• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

B. Macam-macam Dosa

21

pengkhianatan terhadap „ahd (janji). Kata ini disebut dua kali dalam Al-Qur`an. 12

Rincian di atas tidak jauh berbeda dengan rincian Abu Ahmadi yang menyatakan bahwa Al-Qur`an mengistilahkan perbuatan dosa yang mengakibatkan turunnya siksaan Tuhan dengan istilah yang berbeda dan bermacam-macam :

1. Khathî`ah (penyelewengan) 2. Dzanb (perbuatan salah) 3. Sayyi`ah (perbuatan jelek) 4. Itsm (perbuatan dosa) 5. Fusûq (fasik)

6. „Ishy (maksiat) 7. „Utuw (sombong)

8. Fasâd (perbuatan merusak).

Al-Qur`an menyebutkan semua istilah tersebut dengan pengertian yang hampir bersamaan. Di samping itu, Al-Qur`an juga menerangkan siksaan- siksaan yang akan menimpa pelaku dosa-dosa tersebut, baik di dunia maupun di akhirat kelak. 13

3. Dosa kecil yang terhapus karena rajin ibadah atau karena banyak berbuat kebajikan.14

Menurut Ghazâli (w. 505) 15, bahwa dosa menurut sifat dasarnya dapat dibagi atas tiga bagian, yaitu :

1. Yang berhubungan dengan sifat manusia dan terdiri atas empat sifat, yaitu rubûbiyyah, syaithâniyah, bahîmiyah, dan subu‟iyah.

2. Yang berhubungan dengan objeknya dapat pula dibagi atas tiga yaitu :

a) Dosa antara manusia dengan Allah

b) Dosa yang berhubungan dengan hak-hak masyarakat dan lingkungan c) Dosa yang berhubungan dengan diri manusia sendiri.

3. Dosa yang ditinjau dari segi bahaya dan mudaratnya terdiri pula atas dua yaitu :

a) Dosa besar b) Dosa kecil 16

Contoh dari perbuatan dosa bagian pertama adalah dari sifat-sifat rubûbiyah (ketuhanan) manusia, antara lain adalah sifat sombong, bermegah-megah, gila pujian, dan berlagak tuhan, seperti mengatakan: „‟

Akulah Tuhanmu Yang Maha Tinggi.‟‟ Dari sifat-sifat syaithâniyah seperti sifat dengki, permusuhan, menyuruh berbuat keji, dan munkar, serta mengajak kepada kesesatan dan bid‟ah. Dari sifat-sifat bahimiyah seperti penyimpangan seksual, pencurian, memakan harta anak yatim dan mengumpulkan harta untuk kepentingan hawa nafsu. Dan dari sifat

14 Hasbullâh Bakry, Pedoman Islam di Indonesia, (Jakarta: UI Pres, 1998), h. 29

15 Ulama asal Ghazalah Bandar Thus yang ahli pada berbagai bidang disiplin ilmu dan banyak memberi sumbangan abgi perkembangan kemajuan manusia.

16 Al Ghazâli, Rahasia Taubat, terj. Muhammad Baqir, (Bandung: Mizan Media Utama, 2003), h. 61

23

subu‟iyah seperti sifat marah, sadis, dan ingin menghancurkan orang lain.17

Contoh dari perbuatan dosa pada bagian kedua antara lain :

a) Dosa antara manusia dan Allah seperti, meninggalkan shalat dan puasa,

b) Dosa yang berhubungan dengan hak-hak masyarakat dan lingkungan seperti, meninggalkan zakat, membunuh orang, menyelewengkan harta, mencela kehormatan, dan merebut hak orang lain.

c) Dosa yang berhubungan dengan diri manusia sendiri seperti, dosa yang kedudukannya terletak antara manusia dengan Allah, asalkan tidak berbentuk syirik, dan bisa diharapkan diampuni dan dimaafkan.18

Adapun bagian ketiga, dosa ditinjau dari segi bahaya dan mudaratnya yaitu dosa kecil dan dosa besar, para ulama berbeda pendapat tentang definisi dan jumlahnya. Tentang definisi dosa besar dan dosa kecil, ada yang mengatakan bahwa dosa besar adalah kesalahan besar terhadap Allah karena melanggar aturan pokok yang diancam dengan hukuman berat dunia dan akhirat, contohnya dosa syirik, zina, dan durhaka, kepada kedua orangtua. Dan dosa kecil adalah kesalahan ringan terhadap Allah berupa pelanggaran ringan mengenai hal-hal yang bukan pokok yang hanya diancam dengan siksaan ringan. Contohnya ucapan kurang baik dan melihat wanita dengan penuh syahwat. Bagi mu‟tazilah yang dikatakan dosa besar ialah setiap perbuatan maksiat yang ada ancamannya dari Allah dan dosa kecil setiap perbuatan yang tidak ada ancamannya. Sedangkan bagi Ja‟far bin Mubasysyir yang dikatakan dosa besar itu ialah setiap

17 Al Ghazâli, Rahasia Taubat, terj. Muhammad Baqir, h. 62

18 Al Ghazâli, Rahasia Taubat, terj. Muhammad Baqir, h . 63

orang yang melakukan perbuatan maksiat dengan sengaja adalah dosa besar. 19

Di dalam Kitab Tauhid yang diterjemahkan oleh Agus Hasan Bashori, dosa terbagi menjadi dosa besar dan dosa kecil 20 :

1. Dosa Besar (Kabîrah)

Yaitu setiap dosa yang mengharuskan adanya had21 di dunia atau yang diancam oleh Allah denga neraka atau laknat atau murka Nya.

