BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.2. Landasan Konseptual
2.2.1. Digital Marketing
2.2.1.1. Konsep Digital Marketing
Praktik mempromosikan produk dan layanan dengan cara yang inovatif, terutama menggunakan saluran distribusi berbasis database untuk menjangkau konsumen dan pelanggan secara tepat waktu, relevan dan hemat biaya dikenal baik secara teori dan praktik sebagai pemasaran digital (digital marketing) (Saputra, Sutiksno, et.al, 2020: 2).
Pada awal 90-an pandangan tentang perubahan digital telah dimulai, Parsons, Zeisser dan Waitman (1998) percaya bawa untuk mencapai kesuksesan dalam pemasaran digital, pengiklan harus membuat mode baru dengan 5 elemen penting dalam lingkungan new media. Gambar dibawah ini menunjukan 5 faktor keberhasilan dan masalah yang harus ditangani oleh pengiklan.
Gambar 2.2 Kerangka Kerja Pemasaran Digital Parson (1998) (Sumber : Saputra, Sutiksno, et.al, 2020: 2).
Digital marketing adalah istilah umum untuk pemasaran barang atau jasa yang ditargetkan, terukur, dan interaktif dengan menggunakan teknologi digital
dalam mencapai dan mengubah prospek. Tujuan utamanya yaitu mempromosikan merek, membentuk preferensi dan meningkatkan penjualan melalui beberapa teknik pemasaran digital. Menurut Todor (2016) dalam buku (Saputra, Sutiksno, et.al, 2020: 3) menyatakan bahwa konsep digital marketing mirip pemasaran tradisional, namun yang berbeda adalah dalam penggunaan perangkat digital.
2.2.1.2. Dampak Digital Marketing
Digital Marketing saat ini sudah menjadi bagian dari masyarakat. Era dimana orang-orang akan dipertanyakan jika tidak memiliki akun media sosial.
Disinilah peluang yang dimanfaatkan oleh pengiklan maupun perushaan untuk menembus pasar digital, khususnya di Indonesia yang memiliki potensi besar.
Dalam buku Chakti (2019: 20-22), berikut dibawah ini dampak munculnya digital marketing :
1. Berkurangnya Loyalitas Konsumen terhadap satu Brand
Di era media digital saat ini konsumen dengan mudahnya mendapatkan informasi yang tersebar di internet, ini juga dapat menjadi perantara mudah bagi konsumen untu mencari informasi terkait kompetitor salah satu brand, untuk membandingan dalam pengambilan suatu keputusan, dan ini dapat mengancam loyalitas konsumen terhadap produk yang mereka gunakan sebelumnya.
2. Konsumen dan Word of Mouth (WOM)
Beberapa dekade para pengiklan menjadikan strategi pemasaran Word of Mouth (WOM) pilar dalam pemasaran mereka. Saat ini dengan didukung oleh kemunculan media digital yang sangat berkembang kekuatan strategi ini semakin besar. Dimana para audiens dengan mudah membagikan ulasan terhadap apa yang
mereka rasakan saat menggunakan suatu produk/jasa, membagikan apakah ulasan yang positif maupun ulasan negatif yang dapat menghancurkan citra produk itu.
3. Penilaian Konsumen semakin Rumit
Konsumen saat ini dapat menjadi sesuatu yang rumit, mengingat mereka memiliki pendapat yang beragam dalam menilai produk. Ini akan menimbulkan stereotipe pada sebagian konsumen lain. Perusahaan perlu memperhatikan lebih dalam hal ini untuk menjadi top of mind di bidang bisnisnya pada dunia digital.
Karena para konsumen akan membagikan pada sosial medianya tentang suatu produk atau pelayanan dan membandingkannya dengan produk/jasa lain.
4. Turunnya Toleransi Konsumen Hingga ke tahap mengkhawatirkan
Perusahaan perlu berhati-hati dalam memberikan pelayanan dan kualitas produk/jasa pada konsumen. Karena konsumen di era digital saat ini akan dengan mudahnya memberikan kritikan pada suatu brand yang telah mereka pakai, dan sedikit kekurangan saja akan menimbulkan respon negatif. Dimana hal ini tidak ditemukan pada era pemasaran tradisional, dimana konsumen masih memiliki toleransi pada suatu produk yang dinilai kurang baik.
5. Hilangnya Perasaan Takut Untuk Mencoba
Dengan permasalahan diatas pada dampak sebelumnya, konsumen akan dengan mudah mencari informasi produk yang serupa dengan produk kompetitor suatu brand. Mereka tidak takut lagi untuk mencoba berbagai produk yang berbeda untuk berpindah ke produk yang lebih baik dalam memberikan pelayanan terhadap kebutuhannya.
6. Konsumen memiliki lebih dari satu jenis Media Sosial
Biaya tambahan yang perlu dikeluarkan perusahaan saat ini yaitu pengelolaan media digital yang komperehensif untuk menigkatkan pertumbuhan pada media digital. Ini disebabkan karena konsumen saat ini tidak hanya memiliki satu akun media sosial. Ini akan menambah biaya pemeliharaan iklan digital yang dilakukan perusahaan untuk menjangkau konsumen yang potensial.
