• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.2. Konsep Nyeri

2.2.1.1 Nyeri adalah pengalaman sensori ( fisik ) dan emosional ( psikologik ) yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang actual maupun potensial. Komponen sensorik merupakan mekanisme neurofisiologi yang menerjemahkan sinyal nosiseptor menjadi informasi tentang nyeri antara lain durasi, intesitas, lokasi, dan kualitas rangsangan. Sedangkan komponen emosional adalah komponen yang menentukan berat ringannya individu merasa tidak nyaman. ( Brunner & Suddart, 2001 ) ( Lombogia M, dibuku Keperawatan Maternitas Konsep Teori 2017 ).

2.2.1.2 Nyeri akut terjadi karena adanya kerusakan jaringan yang akut dan tidak berlangsung lama. Sedangkan nyeri kronik, tetap berlanjut walaupun lesi sudah sembuh. Ada yang memakai batas waktu 3 bulan sebagai nyeri kronik. (Stinson et al, 2011).

2.2.1.3 Nyeri persalinan adalah nyeri kontraksi uterus yang disebabkan oleh dilatasi dan penipisan serviks serta iskemia rahim ( penurunan aliran darah sehingga oksigen local mengalami deficit ). ( Bobaus, 2004 ) ( Lombogia M, dibuku Keperawatan Maternitas Konsep Teori 2017 ).

2.2.2 Etiologi

2.2.2.1 Faktor Penyebab : 1) Faktor resiko

Nyeri akut :

(1) Gangguan tidur

(2) Respon otonom ( penurunan tekanan darah, suhu, nadi ) (3) Tingkah laku ekspresif ( gelisih, merintih, nafas panjang ) Nyeri kronis :

(1) Kelelahan

(2) Perubahan pola tidur

(3) Interaksi dengan orang lain menurun (4) Perubahan berat badan

2) Faktor predisposisi (1) Trauma

(2) Peradangan

(3) Trauma psikologis 3) Faktor presipitasi

(1) Lingkungan (2) Suhu ekstrim (3) Kegiatan

(4) Emosi

Bermacam-macam penyebab nyeri persalinan menentukan jenis atau tipe pada nyeri :

1) Kontraksi otot rahim Kontraksi otot rahim menyebabkan dilatasi dan penipisan seriks serta iskemia rahim akibat kontraksi arteri miometrium, karena rahim merupakan organ internal maka nyeri yang timbul disebut nyeri visceral. Pada persalinan nyeri alih dapat dirasakan pada punggung bagian bawah dan secrum. Biasanya ibu hanya mengalami rasa nyeri ini hanya selama kontraksi dan bebas dari rasa nyeri pada interval antar ontraksi.

2) Rengangan otot dasar panggul

Jenis nyeri ini timbul pada saat mendekati kala II, tidak seperti nyeri visceral nyeri ini terlokalisir di daerah vagina, rectum dan perineum sekitar anus. Nyeri kronis ini disebut nyeri somatik dan disebabkan perengangan struktur jalan lahir bagian bawah akibat penurunan bagian terbawah janin.

3) Episiotomi

Pada nyeri episiotomi, nyeri dirasakan apabila ada tindakan episiotomi, tindakan ini dilakukan sebelum jalan lahir mengalami laserasi maupun rupture pada jalan lahir.

4) Kondisi psikologis

Nyeri dan rasa sakit berlebihan akan menimbulkan rasa cemas dan takut lalu akan tegang dan memicu produksi hormon prostagladin

sehingga timbul stress. Kondisi stress dapat mempengaruhi kemampuan tubuh menahan rasa nyeri. (Judha, dkk (2012:78)

2.2.3 Jenis-Jenis Nyeri

2.2.3.1 Nyeri somatik superficial ( kulit )

Nyeri kulit berasal dari struktur-struktur superfisial kulit dan jaringan subkutis. Stimulus yang efektif untuk menimbulkan nyeri dikulit dapat berupa rangsang mekanis, suhu, kimiawi, atau listrik. Apabila kulit hanya terlihat dan nyeri yang sering dirasakan sebagai penyengat, tajam, meringis atau seperti terbakar, lalu tetapi apabila pembuluh darah ikut berperan menimbulkan nyeri, sifat nyeri menjadi berdenyut.

2.2.3.2 Nyeri somatik dalam

Nyeri somatik dalam dapat mengacu kepada nyeri yang berasal dari otot, tendon, ligamentum, tulang sendi dan arteri. Struktur ini lebih sedikit reseptor sehingga lokalisasi nyeri cenderung menyebar kedalam daerah sekitar.

2.2.3.3 Nyeri visera

Nyeri ini mengacu pada nyeri yang berasal dari organ-organ tubuh, reseptor nyeri visera lebih jarang dibandingkan dengan reseptor nyeri somatik dan terletak pada dinding otot polos organ-organ berongga dalam mekanisme utama yang menimbulkan nyeri visera adalah perengangan atau distensi abnormal dinding atau kapsul organ, iskemia dan peradangan.

2.2.3.4 Nyeri alih

Nyeri ini berasal dari salah satu daerah ditubuh tetapi dirasakan terletak didaerah lain. Nyeri visera sering dialihkan kedermatom ( daerah kulit ) yang dipersarafi oleh segmen medulla spinalis yang sama dengan viksus yang nyeri tersebut berasal dari masa mudigah tidak hanya ditempat organ tersebut berada pada masa dewasa.

