• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tahap-tahap Penelitian

Dalam dokumen implementasi kurikulum satuan pendidikan (Halaman 53-56)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

G. Tahap-tahap Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan ini berupa penelitian kualitatif.

Prosedur penelitian yang akan dilakukan meliputi studi pendahuluan, perencanaan, pelaksanaan analisis dan interpretasi, penyusunan laporan penelitian. Tahapan-tahapan pelaksanaan penelitian dijelaskan sebagai berikut:

56 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif , 330

1. Tahap Studi pendahuluan dan Pra-lapangan

Tahap yang dilakukan sebelum penelitian dilaksanakan. Kegiatan dalam tahap pra-lapangan meliputi menyusun rancangan penelitian, studi eksplorasi, perizinan, penyusunan instrumen penelitian, dan pelaksanaan.

a. Menyusun rancangan penelitian

Yang dimaksud menyusun rancangan penelitian adalah menyusun proposal penelitian.

b. Studi eksplorasi

Merupakan kunjungan ke lokasi penelitian, yaitu ke Pesantren Tarbiyatul Mu’allimien Al-Islamiyah (TMI) Putri II Al-Amien Prenduan Sumenep sebagai lokasi penelitian, dan berusaha mengenal segala unsur lingkungan sosial, fisik, dan keadaan alam lokasi penelitian.

c. Perizinan

Sehubungan dengan penelitian yang dilaksankAn di luar kampus dan merupakan lembaga pendidikan, maka pelaksanaan penelitian ini memerlukan izin dengan prosedur sebagai berikut, yaitu memminta surat izin penelitian dari IAIN Jember sebagai permohonan izin melakukan penelitian di Pesantren Tarbiyatul Mu’allimien Al- Islamiyah (TMI) Putri II Al-Amien Prenduan Sumenep.

d. Penyusunan instrumen penelitian

Kegiatan dalam penyusunan instrumen penelitian meliputi penyusunan daftar pertanyaan untuk wawancara, membuat lembar observasi, dan pencatatan dokumen yang diperlukan.

2. Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan penelitian merupakan kegiatan inti dari penelitian, yang meliputi kegiatan pengumpulan data, dilanjutkan dengan reduksi data, penyajian data, dan terakhir yaitu kesimpulan/verifikasi.

3. Penyusunan Laporan

Pelaporan yang dimaksudkan adalah menulis laporan hasil penelitian sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Laporan hasil penelitian ini sebagai pertanggung jawaban ilmiyah peneliti dalam penyusunan skripsi.

Laporan yang telah ditulis dikonsultasikan pada dosen pembimbing. Bila dosen pembimbing menyeujui untuk di uji, maka penulis si mempertanggung jawabkan isi tulisan dihadapan dewan penguji. Setelah mendapatkan pengesahan dari dewan penguji maka laporan penelitian siap untuk di cetak menjadi laporan skripsi.

A. Gambaran Umum 1. Sejarah berdirinya

Tarbiyatul Mu’allimien Al-Islamiyah (TMI) adalah lembaga pendidikan tingkat menengah yang paling tua di lingkungan Pesantren AL-AMIEN PRENDUAN, setelah Madrasah Diniyah Awaliyah yang sudah ada sejak awal berdirinya pondok pada tanggal 10 November 1952 dan Madrasah Ibtidaiyah/Madrasah Wajib Belajar yang didirikan pada awal tahun 1957.

TMI dengan bentuknya yang sangat sederhana telah dirintis pendiriannya sejak pertengahan tahun 1959 oleh Kiyai Djauhari Chotib(pendiri dan pengasuh pertama Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan). Beliau diilhami oleh sistem pendidikan Kulliyatul Mu’allimien al-Islamiyah (KMI) Pondok Modern Gontor yang memang sangat dikaguminya, sehingga seluruh putranya yang berjumlah 3 orang dikirimnya untuk nyantri dan belajar di Gontor bersama keponakan, cucu-cucu dan santri-santrinya yang lain.

