• Tidak ada hasil yang ditemukan

4. Bagaimana Alasan dan saran dalam penilaian

KTI yang tidak Asli

No Hal terdapat pada KARYA TULIS ILMIAH ...

Alasan penolakan dan saran

2

Pada KARYA TULIS ILMIAH terdapat indikasi yang

menunjukkan kejanggalan misalnya : Dalam satu tahun, seorang pengawas sekolah mengajukan lebih dari dua buah KARYA TULIS ILMIAH hasil penelitian.

(Apabila setiap semester dilakukan satu penelitian, maka dalam setahun, dihasilkan maksimal dua KARYA TULIS ILMIAH hasil penelitian)

.

Terdapat indikasi yang menunjukkan KARYA TULIS ILMIAH ini diragukan keasliannya, yaitu

banyaknya laporan hasil penelitian yang dihasilkan dengan waktu yang tersedia.

Disarankan untuk membuat KARYA TULIS ILMIAH baru, karya sendiri, yang berfokus pada “laporan” kegiatan nyata yang bersangkutan sebagai pengawas sekolah.

Misalnya berupa laporan penelitian atau tinjauan ilmiah, prasaran ilmiah, karya ilmiah populer, atau buku pelajaran.

Bila KTI berupa laporan penelitian, sistematikanya paling tidak memuat:

(Bab I) Pendahuluan yang menjelaskan tentang Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan dan Kemanfaatan Hasil Penelitian; (Bab II) Kajian / Tinjauan Pustaka yang berisi uraian tentang kajian teori; (Bab III) Metode Penelitian yang menjelaskan tentang prosedur pelaksnaan penelitian; (Bab IV) Hasil, analisis hasil dan diksusi hasil penelitian; dan (Bab V) Simpulan dan Saran- Saran.

Laporan penelitian harus pula melampirkan (a) semua instrumen yang digunakan dalam penelitian, kuisener, tes, lembar observasi, pengamatan dan lain- lain, (b) contoh-contoh isian instrumen misalnya hasil kerja dalam pengisian/ pengerjaan instrumen, (c) dokumen pelaksanaan penelitian yang lain seperti foto- foto kegiatan, daftar hadir, jurnal harian, dan dokumen pelaksanaan penelitian lain yang mampu memberikan bukti bahwa penelitian tersebut telah dilakukan.

KTI yang tidak Asli

No Hal terdapat pada KARYA TULIS ILMIAH ...

Alasan penolakan dan saran

3

Pada KARYA TULIS ILMIAH terdapat indikasi yang

menunjukkan kejanggalan misalnya : Beberapa KARYA TULIS ILMIAH dari pengawas sekolah yang sama, sangat berbeda kualitasnya.

Misalnya satu KARYA TULIS ILMIAH

berkualitas setara tesis, sedang KARYA TULIS ILMIAH lain yang, mempunyai kualitas yang sangat jauh berbeda.

Tidak wajar apabila kualitas KARYA TULIS ILMIAH dari orang yang sama, mempunyai mutu yang sangat jauh berbeda

Terdapat indikasi yang menunjukkan KARYA TULIS ILMIAH ini diragukan keasliannya, yaitu adanya perbedaan mutu KARYA TULIS ILMIAH yang mencolok di antara karya yang dibuat oleh seorang pengawas sekolah yang sama Disarankan untuk membuat KARYA TULIS ILMIAH baru, karya sendiri, yang berfokus pada “laporan” kegiatan nyata yang bersangkutan sebagai pengawas sekolah.

Misalnya berupa laporan penelitian atau tinjauan ilmiah, prasaran ilmiah, karya ilmiah populer, atau buku pelajaran.

Bila KTI berupa laporan penelitian, sistematikanya paling tidak memuat:

(Bab I) Pendahuluan yang menjelaskan tentang Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan dan Kemanfaatan Hasil Penelitian; (Bab II) Kajian / Tinjauan Pustaka yang berisi uraian tentang kajian teori; (Bab III) Metode Penelitian yang menjelaskan tentang prosedur pelaksnaan penelitian; (Bab IV) Hasil, analisis hasil dan diksusi hasil penelitian; dan (Bab V) Simpulan dan Saran- Saran.

