• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

C. Lokasi Penelitian

Lokasi adalah tempat yang diteliti dan sering diistilahkan sebagai lapangan penelitian misalnya kantor, desa, organisasi dan instansi yang berada di masyarakat. Penulis melakukan penelitian di Desa Sukorambi khususnya pada masyarakat Sukorambi. Alasan pemilihan lokasi tersebut dikarenakan tempatnya berkaitan erat terhadap objek penelitian dan dapat menyediakan informan maupun bahan yang dibutuhkan peneliti.

57 Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung:Alfabeta.2016),1

D. Subjek Penelitian

Sumber data atau informan yang dicari keterangannya terhadap suatu permasalahan yang diteliti. Informan atau Sumber data tersebut merupakan subjek perolehan data yang dibutuhkan

Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah:

1. Pelaku judi sabung ayam di Desa Sukorambi 2. Masyarakat Desa Sukorambi

3. Aparat Desa Sukorambi

Studi ini memakai dua jenis sumber data untuk dimanfaatkan menjadi pusat informasi dan sebagai penunjang kebutuhan data. Adapun metode untuk mengumpulkan data dalam studi ini yaitu:

1. Sumber data primer

Data yang didapatkan secara langsung melalui subjek yang diteliti dan memakai alat ukur data langsung terhadap subjek penelitian yang menjadi informan. Sebagaimana observasi dan juga wawancara

2. Sumber data sekunder

Data yang diperoleh untuk menunjang hasil penelitian di mana data tersebut tidak secara langsung didapatkan oleh informan serta untuk mendukung sumber terpercaya dan bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah contohnya berupa jurnal, website, buku dan dokumen yang berhubungan terhadap permasalahan penelitian.

51

E. Teknik Pengumpulan Data

Metode mengumpulkan data merupakan strategi yang dipakai peneliti guna melakukan penghimpunan dan pengumpulan data terkait masalah penelitian.58Teknik pengumpulan data dimulai dengan proses penentuan informan terlebih dahulu, dalam penelitian ini peneliti menentukan informan sesuai pemilihan karakter subyek yang dipilih karena memiliki kesamaaan objek dengan tujuan peneliti, dengan Teknik ini dapat memilih informan siapa saja yang dianggap mengetahui dan dapat menjadi sumber data yang lebih mengetahui permasalahan secara lebih mendalam. Pada penelitian ini informan yang peneliti pilih yakni:

1. Penyabung ayam yang melakukan perjudian sabung ayam di Desa Sukorambi Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember

2. Masyarakat Desa Sukorambi Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember yang berada di sekitar arena sabung ayam

Adapun mengenai teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Wawancara atau Interview

Wawancara adalah prosedural interaksi guna memperoleh data langsung melalui informan serta bertujuan melakukan penilaian terhadap kondisi individu dan menjadi dasar dari penelitian survei sebab dengan tanpa melakukan wawancara dapat menghilangkan kesusahan dan

58 Moh Nasir, Metode penelitian,153.

kebalikan informasi dari narasumber penelitian tersebut.59 Adapun penelitian ini peneliti melakukan wawancara dengan informan yang bersangkutan dengan hal perjudian sabung ayam.

b. Obsevasi

Observasi memiliki karakteristik tertentu daripada metode lainnya yakni melakukan pengamatan terhadap objek yang diteliti.60 Peneliti memakai observasi non partisipan sehingga peneliti tidak memiliki keterlibatan langsung serta hanyalah berperan menjadi pengamat independent.

c. Dokumentasi

Dokumentasi bisa didefinisikan menjadi strategi mendapatkan informasi beserta keterangan terhadap suatu peristiwa. Berdasarkan penjelasan Nana Sukmadinata dokumentasi adalah metode untuk memperoleh data melalui analisis dan perhimpunan dokumen.61 Melalui dokumentasi diharap peneliti bisa terbentuk untuk mendapatkan informasi terkait perjudian sabung ayam baik dalam bentuk gambar maupun dokumen yang lain

F. Analisis Data

Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif, mengikuti konsep yang diberikan miles dan huberman yakni suatu aktivitas yang meliputi data reduction , data Display,

59 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan, (Jakarta: Rineke Cipta, 2002), 107.

