• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 32-34

B. Temuan Hasil Penelitian

2. Makna Representasi Konspirasi dalam Sistem Keuangan

Setelah memaparkan temuan hasil representasi bankir dalam sistem keuangan pada film animasi The Ameerican Dream, maka selanjutnya akan dipaparkan makna dari representasi konspirasi dalam sistem keuangan pada film animasi The American Dream sebagai berikut:

a. Scene 1 : Bill menawarkan pinjaman uang

Penawaran pinjaman adalah cara bank mendapatkan uang. Semakin banyak hutang yang diberikan bank maka semakin banyak pula uang yang bank dapatkan.

Dalam scene ini Bill berusaha meyakinkan orang-orang agar tertarik mengambil pinjaman di bank kemudian memberikan penawaran yang menggiurkan. Penawaran dengan wajah yang ramah, salah satunya, akan mampu menarik peminjam. Juga akan terpengaruh dengan kesenangan-kesenangan yang ada di sekitarnya, hingga sejenak lupa bahwa sebelum menikmati pinjamannya, sebenarnya ia telah lebih dulu rugi dikarenakan jumlah uang yang dikembalikan haruslah lebih besar dari yang dipinjam.

Latar Musik: - Latar Tempat: Bioskop

Penanda Petanda

Scene ini mengambil gambar berupa layar seperti layar TV CRT yang menampilkan foto Lyndon B Johnson (LBJ) yang menandatangani sebuah dokumen.

Dokumen yang ditandatangani LBJ bisa diketahui jika peristiwa penandatanganan itu dikaitkan dengan pernyataan Hartman berikut: “Lyndon B Johnson membubarkan rencana Kennedy”. Rencana JFK yang dimaksudkan adalah dokumen Executive Order 11110, dokumen yang memveto otoritas Federal terhadap keuangan AS.

Dan dokumen itulah yang dibubarkan LBJ pada scene ini.

Hal ini dikarenakan sistem perbankan yang berlaku bahwa setiap pinjaman dalam jangka waktu tertentu akan dikenakan bunga, angka nominal uang yang pelunasannya sama wajibnya dengan pelunasan pinjaman pokok.

b. Scene 2 : Mobil Fed memasok Uang ke Bank Nasional

Kekosongan kas di bank akan diisi oleh Federal Reserve selaku penyedia cadangan uang. Sementara Pemerintah diberi uang untuk bank nasionalnya adalah dengan status sebagai hutang.

Scene mobil Fed yang membingkar muatan berupa uang ke brankas bank adalah gambaran bahwa Federal Reserve tidak tanggung-tanggung memberikan uang dengan jumlah besar untuk pemerintah.

c. Scene 3 : Bill menyodorkan sejumlah uang kepada Pile

Baik pemerintah maupun perseorangan, bank tidak ambil pusing dalam hal pemberian pinjaman. Yang jelas adalah pemberian pinjaman ditujukan hanya agar kekayaan bank bisa bertambah setiap saat.

Uang-uang yang dipinjamkan bank kepada masyarakat, tetap sama statusnya dengan pinjaman pemerintah. Sama-sama harus dibayar dengan ketentuan bunga hutang. Bedanya hanya pada jumlah hutang dan pihak mana yang berhutang.

Selebihnya tidak ada.

Dalam scene ini Bill nampak memicingkan mata ketika menyodorkan uang kepada Pile, tanda yang secara alamiah dilakukan oleh orang-orang yang memiliki niat terselubung atau motif tertentu ketika melakukan sesuatu.

d. Scene 4 : Bill menawarkan pinjaman kepada tunawisma

Kejahatan bankir adalah memanfaatkan suasana yang ada demi keuntungan.