Pada tanggal 11 Juni 1971, Kiyahi Djauhari wafat. Maka usaha rintisan awal inipun dilanjutkan oleh putra-putra dan santri-santri- nya, antara lain dengan melakukan langkah-langkah pendahuluan sebagai berikut:

a. Membuka lokasi baru seluas kurang lebih 6 ha, amal jariyah dari santri santri Kiyai Djauhari, yang terletak 2 km di se-belah bara lokasi lama.

b. Membentuk “tim kecil” yang beranggotakan 3 orang (yaitu Kiyai Muhammad Tidjani Djauhari, Kiyai Muhammad Idris Jauhari, dan Kiyai Jamaluddin Kafie), untuk menyusun kuri-kulum TMI yang lebih representatif.

c. Mengadakan “studi banding” ke Pondok Modern Gontor dan pesantrenpesantren besar lainnya di Jawa Timur, se-kaligus memohon do’a restu kepada kiyai-kiyai sepuh pada saat itu, khususnya Kiyai Ahmad Sahal dan Kiyai Imam Zar-kasyi Gontor, untuk memulai usaha pendirian dan pengembangan TMI dengan sistem dan paradigma baru yang telah disepakati.

Setelah melewati proses pendahuluan tersebut, maka pada hari Jum’at, tanggal 10 Syawal 1391 atau 3 Desember 1971, TMI (khusus putra) dengan sistem dan bentuknya seperti yang ada se-karang secara resmi didirikan oleh Kiyai Muhammad Idris Jauhari, dengan menempati bangunan darurat milik penduduk sekitar lokasi baru.

Dan tanggal inilah kemudian yang ditetapkan sebagai tanggal berdirinya TMI AL-AMIEN PRENDUAN.

Sedangkan TMI Putri II dibuka secara resmi 14 tahun kemudian, yaitu pada tanggal 10 Syawal 1405 atau 19 Juni 1985, oleh Nyai Anisah Fathimah Zarkasyi (putri Kiyai Zarkasyi dan istri Kiyai

Tidjani) yang pada saat itu masih mukim di Makkah al-Mukarromah bersama seluruh keluarga.

2. Visi dan Misi Lembaga a. Visi Lembaga

1) Semata-mata untuk Ibadah kepada Allah swt. dan mengharap ridhaNya (tercermin dalam sikap tawadlu’, tunduk dan patuh kepada Allah swt. tanpareserve)















Artinya: “dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (QS Adz- Dzariyat, 51: 56)

2) Mengimplementasikan fungsi Khalifah Allah di muka bumi (tercermin dalam sikap proaktif, inovatif dan kreatif)



























































Artinya:“ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata:

"Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:

"Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."(QS Al-Baqarah, 2: 30)

b. Misi Lembaga 1) Misi Umum :

Mempersiapkan individu-individu yang unggul dan berkualitas menuju terbentuknya Khairo Ummah (Umat Terbaik) yang dikeluarkan untuk manusia.

















































Artinya:“kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.

Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.(QS Ali Imron, 3: 110)

2) Misi Khusus :

Mempersiapkan kader-kader ulama dan pemimpin umat (Mundzirul Qoum) yang muttafaqih fiddien, baik sebagai Ilmuwan/Akademisimaupun sebagai Praktisi, yang mau dan mampu untuk melaksanakan: dakwah ilal khair, ‘amar ma’ruf nahi munkar, dan in-dzarul qoum.































Artinya:“dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkarmerekalah orang-orang yang beruntung.(QS Ali Imron, 3: 104)















































Artinya:“tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya., QS At-Taubah, 9: 122)

3. Tujuan Institusional

a. Mencetak manusia yang beriman sempurna, berilmu luas, danberamal sejati.

b. Mencetak warga negara Indonesia yang berjiwa Pancasila serta patuh dan setia kepada UUD 1945.

c. Mencetak muslim mukmin yang potensial (berkualitas) dan bisa dipercaya (al-qowiyyul amien).

d. Mencetak muslim mukmin yang yang mau dan mampu melakuan tafaqquh fid-din dan indzarul qaum.

e. Mencetak muslim mukmin yang siap untuk berjasa, berkembang,dan mandiri (berkepribadian).

f. Mencetak muslimah mukminah yang sholihah, ro’iyah fi baiti zaujiha, murobbiyah li-awladiha, dan qoidah li qoumiha.

