BAB II KAJIAN TEORI
H. Keterkaitan E-modul dengan Mata Kuliah
Tujuan mahasiswa untuk mempelajari mata kuliah Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan adalah untuk memahami tentang hakikat pendidikan.
Setelah mengikuti mata kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu menguasai semua materi yang telah dipelajari selama perkuliahan, dan dapat menerapkannya dalam praktek lapangan kependidikan.
3. Kedudukan Mata Kuliah Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan dalam Kurikulum Kependidikan
Dalam peraturan Akademik Universitas Negeri Padang (2015: 27) pengelompokan mata kuliah untuk bidang kependidikan digolongkan ke dalam 4 komponen, yaitu :
a. Kelompok Mata Kuliah Umum (MKU).
b. Kelompok Mata Kuliah Dasar Kependidikan (MKDK).
c. Kelompok Mata Kuliah Bidang Keahlian (MKBK).
d. Kelompok Mata Kuliah Keterampilan Proses Pembelajaran (MKKPP).
e. Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Pendidikan (MKPP).
H. Keterkaitan E-modul dengan Mata Kuliah Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan.
E-modul merupakan salah satu sumber belajar yang mempunyai kekuatan yang lebih dalam membidik penerima pesan. Penggunaan e-modul dapat melengkapi tujuan, materi, metode dan alat penilaian yang ada dalam
proses belajar mengajar. e-modul ini dikombinasi antara teks, suara, gambar, animasi dan video yang disampaikan dalam bentuk yang menarik dengan komputer secara digital. Sehingga penyampaian informasi dapat dengan mudah dipahami oleh penerima pesan.
Materi mata kuliah Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan yang dikembangkan dalam bentuk e-modul dibagi menjadi sebelas chapter diantaranya :
1. Hakekat manusia 2. Hakekat pendidikan
3. Landasan pendidikan dan azas-azas pendidikan 4. Pilar-pilar pendidikan
5. Pendidikan sebagai suatu sistem
6. Penyelenggaraan sistem pendidikan nasional 7. Pemikiran tentang pendidikan
8. Tokoh pendidikan yang berpengaruh di luar dan dalam negeri 9. Permasalahan pokok pendidikan di Indonesia
10. Upaya penanggulangan masalah pendidikan 11. Pendidikan di Era Globalisasi
Salah satu software yang dapat digunakan dalam membuat e-modul adalah dengan menggunakan software Kvisoft Flipbook Maker Pro karena dengan software tersebut dapat mengemas materi pelajaran dengan secara lebih menarik dengan menampilkan teks, gambar, animasi, video dan mudah untuk digunakan.
I. Validitas, Praktikalitas, dan Efektifitas
1. Validitas
Menurut Arikunto (2008:65-66) secara garis besar ada 2 (dua) macam validitas, yaitu :
a. Validitas Logis
Isitilah “validitas logis” mengandung kata “logis” berasal dari kata “logika”, yang berarti penalaran. Dengan makna demikian maka validitas logis untuk sebuah instrumen evaluasi menunjuk pada kondisi bagi sebuah instrumen yang memenuhi persyaratan valid berdasarkan hasil penalaran. Kondisi valid tersebut dipandang terpenuhi karena instrumen yang bersangkutan sudah dirancang secara baik, mengikuti teori dan ketentuan yang ada. Berdasarkan penjelasan tersebut maka instrumen yang sudah disusun berdasarkan teori penyusunan instrumen, secara logis sudah valid.
b. Validitas Empiris
Istilah “validitas empiris” memuat kata “empiris” yang artinya “pengalaman”. Sebuah instrumen dapat dikatakan memiliki validitas empiris apabila sudah diuji dari pengalaman. Validitas empiris tidak dapat diperoleh hanya dengan menyusun instrumen berdasarkan ketentuan seperti halnya validitas logis, tetapi harus dibuktikan melalui pengalaman.
Walker dan Hess (dalam Arsyad, 2013:219-220) memberikan kriteria dalam meriview perangkat lunak media pembelajaran yang berdasarkan kepada kualitas.
a. Kualitas isi dan tujuan 1) Ketepatan.
