52
BAB VII
MANAJEMEN BASIS DATA (DATABASE)
53
B. Tujuan Sistem Basis Data
Tujuan sistem basis data adalah untuk membuat data mudah diakses, menjaga data tetap aman, melindunginya dari penggunaan yang tidak sah dan ilegal, dan memberi orang kesempatan untuk menggunakannya, seperti menghubungkan data (Daulay et al., 2023).
Untuk beberapa alasan berikut, sebuah organisasi atau perusahaan memerlukan sebuah basis data: (Ruliah, Suryadi, A., 2016)
1. Membantu Pengelolaan Data yang Besar
Basis data memiliki kemampuan untuk menyimpan dan membantu mengelola jumlah data yang sangat besar secara rinci dan terintegrasi. Jika Anda menggunakan perangkat lunak spreadsheet seperti Microsoft Excel atau Apache OpenOffice Calc, hal ini hampir tidak mungkin. Ini karena kapasitas penyimpanan dan kecepatan pengolahan data yang sangat rendah di kedua perangkat lunak tersebut.
2. Akurasi Data
Dengan fitur constraints dan default value check, basis data umumnya dapat menjamin akurasi data. Aturan yang ada di tabel basis data yang melindungi data dari dihapus atau diubah karena data dalam tabel tersebut memiliki keterkaitan dengan data dari tabel lain. Di sisi lain, pengujian nilai default dilakukan untuk memastikan bahwa jika data yang dimasukkan ke dalam basis data tidak memiliki nilai (null), maka nilai default akan digunakan.
3. Proses Manipulasi Data
Perangkat lunak basis data memiliki fitur yang memudahkan proses manipulasi data, seperti menambahkan, mengubah, atau menghapus data. Salah satu fitur ini adalah Data Manipulation Languages (DML), yang termasuk dalam bahasa pertanyaan struktural (SQL).
4. Keamanan Data
Perangkat lunak basis data memiliki fitur yang melindungi data. Tujuannya adalah untuk menghindari data yang tidak diinginkan. Sebagai contoh, untuk menjaga data tetap aman, pengguna harus melakukan login terlebih dahulu sebelum dapat memperoleh informasi yang diinginkan.
54 5. Integritas Data
Basis data memiliki kemampuan untuk menjamin integritas data karena memiliki fitur yang mengikatnya. Sebagai ilustrasi Jika Tabel A mengalami perubahan data, tabel yang berhubungan dengan Tabel A akan mengikuti perubahan tersebut, atau basis data akan mencegah perubahan pada Tabel A jika diatur dengan cara ini. Dengan cara ini, integritas data dapat dijamin.
C. Manajemen Sistem Basis Data
Manajemen basis data melibatkan pembuatan, pemeliharaan, pengaturan, dan pengendalian akses ke basis data. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa informasi yang tersimpan tetap akurat, aman, dan dapat diakses secara konsisten (Garcia, 2023). Sistem Manajemen Basis Data (DBMS) adalah sebuah perangkat yang bertujuan untuk mengontrol dan mengelola data yang tersimpan dalam suatu database menggunakan prosedur yang telah terkomputerisasi. Peran utama dari DBMS adalah untuk mengolah data yang terdapat dalam database agar dapat diubah menjadi informasi yang bermanfaat dan memiliki nilai (Nurhayati et al., 2023).
D. Database
Database adalah kumpulan data yang berfungsi sebagai sumber informasi bagi pengguna. Setiap pengguna memiliki kemampuan untuk mengubah, menghapus, menganalisis, menambah, dan memperbaiki data dalam tabel yang tersedia (Daulay et al., 2023). Gambar berikut menunjukkan bahwa data yang disimpan dalam DBMS dalam sistem database relasi dibagi menjadi tingkatan (Ruliah, Suryadi, A., 2016).
Tabel
Record
Field
Karakter
55
Gambar: Tingkatan Data dalam Database Relasi E. Jenis Sistem Manajemen Basis Data
Berdasarkan kemajuan teknologi dalam manajemen basis data, terdapat beberapa jenis utama sistem manajemen basis data: (Garcia, 2023)
1. DBMS Hierarki: Sistem ini menggunakan struktur pohon yang menghubungkan data dalam hubungan induk-anak, seperti yang digunakan dalam Sistem Manajemen Informasi (IMS) IBM dan Windows Registry.
2. DBMS Jaringan: Jenis sistem ini memungkinkan beberapa hubungan induk-anak untuk elemen data, memberikan fleksibilitas dalam menghubungkan data yang relevan, seperti yang digunakan dalam Penyimpanan Data Terintegrasi (IDS) dan Manajer Database Raima (RDM).
3. DBMS Relasional (RDBMS): Merupakan jenis sistem manajemen basis data yang paling umum digunakan, menyimpan data dalam tabel (relasi) dan menggunakan SQL untuk manipulasi data, seperti MySQL, PostgreSQL, Oracle, dan Microsoft SQL Server.
