• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOSA DALAM PERSPEKTIF AL-QUR`AN (Kajian Lafaz Dzanbun,Khathî’ah, Itsmun, Junah, dan Jurmun Menurut Tafsir Al-Qurthubî)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "DOSA DALAM PERSPEKTIF AL-QUR`AN (Kajian Lafaz Dzanbun,Khathî’ah, Itsmun, Junah, dan Jurmun Menurut Tafsir Al-Qurthubî)"

Copied!
126
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Identifikasi Masalah

22 Yahyâ bin Abdurrahman Al-Ghoutsanî, Hafal Al-Qur`an Mutqin, Terj, Syaiful Aziz, (Surakarta: Qur`ani Press, 2017), h.

Pembatasan dan Perumusan Masalah

  • Perumusan Masalah

Kerana tafsiran ayat al-Quran lebih berkaitan dengan masalah hukum. Dalam tafsirnya, Qurthubî juga menggunakan beberapa pendekatan dalam memahami ayat-ayat al-Quran, seperti misalnya. Di dalamnya terkandung hukum-hukum yang terkandung dalam Al-Qur`an Al-Karîm dengan pembahasan yang luas.

Tujuan dan Manfaat Masalah

Tinjauan Pustaka

Metodologi Penelitian

  • Sumber data
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Metode Analisi Data

Adapun lafaz dosa dalam al-Quran disebut dengan beberapa istilah yang berbeza. Perkataan ini terdapat sebanyak 35 kali dalam al-Quran dengan bentuk yang berbeza dalam bentuk jamak dan tunggal. Terdapat banyak ayat al-Quran yang mengajak manusia untuk memohon dan memohon ampun kepada Allah SWT.

Junâh adalah salah satu perkataan lain dalam al-Quran yang diterjemahkan sebagai dosa. Kebanyakan perkataan ini digunakan dalam konteks berpasangan (terdapat dua pilihan), kadang-kadang digunakan untuk menunjukkan yang mana yang baik (daripada keduanya), untuk menjelaskan hukum (dua perkara), dan ini adalah sebahagian daripada cara Tasyri . Al-Quran. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbâh: Mesej, Kesan dan Keserasian Al-Quran, (Ciputat: Lentera Hati, 2000), Jil.

43 Fathurrohman Ahmad dan Nashirul Haq, terjemahan Tafsir Al-Qurthubî, hal. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbâh: pesan, kesan dan keselarasan Al-Qur'an. Dan dalam penggunaannya dalam Al-Qur'an sering dijelaskan dalam bentuk isme fa'il atau pelaku perbuatan maksiat. Badan Penelitian, Pengembangan dan Pelatihan Kementerian Agama RI, Spiritualitas dan Akhlak: Tafsir Tematik Al-Qur'an, Cet.

Siregar, Parluhutan, Makna Junâh dalam Al-Quran (Kajian Tafsir Tematik), Pekanbaru: UIN Sultan Syarif Kasim, 2013.

Teknik dan Sistematika Penulisan

Pengertian Dosa

Secara rinci Sayyid Hashim ar-Rasuli al-Mahallati mengatakan bahwa dalam Al-Qur'an kata dosa disebutkan beberapa kali dalam kalimat yang berbeda. Kata ini disebutkan sebanyak 22 kali dalam Al-Qur'an 10 Makna yang terkandung dalam pengucapan ini adalah suatu kesalahan, baik yang disengaja maupun karena kelupaan.

Macam-macam Dosa

Mengenai pengertian dosa besar dan dosa kecil, ada yang mengatakan bahwa dosa besar adalah kesalahan besar terhadap Allah karena melanggar aturan-aturan dasar yang terancam hukuman berat di dunia dan akhirat, misalnya dosa syirik, zina dan durhaka terhadap keduanya. . orang tua. Bagi kaum Mu'tazilah, yang disebut dosa besar adalah segala perbuatan maksiat yang diancam oleh Allah, dan dosa kecil adalah segala perbuatan yang tidak terancam. Dalam Kitab Tauhid yang diterjemahkan oleh Agus Hasan Bashori, dosa dibedakan menjadi dosa besar dan dua puluh dosa kecil.