2.2.3.5 Nyeri neuoropati

Nyeri sistem saraf secara normal menyalurkan rangsangan yang telah merugikan dari sistem saraf tepi ( SST ) lalu kesistem saraf pusat ( SSP ) yang menimbulkan perasaan nyeri terhadap dengan lesi SST dan SSP dapat menyebabkan gangguan atau hilangnya sensori nyeri dan nyeri neuoropatik sering memiliki kualitas seperti terbakar, perih, atau seperti tersengat listrik dan pasien yang mengalami nyeri neuoropatik menderita akibat instabilitas Sistem Saraf Otonom ( SSO ), dan juga nyeri sering bertambah parah jika oleh stress emosi atau fisik ( dingin, kelelahan ) dan mereda setelah relaksasi.

2.2.4 Patofisiologi

Nyeri persalinan, sistem saraf otonom dan terutama komponen sismpatis yang berperan dalam sensori. Sistem saraf otonom mengontrol aktivitas otot polos visera misalnya uterus dan dapat dikenal sebagai sistem saraf involunter karena organ ini berfungsi tanpa control kesadaran. Terdapat dua komponen yang berbeda, yaitu sistem simpatis dan parasimpatis. Sistem ini bekerja secara sinergis ketika mensyarati organ yang sama. Tetapi juga bekerja sendiri-sendiri, misalnya saraf simpatis menyuplai uterus dan membentuk

bagian yang sangat penting dan neuroanatomi nyeri persalinan. ( Lombogia M, dibuku Keperawatan Maternitas Konsep Teori 2017 )

2.2.5 Manifestasi Klinis

Tanda dan gejala antara lain : 2.2.5.1 Perubahan pola tidur

2.2.5.2 Perubahan frekuensi pernafasan 2.2.5.3 Perubahan tekanan darah 2.2.5.4 Penurunan nafsu makan 2.2.5.5 Perubahan tegangan otot 2.2.5.6 Mual

2.2.5.7 Muntah

2.2.5.8 Ekspresi wajah nyeri 2.2.5.9 Fokus pada diri sendiri 2.2.5.10 Nyeri

Nanda-1 Diagnosis Keperawatan: definisi dan klasifikasi 2018-2020 2.2.6 Pemeriksaan Penunjang

2.2.6.1 Pemeriksaan USG untuk data tambahan, bila ada nyeri tekan di rongga abdomen atau perut.

2.2.6.2 Rontgen untuk mendeteksi kelainan tulang atau organ dalam yang abnormal atau studi LAB sebagai data pendukung untuk studi lainnya.

2.2.6.3 Ct Scan (trauma kepala) untuk memeriksa pembuluh darah yang rusak di otak (Nanda 2012)

2.2.7 Penatalaksanaan

2.2.7.1 Penatalaksanaan keperawatan 1) Pantau tanda-tanda vital

2) Kaji adanya infeksi atau nyeri radang

3) Distraksi ( mengalihkan perhatian dari nyeri, efektif untuk nyeri ringan hingga sedang )

4) Kompres panas

5) Ajarkan keterampilan relaksasi 2.2.7.2 Penatalaksaan medis

1) Pemberian analgesic

Sebelum penderita merasakan nyeri hebat, analgesik lebih efektif dibandingkan setelah mengeluh nyeri.

2) Plasebo

Plasebo adalah obat yang tidak mengandung bahan analgesik, seperti gula pasir, larutan garam atau air. Terapi ini bisa

mengurangi rasa sakit karena rasa percaya pasien. (Nanda 2012) 2.2.8 Skala Nyeri

Macam-macam skala nyeri antara lain : 2.2.8.1 Skala wong baker faces

Skala nyeri ini tergolong mudah untuk dilakukan karena hanya dengan melihat ekspresi wajah pasien. Dalam pengukuran skala nyeri, yang harus diperhatikan yaitu perawat tidak boleh menggunakan skala tersebut sebagai perbandingan untuk membandingkan skala nyeri klien, hal ini karena diakibatkan perbedaan ambang nyeri pada tiap-tiap individu.

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tidak nyeri nyeri ringan nyeri sedang nyeri berat nyeri hebat 2.2.8.2 Skala numarik

Skala yang digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsikan kata.

Dalam pengukuran ini diberikan skala 0-10 untuk menggambarkan keparahan nyeri.

0 : Tidak Nyeri 1-3 : Nyeri Ringan 4-6 : Nyeri Sedang 7-9 : Nyeri Berat 10 : Nyeri Hebat

P(Provocate) : Faktor paliatif meliputi faktor pencetus nyeri yang terasa setelah kelelahan,udara dingin dan saat bergerak.

Q(Quality) : Kualitas nyeri meliputi nyeri seperti di tusuk-tusuk,dipukul- pukul dan lain-lain.

R(Region) : Lokasi nyeri,meliputi nyeri abdomen kuadran bawah,luka post operasi,dan lain-lain.

S(Skala) : Skala nyeri ringan,sedang,berat atau sangat nyeri.

T(Time) : Waktu nyeri meliputi: kapan dirasakan,berapa lama, dan berakhir. (Prasetyo, 2010)

2.3 Konsep Asuhan Keperawatan Persalinan normal

Dokumen terkait