Adapula yang berpendapat, dosa besar adalah setiap maksiat yang dilakukan seseorang dengan terang-terangan (berani) serta meremehkan dosanya. Contoh dosa besar adalah sebagaimana disebutkan dalam hadits Abû Hurairah bahwa Rasulullah bersabda,

“Telah menceritkan kepada kami Abdul „Azîz bin Abdillâh berkata, telah mencertikan kepadaku Sulaiman bin Bilâl, dari Sauri bin Zaid al-Midani dari Abî al-Ghaitsi dari Abû Hurairah radiyallâhu

19 Lutfi Ibrahim, Konsep Dosa Dalam Pandangan Islam, (Studia Islamika No.

13/1980), h. 16

20 Tim Ahli Tauhid, Kitâb Tauhîd. Terj. Agus Hasan Bashori,Cet. I,(Jakarta: Darul Haq, 1998) h. 29-30

21 Had bentuk jamaknya adalah hudud, yaitu sangsi hukum atau hukuman yang sudah ditentukan jenis dan ukurannya oleh syara‟, seperti rajam, cambuk 100 kali atau potong tangan dan sebagainya. (pen.).

22 Abû „Abdillâh Muhammad bin Ismâ‟il Al-Bukhârî, Matn Al-Bukhârî, Juz 4 (Beirut: Dâr al-Fikr, t.th), Kitab Shahîh Bukhârî, Bab Qaulullâh Ta‟ala Innalladzîna Ya`kulûna, No. 2766, h. 10

25

„anhu dari Nabi SAW, beliau bersabda: Jauhilah olehmu tujuh dosa yang membinasakan. Mereka bertanya, “Apa itu?” Beliau menjawab, “Syirik kepada Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah kecuali benar, memakan riba, memakan harta anak yatim, melarikan diri pada waktu peperangan, menuduh berzina wanita yang menjaga kesucian dan beriman ” (HR. Al- Bukhari) 23

2. Dosa Kecil (Shaghîrah)

Yaitu dosa yang tidak mempunyai had di dunia, juga tidak terkena ancaman khusus di akhirat. Adapula yang berpendapat bahwa dosa kecil adalah setiap kemaksiatan yang dilakukan karena alpa atau lalai dan tidak henti-hentinya orang itu menyesali perbuatanya, sehingga rasa kenikmatannya dengan maksiat tersebut terus memudar, Contoh dosa kecil adalah apa yang diriwayatkan oleh Abû Hurairah bahwasanya Rasulullah SAW. bersabda :

Telah menceritakan kepada kami Ishâq bin Mansûr ,telah mengabarkan kepada kami Abû Hisyâm al-Makhzumi, telah menceritakan kepada Wuhaib, telah menceritkan kepada kami Suhail ibn Abî Shâlih, dari ayahnya, dari Abî Hurairah, dari Nabi SAW bersabda: Dicatat atas bani Adam bagiannya dari zina, pasti

23 Muhammad Fû`ad „Abd al- Bâqi, Al Lu‟lu wal Marjân I, h. 28

24 Abû Husain Muslim bin al-Hajâj al-Qusyairî an-Naisyâbûrî, Matn Muslim, Juz 4, Kitâb Shahîh Muslim, Bab Qadru Ibn Âdam Hazhahu Min Adz-Dzinâ wa Ghairuhu, No.

2657, h. 2047

dia mendapatkannya, tidak mungkin tidak; maka dua mata zinanya adalah memandang, dua telinga zinanya adalah mendengar, lisan zinanya adalah berbicara, tangan zinanya adalah memegang, dua kaki zinanya adalah melangkah, dan hati zinanya adalah menginginkan dan mendambakan, hal itu dibenarkan oleh kemaluan atau didustakannya.” (HR. Muslim)

Adapun dalil pembagian dosa menjadi besar dan kecil tercantum dalam firman Allah pada QS. An-Nisa` [4]: 31 :

























“Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan- kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga). “ (QS. An Nisa` [4]: 31)

Kemudian, pada QS. An-Najm [53]: 32 :































































“ (yaitu) Orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari kesalahan-kesalahan kecil.

Sesungguhnya Tuhanmu Maha Luas ampunanNya. dan Dia lebih mengetahui (tentang keadaan)mu ketika Dia menjadikan kamu dari tanah dan ketika kamu masih janin dalam perut ibumu; Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa (Q.S An Najm [53]:

32)

Al-Qurthubî mengutip pendapat Ibnu Abbâs yang mendefinisikan dosa besar adalah setiap dosa yang diancam dengan neraka, murka, laknat atau

27

siksaan.25 Al-Dzâhabî mendefinisikan dosa besar, dalam bagian awal kitabnya al-Kabâir : Dosa besar adalah apa yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya di dalam Al-Qur‟an dan as-Sunnah. Namun kemudian ia menyimpulkan dan mendefinisikan ulang, bahwa dosa besar yaitu dosa yang diancam dengan hukuman di dunia, seperti pembunuhan, zina dan pencurian, atau ancaman di akhirat dengan siksa, atau murka, atau pelakunya dilaknat melalui hadits Nabi.26

Dokumen terkait