Termasuk pemberian pinjaman kepada orang yang tidak mampu, antara lain seperti

tunawisma yang tidur di pinggir jalan yang sebenarnya tidak membutuhkan uang sebanyak itu. Hal ini menunjukkan bahwa bank tidak lagi pilih kasih memberi pinjaman, yang jelas ia bisa mengambil keuntungan darinya. Di sisi lain juga bermakna bahwa pemberian pinjaman adalah bagian dari langkah memperburuk kondisi ekonomi di suatu negara, lewat catatan hutangnya.

e. Scene 5 : Bill mewarkan pinjaman kepada sekelompok pemuda yang sedang berpesta

Bankir memanfaatkan budaya hedonis anak-anak muda barat: menawarkan uang dan membiarkan mereka menghabiskannya untuk bersenang-senang. Bank tidak memikirkan dampak lain yang akan terjadi seperti pengrusakan fasilitas, pemerkosaaan, pembunuhan, dan sex bebas oleh pemuda yang telah larut dalam kesenangan dengan minuman keras serta obat-obatan. Secara sederhana, Bank hanya memikirkan keuntungan dari peminjaman-pemijaman tersebut.

f. Scene 6 : “Invasi” kartu kredit ke rumah-rumah warga di kota

Pemberian pinjaman bukan hanya bukan hanya dalam bentuk barang atau uang kertas fisik, melain juga dilakukan secara digital. Uang-uang dalam angka digital yang ditempatkan dalam wadah bernama Kartu Kredit. Dengan alasan kemudahan transaksi tanpa harus mengantre lama seperti di bank. Kali ini menyasar orang-orang yang tinggal di kota.

Cara ini dipakai oleh bank untuk menarik semakin banyak peminjam yang dengan itu pundi-pundi kekayaan bankir semakin bertambah. Dengan menjaminkan barang berharga seperti rumah (sebagaimana dalam scene ini), bank bersedia memberi pinjaman dengan jumlah yang lebih besar dari batas peminjaman biasa. sehingga

intinya bukanlah kemudahan transaksi. Namun lebih dari itu adalah bahwa kartu kredit adalah alat pelancar bagi proses peberian hutang kepada masyarakat.

Konspirasi yang terjadi adalah antara bank dengan pemberi pinjaman primer, yakni bank sentral Federal Reserve memanaatkan kartu kredit untuk mengambil untung lebih banyak dari kesenangan masyarakat.

g. Scene 7 : Fed memberi pinjaman ke Bank Nasional

Uang yang diberikan kepada bank oleh Federal Reserve, bukanlah murni sebagai pemberian, akan tetapi sebagai pinjaman. Sehingga nantinya bank tetap berkewajiban mengembalikan uang yang diambilnya tersebut sesuai dengan jumlah yang dipinjamnya. Dalam scene ini bank nasional meminta uang kepada bank sentral.

Namun bukan segi itu yang menjadi titik perhatian terkait kegiatan bankir. Melainkan yang digarisbawahi adalah proses peminjamannya.

Pada scene ini Bank Sentral Federal sangat memudahkan pemberian pinjaman.

Nyaris tidak ada jeda ketika Bill meminta pinjaman 20 juta dollar AS, dengan

“pengaminan” yang dilakukan Ethan selaku pihak Federal.

h. Scene 8 : The Fed dan US Mint bekerjasama mencetak uang

Memberikan pinjaman dianggap sangat efektif meningkatkan pendapatan. Para bankir kaya meminjamkan uang kepada siapa saja tanpa memandang apakah dia adalah sebuah lembaga semisal bank ataupun perseorangan seperti anak muda, pengangguran, bahkan tunawisma di pinggir jalan yang sudah jelas-jelas tidak mampu melunasi utang.

Bank melakukan segala hal yang dianggapnya mampu membuat orang percaya bahwa dirinya memang membutuhkan uang yang lebih banyak. Hal inilah yang disadari oleh bank sehingga menawarkan pinjaman kepada masyarakat seperti seorang penjual yang menawarkan barang jualannya.

Setelah meminjamkan uang, bank kemudian menawarkan banyak kesenangan sehingga orang-orang akan kehabisan uang dalam waktu singkat lalu kembali lagi meminjam uang di bank.

Bank harus tetap memberikan pinjaman agar uang (kekayaan) nya tetap mengalir, sebagaimana ungkapan Ethan kepada Mel ketika memerintahkan Mel mencetak uang sebesar 20 juta dolar untuk dikirimkan ke bank nasional besok paginya.