4. Orientasi Pendidikan

a. Orientasi Kemasyarakatan (pengabdian dan pengembangan) b. Orientasi Keulama’an dan Kecendikiaan

c. Orientasi Kepemimpinan

d. Orientasi Keguruan (sebagai jiwa atau profesi) 5. Panca Jiwa

Kehidupan sehari-hari di Pondok Pesantren Al-Amien, harus dijiwai, diliputi dan diwarnai oleh suasana-suasana yang tersimpul dalam Pancajiwa Pondok Pesantren, yaitu:

a. Jiwa keikhlasan lil-Lahi ta’ala, sebagai cermin dari Tauhid dan Aqidah yang benar dan kokoh.

b. Jiwa Kesederhanaan, yang tercermin qona’ah, menurut pengertiannya yang benar.

c. Jiwa Kemandirian, dalam arti memiliki kepribadian yang utuh dan ideal, serta keprcayaan pada diri sendiri yang positif.

d. Jiwa Ukhuwah Islamiyah, yang dilandasi oleh rasa diri satu, kebersamaan, persatuan, dan kesatuan.

e. Jiwa Kebebasan atau kemerdekaan untuk berpikir, menentukan pilihan dan bersikap terhadap sebuah pilihan, atas dasar iman, ilmu dan akhlaq karimah.

6. Arah dan Orientasi Pendidikan

Semua program pendidikan dan pengajaran di TMI dilaksanakan dengan arah dan orientasi sebagai berikut.

a. Mencetak ahli agama yang taat. Para santri dididik menjadi ahli agama atau ulama yang taat dan patuh pada ajaran-ajaran agama (religious scholar atau alimin diniyyun), bukan sekadar orang yang ahli tentang agama (scholar of religion), tapi tidak mengamalkannya dalam kesehariannya.

b. Untuk ibadah dan mencari ridha Allah SWT. Dalam mencari ilmu dan keterampilan, para santri diarahkan agar selalu berniat semata -mata untuk “ibadah dan mengharapkan ridha Allah SWT”

bukan sekadar untuk maksud-maksud duniawiah lainnya.

c. Berorientasi ke masa depan yang lebih baik. Program dan metode pendidikan bersifat inovatif dan luwes, serta diarahkan untuk menjawab tantangan zaman dan tuntutan umat di masa yang akan datang.

d. Hidup berbakti dan berjasa. Para santri dididik dan diarahkan untuk selalu hidup berbakt dan berjasa sebesar-besarnya bagi kepentingan Agama, bangsa, dan negara.

e. Hidup berkembang dan maju. Para santri dibekali dengan sikap, pengetahuan dan keterampilan dasar yang kuat untuk mampu mengembangkan segala potensi dirinya ke tingkat yang paling optimal.

f. Hidup mandiri dan berkepribadian. Para santri dididik untuk selalu percaya pada dirinya sendiri, tidak terlalu menggantungkan diri pada orang lain. Mereka diarahkan untuk memiliki kepribadian yang kuat, tidak mudah beruba karena adanya perubahan di sekitarnya.

g. Kesatuan antara iman, ilmu dan amal. Dalam menjalankan kehidupan dunia, para santri dididik untuk menjadikan:

1) Iman dan tauhid sebagai landasan utama.

2) Akhlak karimah sebagai sumber acuan.

3) Ilmu dan keterampilan sebagai penunjang.

4) Ibadah dan amal sholeh sebagai kewajiban, tuntutan, dan kebutuhan

7. Materi dan Program Pendidikan

Secara garis besar, materi atau subyek pendidikan di TMI Al-Amien meliputi 10 jenis pendidikan yaitu:

a. Pendidikan Keimanan (Aqidah dan Syari’ah) b. Pendidikan Akhlak dan Budi Pekerti

c. Pendidikan Kebangsaan/Kewarganegaraan dan HAM d. Pendidikan Keilmuan dan Intelektualitas

e. Pendidikan Kesenian dan Keindahan (Estetika) f. Pendidikan Keterampilan Teknis dan Kewiraswastaan

g. Pendidikan Jasmani dan KesehatanPendidikan Kepemimpinan dan Manajemen

h. Pendidikan Dakwah Kemasyarakatan

i. Pendidikan Keguruan dan Kependidikan (Khusus untuk Putri) Pendidikan Keputrian (Tarbiyah Nasawiyah).