Ia adalah sebarang dosa yang memerlukan kewujudan had21 di dunia, atau yang diancam oleh Allah dengan neraka atau kutukan atau murka-Nya. Ada yang percaya bahawa dosa besar ialah sebarang dosa yang dilakukan oleh seseorang secara terang-terangan (berani) dan meremehkan dosanya. Ia adalah dosa yang tiada batasan di dunia, dan tidak pula terkena ancaman khusus di akhirat.

Al-Qurthub mengutip pendapat Ibnu Abbas yang mengartikan dosa besar adalah setiap dosa yang terancam neraka, murka, kutukan atau. Namun beliau kemudian menyimpulkan dan mendefinisikan kembali bahwa dosa besar adalah dosa-dosa yang diancam dengan siksa di dunia, seperti pembunuhan, perzinahan dan pencurian, atau diancam di akhirat dengan siksa atau murka, atau pelakunya akan dilaknat melalui hadis. Nabi 26.

Akibat Perbuatan Dosa dan Cara Menghapusnya

Orang yang berdosa diancam oleh Allah dengan azab yang berat, baik di dunia mahupun di akhirat. Sebaliknya, Allah menjanjikan dan memberi ganjaran yang besar kepada orang yang taat dan beramal soleh, baik di dunia mahupun di Akhirat. Salah satu akibat dari dosa ialah hilangnya amal soleh, maksudnya jika orang yang melakukan dosa itu juga melakukan kebaikan, maka dia tidak akan mendapat pahala atas kebaikannya itu.

34; Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya hapuslah amalanmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang rugi. Mereka itulah orang-orang yang hati, pendengaran dan penglihatannya telah dikunci mati oleh Allah, dan mereka itulah orang-orang yang lalai." Untuk membersihkan diri dari dosa, maka manusia wajib bertaubat, kerana dengan bertaubat itu akan dihapuskan dan diampuni olehnya. Allah swt.

Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh, sesungguhnya Kami akan hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan sesungguhnya akan Kami berikan kepada mereka pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-Ankabût [29]: 7). Tidak ada dosa bagi orang yang beriman dan beramal soleh kerana memakan makanan yang mereka makan sebelumnya. Jika mereka bertaqwa dan beriman, dan mengerjakan amal yang soleh, kemudian mereka tetap bertaqwa dan beriman, kemudian (mereka juga tetap) bertakwa dan mengerjakan amal saleh.

PROFIL AL-QURTHUBI DAN KITAB TAFSIRNYA

Riwayat Pendidikan Al-Qurthubî

Jika kita memperhatikan wawasan yang dimiliki al-Qurthubî, kita menemukan wawasan yang sangat berharga. Kehidupan intelektual Al-Qurthubî terbagi menjadi dua bagian utama; pertama di Cordova (Andalusia) dan kedua di Mesir. Andalusia, di negeri ini al-Qurthubî senantiasa mengikuti halakhah keilmuan yang diadakan di masjid-masjid dan sekolah-sekolah.

Saat itu, masyarakat Andalusia membangun sekolah dan perpustakaan di beberapa kota besar, serta universitas yang menjadi sumber ilmu pengetahuan di Eropa yang tak tertandingi sejak lama. Adapun pendidikan yang diterimanya di Mesir, Al-Qurthubî umumnya meninggalkan Andalusia setelah pindah ke Mesir ke berbagai kota di negeri ini dan tinggal di kota Alexandria yang merupakan pintu utama para pendatang dari utara menuju Mediterania dan ke Mesir. Abû Ja'far Ahmad bin Muhammad bin Muhammad al-Qusay al-Ma'rûf bin Ibnu Abî Hijjah († 643).

