• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan

BAB 1 PENDAHULUAN

F. Kerangka Teori

3. Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan

19

20 2) Pendidikan karakter berbasis nilai budaya, antara lain yang berupa budi pekerti, Pancasila, apresiasi sastra, serta keteladanan tokoh- tokoh sejarah dan para pemimpin bangsa (konservasi lingkungan).

3) Pendidikan karakter berbasis lingkungan (konservasi lingkungan).

4) Pendidikan karakter berbasis kompetensi diri, yaitu sikap pribadi, hasil proses pemberdayaan potensi diri yang diarahkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan.27

Upaya perlindungan terhadap lingkungan dijelaskan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 1 ayat (2) dinyatakan bahwa perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum.28

Peduli lingkungan adalah karakter yang harus dikembangkan di sekolah yang harus dimiliki siswa sehingga mencerminkan kepeduliaan serta kepekaan siswa kepada lingkungannya. Ada beberapa indikator yang harus dicapai oleh sekolah dalam rangka menanamkan pendidikan karakter peduli lingkungan berupa:

1) Pembisaaan memelihara kebersihan dan kelestarian lingkungan sekolah.

2) Tersedia tempat pembuangan sampah dan tempat cuci tangan 3) Menyediakan kamar mandi dan air bersih.

4) Pembisaaan hemat energi.

5) Membuat biopori di area sekolah.

6) Membangun saluran pembuangan air limbah dengan baik.

7) Melakukan pembisaaan memisahkan jenis sampah organik dan anorganik.

8) Penugasan pembuatan kompos dari sampah organik.

9) Menyediakan peralatan kebersihan.29

27Melly Kumala Puyry Winarno…, hlm. 31.

28Ibid., hlm. 32.

29Ibid., hlm. 33

21 Selain indikator yang harus dicapai oleh sekolah, penanaman pendidikan karakter juga harus didukung oleh seluruh warga sekolah.

Pihak yang berperan penting dalam program penanaman pendidikan karakter peduli lingkungan yaitu Kepala sekolah. Program yang telah diputuskan harus mampu direalisasikan melalui guru kelas untuk diperkenalkan kepada siswa. Oleh karena itu, ada beberapa indikator yang harus dicapai oleh setiap kelas dalam rangka penanaman pendidikan karakter peduli lingkungan diantaranya yaitu:

1) Memelihara lingkungan kelas.

2) Tersedia tempat pembuangan sampah di dalam kelas.

3) Pembisaaan hemat energi.

4) Memasang stiker perintah mematikan lampu dan menutup kran air pada setiap ruangan apabila selesai digunakan.30

4. Hakikat Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS Terpadu) a. Pengertian pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Terpadu

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang disiplin ilmu sosial seperti misalnya: sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi/antropologidan sebagainya. Disiplin ilmu tersebut mempunyai keterpaduan yang tinggi karena geografi memberikan wawasan yang berkenan dengan wilayah-wilayah, sejarah memberikan wawasan tentang pristiwa-pristiwa yang terjadi di masa lampau, ekonomi memberikan wawasan tentang

30Ibid.

22 berbagai macam kebutuhan manusia dan sosiologi/antroplogi, struktur sosial dan sebagainya.31

Model pembelajaran terpadu pada hakekatnya merupakan sistem pendidikan yang memungkinkan siswa baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, mengali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistic dan otentik. Pada pendekatan pembelajaran terpadu, program pembelajaran disusun dari berbagai cabang ilmu dalam rumpun ilmu sosial. Pengembangan pembelajaran IPS terpadu dapat mengambil topik dari salah satu cabang ilmu tertentu kemudian dilengkapi, diperdalam dan diperluas cabang-cabang ilmu yang lain.32