2.2.1.3. Kelebihan Digital Marketing
Dalam buku Chakti (2019: 12-14), berikut dibawah ini kelebihan dari kemunculan digital marketing :
1. Media Digital menjadi gerbang informasi konsumen masa kini
Fakta saat ini konsumen akan mencari informasi mengenai produk maupun jasa melalui internet, baik website ataupun media sosia. Karena dianggap lebih praktis dibandingkan datang langsung ke penyedia produk/jasa. Dengan informasi online tersebut akan memudahkan konsumen melakukan transaksi melalui online maupun datang langsung pada penyedia produk/jasa.
2. Dapat diakses kapanpun
Digital Marketing tidak dibatasi oleh waktu dan tempat. Konsumen bisa kapan saja mengakses informasi perusahaan atau produk dimanapun dan kapanpun. Hal ini dapat membantu dalam penyebaran informasi setiap saat kepada konsumen.
3. Jarak bukan lagi sebuah Penghalang
Dengan adanya media digital ini konsumen dengan nyaman bisa membeli sesuatu yang diinginkannya melalui ujung jari baik dari kantor ataupun rumah.
Khususnya saat ini dengan dukungan beberapa jasa ekspedisi dan marketplace yang memberikan promo bebas biaya kirim.
4. Beragamnya pilihan Media Digital
Saat ini sangatlah mudah bagi para pengiklan atau perusahaan untuk membuat toko online, karena selain murah ada beragam marketplace yang dapat digunakan seperti Shopee, Bukalapak, ataupun Tokopedia dan saat ini viral dengan memasarkan produk melalui media sosial seperti instagram.
5. Biaya Digital Marketing yang Efisien
Penggunaan digital marketing dipercaya sebagai media iklan atau promosi yang relatif murah dibandingkan dengan pemasangan iklan pada pemasaran tradisional. Tools digital marketing seperti SEO, SEM, endorse, social media ads ataupun paid promote terbilang lebih efisien dalam pemasaran digital.
2.2.1.4. Kekurangan Digital Marketing
Dalam buku Chakti (2019: 15-16), dari semua keuntungan digital marketing, ada beberapa kekurangan dari digital marekting yaitu :
1. Ketergantungan Pada Teknologi
Kunci dari digital marketing adalah teknologi. Perusahaan yang ingin menerapkan digital marketig pada bisnisnya, harus menyediakan sumber teknologi yang tepat untuk dapat melakukan digital marketing.
2. Adanya Isu terhadap Keamanan dan Privasi
Digital marketing berorientasi seutuhnya pada teknologi, dimana kita ketahui keamanan digital sangat rentan dewasa ini, dan dapat mengurangi tingkat keamanan juga privasi dari sebuah bisnis.
3. Teknologi yang berkembang menambah biaya pemeliharaan
Sumber teknologi yang disiapkan perusahaan saat ini mungkin di masa mendatang sudah tidak efisien digunakan dalam melakukan digital marekting dan ini dapat menambah biaya pemeliharaan perusahaan.
4. Pemerataan Teknologi Belum Merata di Indonesia
Beberapa daerah di Indonesia belum tersentuh akses teknologi ataupun internet khususnya di daerah pedalaman. Dimana ini dapat menjadi hambatan perusahaan dalam pengaplikasian media digital dalam pemasaran.
5. Transparasi Harga
Dengan digital marketing, informasi terkait produk/jasa dapat diakses publik.
Kompetitor suatu brand dapat juga mengakses informasi tersebut, utamanya dalam penetapan harga pada produk yang akan menimbulkan kompetisi dalam hal harga.
6. Global Competition
Keunggulan digital marketing dapat menyebar keseluruh pelosok dunia yang memiliki teknologi internet, namun ini juga menimbulkan persaingan ketat dalam bisnis ke tingkat global.
2.2.2. Media Sosial
McQuail (2003) dan Laughey (2007) menyatakan istilah media sosial dalam bahasa inggris terdiri dari dua kata yaitu, “social” dan “media”, dimana “social” diartikan sebagai kenyataan sosial bahwa setiap individu melakukan aksi yang memberikan kontribusi kepada masyarakat. Sedang kan “media” dapat diartikan sebagai alat komunikasi (Saputra, Sutiksno, et.al, 2020: 41).
Menurut McQuail (2005: 16) dalam Utari (2017: 7), media sosial sendiri termasuk kategori media baru (new media). Media baru secara umum mengacu pada internet, terutama publik seperti berita online, iklan, penyiaran, broadcasting, forum dan aktivitas diskusi, world wide web, pencari informasi dan potensi pembentukan komunitas tertentu.
Dari definisi diatas, dapat dikatakan bahwa dengan adanya media sosial menjadi wadah seseorang untuk berbagi informasi dengan mudah, berjejaring sosial, saling bertukar pesan bahkan mudah mendapat informasi terkait lowongan pekerjaan. Pengguna sosial media yang dapat berinteraksi tersebut bisa merupakan konsumen ataupun perusahaan.