Penghasilan akan lahir dari pemberlakuan bunga hutang yang mereka terapkan.

i. Scene 9 : Merekayasa perang Waterloo

Scene di menit 14 lewat 58 detik, menampilkan kondisi perang dengan miniatur seperti pion di atas sebuah papan catur. Dua negara sebagai pion-pion yang saling serang. Di belakangnya terdapat gurita berkepala “Tameng Merah” sedang mengucurkan emas sebagai bentuk representasi pemberian dana perang.

Gurita berkepala “tameng merah” di scene ini menunjukkan keterlibatan bankir kaya yang mendanai perang Waterloo. Gurita dengan tentakel-tentakel bermakna bahwa kaki-tangan bankir selalu berkoordinasi dengan baik dan terorganisir dalam pekerjaannya. Pion-pion catur yang saling serang adalah representasi Inggris dan Prancis selaku pion yang dimainkan.

Bankir Jerman sedang melakukan bisnis besar dan sangat menyukai perang.

Selain memberikan dana ke Napoleon, diam-diam bankir Inggris pun memberikan dananya ke pemerintah Inggris untuk keperluan perang.

Eksistensi Red Shield diperlihatkan dalam scene dengan perwujudan gurita yang mengisi karung dengan emas tadi sebagai perumpamaan Red Shield yang mendanai perang kedua belah pihak. Sementara Inggris dan Prancis ditandai dengan simbol bendera yang berkibar di atas barisan pasukan (pion-pion) asing-masing, pada

papan catu yang dimaknai sebagai arena perang Waterloo. Perang tersebut berakhir dengan kemenangan Inggris. Seperti yang terlihat di menit 15 lebih 8 detik dengan dipukul mundurnya pasukan Prancis.

Di sinilah konspirasi Red Shield digambarkan, sebab kedudukannya yang tidak memihak kepada Inggris maupun Prancis. Gaji pasukan, dana dan persenjataan termasuk obat-obatan dan logistik selama peperangan adalah berasal dari pemodal yang sama, yaitu bankir. sehingga Red Shield tentu tidak berkeberatan jika memberikan dana dalam jumlah besar karena yakin dengan keuntungan yang diperolehnya dari peminjaman besar-besaran tersebut.

Red Shield mengambil kesempatan di tengah ketidakharmonisan hubungan kedua negara, Inggris dan Prancis. Red Shield melihat perang sebagai “ladang kekayaan”, kesempatan berbisnis yang menjanjikan keuntungan luar biasa. Sehingga Perang Waterloo, sesungguhnya bukan berakhir dengan kemenangan Inggris, meskipun yang terjad di lapangan adalah Inggris menang melawan Prancis akan tetapi pada hakikatnya kemenangan terbesar berada di tangan bankir.

j. Scene 10 : Menyebar kabar bohong kekalahan Inggris

Makna dari scene ini bahwasanya akibat dari keterlambatan Hartman dan Pile sebab didahului oleh utusan Red Shield ke Inggris, membuat kabar bohong dari utusan Red Shield lebih dulu sampai. Utusan tersebut mengabarkan kepada pihak Inggris bahwa pasukan Inggris yang dipimpin Wellington kalah melawan Napoleon. Sehingga Hartman berujar bahwa “Dia (utusan Red Shield) mengagetkan orang-orang degan berita peperangan dan memberitahukan Inggris bahwa Napoleon menang.”

Makna dari didahuluinya Hartman adalah bahwa gerak bankir dalam menjalankan misinya sangat cepat, hingga bahkan tidak lagi bisa dicegah. Dalam scene

ini Hartman sempat meminta Pile menembak utusan Red Shields tsb, tetapi tidak dilakukan oleh Pile. Adapun makna tameng merah yang dibawa utusan tersebut sebagai simbol dari bankir Red Shield, tanda bahwa ia adalah bagian dari Red Shields.

