BAB II TINJAUAN PUSTAKA
B. Konsep Bank Sampah
Sampah merupakan masalah yang dialami oleh hampir seluruh kota besar di Indonesia sehingga tak heran jika dikatakan bahwa sampah merupakan masalah nasional. Dalam hal ini pemerintah perlu melakukan pengelolaan secara komprehensif dan terpadu agar memberi manfaat secara ekonomi, sehat bagi masyarakat dan aman bagi lingkungan. Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah menyatakan sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan atau dari proses alam yang berbentuk padat. (Wiranta dalam Jabal 2018).
Menurut Azwar dalam Rohani, L. (2007). yang dimaksud dengan sampah adalah sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang
harus d buang yang umumnya bersal dari kegiatan yang dilakukan manusia (termasuk kegiatan industri) tetapi bukan biologis kotorang manusia (human, wasteg) tidak termasuk kedalamnya dan umumnya bersifat padat (karena air bekas tidak termasuk didalamnya.
Sampah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan (manusia) yang berwujud padat (baik berupa zat organik maupun anorganik yang bersifat dapat terurai maupun tidak terurai) dan dianggap sudah tidak berguna lagi (sehingga dibuang ke lingkungan). Nasih dalam Sujarwo, Tristanti, & Widyaningsih. (2014).
Menurut Bebassari dalam Suwarno, A., Suripin, S., & Darsono, S. (2013).
sampah bisa berupa bahan yang sudah tidak diperlukan lagi yang harus dibuang pada tempat yang tepat. Dilain pihak dari segi lingkungan sampah sangat mengganggu jika tidak dikelola dengan baik. Sampah dapat menjadi musuh dan akan menimbulkan dampak buruk pada sisi sosial, ekonomi, kesehatan dan lingkungan.
Menurut Azwar dalam Suryani, A. S. (2014). sampah adalah sesuatu yang tidak dipergunakan lagi, yang tidak dapat dipakai lagi, yang tidak disenangi dan harus dibuang, maka sampah tentu saja harus dikelola dengan sebaik-baiknya, sedemikian rupa, sehingga hal-hal yang negatif bagi kehidupan tidak sampai terjadi.
Kodoatie dalam Suryani, A. S. (2014). mendefinisikan sampah adalah limbah atau buangan yang bersifat padat atau setengah padat, yang merupakan hasil sampingan dari kegiatan perkotaan atau siklus kehidupan manusia, hewan maupun tumbuh- tumbuhan.
Bank sampah lahir dari program Jakarta Green and Clean yaitu salah satu cara pengelolaan sampah skala rumah tangga, yang menitik beratkan pada pemberdayaan masyarakat dalam mengelola sampah rumah tangga. Bank sampah adalah tempat menabung sampah yang telah terpilih menurut jenis sampah, sampah yang ditabung pada bank sampah adalah sampah yang mempunyai nilai ekonomis.
(Unilever Green & Clean dalam Arifa, F., Cita, F. P., & Ilman, A. H. (2019).
Menurut Aryenti dalam Suryani, A. S. (2014). Bank Sampah adalah tempat menabung sampah yang telah terpilah menurut jenis sampah. Cara kerja Bank Sampah pada umumnya hampir sama dengan bank lainnya, ada nasabah, pencatatan pembukuan dan manajemen pengelolaannya. Apabila dalam bank umum yang disetorkan nasabah adalah uang, akan tetapi dalam Bank Sampah yang disetorkan adalah sampah yang mempunyai nilai ekonomis.
Bank Sampah adalah suatu sistem pengelolaan sampah kering secara kolektif yang mendorong masyarakat untuk berperan serta aktif didalmnya. Sistem ini akan menampung, memilah, dan menyalurkan sampah bernilai ekonomi pada pasar sehingga masyarakat mendapat keuntungan ekonomi dari menabung sampah.
Utami, E. (2013).
Bank Sampah merupakan konsep pengumpulan sampah kering dan dipilah serta memiliki manajemen layaknya perbankan, tetapi yang ditabung bukan uang melainkan sampah. Warga yang menabung disebut dengan nasabah memiliki buku tabungan dan dapat meminjam uang yang dapat dikembailkan dengan sampah seharga uang yang dipinjam. Furnanda, dalam Ismawati, A., & Ismawati, A.
(2013).
Bank Sampah merupakan salah satu alternatif mengajak warga peduli dengan sampah. Sistem pengelolaan Bank Sampah yaitu berbasis rumah tangga, dengan memberikan imbalan berupa uang tunai kepada mereka yang berhasil memilah dan menyetorkan sejumlah sampah. Sampah sampah yang disetorkan ke Bank Sampah dibedakan atas beberapa jenis seperti sampah organik maupun non organik, misalnya: plastik, besi, potongan sayur dan lainnya. Sampah yang masih bisa didaur ulang seperti sampah organik bisa digunakan sebagai pupuk. Selain itu, sampah plastik dimanfaatkan untuk tas, tempat tisu dan perabotan lainnya.
Ulfaridha, G. (2017).
Bank Sampah adalah tempat yang dimanfaatkan untuk mengumpulkan sampah yang sudah dipilah-pilah. Hasil dari pengumpulan sampah yang telah dipilah akan disetor ke tempat pembuatan kerajinan dari sampah atau ke tempat pengepul sampah. Bank sampah akan dikelola menggunakan sistem seperti perbankan yang dilakukan oleh petugas sukarelawan. Penyetor adalah warga yang tinggal di sekitar lokasi bank serta mendapat buku tabungan seperti menabung di bank sampah.
