• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Tripartit Intelektual Kapital untuk Meraih Keunggulan Kompetitif Berkesinambungan

BAGIAN KEDUA

B. Konsep Tripartit Intelektual Kapital untuk Meraih Keunggulan Kompetitif Berkesinambungan

adalah langkah awal dalam membangun kompetensi inti. Selanjutnya organisasi harus fokus membangun kompetensi tersebut dengan mendorong komunikasi dan keterlibatan seluruh komponen organisasi, sehingga menjadi sebuah keunggulan yang berkesinambungan.

Jika kompotensi inti telah terbangun, banyak manfaat yang akan diperoleh perusahaan, antara lain adalah:

Design competitive positions and strategies that capabilitize on corporate strengths

Unify the company across business units and functional units, and improve the transfer of knowledge and skill among them

Help employess understand management’s priorities

Integrate the use technology in carrying out business processes

Decide where to allocate resources

Make outsourching, divestment and partnering decisions

Widen the domain in which the company innovates, and spawn new quickly enter emerging markets4

Dari beberapa point di atas, beberapa manfaaat kompetensi inti bagi organisasi antara lain adalah: mendiesain posisi kompetitif dan strategi berdasarkan kekuatan yang dimiliki, meningkatkan transfer pengetahuan dan keterampilan di antara semua elemen organisasi, membantu para pekerja memahami priortas manajemen, mengintegrasikan penggunaan teknologi dalam proses bisnis, membantu menentukan pengalokasian sumber, meningkatkan inovasi, dan meningkatkan citra dan loyalitas pelanggan.

Berdasarkan uraian tentang pentingnya kompetensi inti yang menjadi akar keunggulan kompetitif di atas, terlihat bahwa faktor manusia memiliki peran yang sangat penting. Oleh sebab itu, kajian human capital, yang melihat faktor manusia sebagai asset organisasi menjadi signifikan. Sehingga muncul pertanyaan selanjutnya, bagaimana strategi human capital yang dapat diterapkan?

B. Konsep Tripartit Intelektual Kapital untuk Meraih Keunggulan Kompetitif

Chatzkel, modal manusia itu yang merupakan pembeda untuk organisasi dan dasar sebenarnya bagi keunggulan kompetitif.5

Ada banyak definisi modal manusia yang telah dikemukakan oleh para ahli.

Salah satunya adalah teori Tripartit Intelektual Kapital yang dikemukakan oleh Angela Baron & Michael Amstrong. Teori ini memandang modal manusia sebagai satu dari tiga unsur yang membentuk modal intelektual, selain modal sosial dan modal organisasi.

2. Modal Manusia

Modal manusia atau human capital merupakan pengetahuan, keterampilan, kemampuan dan kapasitas untuk mengembangkan dan berinovasi yang dimiliki oleh orang-orang dalam suatu organisasi. Semua modal capital tersebut adalah aset pribadi setiap individu yang yang disewakan atau pertukaran nilai dengan perusahaan dalam bentuk hubungan kerja. Bagi karyawan, yang diharapkan adalah tingkat pendapatan, kepuasan kerja, prospek karir, dan sebagainya.

Sedangkan yang pengusaha harapkan adalah peningkatan kinerja, produktivitas, fleksibilitas dan kapasitas untuk berinovasi, dan sebagainya. Modal manusia ini sangat menentukan efektivitas organisasi. Sehingga Chatzkel menyatakan bahwa organisasi tidak lebih dari perpanjangan pemikiran dan tindakan manusia6.

Modal Sosial

Karena modal capital adalah milik setiap individu yang dibawa pergi dan pulang sesuai jam kerja, sehingga tidak ada jaminan akan ada selamanya di suatu organisasi. Oleh sebab itu diperlukan adanya upaya pengelolaan sedemikian rupa sehingga asset produktif tersebut berkembang dan mengalir melalui interaksi berbagai elemen organisasi. Sebagaimana dikemukakan oleh Putnam bahwa modal social memungkinkan anggota untuk bertindak bersama-sama secara lebih efektif untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan menurut Bontis, modal sosial dapat dianggap sebagai pengetahuan yang diikat dan dikembangkan oleh hubungan antar karyawan, mitra, pelanggan dan pemasok7.

Modal Organisasi

Modal organisasi atau disebut juga modal structural adalah pengetahuan dilembagakan yang dimiliki oleh sebuah organisasi. Modal organisasi dapat mencakup pengetahuan eksplisit yang telah dicatat pada database atau dalam

5 Angela Baron & Michael Armstrong, Human Capital Management: Achieving Added Value Through People, (London: United Kingdom, 2007), hh. 5-6.