Sedangkan kuda hitam dan siluet hitam si utusan menjadi representasi kegelapan atau kekuatan jahat.

k. Scene 11 : Bankir mengambil keuntungan dari merosotnya ekonomi Inggris Anggota Red Shield yang memainkan proses jual-beli saham di bursa saham London Stok Exchange Inggris yang terlihat dalam scene ini. Terlihat di belakang orang-orang yang sibuk bertransaksi, terdapat “tameng merang” bertuliskan “End of The World Stock Sale,” memaknakan adanya dominasi bankir Red Shield dalam forum jual-beli tersebut.

Scene ini menyiratkan makna bahwa Red Shield membawa pengaruh besar memengaruhi dalam penjualan saham-saham Inggris. Ketidakstabilan politik, aspek ekonomi Inggris ikut menanggung dampak peperangan. Pasca perang, harga mata uang Inggris jatuh. Pihak Inggris kemudian disibukkan dengan perniagaan dan kelabakan hingga terpaksa menjual saham-sahamnya dengan harga yang sangat murah. Harga saham anjlok. Saham-saham Inggris dibeli lagi oleh orang-orang bankir Red Shield.

l. Scene 12 : Hamilton mendesak pendirian Bank Sentral Federal Reserve AS Bankir selalu mengupayakan pendirian bank sentral Amerika Serikat. Bank sentral Amerika Serikat bernama Federal Reserve dan orang-orang yang termasuk ke dalamnya tidak lain adalah para bankir, utamanya dari kelompok konglomerat Red Shields Mayer Bauer Amschel Rothschild, dengan partnernya, John Pierpot Morgan dan John Davison Rockefeller.

Melalui perwakilan-perwakilannya di kongres, bankir memprediksi kemungkinan berhasil sedikit demi sedikit. Mereka bersikukuh agar bank sentral Amerika didirikan.

Dalam scene ini, Alexander Hamilton, sekretaris bendahara Amerika pertama yang juga adalah bankir, berseberangan pendapat dengan Presiden Thomas Jefferson.

Jefferson tidak menyukai bila negara berhutang, juga menolak kehadiran bank sentral sebagai pengontrol keuangan bagi negara Amerika. Namun bankir tidak pernah mundur dari keinginannya menguasai keuangan dunia lewat konspirasi yang mereka lakukan.

m. Scene 13 : Rapat rahasia: rencana pendirian bank sentral AS

Tampilan group shot pada scene ini menampilkan seluruh peserta rapat dengan Supreme Master Leader berkepala Tameng Merah, berbicara menerangkan rencana pendirian bank sentral Federal Reserve di depan seluruh hadirin peserta rapat dengan sangat rapi. Scene yang dimulai pada menit 19 lebih 12 detik ini menampilkan latar peristiwa tahun 1910 di pulau Jekyll, Georgia. Rapat rahasia yang dilangsungkan jauh dari perhatian publik di rumah bankir JP Morgan. Para undangan diharuskan memakai nama samaran, demi menjaga kerahasiaan. Dalam scene ini JP Morgan bernama samaran Hula Girl sebagai pimpinan rapat sekaligus tuan rumah. juga JD Rockefeller bernama samaran Lube Job serta beberapa peserta rapat lainnya.

Morgan dan Rockefeller saling berebut tugas mengontrol “bank sentral rahasia”. Namun keduanya dibantah Pimpinan Tertinggi (Supreme Master Leader) bahwa kendali terhadap bank sentral akan dijalankan oleh masyarakat sendiri.

“Masyarakat harus percaya bahwa mereka sendirilah yang menjalankan bank,” ujar Supreme Master Leader. Masyarakat yang menjalankan bank sentral akan merasa

bahwa bank itu berpihak pada kebaikannya, padahal tidak. Bank tetap berada dalam kekuasaan bankir, hanya orang-orang yang ditugaskan menjalankannya saja yang dari kalangan masyarakat. Tujuannya adalah supaya masyarakat yang lain tidak curiga.

Sebab kecurigaan bisa memantik munculnya perlawanan terhadap bank. Adapun kerahasiaan tetap diberlakukan dalam sistem perbankannya: penentuan suku bunga, nilai tukar uang, dll tetap diatur oleh bankir.

Kejeniusan Pemimpin tertinggi inilah yang membuat para bankir terkesima.