60 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan,106

61 Nana Syaodih Sukmadinata, Metodologi Penelitian Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), 220.

53

dan data conclusions drawing / verification. Untuk lebih memahami teknik tersebut, maka akan dijelaskan sebagai berikut:62

1. Reduksi Data (Reduction)

Reduksi data artinya perang human, pemilihan terhadap hal utama, memfokuskan terhadap hal penting, menemukan pola beserta temanya.

Data yang sudah direduksi dapat menjelaskan gambaran rinci dan memberikan kemudahan peneliti dalam mengumpulkan data berikutnya serta mencari ulang apabila dibutuhkan.63

2. Analisis Data (Analysing)

Analysing merupakan penyederhanaan data agar lebih mudah dipahami.64 Sesudah pemilihan data, tahapan berikutnya yaitu penyajian data di mana data yang telah didapatkan akan disajikan berupa teks naratif dan akan dianalisis agar memperoleh konklusi hasil penelitian

3. Kesimpulan (Concluding)

Sesudah peneliti memproses dan menganalisis data, berikutnya dilaksanakan concluding yakni mengambil kesimpulan atau konklusi untuk memperoleh jawaban. Konklusi tersebut diolah sesuai dengan tahapan yang dilakukan di atas

G. Keabsahan Data

Keabsahan data ini memuat tentang upaya yang dilaksanakan peneliti agar memeroleh data sah dan valid dari data di lapangan. Untuk memperoleh

62 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2007), 89.

63 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, (Bandung: Alfabeta,2007), 242.

64 Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survai, (Jakarta: Pustaka LP3ES,1989), 263.

data absah, dibutuhkan kredibilitas yang bisa diteliti melalui beberapa metode validitas data.65 Peneliti memakai metode triangulasi data dari sumber.

Triangulasi merupakan metode memperoleh data melalui perbedaan perspektif maupun sudut. Adapun penggunaan data triangulasi tersebut bersumber dari beberapa hal misalnya dokumen, wawancara, pengamatan dan lainnya.

H. Tahap-tahap Penelitian

Dalam peneltian ini terdapat tiga tahapan yang di tempuh peneliti yakni:

1. Tahap Pra Lapangan

Tahapan awal yang dilakukan peneliti yaitu dengan menggali masalah serta menemukan referensi yang relevan. Permasalahan yang diambil yaitu delik perjudian sambung ayam yang secara faktanya terjadi dengan mengangkat judul penelitian. Tahapan pra lapangan mencakup:

a. Menetapkan tempat yang diteliti b. Membuat rencana penelitian c. Mengurus perizinan

d. Mempersiapkan perlengkapan penelitian 2. Tahap pelaksanaan

Sesudah memperoleh izin, peneliti terjun ke dalam objek yang diteliti serta mengumpulkan informasi melalui pengamatan dan juga melalui interview untuk memperoleh data relevan terhadap tindak pidana perjudian sabung ayam.

65 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (Jember: IAIN Jember PRESS, 2015), 47.

55

3. Tahap penyusunan laporan

Sesudah perolehan dan analisis data, tahapan berikutnya yaitu menyusun laporan penelitian yang pada akhirnya akan diserahkan ke dosen pembimbing demi keperluan pengkoreksian serta perefisian apabila terdapat kesalahan

56 BAB IV

PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. Gambaran Objek Penelitian

Fungsi dari gambaran umum untuk menjelaskan tempat atau lokasi yang diteliti dan dijadikan dasar awal melakukan analisis terhadap kondisi lapangan. Bagian ini memiliki beberapa sub bab untuk menerangkan terkait deskripsi lokasi penelitian yakni Desa Sukorambi Kabupaten Jember

