• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknik Pengumpulan Data

BAB 1 PENDAHULUAN

G. Metode Penelitian

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan dari penelitian adalah mendapatkan data pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber dan berbagai cara. Teknik pengumpulan data yang akan dialakukan pada penelitian ini adalah:

a. Observasi partisipatif

Dalam observasi ini, peneliti terlebita dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melaksanakan apa saja yang dikerjakan oleh sumber data dan ikut melaksanakan suka dukanya. Dengan observasi partisipan ini, data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat mana dari setiap prilaku yang tampak.46 Menurut Spradley dalam Susuan Stainback (1990), observasi partisipatif dapat digolongkan menjadi empat, yaitu partisipan pasif, partisipan moderat, partisipan aktif, dan partisipan lengkap,

1) Partisipan pasif

Dalam observasi ini, peneliti datang ke tempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.

2) Partisipan moderat

Dalam observasi ini, terdapat keseimbangan sehingga peneliti menjadi orang dalam dan orang luar. Peneliti dalam mengumpulkan data ikut observasi partisipatif dalam beberapa kegiatan, tetapi tidak semuannya.

46 Endang Widi Winarni, Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Bengkulu: Bumi Aksara, 2018) hlm. 160.

32 3) Partisipasi aktif

Dalam observasi ini, peneliti ikut melakukan apa yang dilakukan oleh narasumber, tetapi belum sepenuhnya lengkap.

4) Partisipasi lengkap

Dalam melakukan pengumpulan data, peneliti sudah terlibat sepenuhnya dalam kegiatan yang dilakukan sumber data.Jadi suasananya sudah natural, peneliti tidak terlibat melakukan penelitian.Hal ini merupakan keterlibatan peneliti yang tertinggi terhadap aktivitas kehidupan yang diteliti.

Observasi yang dilakukan peneliti adalah observasi pasif yaitu peneliti datang ke tempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.

b. Wawancara tersetruktur

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Esterberg dalam Sugiyono mengemukakan beberapa macam wawancara yaitu wawancara terstuktur, semiterstruktur, dan tidak terstruktur. Mengacu pada pendapat Esterberg, penelitimemilih menggunakan wawancara semiterstruktur.Jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-depth interview.

Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, di mana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya. Peneliti melakukan wawancara dengan Kepala sekolah dan Guru selaku key informan

33 dalam penelitian ini. Wawancara kemudian dilakukan dengan Kepala Sekolah sebagai penanggung jawab lembaga, guru sebagai salah satu pelaksana penerapan pendidkan karakter peduli lingkungan, pembina pramuka sebagai pelasana penerpan pendidikan karakter peduli lingkungan dalam kegiatan pramuka serta siswa yang menjadi objek penerapan pedidikan karakter.47

Adapun data yang diwawancarai peneliti kepada siswa tekait pengetahuan siswa tentang peduli lingkunga dan pentingnya menjaga lingkungan tetap lesatari.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan pristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.48

Data dokumentasi yang dicari oleh peneliti adalah sejarah sekolah, letak geografis sekolah, sarana dan prasarana, data siswa, data guru, struktur organisasi, materi pelajaran, data rancangan implemntasi pendidikan karakter peduli lingkungan dan RPP.

6. Teknik Analisis Data

Pada penelitian ini teknik analisa data menggnakan metode induktif dan deduktif. metode induktif digunakan dalam mengalisa data yang

47Ibid., hlm. 164.

48Ibid., hlm. 167.

34 diproleh yakni data kulitatif, data yang tidak berbetuk angka yang kemudian dideskrifsikan secara verbal. Teknik analisa data dengan menggunakan metode induktif merupakan tehnik anlisa yang dilakukan dengan cara megomparasikan sumber pustaka yang berkaian dengan fokus penelitian atau dengan kata lain metode induktif adalah metode analisia data yang berangkat dari faktor-faktor yag bersifat khusus untuk ditarik kesimpulan yang bersifat umum. Dengan metode ini peneliti menagkap beragai fakta atau penomena melalui pengamatan lapangan kemudian menganalisisnya dan berupaya melakukan pengamatan teori berdasarkan apa yang diamati.49

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah pengumpulan data dalam priode tertentuselesai. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai telah dianalisis dan ternyata belum memuaskan, peneliti akan melanjutkan pertayaan lagi sampai tahap tertentu sehingga diproleh data yang diangap kredibel. Miles dan Huberman (1984) mengemukakan aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas hingga datanya sudah jenuh.50

a. Data reduction (reduksi data)

49 Sutrisno Hadi, Metode Research, (Yogyakarta: Andi Offset, 1989), hlm. 66

50Ibid., hlm. 171.