Dalam shot ini, tampak para bangkir yang bersujud merentangkan tangan mereka ke depan, memosisikan tangan sejajar dengan kepala. Hal itu bermakna sebagai penghormatan yang mendalam, bahkan dalam ajaran tertentu gerakan tersebut merupakan bentuk penyembahan. Bisa diartikan bahwa para bankir sangat mengagungkan sistem perbankan tersebut, jikalau bukan sampai menuhankan Master Leader dan sistem yang dibangunnya.

n. Scene 14 : Woodrow Wilson melegalisasi Akta Fed dan Amandemen IRS Scene ini memperlihatkan bagaimana Woodrow Wilson menandatangani dua dokumen penting yakni Federal Reserve Act (Akta Federal Reserve) dan IRS Amendment (Amandemen IRS) bahkan sebelum ia terpilih sebagai presiden.

Scene ini memiliki makna bahwa penandatanganan Akta Federal dan Amandemen IRS yang dilakukan Wilson secara diam-diam sebelum terpilih sebagai presiden itu adalah bukti kecurangan atau bahkan dinilai sebagai suatu bentuk pengkhianatan nyata bagi hukum dan sudah pasti terhadap warga Amerika Serikat.

Sebab ketika warga Amerika mengusahakan kemerdekaannya dari Federal Reserve, Wilson malah datang membuka jalan bagi Federal Reserve menguasai Amerika.

Wilson sudah lancang menandatangani dokumen penting sebelum ia ditetapkan sebagai pemimpin yang sah.

Pengkhianatan Woodrow Wilson nampak dalam penjelasan Hartman bahwa

“Woodrow Wilson, yang menandatangani rencana busuk itu bahkan sebelum ia terpilih.”. Kata “itu” merujuk kembali pada dua dokumen yang ditandatangani Wilson sebagai legalitas Federal Reserve lewat Akta Federal serta Amandemen IRS yang meboleh penarikan pajak dari masyarakat.

Wilson melakukan pelanggaran besar sebab berani melampaui konstitusi dengan menandatangani dokumen yang seharusnya belum bisa ia tandatangani, dikarenakan ia belum resmi terpilih (sebagai presiden). Ketika Wilson bersekongkol dengan Federal ketika masa kampanye pemilihan presiden dilakukan, bankir Red Shield menjamin akan mendanai Wilson selama periode kampanye dan bahkan menentukan kemenangannya sebagai presiden asalkan bersedia menandatangani dokumen tersebut.

o. Scene 15 : Upaya Pembunuhan Andrew Jackson

Upaya pembunuhan Andrew Jackson menjadi bagian dari konspirasi bankir dalam menyingkirkan lawan-lawannya. Keberadaan Presiden Andrew Jackson menjadi salah satu ancaman bagi lembaga keuangan Federal Reserve, sebab di masa jabatannya sedang ada perjanjian dengan Federal Reserve yang berlangsung. Padahal, pinjaman dalam benak presiden Jackson adalah sesuatu yang menakutkan.

Keberadaan perjanjian tersebut diketahui oleh presiden Jackson sehingga berniat mengakhirinya. Hal ini pula yang tidak diinginkan bankir sebab kesempatan memberikan pinjaman kepada pemerintah Amerika Serikat akan hilang. Itu artinya bankir juga kehilangan pundi-pundi pendapatan.

p. Scene 16 : Upaya Mencelakai Hartman

Ular besar bekepala lima yang menyerang Hartman adalah representasi bankir yang cerdik sekaligus licik dalam melangsungkan serangan-serangnannya. Untuk lima kepala ular ini, ada lima tokoh penting bankir yang terkenal: Ben Bernanke, Alan Greenspan, Lawry Summer, Timothy Geithner, dan Franklin Raines. Kelima orang ini adalah orang-orang berpengaruh yang bersekongkol menyingkirkan Hartman.

Hartman dalam hal ini adalah representasi orang-orang amerika yang dianggap melakukan perlawanan-perlawanan terhadap bankir. orang-orang yang bukan sekadar mengetahui bahaya bankir melainkan telah melakukan aksi nyata melawan bankir.