1. Gambaran Umum Desa Sukorambi

Desa Sukorambi terletak di lereng Pegunungan Argopuro dengan luas area 774. 295 hektar. Desa Sukorambi dilihat melalui aspek topografi masuk wilayah Utara Kabupaten Jember sebagai wilayah pertanian yang sangat subur untuk mengembangkan berbagai tumbuhan. Adapun klasifikasi luas area yaitu tanah sawah dengan 45 hektar, tanah tegalan dengan 280 hektar, tanah kering dengan 111 hektar, Tanah Lapang dengan 3 hektar. Adapun Secara geografis Desa Sukorambi berbatasan dengan gunung Argopuro di utara, Desa Karangpring di timur, Desa Dukuh Mencek di Selatan dan Desa Suci di barat. Desa Sukorambi mempunyai beberapa Dusun yaitu Dusun Krajan dengan 9 RW 25 RT, Dusun Manggis dengan 9 RW dan 22 RT, Dusun Curahdami dengan 9 RW dan 25 RT. Adapun total penduduknya sebanyak 10. 614 penduduk dengan 5. 126 penduduk pria dan 5. 488 penduduk wanita dengan total KK 3.225

57

Desa Sukorambi disebut sebagai Kota agraris. Desa yang mempunyai sumber alam potensial untuk pengembangan ekonomi masyarakat setempat. Desa Sukorambi secara perekonomian cenderung memproduksikan sektor pertanian untuk dijadikan penggerak ekonomi.

Sektor pertanian adalah prioritas dan mempunyai dominasi yang sangat strategis untuk membangun ekonomi desa selain terkait ketersediaan pangan serta bahan baku juga dapat meningkatkan penghasilan Desa serta penduduk serta menyerap pegawai dengan total yang sangat signifikan

Adapun sektor pertanian tersebut memiliki beberapa produk prioritas yaitu sebagai berikut: padi, kedelai, jagung, ubi, kacang tanah, sayur-mayur dan lain-lain. Secara general Mata pencaharian masyarakat desa Sukarami yakni: pertanian, industri dan pengolahan, konstruksi, perniagaan, warung makan, sopir, bengkel dan juga layanan lainnya

Desa Sukorambi juga memiliki visi yang mana visi tersebut yaitu menciptakan layanan aparatur pemerintahan yang berwibawa, bersih dan transparan demi terciptanya kesejahteraan masyarakat Desa Sukorambi.

Adapun misinya yaitu:

a. Terselenggaranya pemerintahan yang berkualitas

b. Pemberdayaan pendidikan dan juga kesejahteraan masyarakat c. Pengembangan potensi desa dengan maksimal

d. Menurunkan tingkat pengangguran dan kemiskinan e. Memaksimalkan fasilitas pembangunan

Bagan 4.1

Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Sukorambi

No. Pendidikan Jumlah Presentase

1 Belum/Tidak Tamat SD 5,505 orang 46,40%

2 Tidak Tamat SD 450 orang 3,79%

3 Tamat Sekolah SD 2.751 orang 18,97%

4 Tamat Sekolah SMP 978 orang 8,24%

5 Tamat SMA 1.805 orang 15,21%

6 Diploma 32 orang 0,27%

7 Sarjana (S1) 801 orang 6,84%

8 Pasca Sarjana 32 orang 0,27%

Jumlah 11.584 orang 100%

Sumber Data Desa Sukorambi,2022

Berdasarkan data diatas bisa diketahui bahwasanya Sebagian besar masyarakat Sukorambi masih rendah dalam tingkat pendidikan dengan hasil bahwa 46% masyarakat tidak tamat SD sederajat. Hal tersebut cukup miris sebab Desa Sukorambi jaraknya tidak terlalu jauh dengan pusat Kabupaten Jember

Adapun mengenai Desa Sukorambi pasti memiliki yang namanya struktural pemerintahan. Struktur pemerintahan tersebut merupakan representasi skema dari pembagian tugas dan hubungan antar unit di dalamnya. Tujuannya untuk memperlancar serta memudahkan lembaga untuk menjalankan kinerjanya hingga mencapai tujuan. Adapun struktur pemerintahan Desa Sukorambi yaitu:

59

Bagan 4.1

Struktur Organisasi dan Tata Kerja Desa Sukorambi

Bagan 4.2

Jumlah Kasus Perjudian Sabung Ayam Di Desa Sukorambi

No Tahun Laporan Selesai

1 2018 10 orang 10

2 2019 5 orang 5

3 2020 7 orang 7

4 2021 4 orang 4

Jumlah 26 orang 26

Sumber : Desa Sukorambi66

B. Penyajian Data dan Analisis

Disajikan mencakup gambaran terkait setiap informasi yang telah diperoleh. Suatu penelitian harus menyertakan penyajian data untuk menguatkan hasil penelitian karena data tersebut disesuaikan terhadap analisis deskriptif Sehingga nantinya dapat menarik konklusi dalam penelitian tersebut. Peneliti memakai teknik pengamatan, wawancara serta dokumentasi untuk dijadikan alat memperoleh data yang relevan terhadap permasalahan penelitian

66 Wawancara, Staff Desa Sukorambi, 20 maret 2022

Berdasarkan hasil penelitian, bisa diuraikan hasil dari penyajian data sebagai berikut:

1. Praktek Perjudian Sabung Ayam di Desa Sukorambi Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember

Mengacu pada hasil wawancara terhadap informan, dokumentasi serta pengamatan dari peneliti. Peneliti akan menyajikan data terkait hasil penelitian yaitu sebagai berikut:

Dalam pengertian judi sabung ayam yaitu aktivitas perjudian dari setidaknya dua individu yang melakukan adu ayam di mana terkait pertarungan tersebut mendapatkan keuntungan yang sudah direncanakan atau kesepakatan di awal.

Kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat desa Sukorambi mengganggu ketertiban dan membuat keresahan penduduk di sekitar tempat adu ayam. Hal ini Tentunya melanggar aturan hukum yang dikenai dalam pasal 2 UU No. 7 tahun 1974 perihal perjudian.

Terkait praktek judi sabung ayam, berdasarkan data yang diperoleh melalui pengamatan sekaligus interview terhadap Bapak sono yang menjadi pelaku delik judi sabung ayam di mana Bapak sono menjelaskan bahwasanya:

“melakukan sabung ayam ini saya bergabung kurang lebihnya sekitar 3 tahun, mengenai perjudiaannya pertama saya dan teman saya mencari musuh atau mencari informasi terkait sabung ayam melalui postingan di sosial media. Ketika sudah mendapatkan informasi dan juga musuh maka yang dilakukan selanjutnya yakni

61

saya mendatangi arena sabung ayam untuk melakukan perjanjian taruhan sekaligus menyepakati uang taruhan”67

Mengacu pada data di atas bahwasanya mengenai praktek delik sabung ayam tersebut kesimpulannya yaitu:

a. Pelaku perjudian melalui sabung ayam mencari lawan atau musuh sekaligus mencari informasi terkait sabung ayam dalam postingan di sosial media, yang mana judi diawali adanya perjanjian taruhan dan juga menyepakati nominal taruhan

b. Terdapat taruhan dalam perjudian melalui sabung ayam.

Selanjutnya praktek perjudian melalui sabung ayam yang dijelaskan oleh Agung salah satu pelaku menjelaskan bahwasannya:

“Pada kegiatan sabung ayam, sebagai penyabung saya mempersiapkan ayam yang mau di adu serta lawan saya juga menyiapkan ayamnya dengan menjalankan dan mengikuti pertarungan yang sudah ditetapkan diawal. Kegiatan tersebut dilakukan diarena sabung ayam yang mana kegiatan ini berada dikawasan tertutup atau sepi yang tidak diperbolehkan oleh pihak berwajib. Dan mengenai perjudiannya saya lebih suka bermain judi sabung ayam dikarenakan seru dan aman.”68

Penjelasan yang sama dari salah satu pelaku tindak pidana perjudian melalui sabung ayam, Ari mengatakan:

“Dalam melakukan sabung ayam terutama memang mempersiapkan ayam terlebih dahulu dan juga melihat kondisinya layak untuk dipertarungkan atau tidak, dikarenakan jika tidak layak untuk dipertarungkan maka dapat mengakibatkan kalahnya pertarungan.

