BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN
B. Kajian Teori
1. Teori Tindak Pidana Perjudian
Teori tindak pidana. Istilah tindak pidana adalah terjemahan kata strafbaar feit yang mencakup 3 kata yakni straf yang artinya pidana, baar yang berarti boleh dan feit yang berarti tindakan. Terkait hal tersebut
21
secara keseluruhan terjemahan straf sering digunakan sebagai kata hukum.
Sementara kata baar memiliki dua terjemahan yaitu diperbolehkan dan didapatkan. Sementara feit diterjemahkan dalam 4 makna yaitu tindakan, perbuatan, pelanggaran dan kejadian.14
Berdasarkan pendapat pakar mengenai strafbaar feit yaitu:
a. Berdasarkan pendapat Moeljatno, istilah Strafbaar feit dapat diartikan sebagai perbuatan pidana. Beliau menjelaskan bahwasanya pidana merupakan tindakan yang tidak boleh dilakukan serta diancam dengan hukuman, dan jika ada pelanggaran maka harus benar-benar menjadikan masyarakat resah dan mengganggu ketertiban sosial. Oleh karena itu tindak pidana harus mengandung unsur materil yang bertentangan dengan keinginan pergaulan masyarakat. Oleh karena itu, perbuatan pidana secara mutlak harus mengandung unsur materiil yang bertentangan dengan cita-cita tentang pergaulan masyarakat atau dengan kata lain, melanggar hukum.15
b. Berdasarkan R Kresna, tindak pidana merupakan tindakan maupun serangkaian tindakan seseorang yang melanggar perundang- undangan.16
c. Menurut Wirjono Prodjodikoro, tindak pidana adalah tindakan yang menjadikan pelakunya bisa dikenai sanksi pidana dan pelaku tersebut bisa dianggap menjadi subjek perbuatan pidana.17
14 Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana Bagian I, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), 69.
15 Moeljatno, Asas-asas Hukum Pidana (Jakarta: Rineke, 1993),56.
16 R. Tresna, Asas-asas Hukum Pidana Disertai Pembahasan beberapa Perbuatan Pidana yang Penting ( Jakarta: Tiara LTD),27.
d. S.R. Sianturi mengartikan strafbaar feit atau delik pidana sebagai perbuatan yang dilakukan di waktu, lokasi maupun kondisi tertentu yang sifatnya dilarang dan juga diwajibkan oleh undang-undang serta bisa dikenai hukuman. Tindakan tersebut sifatnya bertentangan dengan hukum dan dilaksanakan oleh manusia yang dapat memiliki pertanggungjawaban. Berikutnya unsur dari pidana mencakup subjek pelaku, kesalahan, sifat melanggar hukum, perbuatan yang dilarang serta bisa diberikan hukuman berdasarkan undang-undang dan faktor waktu, tempat serta kondisi tertentu.18
Pompe menjelaskan bahwasanya terdapat dua jenis definisi strafbaar feit yakni:
a. Menurut definisi teoritis, strafbaar feit atau tindak pidana merupakan pelanggaran terhadap norma yang harus dikenai pidana sebagai akibat dari pelanggaran tersebut, dengan tujuan untuk menjaga kemaslahatan bersama
b. Definisi yang bersifat perundang-undangan menjelaskan bahwa strafbaar feit atau atau delik pidana merupakan peristiwa yang
ditentukan oleh undang-undang yang melibatkan tindakan aktif dan kelalaian dan umumnya terjadi di peristiwa maupun kondisi tertentu.19
Delik pidana merupakan tindakan yang dilarang oleh hukum serta bisa dikenai dengan pidana. Penting untuk diingat bahwasanya larangan
17 Wirjono prodjodikoro, Asas-asas Hukum Pidana di Indonesia (Jakarta: Eresco, 1996), 50.
18 S.R. Siaturi, Asas-asas Hukum Pidana di Indonesia dana Penerapannya (Jakarta:
alumni AHM-PTHM,1986),211.