35 Data yang diproleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak sehingga perlu dicatat secara teliti dan rinci.Reduksi data merupakan proses berpikir senitif yang mememrlukan kecerdasan, keluasaan, dan kedalaman wawasan yang tinggi. Peneiti yang masih baru dalam melakukan reduksi data dapat mendiskusikan pada teman atau orang lain yang dipandang ahli.51 Melaui diskusi tersebut wawasan peneliti akan berkembang sehingga dapat mereduksi data-data yang memiliki nilai temuan dan pengembangan teori yang signifikan

Peneliti akan melakukan penyaringan data-data yang telah dikumpulkan, sehingga dapat mempermudah peneliti dalam mengumpulkan data terkait implementasi pendidikan karakter peduli lingkungan di SMP Negeri 3 Pringgarata.

b. Data display (penyajian data)

Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menampilkan display data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya. Miles dan Huberman (1984) menyatakan data yang paling sering digunakan untuk meyajikan data dalam penelitian kulitatif adalah data berupa teks bersifat naratif. Dengan menampilkan data, hal ini akan memudahkan

51Ibid., hlm. 172.

36 untuk memahami apa yang terjadi. Merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.52

Dalam display data peneliti akan melakukan rangkuman atau urraian singkat dan meuraikan kata-kata yang berkaitan dengan implementasi pendidikan karakter peduli lingkungan.

c. Conclusion drawing/ verification

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman adalah penarikan kesimpilan dan verifikasi.

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara sehingga akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat untuk mendukung tahap pengumpulan data berikutnya. Apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal di dukung oleh bukti-bukti yang kreadibel dan konsisten, saat peneliti kembali kelapangan untuk mengumpulkan data maka kesimpulan yang dikemukkan bersifat kredibel.53

7. Kreadibilitas Data

Temuan atau data dapat dinyatakan kreadibel apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti.54 Untuk menyakinakn hasil penelitian yang diperoleh dilapangan, maka dilakukan dengan cara:

52Ibid., hlm. 173.

53Ibid., hlm 74.

54Sugiyono…, hlm. 365.

37 a. Triangulasi

Triangulasi dalam pengujian kreadibilitas data ini diaratikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu.55

1) Triagulasi teknik adalah peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi partisipatif, dan dokumentasi untuk sumber data yang samasecara serempak.

2) Triagulasi sumber adalah untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama

3) Triagulasi dengan teori

Cara yang dilakukan oleh peneliti dengan menyertakan usaha pencairan tahap lainnya untuk mengoragisasikan data yang barangkali mengarahkan pada upaya penelitian lainnya.56

H. Sistematika Pembahasan

BAB I Pendahuluan yang berisikan konteks penelitian, fokus masalah, tujuan dan manfaat, ruang lingkung dan setting penelitian, telaah pusataka, kerangka teori, metode penelitain, dan sistematika pembahasaan BAB II Paparan Data dan Temuan yang berisikan implementasi nilai karakter peduli lingkungan siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu SMP Negeri 3 Pringgarata Tahun Pelajaran 2019/2020 dan gambaran umum SMP Negeri 3 Pringgarata

BAB III Pembahasaan yang berisikan implementasi nilai karakter peduli lingkungan siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu SMP Negeri 3 Pringgarata Tahun Pelajaran 2019/2020

BAB IV Penutup yang beisikan kesimpulan dan saran

55Ibid., hlm. 183.