Bank sampah merupakan konsep pengumpulan sampah kering dan dipilih serta memiliki manajemen layaknya perbankan, tetapi yang ditabung bukan uang melainkan sampah. Warga yang menabung (Menyerahkan sampah) juga disebut nasabah dan memiliki buku tabungan serta dapat meminjam uang yang nantinya dikembalikan dengan sampah seharga uang yang dipinjam. Sampah yang ditabung akan ditimbang dan dihargai dengan sejumlah uang, kemudian akan dijual di pabrik yang sudah bekerjasama dengan bank sampah. Sementara sampah plastik kemasan
dapat dibeli oleh pengurus Pkk setempat untuk didaur ulang menjadi barang-barang kerajinan. Anonim dalam Asteria, D., & Heruman, H. (2016).
Tujuan bank sampah adalah untuk membantu menangani pengolahan sampah di Indonesia, untuk menyadarkan masyarakat agar lingkungan yang sehat, rapi dan bersih, mengubah sampah menjadi sesuatu yang lebih berguna dalam masyarakat untuk kerajinan dan lainnya. Jadi dengan kata lain bank sampah sebagai upaya pemberdayaan masyarakat dalam pengolahan sampah sekaligus dalam penanganan lingkungan. Munawir dalam Qalby, N.A. (2018).
Manfaat Bank Sampah adalah mengurangi jumlah sampah di lingkungan masyarakat, menambah penghasilan bagi masyarakat, menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat dan memupuk kesadaran diri masyarakat akan pentingnya menjaga dan menghargai lingkungan hidup. Ulfaridha, G. (2017).
Cara kerja Bank Sampah pada umumnya hampir sama dengan bank lainnya, terdapat nasabah, pencatatan pembukuan dan manajemen pengelolaannya, apabila dalam bank yang dikenal oleh masyarakat pada umumnya menyetorkan sejumlah uang maka dalam Bank Sampah yang disetorkan adalah sampah yang mempunyai nilai ekonomi, sedangkan pengelola Bank Sampah harus orang yang kreatif dan inovatif serta memiliki jiwa kewirausahaan agar dapat meningkatkan pendapatan masyarakat Furnanda dalam Ismawati, A., & Ismawati, A. (2013).
Peran bank sampah terdapat dalam teori pertukaran.“Teori pertukaran menekankan kepada sosiologi perilaku agar memusatkan perhatian pada hubungan antara pengaruh perilaku seorang aktor terhadap lingkungan dan dampak
lingkungan terhadap aktor. Hubungan ini adalah dasar untuk pengkondisian operan atau proses belajar yang melalui perilaku disebabkan oleh konsekuensinya. Ritzer dan Douglas dalam Arifa, F., Cita, F. P., & Ilman, A. H. (2019).
Bentuk – bentuk bank sampah Menurut Utami, E. (2013). Yaitu sebagai berikut:
1. Unit Usaha Pinjam
a. Fasilitas khusus dari bank sampah kepada nasabah b. Dana yang dipinjamkan diambil dari omset bank sampah
c. Uang yang dipinjamkan nasabah bisa dikenakan bungan. Tapi, bunga yang dibebankan sebaiknya yang tidak terlalu besar. Penetapan presentasi bunga berdasarkan prinsip-prinsip biaya jasa peminjaman saja bukan untuk mencari untung.
d. Pengambilan pinjaman bisa dilakukan dengan cara mencicil dalam jangka waktu tertentu. Misalnya 3 kali cicilan.
e. Pengambilan pinjaman bisa dengan uang yang tersimpan ditabungan bank sampah atau dengan menabung sampah.
2. Unit Usaha Sembako
a. Fasilitas khusus dari bank sampah kepada nasabah
b. Pemesanan sembako bisa dilakukan saat penyetoran sampah. Sembako bisa diambil pada masa penyetoran sampah berikutnya.
c. Pembayaran bisa dengan dana yang tersimpan ditabungan bank sampah atau dengan menabung sampah.
d. Pembayaran bisa dilakukan dengan mencicil dalam jangka waktu tertentu, misalnya 3 kali cicilan.
3. Pinjaman Modal Usaha
a. Fasilitas khusus dari bank sampah kepada nasabah.
b. Nasabah memberikan proposal usaha yang akan dilakukan dengan dana yang dipinjam dari bank sampah. Pengelola bank sampah akan memutuskan kelayakan usaha dan besaran dana yang bisa dipinjamkan.
c. Uang yang dipinjam nasabah bisa dikenakan bunga. Tapi , bunga yang dibebankan sebaiknya sebaiknya yang tidak terlalu besar. Penetapan presentasi bunga berdasarkan prinsip-prinsip biaya jasa peminjaman saja bukan untuk mencari untung.
d. Pengembalian pinjaman bisa dilakukan dengan bagi hasil usaha.persentase bagi hasil bisa ditentukan langsung oleh pengelola atau disepakati bersama saat akad peminjaman modal.
e. Pengembalian pinjaman juga bisa dengan dana yang tersimpan ditabungan bank sampah atau dengan menabung sampah.