19 Zainal Abidin, Hukum Pidana Islam (Jakarta: Sinar Grafika, 2014), 225.
23
yang dimaksud ditujukan untuk tindakan yang dilakukan oleh manusia, bukan oleh hal-hal lain. Secara sederhana tindak pidana dapat diartikan sebagai tindakan pelanggaran terhadap aturan hukum dan bisa dijerat dengan hukuman bagi siapa saja yang melanggarnya.20
Perbuatan pidana didefinisikan pula sebagai dasar utama untuk penjatuhan hukuman terhadap seseorang yang berbuat pidana, berdasarkan prinsip pertanggungjawaban individu atas perbuatannya. Namun, penting untuk memahami bahwa larangan dan ancaman pidana terkait dengan perbuatan pidana itu sendiri, yang didasarkan pada prinsip legalitas.
Prinsip legalitas menetapkan bahwasanya tidak terdapat satupun tindakan yang bisa dilarang serta diancam melalui pidana kecuali telah ditetapkan berdasarkan perundang-undangan. Perbuatan pidana adalah elemen dasar dalam pengakuan adanya kesalahan dari individu yang berbuat kejahatan
Mengenai definisi di atas, terdapat persyaratan dalam menetapkan tindakan untuk menjadikan sebagai pidana yang diantaranya:21
a. Harus tindakan dari seseorang
b. Tindakan tersebut bertentangan terhadap hukum
c. Tindakan tersebut dilarang oleh hukum serta diancam hukuman tertentu
d. Tindakan dilaksanakan oleh individu yang bisa dipertanggungjawabkan
e. Tindakan tersebut wajib bisa dipertanggungjawabkan oleh pembuat
20 Ismu Gunadi dan Jonaedi Efendi, Cepat dan Mudah Memahami Hukum Pidana (Jakarta: Kencana Prenada media Group, 2016), 37.
21 Rasyid Ariman dan Fahmi Raghib, Hukum Pidana (Malang: Setara Press, 2015), 60.
Dan begitu pula delik dibedakan menjadi beberapa jenis yakni:
a. Delik formil merupakan jenis delik di mana perumusannya menekankan terhadap tindakan yang telah dilarang. Dalam jenis tersebut, sebuah tindakan dinilai menjadi delik pidana berdasarkan rumusan yang tercantum oleh undang-undang. Fokus utama adalah pada tindakan yang bertentangan terhadap aturan. Terkait hal tersebut aspek formal perbuatan tersebut menjadi fokus utama untuk menetapkan Apakah tindakan bisa masuk kategori delik pidana
b. Delik materiil adalah jenis delik di mana perumusannya menekankan terhadap akibat yang tidak diinginkan berdasarkan hukum. Dalam jenis tersebut, tindakan dinilai menjadi delik berdasarkan akibat atau konsekuensi yang timbul sebagai hasil dari perbuatan tersebut. Tindak pidana material terjadi ketika adanya akibat yang tidak diinginkan, sementara aspek yang dilarang oleh undang-undang menjadi masalah utama yang diperdebatkan. Dalam hal ini, fokus utama adalah pada dampak atau hasil yang timbul dari perbuatan tersebut, dan akibat tersebut menjadi penentu utama dalam menentukan apakah suatu tindakan dapat dikategorikan sebagai tindak pidana.
Hukum pidana mengatur mengenai perbuatan pidana. Tujuannya adalah menetapkan perbuatan yang dilarang hukum pidana dan hukuman yang akan diterapkan jika tindakan tersebut dilanggar. Terdapat beberapa persyaratan maupun unsur yang dijadikan karakteristik larangan tersebut sehingga bisa menjelaskan adanya perbedaan dengan tindakan lainnya yang diperbolehkan. Istilah tindak pidana merujuk pada sifat tindakannya tersebut yakni bisa dilarang dan diancam hukuman jika dilanggar. Dengan
25
adanya hukum pidana yang mengatur perbuatan pidana, diharapkan dapat memberikan kejelasan mengenai perbuatan-perbuatan yang melanggar hukum dan konsekuensinya.22
Berdasarkan Simon, karakteristik strafbaar feit yaitu:23 a. Tindakan dari seseorang
b. Dapat dikenai hukuman c. Bertentangan terhadap hukum
d. Dilaksanakan oleh individu yang dapat bertanggung jawab
Simon menerangkan pula bahwa terdapat beberapa unsur dalam pidana yaitu:
1) Unsur Objektif
a. Tindakan seseorang
b. Akibat nyata dari tindakan tersebut
c. Terdapat kondisi tertentu yang menyertai tindakan tersebut misalnya dijelaskan pada pasal 281 KUHP yang sifatnya di muka publik
2) Unsur Subjektif
a. Seseorang yang dapat bertanggung jawab b. Terdapat suatu kesalahan (dollus atau culpa)