Untuk melaksanakan kesepuluh jenis pendidikan tersebut, maka disusun pogram pendidkan yang dikemas dan dilaksanakan secara terpadu selama 24 jam, dalam bentuk “Integrated Curriculum”

( al-Manhaj alMuwahhad) yang sulit untuk dipilah-pilah. Namun untuk mempermudah pelaksanaan, pengawasan dan evaluasinya, maka program-program tersebut dikemas dalam bentuk tiga program, yaitu program intra kurikuler, ko kurikuler, dan ekstra kurikuler.

8. Data ustadz dan ustadzahMarhalahTsanawiyah dan Marhalah Aliyah

Tabel 4.1

No Marhalah Tsanawiyah Marhalah Aliyah 1 Ust. Zainal Abidin, S.Sos.I Ust. H. Saiful Anam, M.Pd 2 Ny. Hj. Umniyatul Istiqlaliyah Ny. NazlahHidayati

3 Usth. Pattiha ‘16 Usth. MighMuslika ‘16

4 Usth. Aida Komalasari ‘17 Usth. BaiqWahyu Diniyati ‘18 5 Usth. Azizatul Qoyyimah‘18 Usth. Shinta Eka Ismawati ’17 6 Usth. Mela Rosanti ‘19 Ny. Badriyah

7 Usth. Uzlifatul Jennah ‘19 Usth. Qurrotu A’yun Nufus ’18

8 Ny. Hj. Ummu Hani Ny. Asmawati

9 Usth. Nur Umamah’16 Usth. Dini Islami WW ’16 10 Usth. Kuni Kamilah ‘16 Usth. Darul Hikmah ‘16 11 Usth. Ifadotus Salamah ‘17 Usth. Syauqa Saqila ’17 12 Usth. Nur Anisah Agustina ‘18 Usth. Zulaikho’ ‘16

13 Usth. Siti Hajar ‘19 Usth. Zahrotul Wardani ‘19 14 Usth. Siti Mailah ‘19 Usth. Husnul Khotimah ‘16 15 Usth. Fatinatul Baqiyah ’17 Usth. Lailaturahmi ‘16 16 Usth. Siti Maisyaroh ‘19 Usth. Ma’rifatul Husna ‘16 17 Usth. Fina Marsela ‘19 Usth. Tahta ElkaYuliam ‘19 18 Usth. lIsa tamila ‘19 Ny. Faiqoh Bariroh

19 Ny. Bisyarotul Hanun Idris Usth. Anisatur Rahmah ‘18 20 Usth. Qomariyah ‘16 Usth. Tiffani Maulidah ’19 21 Usth. Wasful Ilmiyah’19 Usth. Shofa ‘19

22 Usth. Hafifah ’19 Usth. Ardiyanti ‘18 23 Usth. Rima Lailatul Husna ’19 Usth. Hurin ‘’Aini’18 24 Ny. Siti Qomariyah Ny. Zumrotul Hana

25 Usth. Siti Maimunah ‘18 Usth. Maria Ulfa Amaniyah’16 26 Usth. Nabila Fajrianti ‘19 Usth. Zulfiatul Laili ’19

27 Usth. Milhatul Ladidah ’16 Usth. Siti Romlah ’19 28 Usth. Kafila ‘19 Usth. Nely Fatma Zahro ’17 28 Usth. Siti Yaminah ‘16 Usth. Soimah ‘19

29 Usth. Nur Arifah’ 19 Usth. Eli Safitri ‘19 30 Usth. Yuliana ‘16 Usth. Asma’ Athifah ‘17

31 Usth. Syerli Quraisy ‘18 Usth. Novi Fitriyatul Hasanah ’19 32 Usth. Nur Fadhilah ‘19 Ny. Luthfiyah

33 Usth. Syarifatul Wahidah‘19 Usth. Dahlia Kadir’15 34 Usth. Khoirun Nisa’ 17 Usth. Ruswati ’17 35 Usth. Linda ‘19 Usth. Faika ’19 36 Usth. Shovinatul Jannah ‘19 Usth. Diah fitriani ’19