Tidak hanya saya melainkan semua penyabung ayam disini fokus terhadap ayam terlebih dahulu sebelum ke arena sabung ayam yakni merawat ayam jagoannya dengan baik seakan-akan harus menang dalam pertarungannya”.69

67 Sono, wawancara, Sukorambi 10 mei 2022

68 Agung, wawancara, Sukorambi 11 mei 2022

69 Ari, wawancara, Sukorambi 14 Mei 2022

Berdasarkan informasi-informasi yang telah dijelaskan diatas, bahwasannya perjudian melalui sabung ayam dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Menyiapkan ayam yang di pertarungkan b. Melihat kondisi ayam terlebih dahulu

c. Arena sabung ayam tertutup dan tidak diketahui oleh pihak yang berwajib

Selanjutnya peneliti mewawancarai salah satu narasumber, mengatakan bahwa:

“Saya melakukan sabung ayam disini karena lingkungan sekitar saya banyak juga yang mengikuti sabung ayam oleh karena itu saya juga ikut serta dalam ajang perjudian tersebut”70

Sedangkan menurut Ari menegaskan:

“memang benar, selain karena hoby saya ikut serta dalam kegiatan sabung ayam ini karena teman sekitar saya juga sebagian mengikuti hal tersebut. Jadi saya melihat teman saya ikut itu menjadi saya kepengen dalam melakukan hal tersebut”.71

Berdasarkan hasil interview di atas bisa ditarik kesimpulan bahwasanya selain karena aspek hobi, faktor lingkungan berdampak terhadap sesama masyarakat sekitar untuk melakukan sabung ayam.

Berikutnya peneliti mewawancarai ibu murina sebagai masyarakat Desa Sukorambi di mana beliau menjelaskan bahwasanya:

“ menurut saya terkait sabung ayam penyebab salah satunya yakni dari teman lingkungan sekitar selain itu juga faktor keluarga yang mana didalam keluarga tersebut perlu adanya

70 Sono, Wawancara, Sukorambi 10 Mei 2022

71 Ari, Wawancara, Sukorambi 14 mei 2022

63

didikan dari orang tua. Karena orang tua itu sangat berperan penting dalam pendidikannya. Oleh karena itu berarti tindakan yang dilakukan orang tersebut karena kurang perhatian dari orang tuanya dikarenakan kesibukan-kesibukan hal lainnya”.72 Selanjutnya Agung mengatakan bahwasannya:

“Selain karena hobi dalam melakukan sabung ayam, Alasan saya melakukan sabung ayam tersebut karena ekonomi saya kurang mbak, jadi hal itu saya buat sampingan saja untuk menambah ekonomi keluarga. Apabila menang dalam perjudian sabung ayam, jika kalah hanya menjadi suatu hal yang menjadi penyebab tengkarnya saya dengan istri saya mbak soalnya uang yang dibuat taruhan habis dan tidak menghasilkan”.73

Dari hasil pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwasannya faktor keluarga merupakan termasuk penyebab terjadinya perjudian sabung ayam karena keluarga juga sangat berpengaruh penting. Peran orang tua itu penting dalam mendidik anaknya menuju jalan yang terbaik, jadi pelu adanya perhatian terhadap anak oleh orang tuanya.

Aspek perekonomian turut penyebab perjudian sabung ayam dikarenakan kurangnya ekonomi dalam berkeluarga jadi hal ini perlu adanya kesadaran diri masing-masing bahwasannya perjudian sabung ayam ini sangatlah merugikan.