c. Tindakan wajib dilaksanakan berdasarkan kesalahan
22 Mulyati Pawennei dan Rahmanuddin Tomalili, Hukum Pidana (Jakarta: Mitra Wacana Media,2015), 10.
23 Rahmanuddin Tomalili, Hukum Pidana ,(Yogyakarta:CV. Budi Utama, 2012),12
2. Teori Perjudian
Menurut penjelasan bahasa, judi adalah sebuah permainan yang melibatkan penggunaan uang sebagai taruhan, seperti permainan dadu, kartu, dan lain sebagainya.24 Zainuddin Ali juga menyatakan bahwa judi adalah aktivitas di mana seseorang mencari keuntungan melalui berbagai jenis permainan, seperti permainan kartu, adu ayam, dan sepak bola, yang tidak mendorong pelakunya untuk berkreasi atau berbuat sesuatu yang kreatif.25 Dalam kedua pengertian diatas, terdapat kesamaan bahwa judi melibatkan taruhan uang dan permainan tertentu sebagai sarana untuk mencari keuntungan. Namun, pandangan Zainuddin Ali menyoroti bahwa judi tidak mendorong pelakunya untuk berkreasi atau melakukan tindakan yang kreatif.
Perjudian dapat diartikan sebagai bentuk taruhan atau permainan keberuntungan yang melibatkan permasalahan harta benda dan bisa menyebabkan kerugian banyak pihak yang terlibat. Aktivitas perjudian ini dilakukan dengan tujuan memperoleh kemenangan dan keuntungan. Pada dasarnya perjudian melibatkan kegiatan atau permainan di mana hasilnya sulit diprediksi sehingga tergolong kategori permainan keberuntungan.
Banyak negara mengatur atau melarang perjudian, karena aktivitas ini memiliki konsekuensi sosial yang kurang baik. Judi juga dapat diartikan sebagai pertaruhan secara sengaja di mana seseorang mempertaruhkan suatu hal yang dinilai berharga dengan sadar akan resikonya dan memiliki
24 Anton M. Moeliono,dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,1998),363.
25 Dr. Mardani, Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Kencana,2019), 166.
27
ekspektasi terhadap hasil permainan tersebut yang mana belum pasti. Oleh karena itu, judi dapat dikategorikan sebagai aktivitas yang melibatkan unsur keberuntungan bagi mereka yang terlibat dalam tindakan tersebut.
Perjudian memang merupakan masalah sosial yang melibatkan Pelanggaran atas norma dan hukum yang ada. Aktivitas perjudian seringkali dianggap sebagai bentuk kejahatan yang sulit untuk diberantas secara efektif. Dampak negatif dari perjudian dapat menghambat kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Untuk mengatasi masalah perjudian, diperlukan pendekatan yang bijaksana dan serius termasuk dengan pendekatan kebijakan hukum. Hal ini mencakup pembuatan dan penerapan undang-undang serta peraturan yang bertujuan untuk mengatur, mengendalikan, dan membatasi aktivitas perjudian. Pendekatan hukum ini dapat melibatkan pengaturan izin, pengawasan, penegakan hukum, dan hukum pelaku judi yang melanggar aturan.