6 Ibid, op.cit, h. 8

7 Ibid, op.cit, h. 13

manual dan operasi standar prosedur, atau pengetahuan tacit yang telah ditangkap, dipertukarkan dan, sejauh mungkin, dikodifikasikan. Dapat juga dikatakan bahwa modal organisasi merupakan inti sari sumbangan terbaik dari modal capital yang telah menyebar luas melalui interaksi social dalam organisasi yang belum tentu dimiliki oleh organisasi lain. Kemampuan organisasi mengelola ketiga komponen inilah yang dapat menghasilkan kompetensi inti, sekaligus akar keunggulan kompetitif yang tidak mudah ditiru.

C. KESIMPULAN 1. Kesimpulan

Organisasi pendidikan seperti sekolah, perguruan tinggi atau lembaga kursus pada dasarnya tidak terlalu berbeda dengan sebuah perusahaan. Di era persaingan seperti saat ini, keduanya tidak lagi hanya dituntut sekedar mampu bertahan, lebih dari itu harus memiliki keunggulan kompettitif. Sebuah keunggulan kompetitif hanya akan dapat diraih jika sebuah perusahaan, termasuk organisasi pendidikan, memiliki kompetensi inti. Kompetensi inti inilah yang memungkinkan organisasi atau perusahaan mampu mempersembahkan nilai-nilai unik dan terbaik kepada pelanggan.

Namun demikian, pembentukan kompetensi inti tidaklah instan. Kompetensi inti dibentuk dari proses pembelajaran kolektif organisasi dalam periode waktu yang panjang. Salah satu strategi yang dapat diterapkan dalam membangun kompetensi inti untuk mencapai keunggulan kompetitif organisasi adalah melalui strategi tripartit intellectual capital (human capital, social capital, organizational capital).

Dalam setiap organisasi pendidikan, tentu ada individu-individu (human capital) dengan aset produktif berupa keterampilan, pengetahuan, pengalaman, dan sebagainya. Aset ini harus dikelola sebaik mungkin melalui interaksi dalam organisasi (modal sosial), sehingga menghasilkan sesuatu yang melembaga dalam organisasi (modal organisasi). Kemampuan organisasi mengelola ketiga komponen inilah yang dapat menghasilkan kompetensi inti sebuah organisasi pendidikan, sekaligus menghasilkan keunggulan kompetitif yang tidak mudah ditiru oleh organisasi pendidikan yang lain.

Alternatif Solusi

Lembaga pendidikan sebagai sebuah organisasi harus memiliki kompetensi inti sebagai pembeda dibandingkan organisasi pendidikan lain yang menjadi pesaing.

Peran strategis pihak manajemen (Yayasan, Kepala Sekolah, Waka) sangat

menentukan dalam mengkaji, merumuskan, menanamkan, memelihara, dan mengembangkan kompetensi inti.

Jika kompetensi inti telah dirumuskan oleh para pendirinya sebelum berdirinya sebuah organisasi, menjadi penting untuk senantiasa mengkaji ulang, karena dinamika dan perubahan lingkungan organisasi yang terus-menerus terjadi. Tujuannya agar seluruh komponen organisasi tetap berada pada jalur yang benar. Jika kompetensi inti dibangun setelah organisasi berdiri dan menjalankan aktivitasnya, analisis keunikan dan kenggulan yang tidak dimiliki organisasi lain harus menjadi fokus pengembangan kompetensi inti. Selain itu, penerapan strategi tripartit human capital dapat menjadi alternatif solusi. Sebab, dalam setiap organisasi, ada individu-individu yang memiliki aset keterampilan, pengetahuan, pengalaman, yang dapat dikelola melalui interaksi dalam organisasi untuk menghasilkan sesuatu yang melembaga.

Implikasi

Beberapa implikasi yang dapat dikemukakan dari kajian tentang kompetensi inti ini adalah

 Penting bagi lembaga pendidikan untuk membangun kompetensi inti

 Kompetensi inti yang telah dibangun harus dipelihara, diinternalisasikan sebagai milik diri secara kolektif., sehingga menjadi dasar terbangunnya sebuah tatanan atau kestabilan yang kokoh

 Tatanan atau kestabilan kokoh dengan karakteristik yang unik dan tidak mudah ditiru inilah yang akan menjadi akar keunggulan kompetitif sebuah organisasi.