56 Sugiyono,Memahami Penelitian Kulaitatif, (Bandung: Alfabeta, 2015), hlm 83.

38

BAB II

PAPARAN DATA DAN TEMUAN

A. Gambaran Umum SMP Negeri 3 Pringgarata

1. Sejarah singkat berdirinya SMP Negeri 3 Pringgarata

Sekolah SMP 3 Pringgarata merupakan sekolah negeri pertama yang Negeri pada saat itu, masyarakat sangat membutuhkan pendidikan yang layak dikarenakan pada saat itu belum ada pendidikan yang representatif.walaupun pada saat itu madrasah sudah ada akan tetapi sangat jauh dari jangkauan masyarakat yang pada saat itu letek geografis desa pemepek masih menyebar. jadi masyarakat setempat masih enggan untuk masuk ke madrasah yang pada saat itu hanya satu-satunya sekolah yang ada di desa pemepek. sehingga pada saat itu para tokoh-tokoh masyarakat mengusulkan ke pemerintahan daerah untuk membuat sekolah negeri, atas dasar itulah pemerintah merespon keinginan masyarakat setempat untuk membuat sekolah negeri. Pada tahun 1994 sekolah SMP Negeri 3 Pringgarata di dirikan oleh pemerintah setempat. Lokasi SMP 3 Pringgarata berada di dusun pemepek kediri, dan pada saat itu Kelas 1 SMP Negeri Pringgarata di titipkan di sekolah SDN 1 Pemepek dan pada akhirnya padat tahun 1995 kelas 1 SMP yang dititipkan di SDN 1 Pemepek itu menggunakan gedung baru.

38

39

2. Letak Geografis

SMP Negeri 3 Pringgarata terletak di Jalan Raya Pemmepek- Rarung Desa Pemepek, Kecamatan Pringgarata Kabuaten Lombk Tengah Nusa Tenggara Barat. Adapun batas-batas lokasi dari SMP Negeri 3 Priggarata adalah sebagai berikut:

Sebelah barat : Jalan Raya Sedau Sebelah timur : Sawah

Sebelah utara : Sawah

Sebelah selatan : Puskesmas Desa Pemepek.

Lokasi SMP Negeri 3 Pringgarata cukup strategis, hal ini disebabkan karena lokasinya di berada di jalan raya desa dan tidak jauh dari jalan raya besar daan dikeliligi oleh pemukiman penduduk.Adapun potensi lingkungan yang di miliki madrasah ini antara lain hubungan kerjasama yang baik antara pihak sekolah engan wali murid dan masyarakat di desa pemepek, keamanan cukup terjamin karena disekliling sekolah sudah dipagar tembok dan memiliki penjaga sekolah serta komie sekolah yang sangat mendukung dan responsive erhadap program-program sekolah.

3. Sarana dan prasarana SMP Negeri 3 Pringgarata

Dalam sebuah lembaga pendidikan sarana dan prasarana seperti ruang belajar, ruang guru,ruang TU, ruang LAB, papan tulis, meja dan kursi siswa, dan semua sarana dan prasarana yang menunjang aktivitas belajar mengajar. Merupakan alat yang sangat penting bagi

40

keberlangsungaan proses belajar mengajar dan mencipakan kondisi yang baik agar penyerapan pembelajaran bisa di serap maksimal oleh siswa.

4. Data siswa SMP Negeri 3 Pringgarta

Siswa atau siswa adalah salah satu komponen organisasi sekolah yang dapat dijadkan sebagai ukuran berhasil atau tidaknya proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) suatu lembaga, sebab berhasil atau tidaknya suatu sekolah juga tegantung dari output atau siswa yang dihasilkan. SMP Negeri 3 Pringgarata memiliki tiga (3) tingkatan kelas yaitu kelas VIII, VIIII, IX dengan jumlah keseluruhan siswa sebanyak 466 orang dengan rincian sebagai berikut: kelas VIII 135 orang, kelas VIIII 98 orang, dan kelas IX 233 orang.

5. Data Guru dan Pegawai SMP Negeri 3 Pringgarata

Selain siswa guru juga merupakan salah satu komponen yang menjadi penentu dari keberhasilan suatu lembaga pendidikan dalam mencapai tujuannya, sehingga keberadaan guru sangat diperlukan.Begitu juga dengan pegawai yang bertugas mengerjakan semua keperluan dan kebutuhan guru dan siswa.

Tenaga pengajar/ guru yang bersatus pegawa negeri sebanyak 15 orang dan tenaga honorer sebanyak 11 orang.

41

6. Struktur Organisasi SMP Negeri 3 Pringgarata Struktur organisasi SMP Negeri 3 Pringgarata

PEMBINA KELAS

Keterangan:

Garis Koordinasi : ………..

Garis Komando :

KOMITE KEPALA SEKOLAH

WAKA WAKA WAKA

PEMBINA PEMBINA KELAS

PEMBINA KELAS

PEMBINA KELAS PEMBINA

PEMBINA KELAS PEMBINA

GURU KELAS SISWA

PETUGAS BENDAHARA

STAF TU KEPALA TU KEPEGAWAIAN

PEMBINA KELAS

42

B. Rancangan implementasi nilai karakter peduli lingkungan pada mata pelajaran IPS Terpadu siswa kelas VIII di SMP Negeri 3 Pringgarata Tahun Pelajaran 2019/2020

Kaitannya dengan implementasi pendidikan karakter peduli lingkungan di SMP Negeri 3 Pringgarata, sebelum mengimplementasi pendidikan karakter peduli lingkungan pihak sekolah terlebih dahulu membuatrencana atau rancangan apa yang Kepala sekolah dan guru mata pelajaran persiapankan agar implementasinya sesuai dengan hasil yang diharapakan. Peneliti melakuakan wawancara dengan Kepala Sekolah Drs.