Laporan penelitian harus pula melampirkan (a) semua instrumen yang digunakan dalam penelitian, kuisener, tes, lembar observasi, pengamatan dan lain- lain, (b) contoh-contoh isian instrumen misalnya hasil kerja dalam pengisian/ pengerjaan instrumen, (c) dokumen pelaksanaan penelitian yang lain seperti foto- foto kegiatan, daftar hadir, jurnal harian, dan dokumen pelaksanaan penelitian lain yang mampu memberikan bukti bahwa penelitian tersebut telah dilakukan.

KTI yang tidak Asli

No Hal terdapat pada KARYA TULIS ILMIAH ...

Alasan penolakan dan saran

4 Pada KARYA TULIS ILMIAH terdapat indikasi yang menunjukkan kejanggalan misalnya : KARYA TULIS ILMIAH yang dinyatakan dibuat dalam waktu yang berbeda (misalnya tahun-tahun yang berbeda) mempunyai kesamaan mencolok satu dengan yang lain.

Kesamaan itu misalnya tampak pada kata pengantar, tanggal pengesahan, tanggal pembuatan, foto pelaksanaan yang sama, dan data lain yang

menunjukkan ketidakwajaran.

Terdapat indikasi yang menunjukkan KARYA TULIS ILMIAH ini diragukan keasliannya, yaitu adanya banyak kesamaan yang mencolok di antara KARYA TULIS ILMIAH yang dinyatakan dibuat pada waktu yang berbeda.

Disarankan untuk membuat KARYA TULIS ILMIAH baru, karya sendiri, yang berfokus pada “laporan” kegiatan nyata yang bersangkutan sebagai pengawas sekolah.

Misalnya berupa laporan penelitian atau tinjauan ilmiah, prasaran ilmiah, karya ilmiah populer, atau buku pelajaran.

Bila KTI berupa laporan penelitian, sistematikanya paling tidak memuat:

(Bab I) Pendahuluan yang menjelaskan tentang Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan dan Kemanfaatan Hasil Penelitian; (Bab II) Kajian / Tinjauan Pustaka yang berisi uraian tentang kajian teori; (Bab III) Metode Penelitian yang menjelaskan tentang prosedur pelaksnaan penelitian; (Bab IV) Hasil, analisis hasil dan diksusi hasil penelitian; dan (Bab V) Simpulan dan Saran- Saran.

Laporan penelitian harus pula melampirkan (a) semua instrumen yang digunakan dalam penelitian, kuisener, tes, lembar observasi, pengamatan dan lain- lain, (b) contoh-contoh isian instrumen misalnya hasil kerja dalam pengisian/ pengerjaan instrumen, (c) dokumen pelaksanaan penelitian yang lain seperti foto- foto kegiatan, daftar hadir, jurnal harian, dan dokumen pelaksanaan penelitian lain yang mampu memberikan bukti bahwa penelitian tersebut telah dilakukan.

KTI yang tidak Asli

No Hal terdapat pada KARYA TULIS ILMIAH ...

Alasan penolakan dan saran

5

KARYA TULIS ILMIAH yang diajukan tampak sangat mirip skipsi, tesis atau

desertasi, yang dapat diduga sangat mungkin karya orang lain, atau tesis yang

bersangkutan yang dipakai kembali.

Hal ini tampak dari sajian isi, format kelengkapan kepustakaan, kedalaman teori dan terutama permasalahan penelitiannya.

Terdapat indikasi yang menunjukkan KARYA TULIS ILMIAH ini diragukan keasliannya.

KARYA TULIS ILMIAH yang diajukan sangat mirip skripsi, tesis atau desertasi yang tidak berkaitan dengan kegiatan pengembangan profesinya sebagai pengawas sekolah.

