• Tidak ada hasil yang ditemukan

MASA FILSAFAT KLASIK

Dalam dokumen Teori Agama dari Hulu Sampai Hilir (Halaman 38-41)

ANASIR ALAM/ atoom

G. MASA FILSAFAT KLASIK

Masa ini menggantikan masa sofisme yang melahirkan teori relativisme, subyektivisme, dan skeptisme8. Namun semua itu tidak mungkin dapat mengembangkan sistem pengetahuan yang bulat. Masa Filsafat Klasik ini dimulai

8 Moh. Hatta 72 - 105

nilai fisafat

subyektivise

relativisme

nilai hukum

penting/kekuasaan

memaksa orang lemah

nilai moral

imanen/buruk

transenden/baik

39 dengan Pemikiran Sokrates, yang menurut banyak ahli belum dikategorikan sebagai filsafat. Karena masih banyak menjelaskan tentang kebenaran dan ajaran moral.

Sokrates lebih dikenal sebagai pembuka jalan menuju filsafat. Karena sebelumnya alam yang tidak bertubuh telah diketahui, kemudian dikembangkan, kemudian berkembang kepada obyek manusia sebagai pusat pengetahuan, disini sokrates mencoba untuk mencari dasar kebenaran dan moral. Sistem ajaran filsafat baru dikembangkan oleh Plato dan Aristoteles, berdasarkan ajaran Socrates tentang pengetahuan dan ethic, dan filsafat alam yang telah berkembang sebelumnya.

1. Socrates 470 - 399 SM, Ajarannya dikenal melalui catatan Plato sebagai muridnya, karena Sokrates tidak pernah mencatat ajarannya sendiri ( Moh hatta: 1980, 80). Oleh karena itu ajaran Sokrates yang diketahui masyarakat itu banyak dipengaruhi oleh perspektif Plato. Ajaran Sokrates yang terpenting yang murni dijelaskan berdasarkan pengetahuan dan penjelasan Plato sebagai muridnya. Sokrates lebih menekankan analisanya untuk mencari kebenaran. Untuk mencari kebenaran Socrates nenempuh cara dengan metode Induksi, dan membentuk definisi. Dengan cara membandingkan secara kritis antara persamaan dan perbedaan konsep pengetahuan itu.

Yaitu mencari tahu dengan pengertian tentang hal-hal dari yang sekecilnya kemudian diambil kesimpulan dari pengertian itu untuk selamanya. Setelah disimpulkan dari pengetahuan dan pengertiannya maka dilakukan definisi yang dapat diterima oleh masyarakat umum. Sehingga pengetahuan itu tidak bersifat subyektif, relatif dan skeptis seperti Sofisme.

Filsafat Ethika Sokrates bertitik tolak dari Budi. Orang yang memiliki pengetahuan pastilah orang berbudi baik. Karena pengetahuan itu adalah alat untuk mencari kebenaran. Kebenaran yang sejati adalah kebenaran Budi. Oleh karena itu menurutnya orang yang berbuat jahat itu karena ia tidak memiliki pengetahuan. Manusia pada dasarnya adalah baik, karena ia memiliki tujuan dan sifat. Ajaran tentang ketuhanan tidak banyak yang dapat diketahui. Hanya saja Sokrates adalah orang yang percaya kepada Tuhan. Menurut Sokrates alam ini teratur menurut wujud tertentu, dan itu adalah perbuatan Tuhan. Jiwa manusia itu bagian dari Tuhan yang menyusun alam. Tuhan itu dirasai dari dalam yang membimbing perbuatan manusia, itulah yang disebut dengan DAIMONION. Setiap manusia itu memiliki DAIMONION itu dari dalam jiwanya ( Moh hatta: 1980, 85 ). Berikut ini tabel ajaran filsafat Sokrates:

40 no Ajaran ffilsafat I s i

1. Kebenaran Melalui induksi untuk dirumuskan dalam definisi secara umum, agar ilmu itu bersifat obyektif dan faktual.

2. Ethica Orang yang memiliki pengetahuan adalah orang yang berbudi baik.

Manusia yang baik adalah yang memiliki tujuan dan sifat.