2) Kepentingan.
3) Kelengkapan.
4) Keseimbangan.
5) Minat/perhatian.
6) Keadilan.
7) Kesesuaian dengan situasi siswa.
b. Kualitas instruksional
1) Memberikan kesempatan belajar.
2) Memberikan bantuan untuk belajar.
3) Kualitas memotivasi.
4) Fleksibilitas instruksionalnya.
5) Hubungan dengan program pembelajaran lainnya.
6) Kualitas sosial interaksi instruksionalnya.
7) Kualitas tes dan penilaiannya.
8) Dapat memberi dampak bagi siswa.
9) Dapat membawa dampak bagi guru dan pembelajarannya.
c. Kualitas teknis 1) Keterbacaan 2) Mudah digunakan.
3) Kualitas tampilan/tayangan 4) Kualitas penanganan jawaban.
5) Kualitas pengelolaan programnya.
6) Kualitas pendokumentasiannya
Berdasarkan pendapat di atas, penelitian ini menggunakan validitas empiris untuk membuktikan validitas pengembangan produk penelitian.
Hal ini dibuktikan dengan cara validator ahli materi dan validator ahli
media dengan memberikan penilaian melalui instrumen evaluasi dengan melihatkan secara langsung bentuk fisik dari produk.
Aspek-aspek pertimbangan untuk menguji validitas produk dalam penelitian pengembangan ini yaitu :
(1) Aspek materi yang terdiri dari isi dan tujuan, penyajian materi, kualitas instruksional dan evaluasi.
(2) Aspek media yang terdiri dari tampilan, keterbacaan, kemudahan penggunaan dan evaluasi.
(3) Terdapat kesesuaian e-modul yang dikembangkan dengan KI, KD, dan indikator dengan materi.
(4) Desain multimedia interaktif yang dikembangkan menarik (5) Terdapat daya dukung dalam e-modul sebagai media belajar.
2. Praktikalitas
Menurut Sukardi (2012: 52) mengemukakan pertimbangan praktikalitas dapat dilihat dari aspek-aspek berikut :
a. Memiliki kemudahan administrasi yang di dalamnya mengandung unsur mudah diatur, disimpan dan digunakan sewaktu-waktu secara mudah.
b. Waktu yang diperlukan untuk proses administrasi sebaiknya singkat, cepat dan tepat.
c. Mudah diinterpretasi oleh guru ahli maupun guru lain.
d. Memiliki ekivalensi sama sehingga bisa digunakan sebagai pengganti atau variasi.
e. Memiliki karakteristik biaya yang murah dan dapat dijangkau oleh guru atau sekolah yang hendak akan menggunakannya.
Pertimbangan untuk menguji praktikalitas produk dalam penelitian pengembangan ini adalah aspek kepraktisan dengan yang
terdiri dari tampilan, kemudahan penggunaan, manfaat, penyajian materi dan evaluasi.
Indikator untuk menyatakan bahwa keterlaksanaan e- modul dikatakan “baik” dengan komponen-komponen e-modul dapat dilaksanakan oleh mahasiswa dalam proses pembelajaran. Dalam lingkup penelitian dan pengembangan ini, praktikalitas berarti keterpakaian e-modul dalam penggunaannya dapat membantu dan mempermudah pendidik maupun mahasiswa dalam pembelajaran di kelas.
3. Efektivitas
Efektifitas adalah kegiatan yang menunjukkan sejauh mana tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu telah ditentukan.
Efektifitas menekankan pada perbandingan antara rencana dengan tujuan yang dicapai (Warsita, 2008: 287). Efektifitas menunjukkan taraf pencapainya suatu tujuan, suatu kegiatan dikatakan efektif bila kegiatan itu dapat diselesaikan pada waktu yang tepat dan mencapai tujuan yang diinginkan. Oleh karena itu, efektifitas pembelajaran sering diukur dengan tercapainya tujuan pembelajaran, atau dapat pula diartikan sebagai ketepatan dalam mengelola suatu situasi.