Berdasarkan KBBI, judi didefinisikan sebagai permainan yang melibatkan penggunaan uang taruhan. Berjudi merupakan tindakan mempertaruhkan harta ataupun uang untuk pertandingan tembakan yang didasarkan pada kebetulan semata. Tujuannya adalah memperoleh jumlah keuntungan yang sifatnya lebih besar dibandingkan nominal yang dipetakan awalnya
Pada ketetapan UU No. Tujuh tahun 1974 perihal perjudian dijabarkan:26
Pasal 1
“Bahwasannya semua tindak pidana perjudian adalah kejahatan”
Pasal 2
1. Merubah ancaman hukuman dalam pasal 303 ayat 1 Kitab Undang- undang Hukum Pidana, dari hukuman penjara selama-lamanya dua tahun delapan bulan atau denda sebanyak-banyaknya Sembilan puluh ribu rupiah menjadi hukuman penjara selama-selamanya sepuluh tahun atau denda sebanyak-banyaknya 25 juta rupiah.
2. Merubah ancaman hukuman dalam Pasal 542 ayat 1 Kitab Undang- undang Hukum Pidana, dari hukuman kurungan selama-lamanya satu bulan atau denda sebanyak-banyaknya empat ribu lima ratus rupiah, menjadi hukuman penjara selama-lamanya empat tahun atau denda sebanyak-banyaknya 10 juta rupiah.
3. Merubah ancaman hukuman dalam Pasal 542 ayat 2 Kitab Undang- undang Hukum Pidana, dari hukuman kurungan selama-lamanya 3 bulan atau denda sebanyak-banyaknya tujuh ribu lima ratus rupiah menjadi hukuman penjara selama-lamanya 6 tahun atau denda sebanyak-banyaknya 15 juta rupiah
4. Merubah sebutan pasal 542 menjadi pasal 303 bis
26 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 7 tahun 1974 Tentang penertiban perjudian
29
Pasal 3
- Pemerintah mengatur penertiban perjudian sesuai dengan jiwa dan maksud Undang-undang ini
- Pelaksanaan ayat 1 pasal ini diatur dengan peraturan perundang- undangan
Pasal 4
“Terhitung mulai berlakunya peraturan Perundang-undangan dalam rangka penertiban perjudian dimaksud pada pasal 3 undang-undang ini”
Berdasarkan PP No. 9 tahun 1981 yang mengatur pelaksanaan UU No. 7 tahun 1974. Peraturan ini memiliki fokus pada pengawasan dan pengendalian terhadap kegiatan perjudian. Dalam peraturan ini, ditegaskan larangan pemberian izin untuk penyelenggaraan berbagai macam perjudian baik. Larangan tersebut mencakup perjudian yang dilakukan di kasino, permainan dadu, sabung ayam, serta tempat-tempat ramai atau terkait dengan kegiatan lainnya. Jika dilihat dari berbagai pasal PP No. 9 tahun 1981, dapat disimpulkan bahwa:
Pasal 1
a. Pemberian izin pengadaan semua wujud serta macam perjudian dilarang, perjudian yang di adakan di Kasino,dadu dan juga sabung ayam di lokasi keramaian, ataupun yang dihubungkan bersama alasan lainnya.
b. Izin pengadaan perjudian yang telah diberi, dianggap dicabut serta tak berlaku semenjak 31 maret 1981.
Pasal 2
“Sesuai ketetapan pasal 4 UU No. 7 Tahun 1974 mengenai penertiban perjudian (Lembaran Negara Tahun 1974 No. 54, Tambahan Lembaran Negara 3040), bersama berlakunya peraturan pemerintah ini dianggap tak berlaku seluruh aturan Undang-undang mengenai perjudian yang berseberangan peraturan pemerintah ini”
Pasal 3
“Perihal yang berkaitan bersama larangan pemberian izin pengadaan perjudian yang belum dikontrol di peraturan pemerintah ini hendak dikontrol sendiri”
Pasal 4
“Peraturan pemerintah ini awal berlaku di tanggal diundangkan”
1) Unsur-unsur mengenai perjudian Unsur delik perjudian yaitu:27 a. Ada perbuatan
Perbuatan yang dimaksud di sini merujuk pada setiap tindakan yang dilakukan pada sebuah permainan, baik itu dilakukan langsung oleh individu seperti bermain domino, dadu, kartu, maupun sabung ayam.
