• Tidak ada hasil yang ditemukan

Langkah-Langkah Pembelajaran

Dalam dokumen PEMBELAJARAN MODEL (Halaman 71-80)

a. hanya siswa yang aktif yang terlibat, b. tidak sepenuhnya siswa yang belajar, dan c. jumlah detail informasi tidak dapat

dimasukkan.

G. Langkah-langkah Pembelajaran Model Mind Mapping

Langkah-langkah pembelajarannya:

a. guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai,

b. guru menyajikan materi sebagaimana biasa, c. untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah

kelompok berpasangan dua orang,

d. menugaskan salah satu siswa dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran.

Begitu juga kelompok lainnya,

62

e. menugaskan siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman pasangannya. Sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya, f. guru mengulangi/menjelaskan kembali materi

yang kiranya belum dipahami siswa, dan g. kesimpulan/penutup.

Mind Mapping menggunakan teknik penyaluran gagasan dengan menggunakan kata kunci bebas, simbol, gambar, dan menggambarkan secara kesatuan dengan menggunakan teknik pohon. Dengan penggunaan model Mind Mapping dapat membuat siswa lebih aktif dan kreatif dengan melibatkan kedua belah otak siswa, sehingga siswa akan lebih memahami materi yang diberikan oleh guru karena siswa membuat catatan Mind Mappnya sendiri. Model ini adalah salah satu metode pembelajaran yang sangat efektif untuk meningkatkan kreatifitas siswa terutama dalam pembelajaran bahasa dan seni.

63

DAFTAR PUSTAKA

Budiyanto, Agus Krisno. 2016. SINTAKS 45 Metode Pembelajaran Dalam Student Centered Learning (SCL). Malang: Universitas Muhammadiyah Malang Press.

Buzan, Tony. 2003. Mind Map Untuk Anak-Anak.

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Buzan, Tony. 2005. Buku Pintar Mind Map. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

https://adifunlearning.blogspot.com/2020/01/macam- macam-model-pembelajaran-beserta.html

64

TENTANG PENULIS

Julsari Karopak lahir pada tanggal 19 Juli 1994 di Sima Kabupaten Tana Toraja provinsi Sulawesi Selatan. Anak kelima dari pasangan Daniel Raya dan Lince Datu. Dia memulai pendidikannya di SD Negeri 135 Sima dan lulus pada tahun 2006. Dia melanjutkan pendidikannya di SMP Negeri 1 Simbuang and graduated in 200 lulus pada tahun 2009. Setelah itu, dia melanjutkan pendidikannya di tingkat atas pada sekolah SMA Negeri 3 Makale dan lulus tahun 2012.

Pada tahun yang sama dia melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi di Sekolah Tinggi Ilmu Pendidikan YPUP Makassar pada tahun 2012 dan lulus pada tahun 2016. Saat ini, melanjutkan pendidikan pada Program Studi Pendidikan Dasar Program Pascasarjana Universitas Bosowa Makassar.

65

MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu isu yang senantiasa menarik untuk dikaji. Semua bangsa di dunia pasti berkepentingan dengan pendidikan, sebab dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan budayanya dan mewariskannya kepada generasi penerus mereka, sehingga pendidikan sering disebut juga sebagai agent of culture.

Pendidikan adalah usaha yang sadar yang sengaja dirancang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dalam mengajar pemahaman konsep sangatlah penting, maka dari itu diperlukan sebuah model yang bisa meningkatkan pemahaman siswa. Salah satu upayanya melalui penerapan model pembelajaran yang tepat. Salah satu model pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk berinteraksi satu sama lain dan lebih aktif adalah model pembelajaran kooperatif. Dalam model pembelajaran kooperatif ini siswa dituntut untuk aktif mengomunikasikan gagasan pengetahuan kepada teman sekelompok maupun dari

66

kelompok lain. Model pembelajaran kooperatif memiliki beberapa tipe. Salah satu tipe model pembelajarn kooperatif yang dapat digunakan dalam pembelajaran adalah tipe Two Stay Two Stray.

Model pembelajaran adalah suatu perencaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan- tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas (Arendes dalam Darmadi, 2017 : 42).

Sedangkan menurut Joyce & Weil (1971), model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu, dan memiliki fungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktifitas belajar mengajar. Menurut Istarani (2012: 1) menyatakan bahwa model pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi segala aspek sebelum, sedang dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta segala fasilitas yang terkait yang digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam proses belajar.

67

B. Pengetian Model Pembelajaran Tipe Two Stay Two Stray

Two Stay Two Stray berasal dari bahasa Inggris yang berarti “dua tinggal dua tamu.” (Isjoni, 2009 : 78).