72 Ibu Murina, Wawancara Sukorambi 22 Mei 2022

73 Agung, Wawancara Sukorambi 11 Mei 2022

2. Sanksi Hukum Terhadap Tindak Pidana Perjudian Sabung Ayam di Desa Sukorambi Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember dalam Perspektif Undang-undang No.7 Tahun 1974 Tentang Penertiban Perjudian

Konsep pemberian hukuman termasuk ke dalam faktor prioritas untuk penegakan keadilan di Indonesia. Penegakan hukum sendiri dapat diartikan sebagai usaha menciptakan kepastian hukum, memperoleh keadilan dan juga mewujudkan kebermanfaatan sosial dan dijadikan landasan untuk keberlangsungan kehidupan bernegara.74

Kegiatan perjudian sabung ayam ini yang dilakukan oleh salah satu masyarakat Sukorambi termasuk penyimpangan meskipun seringkali dilakukan. Maka dari itu perlunya upaya dan tindakan pihak yang berwajib

Selanjutnya peneliti menelaah informasi tentang hukuman perjudian sabung ayam di Desa Sukorambi melalui wawancara terhadap salah satu informan yang menjelaskan bahwasanya:

“Iya pernah, arena sabung ayam di grebek oleh pihak yang berwajib, saya dan 4 temen saya waktu mengadu ayam dibawa ke polsek Sukorambi sekaligus mengamankan ayam, uang taruhan senilai Rp. 1.500.000 serta jam dinding sebagai alat bukti bahwa adanya sabung ayam”.75

Selanjutnya hasil wawancara dan observasi dengan Ari menegaskan bahwa:

74 Satjipto Raharjo, Sosiologi Hukum: Perkembangan Metode Dan Pilihan Masalah, (Yogyakarta: Sinar Grafika,2002) 190

75 Sono, wawancara, Sukorambi 10 mei 2022

65

“ dulu pernah memang di bawa ke polsek dan ditahan selama 9 bulan dan juga di denda. Dikarenakan saya dan juga teman saya melakukan adu ayam yang mana di dalamnya ada indikasi perjudian oleh karena itu pihak berwajib melakukan penggerebekan di arena sabung ayam”.76

Selanjutnya opini diatas dibenarkan oleh Rifai’i pegawai Desa Sukorambi:

“ Iya memang benar dengan adanya perjudian sabung ayam yang sudah terjadi pihak kepolisian mengadakan penggerebekan di arena sabung ayam yang berada di daerah desa Sukorambi. pihak kepolisian melakukan penggerebekkan dan penggeledahan untuk merampas ayam jagoannya mereka dan juga membawa pelaku perjudian sabung ayam ke polsek Sukorambi untuk melakukan sanksi terhadap pelaku sabung ayam”.77

Dengan demikian dari hasil wawancara tersebut bisa di simpulkan bahwasannya sanksi terhadap pelaku perjudian sabung ayam didesa Sukorambi yakni pihak kepolisian menggerebek arena sabung ayam setelah itu membawa pelaku serta uang taruhan dan bukti-bukti lainnya ke polsek Sukorambi. Pelaku sabung ayam tersebut dikenakan sanksi ditahan selama 9 bulan dan dikenakan denda.

Adapun denda yang diberikan berdasarkan aturan untuk juga memberikan informasi suatu akibat dampak perjudian yang merupakan bentuk dari kejahatan. Sehingga dengan dilakukannya hal tersebut pelaku perjudian sabung ayam merasa jera atas apa yang dilakukan itu termasuk hal yang melanggar aturan hukum.

76 Ari, wawancara, Sukorambi 22 mei 2022

77 Bapak Rifa’I, wawancarai, Sukorambi 2 Juni 2022

3. Sanksi Hukum Terhadap Tindak Pidana Perjudian Sabung Ayam dalam Perspektif Hukum Pidana Islam

Definisi dari hukuman berdasarkan Fiqih jinayah yaitu pembebanan kepada individu Apa tindakan maupun tidak terdapatnya tindakan yang seharusnya dikerjakan. Hukuman menurut fiqih jinayah yakni ada tiga hal:78

a. Terdapat tindakan yang dilarang

b. Tindakan tersebut dilakukan berdasarkan kehendaknya sendiri c. Orang yang mengerjakannya tahu akan akibat dari tindakannya

Judi menurut Islam merupakan tindakan yang tidak diperbolehkan sebab membawa banyak kemudharatan daripada manfaatnya sesuai surat al-baqarah ayat 219:























































Artinya: “Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi.

