Social Inclusion (GEDSI)
Konsep Dasar Gender Equality, Disabilitas, dan Inklusi Sosial (GEDSI) yang sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang adil, inklusif, dan berkelanjutan.memastikan bahwa setiap orang diperlakukan dengan adil dan setiap suara didengar, kita dapat mencapai kesetaraan dan kesejahteraan yang lebih besar bagi semua orang.
Empat hal penting terkait GEDSI :
a) Pemenuhan hak dasar bagi semua individu dan warga negara, sensitif GEDSI berarti membuat orang lain tidak takut menajalani kehidupannya.
b) Menghapus dan memberantas kemiskinan, keterpinggiran, diskriminasi, rasa tidak aman dan nyaman, ketakutan, dan pembedaan perlakuan.
c) Mewujudkan kesetaraan gender, inklusi disabilitas sebaga konsep yang berkaitan, tidak berdiri sendiri, terpisah sehingga intervensi dan strategi untuk mengatasi ketidakadilan haruslah terintegrasi untuk mewujudkan inklusi sosial.
d) Mendorong penguatan pemberian kesempatan dan kemanfaatan secara setara berdasarkan prinsip-prinsip demokrasi dan hak asasi manusia.
131
Tabel 19. Keterkaitan Mata Pelatihan Pilihan dengan aksi Perubahan
NO Judul Aksi Perubahan
Mata Pelatihan
Jalur Pembelajaran Hubungan dengan Aksi Perubahan
Sumber Pembelajaran
1. Optimalisasi Atraksi Seni Budaya melalui Koordinasi dan Kerjasama Pihak Ketiga di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Purworejo
Manajemen Pemerintahan
Kompetensi manajerial, meliputi :
1. Melakukan Transfer
Pengetahuan Inovasi, Dalam hal ini dibutuhkan adanya koordinasi dan kolaborasi yang baik.
2. Melakukan Peningkatan Kapasitas, yakni:
kapasitas
organisasi, kapasitas in dividu dan sistem. Hal ini perlu dilakukan secara
sistematis dan
terprogram.
3. Membangun Jejaring
Inovasi Pelayanan Publik, 4. Membangun
Kelembagaan dan
Project Leader berupaya :
✓ Untuk dapat
mengimplementasikan Manajemen
Pemerintahan menuju
“Purworejo Berdaya Saing 2025”, di Institusi Dinas Kesehatan.
✓ Dinas mampu berbenah untuk kemajuan Pemerintah Kabupaten Purworejo melalui upaya
Modul Manajemen Pemerintahan
132
Keberlanjutan Inovasi di lingkungan
pemerintahan daerah.
mengoptimalkan atraksi seni budaya di kabupaten Purworejo
✓ Meningkatkan kinerja Manajemen Informasi Bidang Kebudayaan
✓ Mewujudkanpelaksana an optimalisasi atraksi seni budaya di dalam dan luar Kabupaten Purworejo yang dapat dipertanggung
jawabkan kepada Masyarakat Kabupaten Purworejo.
Diagnosa Organisasi
Kegiatan ini dilakukan
untuk membangun
komitmen, energi, dan arahan bagi rencana
Keterkaitan Materi Diagnosa Organisasi dengan aksi perubahan ini adalah dikarenakan kurang
Modul Diagnosa Organisasi
133 tindakan,sebagai berikut :
1) Suatu proses
pemahaman bagaimana suatu organisasi
berfungsi; dan 2) Menyediakan informasi yang diperlukan untuk merencanakan
intervensi perubahan dalam program
pengembangan organisasi.
optimalnya atraksi seni budaya sehingga perlu dilakukan terobosan dalam upaya tersebut berupa OPTIMALISASI ATRAKSI SENI BUDAYA MELALUI KOORDINASI DAN KERJASAMA PIHAK KETIGA DI DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN PURWOREJO”.
diharapkan dengan upaya mengotimalkan seni budaya yang ada di
kabupaten Purworejo bisa dipergunakan sebagai dasar pengambilan keputusan pimpinan dan perbaikan nilai organisasi
134 GEDSI(gender,
disability &
social inclusion (inklusi gender, disabilitas &
sosial).
GEDSI dapat dipahami sebagai sebuah pola pikir (mindset), proses, dan hasil
(outcome) yang
memastikan bahwa tidak ada yang termarjinalisasi
dalam program
pembangunan dan
pelayanan publik (no one left behind)
Manfaat untuk memajukan GEDSI dalam aksi
perubahan ini:
✓ Kinerja yang lebih efektif.
✓ Meningkatkan kepercayaan dan keyakinan publik.
✓ Memastikan agar sektor publik benar- benar representatif atas populasi yang dilayaninya
Modul GEDSI Pengenalan Inklusi Gender &
Sosial (GEDSI)
135
J. DISEMINASI DAN PUBLIKASI AKSI PERUBAHAN