Ahmad Damarulan terkait rancangan dalam implementasi karakter peduli lingkungan:

Pelaksanaan pendidikan karakter baik itu karakter peduli lingkungan atau karakter lainnya, sebelum dilaksanakan terlebih dahulu pihak sekolah akan membuat rancangan pelaksanaan pendidikan karakter sebelum di implementasikan. Rancanagan pelaksanaan pendidikan karakter bagi siswa melibatkan Guru, Komite Sekolah, Wali murid, dan pihak yang terlibat dalam pembentukan karakter siswa. Rancangan pendidikan karakter bagi siswa, Kepala sekolah akan melakukan pertemuan dengan wali murid melalui komite sekolah untuk membahas terkait rancangan pendidikan karakter, wali murid akan diberi penjelasan tentang pendidikan. 57

Melalui pertemuan dengan wali murid, Kepala sekolah berharap agar wali murid dapat ikut serta membentuk karakter yang positif bagi siswa, Kepela sekolah berharap agar pendidikan karakter tersebut dapat terbentuk dan menjadi karakter siswa melalui dukungan orang tua dan masyarakat.58

Rancangan pelaksanaan pendidikan karakter bersama komite sekolah dan wali murid, Kepala sekolah terlebih dahulu akan melakukan sosialisasi pendidikan karakter. Melalui proses sosialisasi Kepala sekolah berharap wali murid memahami pendidikan karakter dan pentingnya karakter bagi siswa. Kegiatan

57Akhmad Damar Wulan, Wawancara, Pemepek , 13 Agustus 2019.

58Akhmad Damar Wulan, Wawancara, Pemepek , 13 Agustus 2019.

43

sosialisasi kami memberikan pengenalan dan juga pemahaman terkait pendidikan karakter kepada wali murid, dengan harapan wali murid dapat ikut serta dalam membentuk karakter bagi siswa, dengan memberikan pembisaan-pembiasaan yang positif bagi siswa.59

Kepala sekolah juga melakukan perancangan pendidikan karakter dengan guru mata pelajaran, untuk mengetahui bagaimana rancanagan pendidikan karakter peneliti melakukan wawancara dengan Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Pringgarata Bapak Drs. Ahmad Damar Wulan beliau mengatakan:

Rancagan pelaksanaan pendidikan karakter juga kami rancangan bersama guru mata pelajaran dengan cara melakukan pertemuan rapat. Hal ini sagat penting untuk dilakukan agar dalam pelaksanaanya berjalan dengan baik, dalam perteman tersebut guru akan meyampaikan pendapatnya mengenai rancagan pendidikan karakter. Guru mata pelajaran juga menyampaikan mengenai pelaksanaan pendidikan karakter bahwa mereka belum sepenuhnya memahami tetang pelaksanaan pendidikan karakter dan guru ingin diberikan pelatihan mengenai kurikulum 2013 dan tentang pendidikan karakter.60

Kepala sekolah juga memprogramkan kegiatan ekstarkulikuler Pramuka sebagai program tambahan dalam membentuk karakterr siswa, berdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala sekolah, berikut penuturan beliau:

Program kegiatan pramuka merupakan salah satu bentuk rancangan pendidikan karakter peduli lingkungan, kegiatan pramuka ini memiliki berbagai kegiatan yang berhubungan dengan alam dan mengajarkan siswa untuk mencintai lingkungan dan paham seberapa pentingnnya menjaga kelestarian lingkungan hidup.

59Akhmad Damar Wulan, Wawancara, Pemepek , 13 Agustus 2019.

60Akhmad Damar Wulan, Wawancara, Pemepek , 13 Agustus 2019.

