• Tidak ada hasil yang ditemukan

Latar belakang pendidikan dan karir

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

D. Teknik Analisis Data

2. Latar belakang pendidikan dan karir

Latar belakang keluarganya dapat memberikan pengaruh yang besar dalam pendidikan awal Syed Muhammad Naquib . dari keluarganya yang terdapat di Bogor, dia memperoleh pendidikan dalam ilmu-ilmu keislaman, sedangkan dari keluarganya di johor, dia memperoleh pendidikan yang sangat bermanfaat baginya dalam mengembangkan dasar-dasar bahasa, sastra, dan kebudayaan melayu.91

Ketika umur 5 tahun, al-Attas diajak orangtuanya migrasi ke Malaysia. Di sini al-Attas dimasukkan dalam pendidikan dasar Ngee Heng PrimarySchool sampai usia

90 Wan Mohd Nor Wan Daud, Filsafat Dan Praktik Pendidikan Islam Syed M. Naquib Al-Attas, (Bandung: Mizan, 2003), Cet. Ke-1, h. 45-46

91 Wan Mohd Nor Wan Daud, Filsafat Dan Praktik Pendidikan Islam Syed M. Naquib Al-Attas,h. 46

10 tahun. Melihat perkembangan yang kurang menguntungkan, yakni ketika jepang menguasai Malaysia, maka al-Attas dan keluarganya pindah ke Indonesia. Di sini, ia kemudian melanjutkan studinya di sekolah Urwah al-Wusqa, sukabumi selama lima tahun.

Di tempai ini, al-Attas mulai mendalami dan mendapatkan pemahaman tradisi Islam yang kuat, terutama tarekat. Hal ini dapat dimengerti karena saat itu,di sukabumi telah berkembang perkumpulan tarekat Naqsabandiyah.92

Karena terdorong oleh panggilan batinnya untuk mengamalkan ilmunya yang diperoleh di sukabumi, sekembalinya ke Malaysia, al-Attas memasuki dunia militer dengan mendaftarkan diri sebagai tentara kerajaan dalam upaya mengusir penjajah jepang. Dalam bidang kemiliteran ini, al-Attas telah menunjukkan kecerdasannya, sehingga atasannya memilih dia sebagai salah satu peserta pendidikan militer yang lebih tinggi.

Dia belajar berbagai sekolah militer di Inggris. Bahkan ia

92 Abuddin Nata, Pemikiran Pendidikan Islam, (Jakarta:

Rajagrafindo, 2012), Cet. k-1, h. 331.

sempat mengenyam pengalaman yang merupakan salah satu akademik militer yang cukup bergengsi di Inggris.93

Pada waktu itu Indonesia berada di bawah kolonialisme Belanda. Bila dilihat dari garis keturunannya, al-Attas termasuk orang yang beruntungsecara inheren. Sebab dari keduabelah pihak, baik pihak ayah maupun ibunya merupakan orang-orang yang berdarah biru. Ibunya yang asli bogor itu masih keturunan bangsawan sunda. Sedangkan pihak ayah masih tergolong bangsawan di Johor.94

Sesudah Malaysia merdeka, pada tahun 1957 al- Attas mengundurkan diri dari dinas militer dan mengembangkan potensi dasarnya di bidang intelektual.

Untuk itu, al-Attas sempat kuliah di Universitas Malaya selama dua tahun. Berkat kecerdasan dan kesungguhannya dalam belajar, ia kemudian dikirim oleh pemerintah Malaysia untuk melanjutkan studi di Institute of Islamic Studies, Mc Gill University, kanada. Dalam waktu yang relatif singkat, ia pada tahun 1962 berhasil

93Abuddin Nata, Pemikiran Pendidikan Islam, h. 332.