9. Data santri

Tabel 4.2

MARHALAH TSANAWIYAH

Kelas Jumlah

I Reguler 229

II Reguler 137

III Reguler 149

I Intensif 159

Total : 674

Tabel 4.3

MARHALAH ALIYAH

Kelas Jumlah

III Intensif 118

IV 139

V 239

VI 232

Total : 728

10. Struktur Organisasi Dan Pola Kerja Pendidikan Di Pondok Pesantren Tarbiyatul Mu’allimien AI-Islamiyah (TMI)Putri II Al-Amien Prenduan Sumenep

Mulahidah Dapur

Majlis Kiyai

Direktur Wk. Direktur

Dewan Pengasuh Putri

Kepala Marhalah Tsanawiyah

Kepala Marhalah Aliyah

Sekretariat Dewan Guru

Lajnah Niha’iyah Lajnah Qobul

wal-Irsad

Bagian Akademik

Bagian Keuangan dan Perlengkapan

Bagian Kesantrian Majlis Pertimbangan

Organtri Lajnah Qobul

wal-Irsad

Wali-wali Kelas Muroqib Konsulat Musyrif Kamar

Mas’ul Pen. Jawab Mustasyar

Penasehat Muharrik

Mutivator

Musahhil Fasilitator

Organisasi Santri

11. Struktur kegiatan di Pondok Pesantren Tarbiyatul Mu’allimien AI-Islamiyah (TMI)Putri II Al-Amien Prenduan Sumenep

HARI

FAJAR PAGI DAN SIANG SORE MALAM

60 menit sebelum Shubuh

Sed.Shu buh s/d 05.45

05.45 s/d 07.15

07.30 s/d 12.00

12.10 s/d 13.00

13.00 s/d 14.00

14.00 s/d Ashar

Sdh.

Ashar s/d 30 menit sbl.

Maghrib

30 menit

sbl.

Maghrib (slm 20

menit)

10 menit sebelum maghrib

Ssh.

Maghrib s/d Isya’

Sed.Isya’

(slm. 20 menit)

Sed.

Makan s/d 20.30

21.00

SABTU

QIYA

L. Pidato B.

Indonesi a

A C A R A P I L I H A N

B E L A J A R D I K E L A S

Kompil A

SHOLAT DHUHUR

DAN MAKAN

SIANG

Kompil B Kompil B M A N D I

&

M E N U J U K E M A S J I D

Tahsinul Ibadah

T A D A R U S M U W A J J A H

M A K A N M A L A M

B E L A J A R T U T O R I A L

T I D U R AHAD

Kutubut Turots

Kompil A Kompil B Kompil B Tahsinul

Qiro’ah SENIN

Sahur

L. Pidato B.

Inggris

Kepesantreana n

Pilihan Drama B.

Inggris 20 menit

Tahsinul Lughoh

SELASA

MUL

Lari pagi

&

Senam Bersama

Kompil A Kompil B Kompil B English

Enrichm ent

RABU

Kutubut Turots

Kewirausahaan Kepandua

n

Pramuka Keputria n selama 75 menit

I’tikaf

Istirham

KAMIS Sahur

L. Pidato B. Arab

Orkesling Kompil B Kompil B Tazwidul

Mufrodat

Buka Puasa (Makan malam)

Makan Malam dan Penampilan Santri

JUM’AT LAIL

Dialog Jum’at

Sena m Waji b 20

Acara Pilihan

Sholat Jum’at Pilihan

Drama B.Arab selama 20 menit

Pilihan A H

Makan Malam dan Penampilan Santri

B. Penyajian Data dan Analis

Sebagaimana telah dijelaskan dalam penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi sebagai alat untuk memperoleh data yang berkaitan dan mendukung dalam penelitian ini. Oleh karena itu dalam pembahasan ini akan menyajikan beberapa pemaparan yang diungkapkan oleh beberapa informan secara rinci dan sistematis tentang objek yang diteliti, dan dalam hal ini mengacu pada fokus penelitian.

Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti tentang Implementasi kurikulum satuan pendidikan mu’adalah di Pondok Pesantren Tarbiyatul Mu’allimien Al-Islamiyah (TMI) Putri II Al-Amien Prenduan Sumenep tahun peajaran 2017/2018, data yang disajikan sebagai berikut:

1. Proses perencanaan kurikulum satuan pendidikan mu’adalah di Pesantren Tarbiyatul Mu’allimien Al-Islamiyah (TMI)Putri II Al- Amien Prenduan Sumenep tahun peajaran 2017/2018.