Katakanlah: pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya. Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: yang lebih dari keperluan.

Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayatnya kepadamu supaya kamu berfikir”. (QS. Al-Baqarah:219)

Judi dikenakan takzir merupakan kewenangan mutlak Hakim atau pemerintah untuk memberikan keleluasaan menanggapi adanya perbedaan

78 Ahmad Wardi Muslich, Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam Fiqih Jinayah, (Jakarta: Sinar Grafika),2004

67

peradaban dan juga kondisi sosial yang menuntut syariat Islam harus bisa lebih responsif atas adanya kondisi sosial tersebut.79

Sanksi perjudian yang mengakibatkan terganggunya masyarakat dalam hukum pidana Islam sudah jelas dan alasannya dikenakan hukum takzir. Hukum takzir berlaku untuk pelaku kejahatan yakni dalam konteks pelanggaran baik yang berhubungan terhadap manusia dan juga hak Allah. Ketentuan takzir tidak ditentukan dalam hukuman Islam tidak menyebutkan sekumpulan hukuman bagi perbuatan takzir namun hanya menjelaskan ukuran teringan dan terberat

Jarimah ta'zir sendiri mencakup jarimah hudud, qisas, Diah yang belum memenuhi persyaratan namun masuk ke dalam kategori maksiat.

Berdasarkan perspektif fiqih jinayah, seseorang yang berbuat judi bisa dihukum takzir. Hukum takzir merupakan kewenangan mutlak Hakim atau pemerintah untuk memberikan keleluasaan menanggapi adanya perbedaan peradaban dan juga kondisi sosial yang menuntut syariat Islam harus bisa lebih responsif atas adanya kondisi sosial tersebut.80

Berdasarkan hal tersebut sanksi takzir bisa mengalami perubahan berdasarkan dengan kemaslahatan umum. Hakim juga diperkenankan memberikan hukuman melebihi satu hukuman dan diperkenankan memberikan keringanan atau penambahan sanksi yang diberikan. Namun sanksi tersebut harus berorientasi terhadap upaya memberikan pendidikan, perbaikan serta preventif terhadap delik yang dilakukan.

79 Ahmad Wardi Muslich, Hukum Pidana Islam (Jakarta, Sinar Grafika,2005), 249

80 A. Djazuli, Fiqh Jinayah,Upaya Menanggulangi Kejahatan Dalam Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,1997),167

Ketentuan-ketentuan pidana perjudian berdasarkan syariat Islam merupakan kategori jarimah ta'zir di mana jenisnya telah diatur oleh Nas namun hukumannya dikembalikan kepada penguasa dengan pemberian hukuman berorientasi terhadap kemaslahatan umat.

Berdasarkan penjelasan Ahmad Hanafi, bentuk dari jarimah takzir yakni:81

a. Hukuman Mati

Sejatinya hukuman ta'zir bertujuan sebagai pembelajaran dan bukan untuk membinasakan sehingga dilarang memotong anggota tubuh maupun penghilangan nyawa, namun mayoritas fukoha membuat pengecualian yakni diperbolehkan dijatuhkan hukuman mati jika demi kemaslahatan dan juga kehendak dari umat serta jika upaya memberantas tindak pidana tersebut sulit dilakukan kecuali dengan membunuhnya

Berdasarkan hal tersebut maka sanksi yang diberikan tidak dapat diperluaskan maupun diserahkan kepada hakim terhadap sanksi takzir lainnya dan penguasa wajib menetapkan jenis tindakan yang bisa dikenai hukuman mati tersebut.

b. Hukuman Cambuk

Hukuman cambuk, hukuman yang termasuk ke dalam sanksi pokok menurut hukum Islam di mana hukuman hudud telah tertentu jumlahnya yaitu contohnya 100 kali cambukan bagi hukuman zina dan

81 Ahmad Hanafi, Asas-asas Hukum Pidana Islam (Jakarta : Bulan Bintang, 2005), 299

Dokumen terkait