Lie dalam Yusritawati (2009: 14) menyatakan, struktur Two Stay Two Stray yaitu memberi kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lain.

Pengertian model pembelajaran Two Stay Two Stray menurut para ahli yaitu:

1. Menurut Suyatno (2009) model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray adalah dengan cara siswa berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan kelompok lain. Sintaknya adalah kerja kelompok, dua siswa bertamu ke kelompok lain dan dua siswa lainnya tetap dikelompoknya untuk menerima dua orang dari kelompok lain, kerja kelompok, kembali ke kelompok asal, kerja kelompok, dan laporan kelompok.

2. Menurut Suprijono (2009) model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray atau dua tinggal dua tamu diawali dengan pembagian kelompok.

Setelah kelompok terbentuk guru memberikan tugas berupa permasalahan-permasalahan yang harus mereka diskusikan jawabannya. Setelah diskusi intrakelompok selesai, dua orang dari masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya untuk bertamu ke kelompok lain. Anggota kelompok yang

68

tidak mendapat tugas sebagai duta (tamu) mempunyai kewajiban menerima tamu dari suatu kelompok. Tugas mereka adalah menyajikan hasil kerja kelompoknya kepada tamu tersebut. Dua orang yang bertugas sebagai tamu diwajibkan bertamu kepada semua kelompok. Jika mereka telah selesai melaksanakan tugasnya, mereka kembali ke kelompoknya masing-masing. Setelah kembali ke kelompok asal, baik siswa yang bertugas bertamu maupun mereka yang bertugas menerima tamu mencocokkan dan membahas hasil kerja yang telah mereka tunaikan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa model pembelajran Two Stay Two Stray adalah model pembelajaran yang memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lainnya. Hal ini dilakukan dengan cara saling mengunjungi/bertemu antar kelompok untuk berbagi informasi. Hal ini membuat siswa aktif di dalam kegiatan belajar mengajar. Anita Lie berpendapat bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan siswa, bukan seseuatu yang dilakukan terhadap siswa (Anita Lie, 2002: 51), sehingga siswa ditempatkan sebagai peserta yang aktif dalam belajar. Keaktifan siswa ini membuat pelajaran di kelas menjadi lebih efektif.

Teknik ini merupakan salah satu bentuk kelompok yang anggotanya empat orang, bagi kelompok

69

lain yang datang bertamu, sedangkan dua lainnya akan berkunjung ke kelompok lain guna mencari informasi lebih lanjut mengenai tugas yang ada (Anita Lie, 2002:

60). Hal ini dilakukan karena banyak kegiatan belajar mengajar yang diwarnai dengan kegiatan-kegiatan individu. Siswa bekerja sendiri dan tidak diperbolehkan melihat pekerjaan siswa yang lain. Padahal dalam kenyataan hidup di luar sekolah, kehidupan dan kerja manusia saling bergantung satu sama lainnya. Dengan demikian, pada dasarnya kembali pada hakekat keterampilan berbahasa yang menjadi satu kesatuan yaitu membaca, berbicara, menulis dan menyimak.

Ketika siswa menjelaskan materi yang dibahas oleh kelompoknya, maka tentu siswa yang berkunjung tersebut melakukan kegiatan menyimak atas apa yang di jelaskan oleh temannya. Demikian juga ketika siswa kembali ke kelompoknya untuk menjelaskan materi apa yang di dapat dari kelompok yang dikunjungi. Siswa yang kembali tersebut menjelaskan materi yang di dapat dari kelompok lain, siswa yang bertugas menjaga rumah menyimak hal yang dijelaskan oleh temannya.

Dalam proses pembelajaran dengan model Two Stay Two stray, secara sadar ataupun tidak sadar, siswa akan melakukan salah satu kegiatan berbahasa yang menjadi kajian untuk ditingkatkan yaitu keterampilan menyimak. Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray seperti itu, siswa akan

70

lebih banyak melakukan kegiatan menyimak secara langsung, dalam artian tidak selalu dengan cara menyimak apa yang guru utarakan yang dapat membuat siswa jenuh. Tanya jawab dapat dilakukan oleh siswa dari kelompok satu dan yang lain, dengan cara mencocokan materi yang didapat dengan materi yang disampaikan. Dengan begitu, siswa dapat mengevaluasi sendiri, seberapa tepatkah pola pikirnya terhadap suatu konsep dengan pola pikir narasumber.

C. Tokoh dan Perkembangan Model Pembelajaran

Dalam dokumen PEMBELAJARAN MODEL (Halaman 71-80)