44

Siswa diajarakan untuk penduli terhadap lingkungan hal ini terdapat dalam dasar darma pramuka yang ke 2 cinta alam dan kasih sayang sesama manusia. Kegiatan pramuka juga membetuk begitu banyak karakter sehingga sekolah memprogramkan kegiatan pramuka menjadi program wajib bagi siswa.61

Selain melalui kegiatan ekstrakulikuler Kepala sekolah juga membentuk karakter siswa melalui kegiatan sekolah. Dalam wawancara peneliti dengan Kepala sekolah berikut pemaparan beliau:

Selain melalui berbagai rancangan yang sudah kita lakukan pihak sekolah membuat beberapa kegitan sekolah di luar mata pelajaran yang akan ikut serta dalam membentuk karakter siswa. Pihak sekolah akan mengidentifikasi kegiatan-kegitan tersebut dan menganalisis karakter apa yang bisa terbentuk, karakter apa yang diharapkan akan terbentuk dari kegiatan tersebut. Adapun kegiatan tersebut yang kami maksud adalah: Upacara bendera, imtaq, pembersihan lingkungan sekolah, dan kegiatan gotong royong.

Setelah melakukan semua proses rancangan penddikan karakter sekolah harus menyiapakan semua fasilitas yang diperlukan untuk menunjang terlaksananya pendidikan karakter sesuai dengan yang di harapkan.62

Peneliti juga melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran IPS yakni Ibu Rukyah S.pd, terkait rancangan pendidikan karakter Ibu Rukyah mengatakan:

Merancang pelaksanaan pendidikan karakter peduli lingkugan sebagai guru mata pelajaran dengan cara membuat RPP terlebih dahulu, RPP tersebut menjadi salah satu bentuk rancangan pelaksanaan pendidikan karakter peduli lingkungan yang kami jadikan sebagai pedoman dalam kegiatan belajar mengajar dan penerapan pendidikan karakter.

Guru mata pelajaran membuat rencana program pembelajaran dengan menganalis materi mata pelajaran dan memasukan karakter yang memiliki keterkaitan dengan mata pelajaran tesebut sehingga siswa mudah memahami dan melakukan aksi atau kegiatan sesuai degan karakter yang dibentuk. Serta guru megambil peran dalam pembentukan karakter dengan ikut serta mendukung kegiata-

61Akhmad Damar Wulan, Wawancara, Pemepek , 13 Agustus 2019.

62Akhmad Damar Wulan, Wawancara, Pemepek , 13 Agustus 2019.

45

kegiatan yang diprogramkan sekolah untuk membentuk karakter siswa.63

C. Implementasi nilai karakter peduli lingkungan pada mata pelajaran IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Pringgarata Tahun Pelajaran 2019/2020

Dalam mengimpelementasikan pendidikan karakter peduli lingkungan pada mata pelajaran IPS Terpadu di SMP Negeri 3 Pringgarata, peneliti melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran IPS Terpadu, Rukyah S.pd yang mengatakan:

Pelaksanaan pendidikan karakter di SMP Negeri 3 Pringgarta merupakan realisasi dari perencanaan kurikulum pendidikan karakater dan program pendidikan karakter yang telah disusun dan dimusyawarahkan bersama dalam kesatuan tim penyusun kuriulum beserta stakeholder, pelaksanaan penddidikan karakter bagi lembaga pendidikan adalah sebuah keharusan untuk dijalankan oleh semua tenaga pendidik. Guru memengang peranan yang strategis terutama dalam membentuk karakter serta mengembangkan potensi peserta didik. Implementasi pendidikan karakter peduli lingkungan merupakan salah satu dari 18 karakter yang harus dikembangkan pada siswa. Penerapan pendidikan karakater peduli lingkungan sudah diterapkan dan diintegrsikan dalam mata pelajaran melalui RPP sebagai panduan dalam proses belajar mengajar mulai dari kegiatan pembuka, inti, hingga kegiatan ahir, di mana pada tahap tersebut bisa merangsang siswa agar proses pelaksanaan pembelajaran di kelas menjadi aktif dan mendukung proses belajar mengajar berjalan dengan lancar dengan menyiapkan fasilitas yang diperlukan. 64

RPP akan menyebutkan nilai pendidikan karakter peduli lingkungan dan beberapa nilai pendidikan karakter lainnya seperti:

kerja keras, jujur, disiplin dan bertanggungjawab, Saya sebagai guru mata pelajaran IPS dalam membuat RPP akan menyesuaikan materi pembelajaran dengan karakter yang mempunyai kesinkronan dengan materi pelajaran yang akan saya ajarkan, dengan mensinkronkan materi dengan nilai karakter akan mempermudah dalam proses penerapan dan juga pembelajaran.

63Rukyah, Wawancara, Pemepek, 13 Agustus 2019.