Ebu Muhamed Abdul Muthy bin Mahmûd bin Abdul Muthy bin Abdul Khaliq El-Khumi El-Iskandarî El-Maliki El-Faqih Al-Zahid (v. 638). Ebû „Alî Hasan bin Muhamed bin Muhamed bin Muhamed bin Muhamed bin „Amruk El-Bakhri El-Kurthubi En-Naisaburî El-Damasyqusî (v. 606).

Karya Al-Qurthubî

Namun beliau mempunyai keunikan tersendiri dalam penafsiran Al-Qur'an, khususnya pada kitab tafsir ini. Dalam tafsir al-Qurthubî terlihat jelas bahwa beliau menggunakan tafsir ra`yu untuk memahami ayat-ayat Al-Qur'an, seperti ketika beliau memberikan definisi terhadap kalimat Qulûbuhum Maradh pada ayat berikut15. Keuntungan menggunakan metode ini adalah mufassir dapat menemukan makna dan pemahaman yang luas terhadap ayat-ayat Al-Quran.

Ketiga, metode Muqaran, yaitu penafsiran ayat-ayat Al-Qur'an berdasarkan apa yang ditulis oleh mufassir sebelumnya, dengan cara membandingkannya. Keempat, metode Maudhû‟i, mufassir mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur'an yang membahas suatu topik (tema atau tema) tertentu kemudian menguraikannya. Penggolongan beberapa ayat Al-Qur’an, misalnya dalam satu surah, ayat-ayatnya terbagi menjadi beberapa bagian.

Kata dzanbun dalam Al-Qur'an disebutkan sebanyak 39 kali, 11 kali diantaranya disebutkan dalam bentuk tunggal (mufrad), misalnya pada QS. Kata yang sering digunakan dalam Al-Qur'an untuk menyebut dosa adalah kata jarmun, karena kata ini dan turunannya disebutkan sebanyak 66 kali. Hal ini terlihat dari dua puluh satu kata, dari dua puluh kata satu khâthi'ah disebutkan dalam Al-Qur'an dalam bentuk nakira.

Hal ini terlihat dari dua puluh satu kata, dari dua puluh kata tersebut, satu khathî'ah disebutkan dalam Al-Qur'an dalam bentuk nakirah.

Pengaruh Imam Al-Qurthubî di dalam Islam

Profil Kitab Tafsir Al-Qurthubî

  • Sumber Penafsiran
  • Metode dan Sistematika Penafsiran
  • Penyajian Penafsiran
  • Corak Penafsiran
  • Karakteristik Tafsir
  • Pendekatan Tafsir
  • Tehnik Interpretasi
  • Keistiwewaan Kitab Tafsir Al-Qurthubî

Selain penggunaan ra’yu, al-Qurthubi juga tidak terlepas dari penggunaan ma’tsûr dalam memberikan pemahaman terhadap ayat-ayat Al-Qur’an, seperti ketika al-Qurthubi menafsirkan QS. Pertama, Metode Tahlîlî yang berarti mufasir menjelaskan seluruh aspek yang terdapat dalam ayat-ayat Al-Qur'an dan mengungkapkan seluruh perhatian yang diberikan padanya. 18 Muhammad Fu`ad „Abd al-Baki, al-Mu‟jam al-Mufahras li Alfâz Al-Qur`an Al-Kerîm, hal.

27 Muhammad Fu`ad „Abd al-Baqi, al-Mu‟jam al-Mufahras li Alfâz Al-Qur`an Al-Karîm, h. Menentang Allah en Rasul-Nya. -Ghoutsanî, Yahyâ bin Abdurrahman, Hafal Al-Qur`an Mutqin, Terj, Syaiful Aziz, Surakarta: Qur`ani Press, 2017. -Munajjât, Muhammad Nuruddîn, al-Tarâduf fî Al-Qur`an Al-Karîm, Kairo: Baina al Mazariyah wa al Tatbiq, 1995.