94Al-Rasyidin dan Samsul Nizar, Pendekatan Historis, Teoritis, dan Praktis Filsafat Pendidikan Islam, h. 117.

hingga meraih gelar Master dengan tesis yang berjudul Ranili and The Wujudiyyah of 17th Century Aceh.95

Syed sangat tertarik dengan praktik sufi yang berkembang di Indonesia dan Malaysia, sehingga cukup wajar bila tesis yang diangkat adalah konsep wujudiyah al-Raniriy. Salah satu alasannya adalah syed ingin membuktikan bahwa islamisasi yang berkembang di kawasan tersebut bukan di laksanakan oleh kolonial belanda, melainkan murni dari upaya umata Islam sendiri.96

Syed Muhammad Naquib Al-attas adalah seorang pakar sejarawan, ahli filsafat, dan seniman berkewarganegaraan Malaysia. Dalam dunia Akademis, ia dikenal sebagai sejarawan yang mengkhususkan diri pada sejarah Islam di Melayu. Ia adalah pendiri The International Institute of Islamic Thought and Civilization (ISTAC), Kuala Lumpur, Malaysia.Dalam rangka Memperdalam dan memperluas wawasan intelektualnya, al-Attas kemudian melanjutkan studi ke

95Abuddin Nata, Pemikiran Pendidikan Islam, (Jakarta:

Rajagrafindo, 2012), Cet-1, h. 332.

96 Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam; pendekatan Historis, Teoritis, dan Praktis, (Jakarta: PT. Intermasa, 2002), Cet. ke-1, h. 119

School of Oriental and African Studies di Universitas London.97

Dalam bidang karier atau pekerjaan, al-Attas memulai dengan jabatan di jurusan kajian Melayu pada Universitas Malaya. Tugas ini ia laksanakan pada tahun 1966 hingga tahun 1970. Pada lembaga ini ia menekankan tentang pentingnya kajian melayu. Sebab mengkaji sejarah melayu dengan sendirinya juga mendalami proses Islamisasi di Indonesia dan di Malaysia. Dalam kaitan ini banyak karya pujangga Melayu yang berisi ajaran Islam yang bercorak tasawuf.98

Selanjutnya pada tahun 1977, al-Attas menyampaikan sebuah makalah yang berjudul Priliminary Thought on the Nature of Knowledge and the Definitionand Aims of Educationa di hadapan peserta konperensi dunia Islam pertama tentang pendidikan Islam di makkah al-Mukarramah. Dengan orasi yang menyakinkan banyak peserta yang memberikan respons positif. Dan salah satu respons tersebut adalah diterimanya ide tersebut oleh Organisasi konferensi

97 Hasan Muarif Hambaly, Suplemen Enslikopedi Islam jilid 2, (Jakarta: PT Ichtiar baru van Hoeve, 1996), Cet. Ke-1, h. 78

98 Abuddin Nata, Pemikiran Pendidikan Islam, h. 333

Islam.99 Selanjutnya, sebagai realisasi dari ide-ide al- Attas, OKI memberikan kepercayaan kepadanya untuk mendirikan sebuah Universitas Internasional di Malaysia pada tahun 1984. Konsep universitas ini sama dengan universitas lainnya. Hanya saja yang sedikit membedakannya dalah dengan tambahan pengajaran dasar-daar islam dan bahasa arab. Agar Mahasiswa dapat menyaring konsep yang tidak Islami, sehingga Islamisasi terjadi dalam diri Mahasiswa bukan terhadap disiplin itu sendiri.100

Perjuangan dan aktivitas al-Attas di berbagai Institusi pendidikan tinggi yang terdapat di Malaysia sebuah negara multi agama, tetapi didominasi oleh umat Islam yang sekarang sedang mengalami perubahan sosial, ekonomi yang cepat tidak hanya memberikan peluang untuk memahami dengan jelas isu-isu fundamental yang mendasari permasalahan-permaalahan kompleks yang sekarang sedang menghadang umat Islam, tetapi juga

99 Abuddin Nata, Pemikiran Pendidikan Islam, h. 334

100 Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam; pendekatan Historis, Teoritis, dan Praktis, (Jakarta: PT. Intermasa, 2002), Cet. ke-1, h. 121

mencarikan solusi yang tepat bagi permasalahan- permasalahan berikut.101

3. Karya-Karya Syed Muhammad Naquib al-Attas

Dokumen terkait