64 Rukyah, Wawancara, Pemepek, 13 Agustus 2019.

46

Proses penerapan pendidikan karakter pada siswa tidak hanya dilakukan di dalam kelas tapi diterapkan di luar kelas melalui kegiatan-kegiatan yang sudah diprogramkan di sekolah.65

Mengintegrasikan pendidikan karakter dengan mata pelajaran peneliti melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran IPS, Rukyah S.Pd. mengatakan:

Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya dalam rancangan pendidikan karakter, telebih dahulu kami akan membuat RPP dalam pembuatan RPP saya akan melihat sub bab pembahasaan dari mata pelajaran yang saya ajarkan, kemudian sayaakan melakkan analisis terhadap sub bab mata pelajaran tersebut karakter apa saja yang bisa saya terapkan dalam mata pelajaran ini agar pendidikan karakter dan pembelajaran mempunyai keterakitan agar lebih mudah dalam menerapkan dan siswa akan lebih mudah dalam memahaminya dan karakter tersebut di terapakan dengan baik.66

Perhatian sekolah terhadap siswa dalam membina dan mengembangkan karakter peduli lingkungan yang dimiliki oleh siswa yang kemudian dapat dicontoh dan ditiru untuk diimplementasikan ke dalam kehidupan sehari-hari juga sangat perlu diperhatikan.67

Dalam penggunaan perangkat pembelajaran (silabus dan RPP) apakah dalam proses pembelajaran tetap bepedoman pada RPP dan silabus, peneliti melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran IPS ibu Rukyah mengatakan:

Sebelum proses belajar mengajar berlangsung guru-guru diwajibkan untuk mempersiapkan perangkat pembelajaran terlebih dahulu dengan cara mengkonfirmasi dan meminta pengesahan terlebih dahul pada Kepala sekolah. Dalam hal menyampaikan materi guru tetap berpedoma pada RPP yang sudah dibuat, mengenai penyampain materi yang diajarkan pada siswa adalah kesesuaian dengan apa yang tertera dalam silabus dan RPP, karna

65 Rukyah, Wawancara, Pemepek, 13 Agustus 2019.

66Rukyah, Wawancara, Pemepek, 28 Agustus 2019.

67Rukyah, Wawancara, Pemepek, 28 Agustus 2019.

47

RPP adalah acuan guru dalam melakukan proses belajar mengajar sehingga pembelajaran di kelas menjadi terarah dan fokus.68

Peneliti melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran IPS Ibu Rukyah S.pd mengenai pelaksanaan pendidikan karakter di luar kelas beliau mengatakan:

Proses penerapan pendidikan karakter tidak hanya dilakukan di dalam kelas tapi proses penerapan pendidikan karakter bisa di luar kelas dan dimana saja, seprti yang kita ketahui bawha karakter bisa di bentuk melalui berbagai kegiatan yang kita lakukan sehari-hari, karna kami sebagai guru menyadari karakter siswa tidak hanya terbentuk melalui kegiatan belajar mengajar saja tapi ada banyak hal dan kegiatan yang secara tidak langsung bisa membentuk karakter siswa.Penerapan pendidikan karakter peduli lingkungan tidak hanya diterapakn dalam pembelajaran IPS tetapi melalui semua mata pelajaran baik mata pelajaran agama, penjakes, IPA, dan mata pelajaran lainnya.69

Pembentukan karakter peduli lingkungan melalui kegiatan-kegiatan yang diprogramkan di sekolah, peneliti melakukan wawancara dengan Kepala sekolah SMP Negeri 3 Pringgarata mengenai pembentukan karakter melalui kegiatan-kegiatan yang diprogramkan di sekolah baik itu kegiatan ekstrakulikuler maupun non-ekstrakulikuler beliau mengatakan:

Membentuk karakter siswa ada banyak program kegiatan yang kami jalankan mulai dari kegiatan upacara bendera, keagamaan, literasi, gotong royong, lomba membersihkan kelas setiap kegiatan semester selesai dilakukan. Kami sebagai guru berharap agar dapat membentuk karakter siswa dengan baik, melalui kegiatan yang kami programkan di sekolah ini tidak hanya membentuk karakter peduli lingkungan saja tetapi juga membentuk semua karakter siswa. Kegiatan upacara bendera untuk membangun karakter membentuk karakter semangat kebangsaan dan cinta tanah air.

68Rukyah, Wawancara, Pemepek, 28 Agustus 2019.

69Rukyah, Wawancara, Pemepek, 13 Agustus 2019.

Dokumen terkait