ANALISIS LAFAZ DZANBUN, KHATHÎ’AH, ITSMUN,

Klasifikasi Ayat yang Mengandung Lafaz Dzanbun, Khathî’ah,

Dan mereka masuk ke dalam golongan orang-orang yang tidak terlepas dari kebinasaan dan azab Allah. Dan berkatalah orang-orang kafir kepada orang-orang yang beriman: "Ikutilah Kami, niscaya Kami akan memikul dosa-dosamu", dan mereka (sendiri) tidak (berdaya) sedikitpun. Dan orang-orang kafir berkata kepada orang-orang yang beriman: Ikutilah kami, yang bermaksud ikutilah agama kami.

Dan firman Tuhan "Dan nanti kami akan menanggung dosamu" jazm kerana frasa perintah. Inilah sifat orang-orang kafir dan munafik, yang memimpin dirinya dalam kedustaan ​​dan tidak suka mendapat kesulitan dari orang-orang yang beriman. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana." "Dan barangsiapa yang mengerjakan suatu kemungkaran atau dosa, sedang ia mempertanggungjawabkannya kepada orang yang tidak bersalah, maka sesungguhnya ia telah melakukan kedustaan ​​dan dosa yang nyata" (QS. An-Nisa.

Dikatakan berdasarkan wewenang Imam Syafi'î dan Abû Said al-Farwî al-Malikî bahwa yang benar dalam mazhab Maliki adalah musafir diberikan kebebasan memilih antara itmâm atau qashar. Ada kalanya melakukan qashar dengan cara mengurangi jumlah rakaat dari 4 menjadi 2 yaitu pada saat bepergian dalam keadaan aman, dan ada pula dengan meringankan rukun 2 rakaat yaitu pada saat bepergian dalam keadaan dari Khauf. dan ada kalanya memfasilitasi rukun 4 rakaat di negara khauf saat hadhar. memilih untuk membacakan salat atau diperbolehkan menyelesaikan salat jika masih ada waktu. Dikatakan kepada orang-orang kafir: “Makanlah dan berbahagialah (di dunia sebentar);.

Daripada tafsiran al-Qurthubi, dapat difahami bahawa orang yang berdosa tidak akan mendapat keampunan daripada Allah, tetapi ganjaran berupa azab neraka.

Referensi

Dokumen terkait

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan penafsiran dari ketiga mufasir, Quraish Shihab dan Sayyid Qutb menyatakan bahwa Alhamdulillah itu hanya berhak

Selanjutnya pada Bab kedua menjelaskan mengenai pengertian warna, faktor- faktor yang mempengaruhi warna, makna-makna yang terkandung dalam warna dalam perspektif al-Qur‟an

Pemilik nama yang disebut terakhir ini tidak lain adalah murid dari Arkoun dan yang banyak menerjemahkan karya-karya Arkoun dari bahasa Prancis ke dalam bahasa Arab..

Penafsiran dengan cara menghimpun sejumlah ayat Al- Qur‟an yang tersebar dalam pelbagai surat yang membahas masalah yang sama, kemudian menjelaskan pengertian menyeluruh

Dalam Tafsir Fi Zhilalil Qur‟an, dengan gaya penuturan yang sejuk dan lembut serta gambaran masalah yang inspiratif ini, al-Qur‟an menyingkap rasa kesadaran manusia

Tetapi di sini hendak dipakai dalam cakupan yang lebih luas, yakni tafsir al-Qur‟an yang menjadikan filsafat ilmu dan teori ilmiah sebagai perangkat memahami konteks untuk

Hal ini juga karena belum terdapat kajian yang secara spesifik membahas kisah Musa dalam al-Qur‟an dilihat dari sudut pandang teori Makki>-Madani> agar ditemukan

Dari keempat makna diatas al-libâs yang paling utama adalah al- libâs yang bermakna ‘amal ṣâliḣ atau pakaian ketaqwaan, karena ukuran manusia nanti dimuliakan disisi Allah adalah orang