Jadi, Pelajaran Ilmu Pengetahuan (IPS) Terpadu merupakan salah satu bahan ajar atau mata pelajaran yang memadukan beberapa disiplin ilmu ke dalam satu lingkup pelajaran yang mempunyai basis materi yang saling berkaitan antara disiplin-disiplin ilmu yang terkandung didalamnya. Oleh karena itu ilmu pengetahuan sosial diharapkan mampu memberikan sumbangsihnya terhadap perkembangan pendidikan yang berbasisi sosial dengan nilai-nilai norma yang tinggi.33

b. Ciri-ciri Pembelajaran IPS Terpadu

Ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti ekonomi, sosiologi, sejarah, geografi, politik, hukum dan budaya. Ilmu pengetahuan

31Muhamad Hamdani, Optimalisasi Media Audio Visiual Dalam meningkatkan Prestasi belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Terapadu di MtsN Model Praya Lombok Tengah Tahun Ajaran 2012/2013, (Skripsi, FTK IAIN Mataram, Mataram, 2014), hlm. 19.

32Ibid.

33Ibid., hlm. 20.

23 sosial juga membahas antara manusia dengan lingkungnya.

Lingkungan masyarakat di mana siswa tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari masyarakat, dihadapkan pada berbagai permasalahan yang ada dan terjadi di lingkungan sekitarnya.34

Mata pelajaran IPS di SMP/MTs memiliki beberapa karakteristik antara lain sebagai berikut; a) Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan gabungan dari unsusr-unsur geografi, sejarah, ekonomi hokum dan politik, kewarganegaraan, sosiologi, bahkan juga bidang humaniora, pendidikan dan agama; b) standar kompetensi dan kompetensi dasar IPS berasal dari struktur keilmuan geografi, sejarah, ekonomi dan sosiologi, yang dikemas sedimikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topic tertentu; c) standar kompetensi dan kompetensi dasar IPS juga menyangkut berbagai masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekatan nterdisipliner dan multi disipliner; d) standar kompetensi dan kompetensi dasar dapat menyangkut pristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip sebab akibat, kewilayahan, adaptasi dan pengelolaan lingkungan, struktur, proses, dan masalah sosial serta upaya-upaya perjuangan hidup agar survive seperti pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, keadilan, dan jaminan keamanan.35

c. Tujuan Pembelajaran IPS Terpadu

Tujuan merupakan salah satu target utama yang akan dicapai dalam suatu pembelajaran, jadi tujuan utama Ilmu Pengetahuan Sosial ialah untuk mengembangkan potensi siswa agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhdapa perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan termapil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari, baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa

34 Siti Muhimah, Implementasi Nilai Religuusitas Dalam Pembelajaran IPS Terpadu Kelas VIIII Mts Islahil Athfal Rumak Barat Kecamatan Kediri Kabupaten Lombok Barat Tahun Pelajaran 2015/2016, (Skripsi, FTK IAIN Mataram, Mataram 2016), hlm. 15.

35Ibid., hlm. 16.

24 masyarkat. Tujuan tersebut dapat dicapai manakala program- program pelajaran IPS di sekolah diorganisakan secara baik. Dari rumusan tujuan tersebut dapat dirincikan sebagai berikut;

a) Memiliki kesadaran dan pedulian terhadap atau lingkungannya, mellaui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan kebudayaan masyarakat.

b) Mengatahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunakan motode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang kemudian dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial.

c) Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta membuat keputusan untuk menyelsaikan isu dan msalah yang berkembang di masyarakat.

d) Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial serta mampu membuat analisis yang keritis, selanjutnya mengambil tindakan yang tepat.

e) Mampu mengembangkan berbgai potensi sehigga mampu membangun diri sendiri agar survive yang kemudian bertanggung jawab membangun masyarakat.

f) Memotivasi seseorang bertindak berdasarkan moralsupaya pserta didik mampu menyelsaikan masalah-masalah yang ada dalam masyarakat.36

d. Implementasi pendidikan karakter peduli lingkungan di Sekolah pada mata pelajaran IPS.