27 Moeljatno, Kitab Undang-undang Hukum Pidana (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), 303.
31
b. Bersifat untung-untungan
Untung-untungan di sini merujuk pada harapan untuk memenangkan permainan yang bergantung pada faktor keberuntungan atau nasib belaka, namun juga bisa didasarkan pada kecerdasan dan keterampilan pemain.
c. Dengan mempertaruhkan uang atau barang
Setiap pemain, baik dalam permainan yang mereka mainkan sendiri maupun dalam permainan yang melibatkan partisipasi orang lain, menggunakan sarana untuk bertaruh uang atau barang.
d. Melawan hukum
Setiap permainan sebenarnya wajib memperoleh izin dari otoritas tertentu yang memiliki kewenangan. Jika permainan judi sudah memperoleh perizinan maka tidak dianggap sebagai perbuatan pidana. Jika suatu perjudian tidak mendapatkan izin berarti perjudian tersebut dianggap sebagai perbuatan pidana. Hal ini disebabkan perjudian tersebut adalah pelanggaran hukum pidana dan dianggap sebagai perbuatan yang melawan hukum.
2) Tujuan Dilarangnya Perjudian (Maisir)
Adapun beberapa tujuan dilarangnya perjudian maisir, di antaranya:28
a. Menjaga harta kekayaan
b. Menghindari agar masyarakat tidak berbuat perjudian
c. Menjaga masyarakat dari efek negatif karena tindakan perjudian
28 Perda Aceh, Qanun no. 13 tahun 2003 tentang Maisir Perjudian, Pasal 3
d. Memaksimalkan keterlibatan aktif masyarakat untuk mencegah dan memberantas tindakan perjudian
3. Teori Sabung Ayam
Sabung ayam, yang dikenal sebagai Tajeri dalam bahasa Bali dan Massaung manu dalam bahasa Bugis, telah menjadi bagian yang cukup tertanam dalam kehidupan masyarakat kita. Sabung ayam adalah perjudian yang melibatkan pertarungan dua ekor ayam jantan dengan menggunakan taji. Taji adalah pisau kecil yang dipasang pada kaki ayam dan dijadikan senjata melukai musuhnya. Pertandingan sabung ayam seringkali dilaksanakan di halaman, arena, kalangan dan tersembunyi yang sulit diawasi oleh pihak berwenang.29
a. Tahap Judi Sabung Ayam
Sabung ayam kebiasaan yang telah berlangsung dalam masyarakat.
Namun, perlu diperhatikan bahwa adu ayam melibatkan perlakuan yang menyiksa hewan. Dalam konteks perjudian, sabung ayam dilaksanakan dengan cara sebagai berikut:
1) Tahap awal dalam sabung ayam adalah persiapan. Para pelaku judi sabung ayam akan mempersiapkan ayam aduan dengan merawatnya secara khusus. Ayam akan dirawat dengan baik dan diberikan perawatan yang optimal, termasuk pemberian makanan bergizi dan vitamin untuk meningkatkan kondisinya. Selain itu,
29 Wikipedia Sejarah Sabung Ayam di Nusantara Diakses pada tanggal 23 Oktober 2021
10:45
http://phesolo.wordpress.com/2011/12/02sejarah-sabung-ayam-di-nusantara-bukan- sekedar-permainan-semata/?_e_pi=7%2CPAGE_ID10%2C2433095604
33
ayam juga akan diajarkan beberapa trik dan strategi bertarung agar memiliki kemampuan yang maksimal saat bertanding.