Hasil wawancara dengan ustadz Saiful Anam, M.Pd tentang perencanaan kurikulum pada tanggal 5 Juli 2018 menyatakan:57

“Begini mbak..., Kurikulum kita itu menganut kurikulum integral yang semuanya di rencanakan dari awal. Perencanaannya disini kita melalui musyawarah yang tergabung dalam kelompok KGBE dan GM yang dibawahi oleh koordinator Akademik. disini tidak lepas dari musyarawah, meskipun ada pengembanagn kurikulum.

Jadi kalau kurikulum integral itu perencanaanya di mulai dari kelas 1 sampai kelas 6 langsung nyambung, disitu masuk dalam salah satu pengembangan kurikulum ialah keberlangsungan, keberlanjutan kurikulum itu, jadi mulai dari kelas 1 itu memang sudah ada perencanaannya, nah itu yang membedakan mu’adalah TMI dengan mu’adalah yang lain, terutama mu’adalah yang berbasis salaf.”

57 Saiful Anam Kepala Sekolah Marhalah Aliyah, wawancara, Prenduan, 5 Juli 2018

Hasil wawancara dengan ustadz Zainal Abidin, S.sos.I tentang perencanaan kurikulum pada tanggal 4 Juli 2018 menyatakan:58

“... Kurikulum itu biasanya penyusunannya dilakukan oleh para GM (Guru Master) yang ada di TMI ini. Jadi setiap materi itu ada Guru Masternya, seperti ilmu-ilmu kegamaan, Al-Qur’an, Hadist, Fiqih, Tauhid, Sejarah Kebudayaan Islam , IPA, IPS, Matematika itu ada Guru Masternya masing-masing, jadi yang menyusun Kurikulum itu adalah para Guru Masternya bermusyawarah dengan guru pengajar yang lain.Kurikulumnya mayoritas diambil dari Kurikulum yang ada digontor. Kemudian Kurikulum itu juga diambil dari lembaga-lembaga yang ada diluar, seperti materi- materi pelajaran umum, itu kita mengadopsi dari luar juga seperti matematika, Bahasa indonesia, IPA, IPS, Giografi, Fisika, Kimia dan lain sebagainya, yang diajarkan diluar itu juga diajarkan di kita, kemudian ada juga materi keagamaan seperti Ulum syar’iyah.Tambahannya itu saya kira yang ada diluar itu kalau dilua itu fokus sama pembelajaran umum mayoritas dan Agama sedikit. Bedanya di pondok kita itu pelajaran Agama lebih banyak, dan materi-materi kependidikan itu juga ada.”

Hasil wawancara dengan Kiyai Zainullah Rois, LC tentang perencanaan kurikulum pada tanggal 7 Juli 2018 menyatakan:59

“Kurikulum itu Mu’allimien seperti KMI, namun tidak total sama, namun kami melihat kondisi madura dan menyesuaikan dengan pondok-pondok yang ada di madura. Seperti pengajian kitab kuning kita adakan disini, kemudian ada pembaharuan- pembaharuan sedikit tapi tidak total. TMI Punya kurikulum sendiri dari tahun 1971, lalu menyesuaikan dengan pesantren-pesantren yang ada di madura. KurIkulum TMI mandiri, kami tidak terpengaruh oleh pesantren manapun, karen kami yakin bahwa ini kurikulum yang baik untuk TMI, dan itu sudah dibuktikan oleh produk-produk alumninya, jadi kami tidak ragu dengan kurikulum yang ada, jadi kalau di luar kurikulum itu berubah-rubah, kami tidak berubah. Setiap tahun ada evaluasi itupun dikembangkan sedikit-sedikit saja.”