Implementasi adalah melaksanakan sesuatu atau aplikasi praktis dari metode, prosedur atau tujuan yang diinginkan (Achmad Ridwan). Aplikasi berarti penerapan berupa tindakan yang dilakukan berdasarkan perencanaan berisi metode dan prosedur untuk mencapai suatu tujuan yang telah dirumuskan.37

Oemar Hamalik mengemukakan bahwa implementasi kurikulum dalam pendidikan mencakup tiga tahap kegiatan pokok, yaitu sebagai berikut: 1) Perencanaan atau pengembangan program, 2) Pelaksanaan, dan 3) Evaluasi.38

36Ibid., hlm. 17.

37Tri Astuti Rokhmani…, hlm. 34.

38Ibid.

25

Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Perencanaan atau pengembangan program

Visi, misi dan tujuan mengembangkan implementasi dalam hal ini pendidikan karakter peduli lingkungan diuraikan dalam tahap perencanaan. Upaya tersebut mempertimbangkan metode, sarana pencapaian yang digunakan, waktu, besar anggaran, personalia yang terlibat dan sistem evaluasi.

Perumusan kebijakan sekolah berwawasan lingkungan merupakan tahap perencanaan atau pengembangan program dalam implementasi pendidikan karakter peduli lingkungan.

2) Pelaksanaan

Tahap ini berupa proses atau praktik dari program yang telah direncanakan. Pelaksanaan dilakukan oleh tim kerja yang terpadu berdasarkan pembagian tugas yang telah dilakukan.

Pelaksanaan kurikulum terlihat dalam proses pelaksanaan pembelajaran berbasis lingkungan yang didukung dengan pelaksanaan kegiatan lingkungan berbasis partisipatif dan pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan.

3) Evaluasi

Tahap ini bertujuan melihat dua hal, yaitu kontrol proses pelaksanaan program sebagai fungsi perbaikan dan untuk melihat hasil akhir yang dicapai. Hasil akhir merujuk pada

26 keberhasilan pencapaian indikator yang disusun dalam perencanaan. Evaluasi juga dapat dilakukan untuk menganalisis faktor pendukung dan faktor penghambat atau kendala selama proses implementasi, dalam hal ini impleemntasi pendidikan karakter peduli lingkungan.39

Implementasi pendidikan karakter dilakukan dengan mengembangkan beberapa program. Proses penciptaan budaya sekolah yang berbasis pendidikan karakter dapat dilakukan melalui empat cara sebagai berikut:1) Pembiasaan keteladanan, 2) Pembiasaan Spontan, 3)Pembiasaan rutin, dan 4) Pengkondisian.40

Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut:

a) Pembisaaan keteladanan

Pembisaaan keteladanan adalah kegiatan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang tidak diprogramkan karena dilakukan tanpa mengenal batasan ruang dan waktu. Keteladanan merupakan perilaku dan sikap guru serta tenaga kependidikan dan siswa dalam memberikan contoh melalui tindakan-tindakan yang baik sehingga diharapkan menjadi panutan bagi siswa lain.

b) Pembisaaan spontan

Kegiatan spontan yaitu kegiatan yang dilakukan secara spontan atau tanpa direncanakan saat itu juga. Kegiatan ini bisaanya dilakukan ketika guru atau tenaga kependidikan

39Ibid., hlm. 35.

40Ibid., hlm. 38.

27 mengetahui adanya perbuatan yang kuran baik dari siswa yang harus dikoreksi pada saat itu juga.

c) Pembisaaan rutin

Pembisaaan rutin merupakan salah satu kegiatan pendidikan karakter yang terintegrasi dengan kegiatan sehari- hari di sekolah. Kegiatan ini dilaksankan secara terus-menerus dan konsisten setiap saat.

d) Pengkondisian

Pengkondisian dilakukan dengan menciptakan kondisi yang mendukung demi keterlaksanaan pendidikan karakter.

Misalnya, kondisi toilet yang bersih, tempat sampah, halaman yang hijau dengan pepohonan, poster tentang pentingnya peduli lingkungan, dan kesehatan diri.