3. Ketuhanan alam ini teratur karena wujud tertentu, dan ituTuhan. Jiwa manusia bagian dari Tuhan. Tuhan itu membimbing perbuatan manusia, itulah DAIMONION. Setiap manusia itu memiliki DAIMONION dalam jiwanya

2. Plato 427 – 347 SM, Ajarannya yang paling menonjol adalah tentang moral.

Kesejahteraan manusia hanya ditentukan oleh kualitas moral. Karena dengan moral manusia sudah bisa membimbing dirinya sendiri. Tanpa pengaruh pemimpin atau sejenisnya masyarakat yang bermoral sudah dapat hidup teratur. Tidak diperlukan adanya organiasi pemerintahan yang mengatur kehidupan bersama. Jika memang dibutuhkan organisasi, maka organisasi tersebut harus memiliki landasan moral yang kuat. Dengan moral yang tinggi manusia telah dapat memisahkan antara perbuatan yang baik dan buruk, salah dan benar. Prilaku manusia dikendalikan oleh kata hatinya yang selalu cenderung pada kebersihan dan kebenaran, itulah inti dari moral.

Ia banyak terpengaruh gurunya Sokrates tentang cara mencari pengetahuan dan menyampaikan pengetahuan itu pada orang lain, yaitu dengan cara dialog. Ajaran utamanya adalah IDEA, yaitu pembentukan pengertian tentang Ethika. Menurutnya bahwa apa yang tampak oleh mata adalah semata sebagai gambaran dari apa yang ada dibaliknya. Karena sebagai gambaran semata, maka substansi gambar tidak sama dengan wujud aslinya. Segala sesuatu telah ada IDEAnya, yang ada dibalik wujud benda itu. IDEA menggambarkan pengertian yang ada didalam benda.

Kemudian dalam masa peralihan dari pengaruh Socrates menuju kemandiriannya, bahwa IDEA dikembangkan keperspektif yang lebih luas, yaitu kedalam metafisika,

41 psikologi, politik dan estetika. Filsafat idea ini berkembang seiring dengan perkembangan pemahamannya tentang idea itu sendiri. Semula idea itu berawal sebagai teori logika, kemudian dikembangkan menjadi pandangan hidup, menjadi dasar umum bagi ilmu dan politik sosial yang mencakup pandangan agama. Idea Universal merupakan soko guru yang penting, khususnya dalam pembahasan tentang agama.

Agama mengandung nilai IDEA substansial, yang menjadi tujuan seluruh manusia.

IDEA agama adalah struktur moral yang dapat bermanifestasi dalam berbagai macam nilai dan praktek dalam kehidupan.

Pemikiran yang memungkiri sifat obyektif tentang Tuhan adalah akibat dari 2 hal, yaitu Pertama, setiap orang memiliki perbedaan apa yang dialami. Kedua, tiap – tiap pengalaman merupakan subyektif tentang diri seseorang.Namun keduanya jangan sampai membuat seseorang menjadi skeptisisme. Sepeti contohnya bahwa salah jika orang mengatakan agama ini hanya benar dan cocok untuk orang tertentu, tetapi tidak cocok untuk kelompok saya. Karena kebenaran itu harus berlaku untuk umum, artinya bahwa “ benar” itu dapat diakui semua orang bahwa itu” benar. Kalau masih diakui oleh beberapa atau sebagian masyarakat, itu berarti bukan kebenaran yang universal. Karena Tuhan itu adalah Ide kebenaran, dan semua manusia mengakui adanya Tuhan.

Filsafat sebelumnya selalu mempermasalahkan adanya dengan hubungan dengan yang banyak, timbul dan hilangnya adanya. Maka dalam filsafat Plato ini dikembangkan kedalam substansi yang mendalam,APAKAH YANG DISEBUT ADANYA? Idea berbeda dengan apa yang selama ini ada, baik dalam realitas maupun

IDEA

Dalam dokumen Teori Agama dari Hulu Sampai Hilir (Halaman 38-41)