2) Tahap kedua dalam sabung ayam adalah tahap pelaksanaan pertandingan. Pada tahap ini, para pelaku sabung ayam akan membawa dua ekor ayam jago yang akan diadu. Sebelum pertandingan dimulai, tiap pihak yang mengadu ayamnya mengunjungi lokasi yang sering digunakan sebagai arena sabung ayam. Arena tersebut umumnya sedikit tertutup untuk menjaga kerahasiaan dan motivasi. Sebelum memulai pertandingan, ayam akan disamakan dulu bobotnya agar memiliki ukuran yang seimbang dengan ayam melawan. Setelah itu, kedua ayam aduan akan dibawa ke dalam arena. Di sinilah taruhan dimulai, dengan masing-masing pelaku dan penjudi lainnya memasang taruhan sesuai dengan keinginan mereka. Pertandingan sabung ayam dimulai, dan ayam-ayam tersebut akan saling beradu dengan menggunakan taji yang terpasang di kakinya. Pertarungan berlangsung dengan serangkaian pukulan dan serangan dari kedua belah pihak.30
sabung ayam mempunyai 5 ronde biasanya, di mana setiap ronde mempertemukan dua ekor ayam yang saling diadu. Sebelum setiap ronde dimulai, ayam-ayam tersebut akan disegarkan dengan memandikan atau mengairi bagian badannya. Setelah lima ronde pertandingan selesai, pada
30 Skripsi oleh Hartina UIN Raden Fatah Palembang, Persepsi Masyarakat Desa Limbang Jaya Kecamatan Tanjung batu Kabupaten Ogan Ilir Terhadap Sabung Ayam, 2018.
sesi akhir pertarungan akan ditentukan ayam mana yang menjadi pemenang. Pihak yang memiliki ayam menang dapat memperoleh keuntungan dari yang telah mereka pertaruhkan sementara pihak yang ayamnya kalah tidak mendapatkan apapun, artinya mereka mengalami kerugian. Permainan seperti ini mengandung unsur taruhan dan berjudi, yang juga dapat dihubungkan dengan spekulasi dalam mendapatkan uang.
Dalam Islam, praktik seperti ini dilarang karena melibatkan unsur taruhan dan judi, yang dianggap merugikan dan bertentangan dengan prinsip keadilan. Islam mendorong umatnya untuk mencari nafkah yang halal dan menghindari praktik yang merugikan.
Terdapat beberapa karakteristik ayam aduan atau ayam petarung yakni:31
1) Ayam pejantan dengan kepalanya berbentuk layaknya buah pinang 2) Ayam jantan yang memiliki tulang bagian kepala yang tebal serta
alisnya menjorok keluar
3) Ayam jantan dengan tulang leher yang rapat
4) Memiliki sayap yang cepat dan sesuai bentuk badannya 5) Ayam mempunyai paruh layaknya burung elang
Judi sabung ayam juga seringkali memakai beberapa jenis ayam yang digunakan yaitu:32
31Wikipedia ciri-ciri Ayam Diakses pada tanggal 26 Oktober 2021 15:30dhttps://medium.com/ciri-ciri-ayam-laga-paling-populer-di-dunia-sabung-ayam/,
32 Skripsi oleh Abdul Ghoni Universitas Negeri Yogyakarta, Fenomena Perjudian Sabung Ayam Di Masyarakat Kampung Galian Kumejing Desa Sukamurni, 2017
35
1) Ayam bangkok yang dikenal sebagai ayam sabung di Indonesia, memang berasal dari kota Bangkok, memang berasal dari Kota Bangkok, Thailand. Julukan tersebut merujuk pada asal usulnya.
Ayam Bangkok memiliki reputasi sebagai ayam yang kuat dan agresif dalam pertarungan, bahkan sampai titik kematian.
2) Ayam Burma, juga dikenal sebagai ayam Myanmar atau ayam kampong, adalah ayam liar dari Myanmar yang memiliki popularitas cukup tinggi di kalangan sabung ayam. Keberagaman ayam tersebut membuatnya menjadi jenis ayam yang disukai di dunia perjudian.
3) Ayam Saigon merupakan ayam dari persilangan yang pengembangannya dilakukan di negara Vietnam, meskipun popularitasnya tidak sebesar ayam Bangkok atau ayam Burma.
Penggemar ayam Saigon juga tergolong tidak banyak jika dibandingkan dengan jenis ayam lainnya. Meskipun demikian, ayam Saigon memiliki ciri khasnya sendiri dan memiliki penggemar setia di kalangan pecinta sabung ayam. Kekuatan dan kemampuan bertarung ayam Saigon juga tidak boleh dianggap remeh. Meskipun tidak sepopuler jenis ayam lain, ayam Saigon tetap memiliki daya tariknya tersendiri bagi sebagian penggemar sabung ayam.