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi peneliti, perencanaan kurikulum mu’adalah dilakukukan oleh guru master (GM) yang

58 Zainal Abidin Kepala Sekolah Marhalah Tsanawiyah, wawancara, Prenduan, 4 Juli 2018

59 Zainullah Rois Mudir Ma’had, wawancara, Prenduan, 7 Juli 2018

bermusyawarah dengan guru-guru pengajar dari setiap materi pembelajaran, perencanaannya dimulai dari kelas 1 sampai kelas 6, dalam perencanaannya guru master melihat kondisi yang ada di madura serta menyesuaikan dengan pondok-pondok yang ada di madura untuk tetap melestarikan tradisi yang ada di madura.

a. Menentukan Tujuan Pembelajaran

Merumuskan tujuan merupakan tujuan yang akan dicapai oleh masing-masing pokok bahasan. Tujuan pembelajaran merupakan komponen yang paling penting dalam proses belajar mengajar sesuai dengan komponen yang telah disusun, seperti yang dinyatakan oleh ustadz Saiful Anam, MA tentang materi pembelajaran pada tanggal 5 Juli 2018,:60

“Begini... Tujuan pembelajaran disini mengacu pada tujuan Institusional yang nomor 3 dan 4, yaitu mencetak muslim mu’min yang potensial berkualitas dan bisa dipercaya.

Maksudnya itu mereka diharapkan bukan hanya menguasai, mengerti, menghafal pelajaran saja, namun juga harus bisa menghayati dan mengamalkannya dalam berbagai situasi dan juga mampu menerangkan kembali kepada orang lain.”

Hasil wawancara dengan ustadzah Ma’rifatul Husna tentang tujuan pembelajaran pada tanggal 8 Juli 2018 menyatakan:61

“...tujuan saat saya mengajar itu sesuai dengan tujuan yang telah disusun mbak, kan waktu kumpul KGBE itu setiap guru membuat i’dad selama 1 mid, jadi tujuannya ditentukan pada saat itu bersama guru master sesuai materi yang akan di ajarkan, dan tujuan itu juga harus sesuai denga tujuan pondok ini.”

60 Saiful Anam Kepala Sekolah Marhalah Tsanawiyah, wawancara, Prenduan, 5 Juli 2018

61 Ma’rifatul Husna Guru Pengajar, wawancara, Prenduan, 8 Juli

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi peneliti, tujuan proses pembelajaran mengacu pada tujuan Institusional yang nomor 3 dan 4, yaitu mencetak muslim mu’min yang potensial berkualitas dan bisa dipercaya, dalam menentukan tujuan pembelajaran guru menentukan bersama guru master, santri diharapakn tidak hanya memahami dan menghafal peljaran, namun juga harus mampu mengamalkan dalam situasi dan juga mampu menerangkan kembali kepada orang lain.

b. Menentukan Materi Pembelajaran

Proses kegiatan belajar mengajar harus ada yang namanya materi pelajaran.Materi pelajaran yang di sampaikan kepada santri diantaranya materi pokok, ada juga materi yang memang dibuat sendiri oleh pondok. Seperti yang diungkapkan ustadz Zainal Abidin, S. sos. I tentang materi pembelajaranpada tanggal 4 Juli 2018 menyatakan:62

“Ada materi pokok ada materi yang memang diambil dari luar cuman penentuan sub bab nya itu mana yang diajari ditentukan oleh Guru master tersebut. Ada beberapa pelajaran seperti yang memang disusun sendiri oleh guru master. Ada pelajaran yang diambil dari Kitab, seperti Fiqih di ambil dari Kitab Bidayatul Mujtahiditu kan Kitab yang emang dijual dipasaran, cuman sub bab yang diajari itu ditentukan oleh GM (Guru Master), tidak ada campur tangan dari pemerintah, itu materi diambil yang sering terjadi dimasyarakat dan itu menjadi kebutuhan masyarakat yang ada, kalau semua materi ya tidak akan tuntas selesai dipelalajari, makanya diambil sub sub yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari yang pasti dialami oleh seluruh santri. itu ditentukan oleh GM (Guru Master) bersama guru pengajar fiqih yang lainnya. Ada memang beberapa pelajaran seperti Ushul Fiqh, Qowaid Fiqhiyyah, itu disusun sendiri oleh GM (Guru Master), Kiyai Mujammi’ kan beliau yang menyusun

62 Zainal Abidin Kepala Sekolah Marhalah Tsanawiyah, wawancara, Prenduan, 4 Juli 2018

Dalam dokumen implementasi kurikulum satuan pendidikan (Halaman 53-56)

Dokumen terkait