G. METODE PENELITIAN

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.Nasution (2003) mengatakan bahwa penelitian kualitatif tidak mengutamakan angka-angka atau statistik, namun berusaha mencari makna di balik tindakan tindakan, sehingga dapat memahami suatu masalah atau situasi. M.Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur (2012) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif bertujuan untuk

28 mendeskripsikan dan menganalis fenomena, aktivitas sosial, sikap, dan pemikiran seseorang baik secara individu maupun kelompok.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pelaksanaan program dan kendala yang dihadapi dalam implementasi pendidikan karakter peduli lingkungan di SMP Negeri 3 Pringgarata.

Mendeskripsikan hasil penelitian disajikan dalam uraian kata-kata dan tidak mengutamakan angka statistik.41

2. Kehadiran Peneliti

Kehadiran peneliti dalam penelitian ini sangat penting adanya selain berperan sebagai instrumen, peneliti sekaligus sebagai pengumpul data sehingga keberadaannya di lokasi peneitian sangat diperlukan karena kehadiran peneliti kualitatif berbeda dengan penelitian kuantitatif. Untuk menggali dan mendapatkan data yang kredibel peneliti dituntuk hadir di lokasi guna mengunggapakan masalah yang tengah diteliti secara nyata sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Dengan demikian, untuk mendapatkan sumber data penelitian, peneliti menjalin hubungan dengan sumber data dianataranya adalah: Kepala Sekolah, Guru, Petugas TU, Petugas Kebersihan dan Siswa di SMP Negeri 3 Pringgarata. Disamping itu, peneliti juga dapat terjun langsung sehingga dapat memahami keadaan peneliti yang tampak yang selanjutnya dapat dianalisis dan akhirnya ditarik sebuah kesimpulan tentang kredibelitas data yang diproleh.

41Ibid., hlm. 57.

29 Selama hadir dilapangan peneliti berusaha terus menerus untuk mencari data subjek-subjeknya dengan penedektan yang telah ditentukan.

3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di SMP Negeri 3 Pringgarata di Desa Pemepek, Kecamatan Pringgarata, Kabupaten Lombok Tengah. SMP Negeri 3 Pringgarata merupakan sekolah negeri yang berada naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, penelitian ini akan dilakukan pada bulan april 2019.

4. Jenis dan Suber Data a. Jenis data

1) Data primer

Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.42Data primer juga bisa berupa yang belum jadi atau data yang langsung diperoleh atau dikumpulkan langsung dari individu- individu yang diselidiki.43

Dalam memperoleh data primer peneliti memperoleh data dari Kepala sekolah selain itu juga data akan diperoleh dari guru mata pelajaran IPS Terpadu, siswa, dan seluruh warga

42 Sugiyono, metodologi penelitian pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2017) h. 308

43 Dini arfiani, manajemen anggaran pembiayaan pendidikan di SMP NU 07 brangsong kendal, (SKRIPSI, FKIP UIN walisosngo, semarang 2015), hlm. 33

30 sekolah mengenaikebersihan lingkungan sekolah dan pelaksanaan kegiatan kebersihan guna menjaga lingkungan sekolah tetap bersih wujud dari impelemntasi nilai karakter peduli lingkungan, setelah itu peneliti juga akan menggali bagaimana proses implementasi pendidikan karakter peduli lingkungan.

2) Data sekunder

Sumber data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat oranglain, atau lewat dokumen.44

b. Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh.Menurut Lofland sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah sumber data yang berupa kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Sumber data utama dalam penelitian ini diperoleh melalui kata-kata dan tindakan yang dikumpulkan peneliti dengan melakukan wawancara terhadap informan yang terdiri dari Kepala sekolah, guru, dan siswa. Sumber data lain diperoleh peneliti dengan melakukan observasi dan dokumentasi selama penelitian.45 Data tambahan dalam penelitian ini berupa dokumentasi program sekolah dan kegiatan sekolah yang berkaitan dengan implementasi pendidikan karakter di SMP Negeri 3 Pringgarata.

44 Sugiyono, metodologi penelitian pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2017) h. 309

4545Anna Anditha…, hlm. 45.