Orang-orang seperti Hatman ini, dalam pandangan para bankir adalah sesuatu yang membahayakan sehingga harus disingkirkan.

q. Scene 17 : Pembunuhan John F Kennedy

Scene ini menampilkan foto dokumentasi JFK yang terkulai usai tertembak dalam sebuah pawai ke Dallas. Jika peristiwa ini dikaitkan dengan dokumen Executive Order 11110 yang ditandatangani JFK enam bulan sebelumnya, maka akan ditemukan sebuah tanda yang cukup mampu mengantarkan kepada sebuah pemahaman bahwa pembunuhan tersebut tidaklah sebagai peristiwa yang berdiri sendiri, akan tetapi meiliki sangkut-paut dengan peristiwa yang lain.

Sehubungan dengan kematian JFK, ada satu hal yang perlu diketahui, bahwa dokumen Executive Order 11110 adalah sebuah kebijakan yang dibuat JFK guna menghapuskan otoritas Federal Reserve mencampuri urusan keuangan negara AS. Hal itu adalah solusi menjauhkan AS dari bahaya hutang. Namun hal itu pula yang tak diinginkan oleh para bankir Federal sehingga praktis langkah penyingkiran harus dilakukan sebab presiden seperti JFK dalam pandangan bankir adalah ancaman nyata.

Tersebab orang-orang yang berada di Bank Federal adalah orang-orang bankir, maka bukan tidak mungkin bahwa kejadian penembakan itu terjadi atas kehendak bankir. terlebih karena yang menggantikan JFK kemudian hari adalah sosok yang berpihak kepada kepentingan bankir, Lyndon B Johnson yang setelah terpilihnya, ia lalu membubarkan kebijakan Executive Order tersebut.

r. Scene 18 : Upaya Penundukan dengan Iming-iming

Cara mengiming-imingi menjadi salah satu langkah yang ditempuh bankir guna menghalangi perlawanan pihak-pihak yang berseberangan dengan bankir, atau sekadar dijadikan sebagai batu loncatan bankir ke tingkat keberuntungan selanjutnya.

Seperti ketika Hatman berhadapan dengan Hank Paulson dalam scene ini, Hartman ditawari dengan harta, jabatan atau apapun yang bisa dibeli menggunakan uang dengan syarat bahwa dirinya harus berlutut di hadapan Paulson.

Dalam scene ini Paulson adalah representasi kelompok bankir sementara Hartamn adalah representasi rakyat AS yang melawan kepada bankir. Kostum yang digunakan Hartman dan juga Paulson sekilas meniru setting-an baju perang dalam film Spartan 300, memaknakan suatu militansi dan atmosfer perang. Hingga di akhir scene, Hartman menendang Paulson ke dalam lubang besar yang dalam yang bisa dimaknai sebagai ujung atau akhir dari perjuangan melawan bankir. Adalah sebuah mimpi bahwa kekuatan bankir akan bisa dilawan dan dilenyapkan, meski secara realitas kekuatan konspirasi bankir masihlah sangat kuat untuk dilawan.

s. Scene 19 : Membubarkan Executive Order 11110

Scene yang menampilkan presiden Lyndon B Johnson menandatangani sebuah dokumen yang intinya menghapus kebijakan yan dibuat JFK sebelumnya, yakni

dokumen Executive Order 11110, sebuah langkah yang diambil JFK guna mewujudkan kemandirian keuangan bagi negara AS.

Harapan itu sempat terealisasi meski tak lama. Sebab enam bulan setelahnya, JFK meninggal, tertembak dengan luka peluru menganga di kepala.kejadian itu membuat niat baik JFK mengembalikan otoritas bendahara negara justru musnah dan berhenti. Lebih tepatnya berhenti di tangan penggantinya sendiri, Lyndon B Johnson.

LBJ juga diketahui adalah bagian dari bankir Red Shields. Sehingga kebijakan Wapres LBJ ketika menggantikan posisi JFK, sesungguhnya telah membuka akses perampokan yang kelak menguntungkan pihak Federal Reserve.