4) Ayam shamo adalah ayam petarung yang memiliki ukuran yang sangat kuat dan asalnya dari Thailand meskipun ada pula dari Jepang.
Ayam shamo dari Thailand cenderung lebih digemari daripada yang berasal dari Jepang. Hal ini disebabkan oleh popularitas ayam Bangkok yang sudah terkenal di Thailand dan menjadi favorit di kalangan penggemar sabung ayam di Indonesia. Ketika ayam Shamo
dari Thailand masuk ke Indonesia, mereka mendapatkan tempat di hati para penggemar sabung ayam. Ayam Shamo Thailand memiliki reputasi yang baik dan dianggap memiliki kemampuan bertarung yang tangguh. Itulah mengapa ayam Shamo dari Thailand lebih diminati dan diincar oleh para penggemar sabung ayam di Indonesia.
5) Ayam pakhoy adalah jenis ayam yang memiliki penampilan layaknya ayam bangkok karena terbentuk dari hasil silang ayam yang berasal dari Malaysia dengan ayam dari Myanmar, Thailand hingga Brazil.
Kombinasi dari keturunan ayam-ayam tersebut menghasilkan ayam Pakhoe dengan ciri-ciri yang unik dan menarik.
4. Hukum Pidana Islam
a. Pengertian Hukum Pidana Islam
Hukuman pidana atau jarimah dalam bahasa Arab dari akar kata jarama-yajrimu-jarimatan, yang memiliki arti berbuat atau memotong. Secara terminologis, jarimah mengacu pada larangan- larangan yang ditetapkan oleh syariat (hukum Islam) dan diancam dengan hukuman hudud (hukuman tetap yang ditentukan dalam Al- Quran dan Sunnah) dan ta'zir (hukuman diskresioner yang ditetapkan oleh otoritas hukum Islam).33
Jarimah atau jinayah adalah istilah dalam Bahasa Arab yang mengacu pada hukum pidana dalam Islam Asal kata jarimah yaitu kata jarama-yajrimu-jarimatan, artinya berbuat dan memotong. Dalam terminologi hukum jarimah merujuk kepada larangan syariat dan dapat dikenai sanksi hudud serta takzir jinayah sendiri akar katanya
33 Mardani, Hukum Pidana Islam, (Jakarta : Pernada Media Group, 2019),1
37
yaitu Jana-yajni yang artinya adalah kriminal dan kejahatan. Jinayah mencakup tindakan yang dilarang sebab memiliki potensi menciptakan kerugian dalam agama, jiwa, akal hingga harta benda.
Jinayah merujuk pada sistem hukuman pidana yang berlaku berdasarkan syariat Islam dan merepresentasikan konsep seperti uqubah (hukuman), jarimah (pelanggaran hukum), dan jinayah (kejahatan).34
Berdasarkan penjelasan Nurul Irfan fikih jinayah merupakan bagian fiqih general. Fiqih sendiri adalah disiplin keilmuan yang membahas terkait aturan syariat. Dalam Islam terdapat dasar ajaran keagamaan yang mencakup tiga komponen utama yakni iman Islam dan ihsan. Aspek Islam berkaitan dengan praktik-praktik agama dan hukum-hukum yang diatur dalam syariah, dan ilmu yang mempelajari aspek ini disebut ilmu fiqh. Sedangkan aspek ihsan berkaitan dengan kesempurnaan akhlak dan pengembangan spiritual, dan ilmu yang mempelajari aspek ini disebut ilmu tasawuf.35
Terdapat tiga istilah yang sering dipakai untuk mendefinisikan Fiqih jinayah yaitu
1) Jarimah
Larangan syariat yang diancam Allah dengan sanksi takzir dan hudud.36
34Beni Ahmad Saebani Mustofa Hasan, Hukum Pidana Islam Fiqh Jinayah, (Bandung:
CV. Pustaka Setia,2020),13
35 M. Nurul Irfan, Hukum Pidana Islam, (Jakarta:Amzah, 2016),1
36 Ahmad Hanafi, Asas-Asas Hukum Pidana Islam, (Jakarta: PT, Bulan Bintang, 1993),1