31

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan dari penelitian adalah mendapatkan data pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber dan berbagai cara. Teknik pengumpulan data yang akan dialakukan pada penelitian ini adalah:

a. Observasi partisipatif

Dalam observasi ini, peneliti terlebita dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melaksanakan apa saja yang dikerjakan oleh sumber data dan ikut melaksanakan suka dukanya. Dengan observasi partisipan ini, data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat mana dari setiap prilaku yang tampak.46 Menurut Spradley dalam Susuan Stainback (1990), observasi partisipatif dapat digolongkan menjadi empat, yaitu partisipan pasif, partisipan moderat, partisipan aktif, dan partisipan lengkap,

1) Partisipan pasif

Dalam observasi ini, peneliti datang ke tempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.

2) Partisipan moderat

Dalam observasi ini, terdapat keseimbangan sehingga peneliti menjadi orang dalam dan orang luar. Peneliti dalam mengumpulkan data ikut observasi partisipatif dalam beberapa kegiatan, tetapi tidak semuannya.

46 Endang Widi Winarni, Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Bengkulu: Bumi Aksara, 2018) hlm. 160.

32 3) Partisipasi aktif

Dalam observasi ini, peneliti ikut melakukan apa yang dilakukan oleh narasumber, tetapi belum sepenuhnya lengkap.

4) Partisipasi lengkap

Dalam melakukan pengumpulan data, peneliti sudah terlibat sepenuhnya dalam kegiatan yang dilakukan sumber data.Jadi suasananya sudah natural, peneliti tidak terlibat melakukan penelitian.Hal ini merupakan keterlibatan peneliti yang tertinggi terhadap aktivitas kehidupan yang diteliti.

Observasi yang dilakukan peneliti adalah observasi pasif yaitu peneliti datang ke tempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.

b. Wawancara tersetruktur

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Esterberg dalam Sugiyono mengemukakan beberapa macam wawancara yaitu wawancara terstuktur, semiterstruktur, dan tidak terstruktur. Mengacu pada pendapat Esterberg, penelitimemilih menggunakan wawancara semiterstruktur.Jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-depth interview.

Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, di mana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya. Peneliti melakukan wawancara dengan Kepala sekolah dan Guru selaku key informan

33 dalam penelitian ini. Wawancara kemudian dilakukan dengan Kepala Sekolah sebagai penanggung jawab lembaga, guru sebagai salah satu pelaksana penerapan pendidkan karakter peduli lingkungan, pembina pramuka sebagai pelasana penerpan pendidikan karakter peduli lingkungan dalam kegiatan pramuka serta siswa yang menjadi objek penerapan pedidikan karakter.47

Adapun data yang diwawancarai peneliti kepada siswa tekait pengetahuan siswa tentang peduli lingkunga dan pentingnya menjaga lingkungan tetap lesatari.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan pristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.48

Data dokumentasi yang dicari oleh peneliti adalah sejarah sekolah, letak geografis sekolah, sarana dan prasarana, data siswa, data guru, struktur organisasi, materi pelajaran, data rancangan implemntasi pendidikan karakter peduli lingkungan dan RPP.

6. Teknik Analisis Data

Pada penelitian ini teknik analisa data menggnakan metode induktif dan deduktif. metode induktif digunakan dalam mengalisa data yang

47Ibid., hlm. 164.

48Ibid., hlm. 167.

34 diproleh yakni data kulitatif, data yang tidak berbetuk angka yang kemudian dideskrifsikan secara verbal. Teknik analisa data dengan menggunakan metode induktif merupakan tehnik anlisa yang dilakukan dengan cara megomparasikan sumber pustaka yang berkaian dengan fokus penelitian atau dengan kata lain metode induktif adalah metode analisia data yang berangkat dari faktor-faktor yag bersifat khusus untuk ditarik kesimpulan yang bersifat umum. Dengan metode ini peneliti menagkap beragai fakta atau penomena melalui pengamatan lapangan kemudian menganalisisnya dan berupaya melakukan pengamatan teori berdasarkan apa yang diamati.49

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah pengumpulan data dalam priode tertentuselesai. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai telah dianalisis dan ternyata belum memuaskan, peneliti akan melanjutkan pertayaan lagi sampai tahap tertentu sehingga diproleh data yang diangap kredibel. Miles dan Huberman (1984) mengemukakan aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas hingga datanya sudah jenuh.50

a. Data reduction (reduksi data)

49 Sutrisno Hadi, Metode Research, (Yogyakarta: Andi Offset, 1989), hlm. 66

50Ibid., hlm. 171.