Disarankan untuk membuat KARYA TULIS ILMIAH baru, karya sendiri, yang berfokus pada “laporan” kegiatan nyata yang bersangkutan sebagai pengawas sekolah.

Misalnya berupa laporan penelitian atau tinjauan ilmiah, prasaran ilmiah, karya ilmiah populer, atau buku pelajaran.

Bila KTI berupa laporan penelitian, sistematikanya paling tidak memuat:

(Bab I) Pendahuluan yang menjelaskan tentang Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan dan Kemanfaatan Hasil Penelitian; (Bab II) Kajian / Tinjauan Pustaka yang berisi uraian tentang kajian teori; (Bab III) Metode Penelitian yang menjelaskan tentang prosedur pelaksnaan penelitian; (Bab IV) Hasil, analisis hasil dan diksusi hasil penelitian; dan (Bab V) Simpulan dan Saran- Saran.

Laporan penelitian harus pula melampirkan (a) semua instrumen yang digunakan dalam penelitian, kuisener, tes, lembar observasi, pengamatan dan lain- lain, (b) contoh-contoh isian instrumen misalnya hasil kerja dalam pengisian/ pengerjaan instrumen, (c) dokumen pelaksanaan penelitian yang lain seperti foto- foto kegiatan, daftar hadir, jurnal harian, dan dokumen pelaksanaan penelitian lain yang mampu memberikan bukti bahwa penelitian tersebut telah dilakukan.

KTI yang tidak Asli

No Hal terdapat pada KARYA TULIS ILMIAH ...

Alasan penolakan dan saran

6

Beberapa

KARYA TULIS ILMIAH (yang umumnya berasal dari daerah yang sama) sangat mirip.

Kemiripan yang mencolok tersebut tampak pada pengantar, abstrak, teori, daftar pustaka, yang tertulis sama baik bentuk dan ukuran huruf, kata-demi-kata, kalimat dan lain- lain.

Fakta di lapangan menunjukkan adanya biro jasa yang bersedia

“membuatkan”

KARYA TULIS ILMIAH bagi para guru.

Terdapat indikasi yang menunjukkan KARYA TULIS ILMIAH ini diragukan keasliannya.

KARYA TULIS ILMIAH yang diajukan sangat mirip dengan KARYA TULIS ILMIAH lain dari daerah yang sama. Kemiripan yang mencolok tersebut di antaranya tampak pada kata pengantar, daftar isi, abstrak, teori, daftar pustaka, dan berbagai data yang lain.

Disarankan untuk membuat KARYA TULIS ILMIAH baru, karya sendiri, yang berfokus pada “laporan” kegiatan nyata yang bersangkutan sebagai pengawas sekolah.

Misalnya berupa laporan penelitian atau tinjauan ilmiah, prasaran ilmiah, karya ilmiah populer, atau buku pelajaran.

Bila KTI berupa laporan penelitian, sistematikanya paling tidak memuat:

(Bab I) Pendahuluan yang menjelaskan tentang Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan dan Kemanfaatan Hasil Penelitian; (Bab II) Kajian / Tinjauan Pustaka yang berisi uraian tentang kajian teori; (Bab III) Metode Penelitian yang menjelaskan tentang prosedur pelaksnaan penelitian; (Bab IV) Hasil, analisis hasil dan diksusi hasil penelitian; dan (Bab V) Simpulan dan Saran- Saran.

Laporan penelitian harus pula melampirkan (a) semua instrumen yang digunakan dalam penelitian, kuisener, tes, lembar observasi, pengamatan dan lain- lain, (b) contoh-contoh isian instrumen misalnya hasil kerja dalam pengisian/ pengerjaan instrumen, (c) dokumen pelaksanaan penelitian yang lain seperti foto- foto kegiatan, daftar hadir, jurnal harian, dan dokumen pelaksanaan penelitian lain yang mampu memberikan bukti bahwa penelitian tersebut telah dilakukan.

Dokumen terkait