4. DBMS Berorientasi Objek (OODBMS): Jenis database ini menggabungkan konsep database dengan pemrograman, memungkinkan penyimpanan dan pengelolaan objek pemrograman tanpa batas, berguna untuk menangani tipe data kompleks seperti multimedia dan sistem informasi geografis (GIS), contohnya ObjectStore dan GemStone/S.
5. DBMS NoSQL: Jenis basis data non-relasional ini dikembangkan untuk menangani data tidak terstruktur atau semi-terstruktur, menawarkan skalabilitas horizontal dan metode sederhana untuk manipulasi data, termasuk Couchbase, Cassandra, MongoDB, dan Neo4j.
6. DBMS NewSQL: Basis data ini menggabungkan keunggulan basis data relasional dan NoSQL, dengan tujuan memberikan kemampuan kueri SQL dan konsistensi yang kuat serta skalabilitas dan fleksibilitas dari basis data NoSQL, seperti CockroachDB, VoltDB, dan MemSQL.
56
F. Komponen Sistem Manajemen Basis Data
Sistem Manajemen Basis Data (DBMS) dibangun dengan beberapa komponen utama yang bekerja bersama untuk memfasilitasi interaksi efisien antara pengguna, aplikasi, dan basis data. Berikut adalah ringkasan dari komponen-komponen utama tersebut: (Garcia, 2023) 1. Mesin Basis Data: Inti dari setiap DBMS, bertanggung jawab atas penyimpanan, pengambilan, dan pembaruan data dalam basis data dengan memastikan konsistensi dan keamanan data serta penerapan aturan skema database.
2. Definisi Data: Fokus pada pembuatan, modifikasi, dan penghapusan objek database seperti tabel dan indeks, yang menentukan struktur database.
3. Manipulasi Data: Menyediakan alat dan teknik untuk interaksi dengan data dalam database, termasuk operasi input, update, delete, dan retrieval data.
4. Skema Basis Data: Merupakan cetak biru struktur database yang mendefinisikan tabel dan hubungannya, memungkinkan DBMS memahami cara menyimpan dan memanipulasi data dengan benar.
5. Manajer Penyimpanan: Mengelola alokasi penyimpanan database dan sumber daya memori, memastikan integritas data, dan menerapkan prosedur pencadangan dan pemulihan database.
6. Pemroses Kueri: Menafsirkan dan mengoptimalkan kueri SQL serta permintaan basis data lainnya, kemudian meneruskannya ke mesin database untuk mengambil data secara efisien.
7. Manajemen Transaksi: Bertanggung jawab untuk menjaga integritas dan konsistensi database dalam lingkungan multi-pengguna dengan memastikan isolasi, atomisitas, konsistensi, dan keandalan transaksi (ACID).
G. Pentingnya Manajemen Basis Data
Manajemen basis data merupakan aspek yang sangat penting dalam setiap aplikasi atau organisasi yang menggunakan data. Efisiensi dan efektivitas manajemen basis data dapat memberikan dampak besar pada proses bisnis dan pengambilan keputusan. Berikut adalah beberapa alasan utama mengapa manajemen basis data memiliki peranan yang krusial:
(Garcia, 2023)
57
1. Integritas Data: Manajemen basis data yang baik memastikan keakuratan dan konsistensi data yang tersimpan. Melalui penerapan validasi data, pembatasan, dan aturan integritas referensial, manajemen basis data menjaga kualitas data yang merupakan dasar bagi pengambilan keputusan yang akurat dalam bisnis.
2. Keamanan Data: Perlindungan data merupakan prioritas utama bagi setiap organisasi.
Sistem manajemen basis data menyediakan langkah-langkah keamanan seperti kontrol akses, enkripsi, dan audit untuk melindungi data sensitif dan memastikan kepatuhan terhadap peraturan perlindungan data.
3. Aksesibilitas Data: DBMS memberikan cara efisien bagi pengguna dan aplikasi untuk mengakses, mengambil, dan memanipulasi data. Ini memungkinkan pengguna untuk melakukan kueri, menghasilkan laporan, dan menganalisis data dengan mudah, membuat informasi lebih mudah diakses dan digunakan.
4. Pengurangan Redundansi Data: Manajemen basis data memungkinkan sentralisasi data, yang membantu mengurangi redundansi dan duplikasi data. Dengan menyimpan data secara terpusat, konsistensi data ditingkatkan, dan risiko kesalahan karena data usang atau tidak konsisten dapat diminimalkan.
5. Optimalisasi Sumber Daya: Manajemen basis data yang efisien membantu mengoptimalkan penggunaan sumber daya dengan menetapkan sumber daya penyimpanan, memori, dan pemrosesan secara tepat sesuai dengan kebutuhan aplikasi.
Basis data yang dioptimalkan dengan baik berkontribusi pada peningkatan kinerja dan penghematan biaya.
6. Skalabilitas dan Fleksibilitas: Sistem manajemen basis data modern dirancang untuk menyesuaikan dengan pertumbuhan volume data dan perubahan kebutuhan. DBMS dapat beradaptasi dengan baik untuk mendukung tipe data baru, peningkatan jumlah pengguna, dan situasi beban kerja yang tinggi seiring dengan perkembangan bisnis.
58