35 Data yang diproleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak sehingga perlu dicatat secara teliti dan rinci.Reduksi data merupakan proses berpikir senitif yang mememrlukan kecerdasan, keluasaan, dan kedalaman wawasan yang tinggi. Peneiti yang masih baru dalam melakukan reduksi data dapat mendiskusikan pada teman atau orang lain yang dipandang ahli.51 Melaui diskusi tersebut wawasan peneliti akan berkembang sehingga dapat mereduksi data-data yang memiliki nilai temuan dan pengembangan teori yang signifikan

Peneliti akan melakukan penyaringan data-data yang telah dikumpulkan, sehingga dapat mempermudah peneliti dalam mengumpulkan data terkait implementasi pendidikan karakter peduli lingkungan di SMP Negeri 3 Pringgarata.

b. Data display (penyajian data)

Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menampilkan display data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya. Miles dan Huberman (1984) menyatakan data yang paling sering digunakan untuk meyajikan data dalam penelitian kulitatif adalah data berupa teks bersifat naratif. Dengan menampilkan data, hal ini akan memudahkan

51Ibid., hlm. 172.

36 untuk memahami apa yang terjadi. Merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.52

Dalam display data peneliti akan melakukan rangkuman atau urraian singkat dan meuraikan kata-kata yang berkaitan dengan implementasi pendidikan karakter peduli lingkungan.

c. Conclusion drawing/ verification

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman adalah penarikan kesimpilan dan verifikasi.

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara sehingga akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat untuk mendukung tahap pengumpulan data berikutnya. Apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal di dukung oleh bukti-bukti yang kreadibel dan konsisten, saat peneliti kembali kelapangan untuk mengumpulkan data maka kesimpulan yang dikemukkan bersifat kredibel.53

7. Kreadibilitas Data

Temuan atau data dapat dinyatakan kreadibel apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti.54 Untuk menyakinakn hasil penelitian yang diperoleh dilapangan, maka dilakukan dengan cara:

52Ibid., hlm. 173.

53Ibid., hlm 74.

54Sugiyono…, hlm. 365.

37 a. Triangulasi

Triangulasi dalam pengujian kreadibilitas data ini diaratikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu.55

1) Triagulasi teknik adalah peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi partisipatif, dan dokumentasi untuk sumber data yang samasecara serempak.

2) Triagulasi sumber adalah untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama

3) Triagulasi dengan teori

Cara yang dilakukan oleh peneliti dengan menyertakan usaha pencairan tahap lainnya untuk mengoragisasikan data yang barangkali mengarahkan pada upaya penelitian lainnya.56

H. Sistematika Pembahasan

BAB I Pendahuluan yang berisikan konteks penelitian, fokus masalah, tujuan dan manfaat, ruang lingkung dan setting penelitian, telaah pusataka, kerangka teori, metode penelitain, dan sistematika pembahasaan BAB II Paparan Data dan Temuan yang berisikan implementasi nilai karakter peduli lingkungan siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu SMP Negeri 3 Pringgarata Tahun Pelajaran 2019/2020 dan gambaran umum SMP Negeri 3 Pringgarata

BAB III Pembahasaan yang berisikan implementasi nilai karakter peduli lingkungan siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu SMP Negeri 3 Pringgarata Tahun Pelajaran 2019/2020

BAB IV Penutup yang beisikan kesimpulan dan saran

55Ibid., hlm. 183.

56 Sugiyono,Memahami Penelitian Kulaitatif, (Bandung: Alfabeta, 2015), hlm 83.

Dokumen terkait